Anda di halaman 1dari 1

Akuntan merupakan profesi yang harus selalu bertindak untuk kepentingan umum

(McPhail and Walters 2009). Kesediaan menerima tanggungjawab untuk bertindak demi

kepetingan umum merupakan peran yang sangat vital dan ciri yang membedakan profesi

akuntan dengan profesi yang lain (IAI, 2016). Akuntan tidak hanya berkiblat pada

kepentingan pribadi, kepentingan senior maupun kepentingan klien melainkan kepentingan

seluruh stakeholder dan semua pihak yang menggunakan informasi sebagai alat pengambilan

keputusan.

Profesi akuntan sebagai audit internal menjadi sorotan masyarakat beberapa tahun

terakhir (abu, 2017).

Akuntan memiliki suatu kode etik yang berfungsi sebagai “pagar” agar perilaku

akuntan tidak melenceng dari yang seharusnya. Kode etik di antaranya adalah integritas,

objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian, kerahasiaan, dan profesionalitas.

Kode etik memang dibuat agar akuntan tetap berada di jalur yang benar, namun

akuntan juga mendapat pengaruh dari lingkungan dalam membuat suatu keputusan. Adanya

kode etik nyatanya tidak membuat akuntan selalu berada di jalan yang benar dan

mementingkan kepentingan umum, karena hal yang memengaruhi sikap akuntan dalam

bekerja tidak hanya kode etik melainkan budaya dan kondisi lingkungan yang ada di

sekitarnya. Lingkungan dengan etika yang baik akan menyebabkan orang-orang yang berada

di dalam lingkungan tersebut menghindari perilaku yang kurang etis (Hirth-Goebel and

Weißenberger 2019), dengan demikian seorang akuntan yang berada dalam lingkungan yang

etis akan bisa menegakkan kode etik profesi akuntan.

Anda mungkin juga menyukai