Anda di halaman 1dari 7

Nama : Lina Afiatul

Nim : 1924805
Komunikasi farmasi “Mual Muntah Pada Anak”

Kronologi :
Sabtu,9 Maret di Apotek Sehat Farma datang seorang ibu dengan membawa anak perempuan
berusia 5th, kemudian si ibu bertemu dengan petugas apotek yang biasa di sebut dengan asisten
apoteker, si ibu mengeluhkan bahwa anaknya mengalami mual muntah
AA : selamat datang di apotek sehat farma, ada yang bisa saya bantu?
Pasien : begini, jadi anak saya sudah beberapa hari ini mengalami mual muntah, apakah ada obat
yang pas untuk anak saya?
AA : mohon maaf sebelumnya bu, berapa usia dan BB anak ibu?
Pasien : anak saya berusia 5th dengan berat badan 15kg
AA : baik bu, sebelumnya apakah anak ibu mengkonsumsi makanan atau minuman yang
menyababkan mual muntah?
Pasien : iya mba kemarin anak saya sedang bermain bersama teman nya lalu tanpa
sepengawasan saya anak saya memakan jajanan dan sampai dirumah anak saya mengalami mual
dan muntah, sudah seharian ini anak saya mengalami mual dan muntah, kira-kira obat apa yang
tepat untuk anak saya ya mba?
AA : baik bu kemungkinan anak ibu mengalami keracunan makanan yang di konsumsi oleh
anak ibu, untuk meredakan mual muntah saya akan memberikan obat domperidone terlebih
dahulu dengan dosis 3x1cth sebelum makan, apabila anak ibu masih mengalami gejala mual
muntah alangkah baiknya di periksakan ke dokter bu.
Pasien : baik mba terimakasih, saya akan coba menggunakan obat yang mba sarankan kira-kira
berapa harga obat tersebut mba?
AA : untuk harga obatnya sekitar RP. 28.000 bu
Pasien : baik, ini uangnya mba. Terimakasih banyak
AA : terimakasih kembali bu, semoga sehat selalu
............
Detai diagnosa
Mual adalah perasaan ingin muntah yang menyebabkan kita kehilangan nafsu
makan. Muntah adalah keluarnya isi lambung melalui mulut. Keduanya dapat terjadi karena
adanya kontraksi otot yang kuat di perut dan dada.
Penyebab Mual dan Muntah Ada banyak penyebab munculnya mual dan muntah, yaitu :
1. Iritasi di saluran pencernaan Iritasi saluran cerna ini disebabkan oleh asam lambung yang
berlebihan atau keracunan makanan (makanan mengandung bakteri, virus atau toksin).
2. Mabuk perjalanan Hal ini terjadi karena otak menerima sinyal yang membingungkan dari
mata dan cairan yang ada di telinga tengah.
3. Perubahan kadar hormon Hal ini terjadi pada masa awal kehamilan, terutama dengan
adanya hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang dihasilkan oleh tubuh pada
masa kehamilan.
4. Bau yang menyengat Mual dan muntah juga dapat dipicu oleh parfum yang terlalu
menyengat, bau busuk / pesing / anyir.
5. Gangguan aliran cairan / isi lambung
6. Penyumbatan di saluran empedu Penyumbatan ini menyebabkan makanan berlemak tidak
dapat dicerna sebagaimana mestinya.
a. Infeksi
b. Infeksi telinga
c. Infeksi bakteri penyebab tifus
d. Infeksi virus penyebab demam berdarah
e. Infeksi parasit penyebab malaria.
f. Infeksi saluran kemih
7. Stress emosional
8. Migrain dan vertigo.
9. Obat-obatan tertentu
a. Anestesi
b. Obat kanker
c. Antidepresan
d. Antibiotic tertentu.
10. Penyakit tertentu seperti:
a. Tukak lambung (gastric ulcer)
b. Radang usus besar (colitis)
c. Radang pada lapisan bagian dalam lambung dan usus (gastroenteritis).

