Anda di halaman 1dari 8

8.

1 RETAILING TECHNOLOGY
Teknologi dapat diartikan sebagai sebuah berkah atau kutukan. Banyak dari teknologi
terbaru yang menjanjikan keunggulan kompetitif pasar bagi pelaku bisnis ritel, tapi tidak
semua itu terbukti. Dengan persaingan yang ketat, pengusaha ritel tidak boleh terlalu
konservatif atau mereka berisiko kehilangan pelanggan dimana pesaing mereka semakin
mengembangkan teknologinya untuk meningkatkan pengalaman belanja, menawarkan harga
produk yang lebih murah, mengintegrasikan saluran penjualan dll. Oleh karenanya agar dapat
besaing maka perusahaan retail harus melakukan cara berikut:
1. Mengikuti Permintaan Dan Perilaku Konsumen
Memahami dan menanggapi kebutuhan dan perilaku konsumen adalah kunci untuk
bertahan hidup bagi pengusaha ritel modern meskipun tantangannya semakin kompleks
karena retailer dihadapkan dengan sejumlah tren industri yang sulit dan mengubah perilaku
konsumen (Galgey & Pattinson, 2013).
a) Empowered Price Sensitivity
Konsumen selalu memperhatikan harga. Dalam lingkungan ritel saat ini, konsumen
lebih kritis untuk menemukan harga terendah suatu produk dengan menggunakan
teknologi Web dan seluler, konsumen dapat mencari informasi tentang produk dan
alternatif harga dari berbagai retailer lain menggunakan perangkat seluler mereka. Retailer
membutuhkan strategi yang jelas untuk menanggapi perilaku konsumen tersebut dengan
menyesuaikan harga atau menemukan cara lain untuk menawarkan nilai yang lebih besar.
b) Nonlinear Search and Influence Patterns
Jalur atau media yang digunakan konsumen untuk melakukan pembelian saat ini
bervariasi dan tidak dapat diprediksi. Dahulu, konsumen lebih dipengaruhi oleh iklan
media masa yang mendorong mereka ke toko untuk membeli namun sekarang minat
konsumen dipengaruhi oleh berbagai saluran komunikasi baru seperti media sosial, iklan
seluler, email, pemasaran pencarian, dan komunikasi digital lainnya.
c) Channel Hopping
Karena konsumen dipengaruhi oleh lebih banyak saluran komunikasi, pilihan mereka
untuk membeli produk juga meningkat. Saat ini konsumen dapat membeli produk melalui
retailer tradisional (toko), online, melalui perangkat dan aplikasi seluler. Beberapa ahli
kemudian berpendapat bahwa media sosial sebagai saluran ritel potensial yang disebut
perdagangan sosial (social commerce). Kombinasi saluran belanja, saluran komunikasi,
dan tahap proses belanja yang bervariasi membuat perencanaan strategis menjadi
tantangan dalam industry ritel. Retailer modern akan semakin mengandalkan analisis data
agar dapat membedakan pola atau tren perilaku belanja konsumen di seluruh saluran untuk
diidentifikasi mana cara terbaik yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan.
d) Digital Immigrants, Natives, and Dependents
Digital Natives adalah generasi pertama (usia anak hingga remaja) yang tumbuh
dikelilingi oleh perangkat digital (mis., Komputer, telepon pintar, kamera digital, perekam
video, dll.) dan konektivitas Internet. Mereka merasa nyaman menggunakan teknologi
untuk beraktivitas dengan mudah dan menggunakan berbagai saluran ritel untuk
mengoptimalkan pembelian mereka terkait harga, kenyamanan, dan keinginan untuk
kepuasan instan. Sementara, Digital Immigrants (terutama yang telah berumur) meskipun
lebih kuno, dan nyaman dengan teknologi, mereka pada dasarnya memandang saluran ritel
secara terpisah dan berbeda. Mereka tidak terlalu suka menggunakan teknologi seluler
dalam perilaku belanja mereka. Digital dependents mewakili generasi muda yang tumbuh
dalam dunia koneksi broadband, konektivitas konstan, dan teknologi terkait dan menjadi
tidak nyaman jika mereka tidak memiliki akses ke sana. Generasi ini lebih memiliki
banyak tuntutan pada retailers untuk menggunakan teknologi dalam mencapai semua
aspek pengalaman berbelanja. Retailer Brick-and-mortar akan terus memainkan peran
penting dalam kehidupan generasi ini, tetapi mereka berharap belanja di toko akan
terintegrasi sepenuhnya dengan teknologi yang mereka andalkan.
e) Need for Convenience (Kebutuhan untuk Kenyamanan)
Faktor ekonomi dan sosial membuat lebih banyak tekanan dalam kehidupan, oleh
karenanya konsumen akan mencari produk dan saluran belanja yang efisien waktu dengan
harga yang murah serta pemerolehan barang dan jasa yang cepat sesuai keinginan mereka.
