Anda di halaman 1dari 2

Risiko Interest Maturity GAP

 Sebagian besar asset dan liability bank adalah “interest bearing” sehingga
dikategorikan sebagai “interest rate sensitive”.
1) Rate Sensitive Asset (RSA) adalah aset yang menanggung suatu tingkat bunga, yang
akan berlangsung terus sampai:
a) Final maturity dari aset tersebut (misalnya investasi surat berharga dengan
bunga tetap atau kredit yang berbunga tetap)
b) Tanggal dilakukannya penyesuaian tingkat bunga (repricing date) atau dikenal
juga dengan istilah “Interest Rate Maturity” (misalnya wesel dengan floating
rate atau kredit yang dikaitkan dengan base rate).
2) Rate Sensitive Liability (RSL) adalah liabilities yang menanggung suatu tingkat
bunga, yang akan berlangsung terus sampai:
a) Final maturity dari liabilities yang bersangkutan (misalnya suatu interbank
taking atau deposito berjangka)
b) Tanggal dilakukannya penyesuaian tingkat bunga/ repricing date (misalnya
untuk pinjaman yang dikaitkan dengan LIBOR/SIBOR)
c) Tanggal dilakukannya penyesuaian tingkat bunga (reprice) oleh bank sesuai
dengan perkembangan atau tuntutan dari rekening giro dan lain sebagainya.
 Pengelolaan gap membuat perbedaan yang jelas antara tanggal jatuh tempo ( final
maturity date) dengan tanggal penyesuaian bunga (atau interest maturity date) dari
assets dan liability.
1) Final Maturity dari aset maupun kewajiban adalah pada saat dana yang
diwujudkan dalam asset/ liability yang bersangkutan harus dicarikan/dibayar
2) Interest Rate Maturity dari aset maupun liabilities adalah tanggal pada saat aset
atau liabilities tersebut akan atau dapat disesuaikan tingkat bunganya (repriced)
a) Untuk aset/liability yang berbunga tetap, interest rate maturity-nya sama
dengan final maturity
b) Untuk aset/liability yang tingkat bunganya dikaitkan dengan “base rate”
dari beberapa jenis lainnya interest rate maturitynya dapat berupa:
1. Hari berikutnya atau minggu berikutnya dalam hal bunga dikaitkan
pada “overnight rate” atau kepada bunga jangka pendek
2. Pada waktu tertentu sesuai syarat perjanjian repricing yang telah
disetujui bersama (misalnya dengan bunga 0,5% di atas LIBOR
tiap 30 junidan 31 Desember setiap tahun)
3. Pada tanggal yang tidak ditentikan lebih dahulu(misalnya “tingat
bunga floating atas dasar prime +1,25%)
c) Risiko gap muncul apabila pada suatu periode tertentu terjadi/ terdapat
ketidakseimbangan antara “interest rate maturity” dari aset dan liability
sehingga pendapatan bank menjadisensitif terhadap perubahan tingkat
bunga di pasar
1) Nrgative Gap terjadi apabila pada sutu waktu tertentu,RSL yang di
reprice lebih besar dari pada RSA
2) Positive Gap jika suatu waktu tertentu RSA yang di reprice lebih besar
dari RSL (misaldikelompok 3-6 bulan),bank disebut memiliki positive
gap untuk periode tersebut.
d) Gap akan tercipta (naik/turun) bila suatu aset ditandai dengan liability
yang mempunyai ‘interest rate maturity” yang berbeda
e) Berhasil atau gagalnya strategi gapping bank tergantung pada kemampuan
ALMA bank dan staf pendukungnya dalam meramalkan arah
perkembangan tingkat bunga atas dasar berbagai keadaan ekonomi/politik
yang aktual maupun yang diperkirkan akan terjadi di masa yang akan
datang.
f) Dari beberapa jenis resiko ALMA, risiko gap merupakan resiko yang
paling sedikit mendapat perhatianmanajemen bank sehingga sering terjadi
ketidaktepatan dalam cara pengelolaannya dan pengendalian interest
maturity gap.

Anda mungkin juga menyukai