Gejala Penyerta Mual yang Harus Diwaspadai


Berikut ini adalah beberapa gejala yang perlu diwaspadai dan diperiksakan ke dokter jika terjadi
bersamaan dengan mual:
 Muntah-muntah selama lebih dari 24 jam.
 Timbul gejala dehidrasi, seperti rasa haus berlebihan, bibir dan mulut menjadi kering,
buang air kecil hanya sedikit, urine berwarna gelap, mata tampak cekung, pusing atau
pening sehingga sulit berdiri dan berjalan, serta jantung berdebar dan sesak napas.
 Terdapat darah dalam muntahan. Muntah dapat berwarna merah terang atau menyerupai
warna kopi.
 Nyeri hebat pada dada atau perut.
 Sakit kepala parah atau leher terasa kaku.
 Demam tinggi.
 Kelelahan, kebingungan, atau berkurangnya kesadaran.
 Penglihatan kabur

Berikut adalah penyebab umum muntah pada anak:


1. Flu perut atau gastroenteritis
Flu perut atau gastroenteritis sering kali terjadi akibat infeksi virus atau bakteri pada sistem
pencernaan. Gejalanya bisa mulai dirasakan 12–48 jam setelah anak terinfeksi. Tak hanya
muntah, anak juga mungkin akan mengalami diare, mual, dan kram perut. Kondisi ini biasanya
tidak berlangsung lama dan tidak berbahaya.
2. Keracunan makanan
Keracunan makanan umumnya terjadi akibat infeksi dari bakteri yang mengontaminasi makanan.
Anak bisa mengalaminya jika mengonsumsi makanan, seperti daging, seafood, atau telur, yang
pengolahannya tidak higienis, tidak dimasak hingga matang, atau tidak disimpan dengan benar.
3. Alergi makanan
Muntah pada anak juga bisa menjadi pertanda bahwa ia alergi terhadap makanan tertentu,
misalnya kacang-kacangan, ikan, kerang, udang, telur, susu sapi, gandum, atau kedelai. Selain
muntah, alergi makanan bisa disertai dengan bengkak pada bibir, gatal-gatal, atau kesulitan
bernapas.
4. Radang usus buntu
Radang usus buntu atau apendisitis dapat menyebabkan muntah, demam, dan nyeri perut ulu
hati. Rasa sakit ini biasanya akan bertambah parah dan berpindah ke perut bagian kanan bawah.
Radang usus buntu termasuk kondisi darurat dan memerlukan perawatan medis.
Selain kondisi-kondisi di atas, muntah pada anak juga bisa disebabkan oleh infeksi telinga,
pneumonia, migrain pada anak, meningitis atau radang selaput otak, serta stres atau cemas.
Terapeutik obat yang di berikan
Domperidone sirup
Domperidone adalah obat untuk memperlancar gerak makanan melalui lambung dan usus.
Ketika makanan mengalir lebih cepat, risiko refluks (mulas) yang memicu rasa mual dan ingin
muntah dapat dicegah atau diredakan. Obat ini juga sekaligus bekerja menghambat sinyal
muntah di otak.
Obat ini dapat menjadi cara mengatasi mual pada anak yang disebabkan oleh efek samping obat
lain, atau mual karena kekenyangan makan.
Domperidone bekerja dengan mempercepat gerakan saluran pencernaan, sehingga makanan di
dalam lambung lebih cepat menuju usus. Akibatnya, rasa mual dapat berkurang.
Selain mual dan muntah, domperidone dapat digunakan untuk mengatasi gangguan gerakan
saluran cerna, seperti gastroparesis. Domperidone juga bisa dimanfaatkan untuk merangsang atau
memperbanyak produksi ASI.
Terlepas dari khasiatnya, penggunaan domperidone harus dilakukan sesuai dengan anjuran
dokter karena berisiko mengganggu irama jantung, terutama pada pasien lanjut usia.

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Domperidone


 Hati-hati menggunakan domperidone bila Anda menderita gangguan ginjal, gangguan
hati, penyakit jantung, gangguan elektrolit, tumor pada kelenjar pituitari, serta perdarahan
atau sumbatan pada sistem pencernaan.
 Sebelum menggunakan domperidone, beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap
makanan, obat, atau bahan lain yang terkandung dalam obat ini.
 Hati-hati menggunakan domperidone bila Anda memiliki riwayat kanker payudara
dan intoleransi laktosa.
 Beri tahu dokter bila gejala tidak membaik atau malah memburuk setelah menggunakan
domperidone.
 Segera hubungi dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis.

Dosis dan Aturan Pakai Domperidone


Berikut ini adalah takaran umum penggunaan domperidone berdasarkan kondisi yang ingin
ditangani:
Kondisi: mual dan muntah
 Dewasa: 10 mg, 3 kali sehari.
 Anak-anak: ≤12  tahun atau <35 kg 250 mcg, 3 kali sehari. Dosis maksimal 750
mcg/kgBB sehari.
Kondisi: mual dan muntah akibat kemoterapi atau radioterapi
 Anak-anak: 0.2-0,4 mg/kgBB per hari, setiap 4-8 jam sekali.
Kondisi: merangsang produksi ASI
 Dosis awal 10 mg, 3 kali sehari. Jika setelah 7 hari hasilnya belum optimal, dosis dapat
ditingkatkan menjadi 20 mg, 3 kali sehari.