2. Konsep Penjualan Omni-Channel
Ketika dunia ritel mulai berkembang sebagai hasil dari teknologi digital dan internet,
saluran baru muncul yang awalnya dianggap terpisah dan berbeda. Sebagian besar retailer
dan segmen pasar konsumen yang cukup besar melihat toko-toko tradisional masih dapat
bersaing dengan saluran belanja online (e-commerce) dan perdagangan seluler (m-
commerce). Meskipun sebagian besar bisnis saat ini mengoperasikan saluran e-commerce
dan seluler mereka terpisah dari saluran ritel tradisional, namun diharapkan kedepan
muncul strategi yang dapat mengintegrasikan pengalaman pelanggan lintas saluran atau
apa yang disebut sebagai pendekatan ritel omni-channel oleh National Retail Federation
(2011).
Banyak bisnis mengoperasikan saluran ritel secara terpisah. Contohnya, harga produk
di toko mungkin berbeda dari yang ditemukan pelanggan di situs web perusahaan dan
katalog. Catatan pembelian pelanggan dari situs web mungkin tidak tersedia untuk
karyawan yang melayani pelanggan di toko tradisional. Tetapi strategi ritel semakin
berkembang, tujuan utamanya adalah menawarkan “touchpoint” kepada konsumen dengan
memanfaatkan kekuatan setiap saluran. Misalnya, perusahaan dengan strategi yang benar-
benar terintegrasi atau omni-channel dapat menarik minat pelanggan melalui iklan seluler
atau katalog, kemudian pelanggan mengunjungi toko fisik untuk memeriksa produk secara
langsung dan berbicara dengan seorang penjual. Jika cocok pembeli dapat melakukan
pembayaran langsung atau jika ternyata toko tidak memiliki ukuran atau warna tertentu
dari produk yang diinginkan, pelanggan dapat memesannya dengan mengakses situs web
toko menggunakan ponselnya dengan memindai kode QR yang ditempatkan secara
strategis pada tampilan di toko. Produk kemudian akan dikirim melalui pos. Pengembalian
produk dapat ditangani melalui pos atau dikembalikan ke toko, tergantung pada apa yang
paling nyaman bagi pelanggan. Customer services di pusat akan memiliki catatan
pembelian pelanggan terlepas dari saluran mana transaksi tersebut diselesaikan. Strategi
omni-channel juga mempertimbangkan potensi dampak media sosial, di mana pelanggan
berinteraksi dengan merek di situs seperti Facebook atau Twitter dan berbagi ulasan
tentang produk perusahaan dengan orang lain di jejaring sosial mereka.
8.2 BUSINESS TO CONSUMER (B2C) ECOMMERCE
Masyarakt saat ini membeli hamper semua kebutuhannya melalui e-commerce. Retail
dibidang layanan keuangan, perjalanan dan produk digital adalah jenis B2C yang sangat
populer.
Online Banking
Perbankan online mencakup berbagai kegiatan perbankan yang dilakukan melalui
Internet sebagai gantinya di lokasi fisik bank. Perbankan online, juga menawarkan layanan
seperti pembukaan rekening, membayar tagihan hingga mengajukan pinjaman. Pelanggan
dapat memeriksa saldo dan mentransfer dana kapan saja. Sebagian besar bank konvensional
menyediakan layanan perbankan online dan menggunakan e-commerce sebagai strategi
kompetitif utama.
International And Multiple-Currency Banking
Perbankan internasional dan kemampuan untuk menangani perdagangan dalam
berbagai mata uang sangat penting untuk perdagangan internasional. Electronic fund transfer
(EFT) dan surat kredit elektronik adalah layanan penting dalam perbankan internasional.
Electronic fund transfer (EFT) adalah transfer dana dari satu rekening bank ke rekening bank
lain melalui jaringan komputer. Contoh dukungan untuk perdagangan global e-commerce
disediakan oleh TradeCard (tradecard.com) yang menawarkan model perangkat lunak sebagai
layanan (SaaS) dengan menyediakan kolaborasi rantai pasokan dan platform kepatuhan
keuangan perdagangan.
