Anda di halaman 1dari 8

1. A.

Jenis dalam peraturan PBB


Aba-aba

adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin

kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya

secara serentak atau berturut-turut.

Gerak perorangan – Gerakan dasar

B. Kegunaan dari PBB yaitu untuk menanamkan disiplin mempertebal


rasa dan semangat kebangsaan, patriotisme serta tanggung jawab yang
tinggi bagi pelajar sehingga diperoleh sikap lahir (ketgapan,
ketangkasan, kelincahan dan kerapihan) dan sikap batin (ketaatan,
keikhlasan berkorban, kesetiakawanan dan persatuan) yang
diharapkan.
C. Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1. Aba-aba petunjuk
2. Aba-aba peringatan
3. Aba-aba pelaksanaan
D. Tujuan Latihan PBB dalam Pramuka :
Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin
dan rasa tanggung jawab.
Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap
tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh
tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok
tersebut dengan sempurna.
Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib
sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam
menjalankan tugas.
Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas
di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada
keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk
bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi
menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan
tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
E. Gerakan di tenpat, meliputi :
1. Sikap Sempurna
2. Lencang depan
3. Lencang kanan
4. Setengah lengan lencang kanan
5. Berhitung
6. Hadap kanan
7. Hadap kiri
8. Hadap serong kanan
9. Hadap serong kiri
10. Balik kanan
11. Istirahat di tempat
Gerakan Berjalan meliputi:
1. Maju jalan
2. Hadap kanan maju jalan
3. Hadap kiri maju jalan
4. Balik kanan maju jalan
5. Jalan ditempat
6. Langkah tegak maju jalan
7. Berhenti
8. Belok kanan jalan
9. Belok kiri jalan
10. Bubar jalan
Gerakan variasi meliputi:
1. Berderet
2. Angkare
3. Lingkaran besar
4. Lingkaran kecil
5. Setengah lingkaran
6. Kolone terbuka
7. Kolone tertutup
8. Anak panah
2. Fase Awal atau Pemanasan
Pada fase gerakan awal atau pemansan ini gerakan cendurung tidak terlalu
cepat. Fungsi gerakan awal atau pemanasan ini bertujuan untuk mencegah
resiko cedera, memperlancar peredaran darah, meningkatkan mental dan
focus , membuat tubuh elastis dan fleksibel dan yang terakhir
meningkatkan peforma.
Fase Inti
Berbedda dengan pada fase awal atau pemanasan , pada fase inti ini tempo
gerakannya cenderung agak cepat dan gerakan pada fase inti ini
gerakannya sedikit bervariasi dan sangat ekspresif
Fase Penutup atau Pendinginan
Fase penutup atau pendinginan hampir sama dengan fase awal atau
pemanasan namun pada fase peutup atu pendinginan ini cenderung
memilik tempo gerakan yang lambat dan agar bisa kembali mengatur
pernafasaan setelah melakukan gerakan fase inti yang aktraktif dan
ekspresik . 
3. A. Bentuk upacara siaga dan para petugasnya
Usia Siaga (7-10 tahun) sesuai dengan perkembangan kejiwaanya yang
masih memusatkan pandangan dan pemikiranya kepada keluarga, maka
upacara dalam Perindukan Siaga menggunakan bentuk lingkaran.
Yanda /Bunda sebagai pusat lingkaran perindukan, sdangkan Pak Cik dan
Bu Cik akan mendampingi para Siaga pada lingkaran perindukan.
B. Tata Urutan Upacara
Menyiapakan Alat-alat:

 Bendera Merah Putih 


 Standar Bendera 
 Teks Pancasila 
 Teks Dwi Darma 
Perindukan Siaga dikumpulkan dalam bentuk lomba oleh Yanda/ Bunda,
Pak Cik / Bu Cik memeriksa kebersihan anak-anak untuk memilih Barung
terbaik

Susunan Upacara Pembukaan

 Pemimpin Upacara memanggil anggota Perindukan Siaga, membuat


lingkaran besar mengelilingi standar Bendera.Pemimpin Upacara
memenggil “ Siagaaaaa... “ yang dijawab dengan “ Siapppp....” 
 Pemimpin Upacara menjemput Pembina Upacara ( Yanda / Bunda ) 
 Pembina Upacara memasuki lingkaran upacara melalui pintu kemudian
pemimpin upacara berhadapan dengan Pembina Upacara dengan Standar
Bendera ada di tengah / diantara mereka berdua 
 Pembantu Pembina ( Pak Cik / Bu Cik ) berada di sela-sela Barung 
 Pemimpin Upacara mengambil bendera Merah Putih. Ketika sampai di
garis lingkaran tanpa aba-aba seluruh peserta upacara memberi hormat
kepada sang Merah Putih. Pemimpin Upacara meletakkan bendera Merah
Putih di standar bendera. Pemimpin Upacara memberi hormat kepada sang
merah putih, kemudian menurunkan tangan diikuti seluruh peserta
upacara 
 Pembina Upacara membaca Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara 
 Pemimpin Upacara membaca Dwi Darma ditirukan seluruh peserta
upacara 
 Pemimpin Upacara kembali ke Barungnya 
 Pengumuman dari Pembina Upacara 
 Pengucapan Doa oleh Pembina Upacara 
 Upacara pembukaan latihan selesai, dilanjutkan dengan latihan
Upacara Penutupan

