Anda di halaman 1dari 2

Alzeimer Epidemologi

Alzheimer adalah kondisi kelainan, kerusakan sistem saraf pusat yaitu  Faktor resiko dari penyakit Alzheimer adalah umur yang tua
dan positive pada riwayat penyakit keluarga.
dimana sel syaraf pada otak mati sehingga membuat signal dari otak
 Frekuensi dari penyakit Alzheimer akan meningkat seiring
tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya (Grayson, C. bertambahnya dekade dewasa.
2004). ditandai dengan penurunan daya ingat, penurunan  Mencapai sekitar 20-40% dari populasi lebih dari 85 tahun.
kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku pada  Wanita merupakan faktor resiko gender yang lebih beresiko
terutama wanita usia lanjut.
penderita dan merupakan penyakit kronik, progresif, dan merupakan
gangguan degeneratif otak dan diketahui mempengaruhi memori, Etiologi
kognitif dan kemampuan untuk merawat diri akibat gangguan di Alzheimer merusak dan mematikan sel-sel otak dan membuat jumlah
dalam otak yang sifatnya progresif atau perlahan-lahan. sel-sel otak menjadi lebih sedikit daripada normalnya. Semakin
banyak sel-sel otak yang mati, maka otak akan semakin mengalami
penyusutan.

Terdapat dua jenis protein yang mungkin berperan dalam


perkembangan Alzheimer, yaitu:

1. Protein beta amyloid


Saat kumpulan-kumpulan beta amiloid menggumpal dan
menjadi satu atau menjadi plak amiloid (amyloid plaques)
menganggu komunikasi antar sel.
2. Protein tau
Protein tau yang telah berubah menjadi filamen PH bersifat
racun bagi sel dan dapat menganggu sistem penyaluran
nutrisi dan material-material penting lainnya di neuron.

Faktor resiko lainnya :

Usia, Individu dengan sindrom down (down syndrome), Riwayat


keluarga dan genetic, Individu dengan trauma di bagian kepala.
Diagnosis dilakukan melalui:
Informasi dari penderita dan orang-orang di sekitarnya

Pemeriksaan fisik dan neurologis, berupa pemeriksaan gerak refleks,


kekuatan dan nada otot, kemampuan untuk bangkit dari kursi dan
berjalan ke sisi lain ruangan, koordinasi, dan keseimbangan.

Tes laboratorium akan dilakukan tes darah untuk mengetahui


penyebab lain dari kehilangan ingatan dan kebingungan.

Pemeriksaan status mental dan neuropsikologis berupa pemeriksaan


memori dan kemampuan berpikir.

Gambaran otak

Tes-tes yang digunakan dapat berupa tes MRI, CT scan, tes PET, dan
sebagainya. Tes ini untuk melihat ada tidaknya abnormalitas pada
otak yang mungkin dapat menyebabkan perubahan fungsi otak,
Implikasi klinis
seperti tumor, stroke, trauma pada otak, dan sebagainya Beberapa penanganan yang dapat diberikan untuk membantu gejala
Tusukan pada tulang belakang (lumbar puncture) meliputi yang dialami oleh penderi Alzheimer adalah:
pengambilan cairan cerebrospinal untuk mengetahui tingkat dari 1) Medikasi, terdapat dua macam obat yang digunakan untuk
protein tau dan amiloid. membantu menangani gejala kognitif yang dialami, yaitu:
2) Penghambat kholinesterase (cholinesterase inhibitors),
membantu meningkatkan komunikasi antar sel serta
Patofisiologi Alzheimer didasari oleh gangguan pada sistem menangani depresi dan kecemasan.
pemeliharaan sel saraf, yakni proses komunikasi, metabolisme, dan 3) Memantine (Namenda), membantu menghambat
perbaikan sel saraf yang menyebabkan degenerasi sel saraf itu perkembangan dari Alzheimer dan biasanya digabung dengan
sendiri. Beberapa hipotesis mengenai patofisiologi penyakit obat penghambat kholinesterase.
Alzheimer adalah pembentukan plak amiloid, neurofibrillary tangles, 4) Terapi, berupa terapi simulasi kognitif (cognitive stimulation
kerusakan sel saraf dan sinaps akibat stres oksidatif, dan reaksi therapy) dapat membantu untuk mendukung memori,
inflamasi yang dianggap berperan dalam perburukan kondisi pasien kemampuan menyelesaikan masalah, dan kemampuan
dengan Alzheimer. berbahasa penderita. 

Anda mungkin juga menyukai