Online Recruiting
Sebagian besar perusahaan dan agen pemerintah mengiklankan lowongan kerja,
menerima resume, dan menjaring pelamar melalui internet. Pasar kerja online sangat efektif
dan aktif untuk pekerjaan yang berorientasi teknologi. Situs seperti Linkedin.com sering
digunakan untuk mengembangkan jaringan kontak atau komunikasi profesional dan
membangun reputasi pribadi secara online. Di banyak negara, pemerintah harus
mengiklankan lowongan pekerjaan di Internet. Selain itu, ratusan broker penempatan kerja
dan layanan terkait aktif di Web.

Issue In Online Retailing


Tantangan yang dapat mengganggu pertumbuhan bisnis retail online adalah:
1. Mengatasi konflik saluran.
Konflik saluran adalah persaingan antara mitra distribusi produsen yang menjual
produk melalui saluran yang berbeda. Konflik saluran dapat terjadi di tingkat grosir,
eceran, atau penjualan internal. Konflik saluran telah memaksa beberapa perusahaan
membatasi upaya B2C mereka atau tidak menjual barang langsung secara online.
Pendekatan alternatif yang digunakan yaitu mencoba berkolaborasi dengan distributor
yang ada dimana layanannya dapat direstrukturisasi. Misalnya, sebuah perusahaan
otomotif mengizinkan pelanggan mengonfigurasi mobil secara online tetapi
mengharuskan mobil diambil dari dealer, di mana pelanggan juga dapat mengatur
pembiayaan, jaminan, dan layanan.
2. Menyelesaikan konflik dalam organisasi click-and-mortar.
Ketika perusahaan terkemuka menjual secara online langsung ke pelanggan, hal itu
menimbulkan konflik dengan operasi offline-nya sendiri. Konflik dapat timbul di
berbagai bidang seperti penetapan harga produk dan layanan, alokasi sumber daya (mis.,
anggaran iklan), dan layanan logistik yang disediakan oleh aktivitas offline ke aktivitas
online (mis., penanganan pengembalian barang yang dibeli secara online). Untuk
meminimalkan jenis konflik ini, perusahaan dapat memisahkan divisi online dari divisi
tradisional. Sisi negatifnya adalah pemisahan dapat meningkatkan pengeluaran dan
mengurangi sinergi antara dua bagian organisasi.
3. Mengelola pemenuhan pesanan dan logistik.
Retailer online sering kesulitan dalam menuhi pesanan dan masalah logistik saat
menjual online karena kebutuhan untuk merancang sistem yang dapat menerima dan
memproses pesanan dalam jumlah kecil dengan frekuensi yang sering, kemudian secara
fisik mengambil barang dari gudang dan memasukkannya ke dalam kotak, memastikan
label yang benar diterapkan, dan menerima pengembalian. Proses pengembalian ini
disebut sebagai logistik terbalik.
4. Menentukan kelayakan dan risiko pengecer online.
Persaingan online untuk produk seperti CD, mainan, buku, atau bahan makanan,
menjadi sangat sengit karena kemudahan retailer untuk masuk ke pasar. Seperti yang
dijelaskan oleh lima model kekuatan kompetitif Porter (2008), hambatan masuk yang
rendah meningkatkan persaingan dalam suatu industri. Jadi, masalah yang dihadapi
sebagian besar retailer online baru dan terkemuka adalah menentukan berapa lama
mereka dapat beroperasi selama terus mengalami rugi dan bagaimana membiayai
kerugian tersebut.
5. Mengidentifikasi model pendapatan (bisnis) yang tepat.
Situs e-commerce tidak dapat menarik pengiklan untuk datang jika mereka tidak
memiliki cukup pengunjung. Oleh karenanya penting bagi e-commerce untuk
mengidentifikasi model pendapatan yang sesuai dan memodifikasi model tersebut seiring
perubahan pasar agar bisa terus bertahan.
Perencanaan Bisnis Dan Pemasaran Online
Perencanaan pemasaran online sangat mirip dengan rencana pemasaran konvensional.
Berikut adalah beberapa rekomendasi bisnis dan perencanaan online:
1. Bangun rencana pemasaran di sekitar pelanggan, bukan pada produk.
2. Memantau setiap kemajuan pencapaian visi jangka pendek bisnis dengan maksud untuk
mengidentifikasi kapan penyesuaian diperlukan, dan respon cepat.