Cara Mengonsumsi Domperidone dengan Benar


Pengobatan dengan domperidone biasanya tidak lebih dari 1 minggu. Jika telah lewat 1 minggu
dan gejala belum mereda, hentikan penggunaan domperidone dan konsultasikan dengan dokter.
Pastikan selalu mengikuti anjuran dokter dan membaca petunjuk pada kemasan obat, dalam
mengonsumsi domperidone. Dosis obat diberikan berdasarkan usia, kondisi, dan respons pasien
terhadap obat.
Konsumsilah obat ini 30 menit sebelum makan dan sebelum tidur. Jangan menambah dosis
domperidone dari yang diresepkan dokter. Selain tidak membuat Anda sembuh lebih cepat,
risiko efek samping juga akan meningkat.
Bila menggunakan domperidone bentuk sirup, gunakan sendok yang terdapat dalam kemasan
agar dosisnya tepat, dan jangan menggunakan sendok makan.
Simpan kemasan domperidone di tempat dengan suhu kamar, jangan di lemari pendingin.
Jauhkan dari panas dan sinar matahari langsung. Jangan menggunakan domperidone bila obat
sudah kedaluwarsa.
Interaksi Domperidone dengan Obat Lain
Berikut adalah jenis obat-obatan yang bisa menyebabkan interaksi bila digunakan bersamaan
dengan domperidone:
 Bromocriptine, efeknya menghambat efektivitas obat tersebut.
 Analgesik opioid (misalnya morfin) dan antimuskarinik (misalnya atropin), efeknya
menghambat efektivitas obat domperidone.
 Penghambat CYP3A4, seperti ketoconazole atau itraconazole, efeknya meningkatkan
risiko terjadinya gangguan irama jantung.
Efek Samping dan Bahaya Domperidone
Sama seperti obat lainnya, domperidone juga dapat menyebabkan efek samping. Efek samping
yang dapat muncul akibat penggunaan domperidone adalah:
 Sakit kepala
 Merasa kepanasan
 Mata merah
 Mulut kering
 Payudara terasa nyeri
 Keluar susu dari payudara
 Pembengkakan payudara pada pria
 Gangguan menstruasi pada wanita
Konsultasikan dengan dokter bila efek samping tersebut berlangsung secara berkelanjutan. Anda
juga perlu segera memeriksakan diri ke dokter bila muncul keluhan berupa:
 Rasa melayang
 Hilang keseimbangan
 Pingsan
 Tampak bingung
 Jantung berdetak kencang
 Sulit bicara
Gejala-gejala tersebut dapat menjadi tanda overdosis domperidone.
Lihat lebih lanjut mengenai:
 Mual
 Muntah
 Stenosis Pilorus

Non terapeutik yang diberikan


Cara Mengatasi Muntah pada Anak di Rumah
Saat anak muntah, hal pertama dan terpenting yang perlu dilakukan orang tua adalah
menenangkannya. Setelah itu, pastikan bahwa anak tidak mengalami dehidrasi akibat muntah.
Berikut adalah beberapa cara mengatasi muntah pada anak yang bisa dilakukan di rumah:
 Jaga posisi anak agar tetap tegak atau berbaring tengkurap atau miring agar ia tidak
menghirup muntahan ke saluran pernapasan dan paru-paru.
 Berikan anak cairan, seperti air putih, oralit, ASI, atau air madu, secara perlahan dan
bertahap ketika perutnya sudah tenang selama sekitar setengah jam atau lebih.
 Jangan memaksa anak untuk minum apa pun ketika ia masih muntah setiap 5–10 menit.
 Berikan anak minuman pereda mual dan muntah, seperti teh atau jahe yang hangat.
Hindari minuman berkarbonasi atau minuman yang tinggi gula.
 Hindari makanan padat selama 24 jam pertama atau setelah kondisi anak normal kembali.
 Berikan anak minum yang banyak dan makanan padat yang sehat, seperti roti, sereal,
nasi, sup kaldu, buah-buahan, dan sayuran saat kondisinya sudah normal dan nafsu
makannya kembali.
 Hindari makanan yang sulit dicerna, seperti makanan berlemak.
 Jangan sembarang memberikan anak obat pereda rasa mual yang dijual bebas, terlebih
obat yang mengandung aspirin.

Anda mungkin juga menyukai