OLEH:
URIP CAHYADI
D061201020
GOWA
2021
PENDAHULUAN
Sejumlah studi, antara lain dilakukan oleh Firth (1975), Acheson (1977 dan
1981), Andersen dan Wadel (1982), Ushijima dan Zayas (1994), Palsson (1991),
dan Masyhuri (1996), menunjukkan bahwa fenomena sosia) budaya bahari sangat
kompleks. Kompleksitas budaya bahari dicirikan oleh sedikitnya lima fenomena
sebagai berikut :
4. Fenomena sosial budaya bahari tidak hanya tampak pada aspek-aspek budaya,
tetapi diperlihatkan pula oleh kategori dan hirarki sosial pendukLingnya yang
berbeda-beda.
Tiga kategori tentang akses pemanfaatan sumberdaya laut yang dimiliki oleh
kelompok-kelompok nelayan tertentu. Ketiga kategori tersebut adalah (1)
masyarakat nelayan tertentu bernasib baik dan mempunyai akses pada
pemanfaatan sumberdaya laut; (2) akses sebagian masyarakat nelayan pada
pemanfaatan sumberdaya laut di lokasi-lokasi yang sulit dan dianggap keramat;
dan (3) kontrol dan dorninasi para ponggawa darat, pedagang lokal, dan
pengusaha besar memungkinkan mereka mendapatkan keuntungan jauh lebih
banyak daripada yang didapatkan oleh keluarga-keluarga nelayan pada umumnya.
Ada tujuh unsur kebudayaan yang dianggap berlaku secara umum yaitu
sistem pengetahuan, sistem bahasa, sistem organisasi sosial, sistem mata
pencarian, sistem peralatan, sistem religi dan kepercayaan, serta sistem kesenian.
Ketujuh unsur kebudayaan ini diyakini dimiliki oleh setiap kelompok suku. Di
antara ketujuh itu, bahasa membungkus dan merepresentasikan enam yang
lainnya. Sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem mata pencarian,
sistem peralatan, sistem religi dan kepercayaan, dan sistem kesenian dibangun,
dikembangkan dan disebarluaskan melalui bahasa. Kramsch (1998:3) menyatakan
bahwa language expresses, embodies, and symbolizes cultural reality. Bahasa
berperan ganda.
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dan yang dikemukasikan adalah
kebudayaan masyarakat penuturnya (Bonvillain, 1997).
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari paper ini bahwa budaya maritime adalah sebuah budaya
yang mengajarkan kita kebersamaan dalam keberagaman dan hal hal ini seperti
proses pembersatuan dari keberangaman. Dan dengan adanya keberagaman ini
maka kita di tuntut untuk jadi utuh dalam menjalani kehidupan ini,dan seiring
berjalannya waktu kita juga harus malakukan trobosan dan trobosan yang paling
berharga di dunia kemaritiman yaitu kegiatan berlayar.Berlayar adalah salah satu
bentuk dari “budaya maritim”, dan menurut saya hal tersebut merupakan suatu
hasil kebudayaan yang hebat dari manusia, karena dengan ditemukannya
teknologi pelayaran, manusia bisa melakukan perjalanan yang jauh dari pulau satu
ke pulau yang lain dan bertemu dengan bangsa yang lain dari berbagai belahan
dunia.
DAFTAR PUSTAKA