3. Identifikasi semua asumsi utama dalam rencana pemasaran. Ketika ada bukti bahwa
asumsi tersebut keliru maka identifikasi asumsi baru dan sesuaikan dengan rencana.
4. Buat data-driven, rencana berdasarkan fakta.

8.3 BUSINESS-TO-BUSINESS (B2B) E-COMMERCE DAN E-PROCUREMENT


Dalam pasar bisnis-ke-bisnis (B2B), pembeli, penjual, dan transaksi hanya melibatkan
organisasi. B2B terdiri dari sekitar 85% volume dolar e-niaga. Ini mencakup aplikasi yang
memungkinkan perusahaan untuk membentuk hubungan elektronik dengan distributor,
pengecer, pemasok, pelanggan, dan mitra lainnya. Dengan menggunakan B2B, organisasi
dapat merestrukturisasi rantai pasokan dan hubungan mitranya. Ada beberapa model bisnis
untuk aplikasi B2B. Yang utama adalah pasar sisi jual dan e-sourcing (pasar sisi beli).
Sell-Side Marketplace
Di pasar B2B sisi jual, pada dasarnya ada dua jenis e-niaga: langsung dan pasar.
Dalam e-commerce langsung, organisasi menjual produk atau layanan mereka ke organisasi
lain dari situs pribadi mereka atau yang dikelola oleh pihak ketiga. Model ini mirip dengan
model B2C di mana pembeli diharapkan datang ke situs penjual, melihat katalog, dan
melakukan pemesanan. Di pasar sisi jual B2B, pembeli adalah sebuah organisasi. E-
commerce pasar B2B terjadi di situs web tempat produk dari banyak perusahaan berbeda
dapat dibeli. Model pasar menciptakan persaingan yang jauh lebih besar bagi perusahaan
yang menjual produk mereka di situs dan oleh karena itu menciptakan keuntungan bagi
pembeli. Untuk alasan ini, beberapa penjual lebih memilih model langsung. Pengenalan baru-
baru ini dari situs web pasar B2B adalah Amazon Business. Alibaba adalah situs e-niaga
grosir yang utamanya menjual produk dari pabrikan China ke perusahaan lain di seluruh
dunia.
E-Sourcing
E-sourcing mengacu pada berbagai metode pengadaan yang menggunakan tempat
elektronik untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, memilih, bernegosiasi, dan berkolaborasi
dengan pemasok. Metode utama adalah lelang online, pemrosesan RFQ (permintaan
penawaran), dan pertukaran pribadi. E-sourcing juga berlaku untuk banyak aktivitas sekunder
lainnya, yang menambah waktu siklus dan biaya transaksi bila dilakukan dengan
menggunakan metode tradisional. Aktivitas sekunder meliputi kolaborasi mitra dagang,
negosiasi kontrak, dan pemilihan pemasok.
E-Procurement
Pengadaan perusahaan, juga disebut pembelian perusahaan, berhubungan dengan
elemen transaksional dari pembelian produk dan layanan oleh organisasi untuk kebutuhan
operasional dan fungsionalnya. Organisasi mengadakan pengadaan bahan untuk
menghasilkan barang jadi, yang disebut pengadaan langsung, dan produk untuk kebutuhan
operasional sehari-hari, yang disebut pengadaan tidak langsung. E-procurement mengacu
pada proses pengadaan yang direkayasa ulang menggunakan teknologi dan strategi e-bisnis.
Strategi dan solusi yang terkait dengan e-procurement memiliki dua tujuan dasar:
 Mengontrol biaya (control costs)
Tujuan pertama adalah mengontrol pengeluaran perusahaan. Organisasi ingin
mengeluarkan uang secara cerdas untuk kegiatan pengadaan guna memaksimalkan
nilai pengeluaran mereka, yaitu untuk memastikan bahwa uang yang dikeluarkan
untuk pengadaan barang menghasilkan pengadaan produk yang tepat dengan nilai
terbaik
 Menyederhanakan proses (simplify processes)
Tujuan kedua adalah menyederhanakan proses pengadaan agar efisien. Inefisiensi
dalam proses pengadaan menyebabkan keterlambatan dalam pemesanan dan
penerimaan barang dan sumber daya internal pajak.