 Pemimpin upacara memanggil anggota perindukan Siaga membentuk


lingkaran 
 Pemimpin upacara menjemput Pembina 
 Pemimpin upacara menyimpan bendera Merah Putih, sebelum mengambil
bendera pemimpin memberi hormat terlebih dahulu. Begitu Pemimpin
upacara mengambil bendera, seluruh peserta memberi hormat kepada Sang
Merah Putih. Ketika bendera sampai di pintu lingkaran tanpa aba – aba
penghormatan selesai 
 Pembina upacara memberi pesan – pesan / amanat 
 Upacara ditutup oleh Pembina upacara dengan pengucapan doa 

C.  Peralatan yang dibutuhkan :

 Bendera Merah Putih 


 Standar Bendera 
 Teks Pancasila 
 Teks Dwi Darma 

4. A. Kode morse adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda baca
dengan menggunakan sinyal kode. Kode morse adalah contoh bentuk
komunikasi digital awal. Kode morse disampaikan dengan cara menuip
peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup peluit dengan
durasi panjang untuk mewakili garis.
Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan
menggunakan bendera, dayung, batang, tangan kosong atau dengan sarung
tangan.
B. Bendera dan Peluit
C. Sejarah Sandi Morse Menurut NRICH, sebelum penemuan telegraf,
sebagian besar pesan jarak jauh dikirim oleh kurir dengan menghafalnya
atau dibawa secara tertulis. Pesan juga dapat dikirimkan melalui kode
semafor (semaphore) dengan menggunakan bendera atau alat-alat lainnya.
Kemudian ada sistem mekanis yang disebut telegraf semafor. Namun,
sistem ini mengharuskan penerima untuk cukup dekat melihat pengirim,
kekurangannya adalah tidak dapat digunakan pada malam hari. Telegraf
memungkinkan pesan dikirim dari jarak jauh dengan sangat cepat
menggunakan listrik. Telegraf komersial pertama dikembangkan oleh
William Forthergill Cooke dan Charles Wheaststone pada 1837. Mereka
mengembangkan perangkat yang dapat mengirim pesan menggunakan
sinyal listrik untuk meluruskan jarum kompas pada kotak yang berisi huruf-
huruf alfabet. Tahun 1838, Samuel Morse dan asistennya, Alfred Vail,
mendemonstrasikan perangkat telegraf yang lebih sukses dengan
menciptakan alfabet khusus untuk digunakan sebagai pengirim pesan di
telegraf. Kode ini kemudian dikenal sebagai Sandi Morse.
5. A. Pemetaan (mapping) terdiri dari :
- peta pita
- peta perjalanan
- peta lokasi
- peta lapangan dan sebagainya

PETA LOKASI

peta lokasi adalah peta yang menunjukkan lokasi / Letak suatu daerah / Medan /
bangunan dan lain-lainnya. Peta tersebut harus dibuat sedemikian rupa, sehingga
yang terletak diatas adalah arah yang biasanya ditetapkan dengan tanda panah
(menunjukkan arah utara).
contoh peta lokasi dan peta perkemahan:

Pada peta lokasi perkemahan, semua tempat dan benda yang berhubungan dengan
perkemahan, harus dicantumkan, misalnya :

1. Batas keliling Bumi Perkemahan dan jalan-jalan lintasannya


2. Sumber air
3. Keadaan tumbuh-tumbuhan atau flora
4. Tanda Induk, peserta, keamanan, kesehatan, dan sebagainya
5. Tempat tempat khusus seperti WC, kamar mandi, lapangan upacara, dan
sebagainya

Peta lokasi perkemahan :

B. menaksir terdiri ke dalam beberapa macam :

- Menaksir Lebar Sungai

- Menaksir Tinggi
- Menaksir Kecepatan   Arus Sungai

Menaksir Lebar Sungai


Dengan cara perbandingan
1.    Tetapkan titik A diseberang sungai (pohon/batu)
2.    Jadikan tempat kita berdiri (titk B)
3.    Berjalanlah ke kiri/sisi sungai sejauh 10m, itu titik C
4.    Dari titik C jalan terus  sejauh 5m  (setengah dari jarak BC) dan itu adalah
titik D
5.    Dari titik D tersebut kita jalan menjauhi sungai kearah E,dengan pandangan
melihat ke samping. Berhentilah jika sudah melihat titik C dan titik A tepat satu
garis.
6.    Dengan demikian jarak lebar sungai adalah 2XDE

Anda mungkin juga menyukai