Dua tujuan pengendalian biaya dan perampingan dapat dipenuhi dengan tiga cara:
a) Sederhanakan proses e-procurement dalam rantai nilai organisasi.
b) Selaraskan proses pengadaan organisasi dengan proses pengadaan mitra dagang
lainnya, yang termasuk dalam rantai pasokan virtual organisasi.
c) Gunakan strategi dan solusi e-procurement yang tepat. Organisasi menganalisis pola
pengeluaran dalam upaya meningkatkan keputusan dan hasil belanja.
Electornic Data Interchange (EDI) Systems
Sistem pertukaran data elektronik (EDI) biasanya dibuat oleh perusahaan besar untuk
pengadaan produk yang efisien dari bermacam-macam vendor yang mapan. Sementara
teknologi EDI mendahului penggunaan Internet dalam skala besar, sebagian besar sistem EDI
sekarang menggunakan Internet sebagai metode utama transmisi data. Sistem EDI dirancang
sebagai cara untuk bertukar dokumen secara efisien, menghilangkan banyak biaya yang
terkait dengan pemrosesan dokumen kertas.
Public and Private Exchanges
Bursa adalah situs tempat banyak pembeli dan penjual melakukan transaksi bisnis.
Mereka mungkin publik atau pribadi, tergantung pada apakah mereka terbuka untuk umum
atau tidak. Dua jenis pertukaran online B2B yang paling umum adalah pertukaran vertikal
dan horizontal. Pertukaran vertikal melayani satu industri (mis., Otomotif, kimia), di
sepanjang rantai pasokan. Pertukaran horizontal melayani banyak industri yang menggunakan
produk atau layanan yang sama (misalnya, perlengkapan kantor, bahan pembersih), meskipun
banyak bursa menjual berbagai barang grosir, terutama ke bisnis eceran.
8.4 MOBILE COMMERCE
Pada tahun 1997, dua mesin penjual otomatis Coca-Cola yang menerima pembayaran
melalui pesan teks SMS dipasang di Helsinki, Finlandia. Sejak saat itu, para pakar dan pakar
industri telah memperkirakan bahwa perdagangan seluler akan menjadi "hal besar
berikutnya" dalam pemasaran dan penjualan barang-barang konsumen. Sebelum kita
menjelajahi bagaimana perdagangan seluler telah berkembang sejak tahun 1997, mari kita
tentukan beberapa istilah yang berkaitan dengan topik ini:
 Mobile commerce atau m-commerce, Pembelian atau penjualan barang dan jasa
menggunakan perangkat genggam nirkabel seperti ponsel atau tablet (batu tulis )
komputer.
 Mobile e-commerce, Penggunaan perangkat genggam nirkabel untuk memesan dan /
atau membayar barang dan jasa dari vendor online. Contoh: Memesan sepasang
sepatu dari Zappos. com menggunakan aplikasi seluler, atau membeli musik dari
iTunes dari iPod Anda.
 Mobile Retailing, Penggunaan teknologi seluler untuk mempromosikan,
meningkatkan, dan menambah nilai pada pengalaman berbelanja di dalam toko.
Contoh: Menggunakan kupon di ponsel Anda saat check out di Hard Rock Café, atau
"check in" ke lokasi ritel menggunakan aplikasi seluler dari ShopKick.com atau
Foursquare.com.
 Mobile Marketing, Berbagai aktivitas yang digunakan oleh organisasi untuk terlibat,
berkomunikasi, dan berinteraksi melalui Wi-Fi dan jaringan telekomunikasi dengan
konsumen menggunakan perangkat genggam nirkabel. Contoh: Mengirim penawaran
khusus kepada pelanggan yang telah memilih untuk menerima diskon melalui pesan
teks SMS atau mengiklankan merek di aplikasi game seluler populer seperti Angry
Birds. Angry Birds adalah game seluler yang sangat populer sehingga menghasilkan
pendapatan tambahan dari penjualan pakaian, mainan mewah, poster, kotak makan
siang, dan bahkan seprai.
Information:Competitive Advantage in Mobile Commerce
Mengintegrasikan teknologi seluler dengan strategi ritel dan e-niaga merek
memberikan manfaat penting lainnya bagi bisnis: informasi dan identifikasi pelanggan.
Ketika pelanggan berinteraksi dengan suatu merek menggunakan perangkat seluler, informasi
dikumpulkan tentang pelanggan yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan interaksi
 In-Store Tracking, Pengalaman berbelanja di dalam toko dapat dioptimalkan melalui
teknologi seluler yang dapat melacak pergerakan pelanggan melalui toko retail. Ini
serupa dengan situs e-niaga yang melacak laman yang dilihat pelanggan untuk lebih
memahami minat konsumen dan untuk membuat keputusan tentang desain situs web.
Melacak bagaimana pelanggan bergerak melalui toko, mencatat tampilan yang dilihat
pelanggan, atau departemen apa yang paling banyak dihabiskan pelanggan dapat
sangat membantu untuk memahami preferensi konsumen individu serta menciptakan
tata letak toko yang optimal.
 Quick Response (QR) codes, Di Jepang, banyak produk yang ditandai dengan kode
QR. Konsumen di negara tersebut sering memindai kode QR untuk mengakses
informasi produk dari perangkat seluler. Dengan menggunakan aplikasi pemindai
kode batang dan fitur kamera perangkat seluler, pelanggan memindai kode QR yang
berisi tautan ke halaman Web Internet.
Mobile Entertainment
Hiburan seluler berkembang pada perangkat nirkabel. Yang paling menonjol adalah
aplikasi musik, film, video, game, hiburan dewasa, olahraga, dan perjudian. Untuk informasi
lebih lanjut tentang kategori aplikasi seluler paling populer, game seluler, lihat TI di Kantor
8.3. Penggemar olahraga menikmati banyak sekali aplikasi dan layanan di perangkat seluler
mereka. Ada aplikasi untuk memeriksa skor pertandingan; melacak berita tentang atlet, tim,
atau olahraga tertentu; ikut serta dalam kontes tim fantasi seperti sepak bola fantasi; dan
berpartisipasi dalam layanan jejaring sosial berorientasi olahraga. ESPN secara luas diakui
sebagai pemimpin dalam pemasaran seluler untuk penggemar olahraga.
Layanan streaming video berbayar populer seperti Netflix, Amazon, dan Hulu
sekarang menawarkan aplikasi seluler untuk sebagian besar perangkat seluler. ITunes Store,
Google, dan Amazon terus menjadi distributor utama musik digital, film, acara TV, e-book,
dan podcast yang tersedia untuk konsumen. Pengguna ponsel juga dapat mengakses musik
dari situs streaming digital seperti Pandora.com dan Spotify.com.
Hotel Services and Travels Go Wireless
Dalam beberapa tahun terakhir, ponsel cerdas dan perangkat seluler lainnya telah
menjadi alat bantu perjalanan yang penting. Sebagian besar maskapai penerbangan besar,
jaringan hotel, dan agen perjalanan Internet telah mengembangkan aplikasi seluler untuk
membantu wisatawan mengelola pengaturan mereka. Maskapai sering kali memberi
penumpang pilihan untuk menerima informasi terkini tentang penerbangan mereka melalui
aplikasi atau melalui pesan teks SMS. Google Maps mungkin adalah salah satu aplikasi
paling populer yang digunakan oleh para pelancong, terutama mereka yang bepergian dengan
mobil. Bahkan AAA, klub mobil, memiliki aplikasi seluler yang membantu pengemudi
merencanakan perjalanan mereka dan aplikasi untuk pengemudi yang membutuhkan bantuan
di pinggir jalan. Alat perjalanan seluler menarik lainnya termasuk aplikasi yang
menerjemahkan suara atau teks saat bepergian ke luar negeri, aplikasi untuk menemukan
hotspot Wi-Fi terdekat, dan aplikasi yang dibuat oleh sejumlah panduan perjalanan populer.
Wisatawan menggunakan aplikasi seluler untuk memesan reservasi, mencari petunjuk arah,
dan mencari ulasan serta rekomendasi untuk berbagai layanan perjalanan dan perhotelan.
Mobile Social Networking
Lebih banyak orang mengakses media sosial dari aplikasi sosial daripada dari
komputer pribadi sekarang. Hasilnya, Facebook dan situs populer lainnya telah
menambahkan fitur seluler dalam beberapa tahun terakhir agar tetap kompetitif. Beberapa
media sosial, seperti platform Snapchat yang populer, sepenuhnya berbasis aplikasi. Seperti
halnya jejaring sosial berbasis web, jejaring sosial seluler terjadi di komunitas virtual. Semua
situs jejaring sosial terpopuler menawarkan aplikasi yang memungkinkan pengguna
mengakses akun mereka dari smartphone atau perangkat seluler lainnya, menjadikan media
sosial sebagai pendorong utama pertumbuhan dalam industri aplikasi seluler.

Anda mungkin juga menyukai