Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN JURNAL INTERNASIONAL

Judul PATTERN OF SELF-DISCLOSURE IN PSYCHOTHERAPY


AND MARRIAGE
Jurnal Psychotherapy: Theory,Research,Practice,Training

Volume &Halaman Vol. 44 No.2, 226-231

Tahun 2007

Penulis Barry A. Farber dan Alice E. Sohn

Peringkas MUH. IRFAN (1971041083)

Tanggal 08 Oktober 2019

LandasanTeori Menurut Dindia, Fitzpatrick, & Kenny, 1997; Laurenceau, Feldman


Barret, & Pietromonaco, 1998, bahwa aspek fundamental dari hubungan
antar pribadi diri pengungkapan itu, komunukasi terutama lisan tujuan
dari pikiran dan perasaan pribadi yang intim. Dari penelitian
sebelumnya juga diketaui bahwa dari pengungkapan dalam terapi telah
menemukan bahwa klien paling sering membahas aspek kepribadian
mereka yang mereka tidak suka, karakteristik orang tua mereka, mereka
tidak suka kemarahan pasangan mereka dan perasaan mereka sendiri
depresi atau putus asa. Dan dari penelitian ini ditunjukkan bahwa orang
yang sudah menikah menutup diri lebih banyak untuk pasangannya
dibandingkan dengan orang lain [Jourard,1971] dan bahwa
pengungkapan diri [baik diri sendiri dan pasangan] adalah secara
signifikan berhubungan dengan keintiman perkawinan dan kepuasan.
(Bograd&Spilka,1996; Laurenceau, Barret, & Rovine 2005; Rosenfeld
& Bowen, 1991; Wring & Chelune, 1983).
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hubungan
psikoterapi (self-disclosure) dengan perkawinan.
Metode Penelitian Sampel dari penelitian ini terdiri atas 48 orang sudah menikah, semua
klien psikoterapi; 39[81,25%] adalah perempuan dan 42 [87,5%] adalah
1.Subjek
kaukasia. Usia rata rata mereka 42,2 tahun (SD 14,2). Mereka
cenderung dalam pernikahan jangka panjang.
2. Instrumen Pengungkapan untuk Therapist Investarisasi-III (DTI-III; Farber, Hall,
& Sohn, 1997) adalah laporan ukuran diri yang menilai sejauh mana
klien mendiskusikan berbagai macam topic dalam terapi psiko. Peserta
diminta untuk memasok pembentukan tentang dir mereka sendiri dan
teraphisnya. Dan beberapa pertanyaan yang akan menunjukkan
seberapa berhasil terapisnya dalam membantu problemnya.
Metode Analisis Data Menggunakan metode simple test untuk menghitung seberapa berhasil
terapis dalam membntu mengungkapkan masalah klienya.
Hasil Penelitian ini menemukan adanya kesetaraan umum di tingkat
pembahasan topic intim antara dua konteks ini. Dalam penilitian ini
menujukkan bahwa menikah individualism lebih mudah
mengungkapkan hal intim mereka, tetapi juga menujukkan bahwa hal
tersebut tidak menghalahi diskusi intim dalam pernikahan.
Diskusi Berdasarkanhasilpenelitianmakadapatdiambilkesimpulansebagaiberikut
: hal yang paling penting adalah kesempatan mengungkapkan diri
kepada seseorang dipercaya bahwa pengungkapan inimeningkatkan
keterbukaan dan kepuasan dalam hubungan ganda. Dapat kitasimpulkan
juga bahwa ada relasi diantara psikoterapi mengenai keterbukaan diri
dalam kepuasan perkawinan.

RINGKASAN JURNAL NASIONAL

HUBUNGAN SELF-DISCLOSURE DENGAN KEPUASAN


Judul PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL DI KOTA BUKIT
TINGGI
Jurnal Jurnal RAP UNP : family , social psychology

Volume &Halaman Vol. 9 No.1

Tahun 2018

Penulis Nella Sari, Rinaldi, Yuninda Tria Ningsih

Peringkas MUH. IRFAN (1971041083)

Tanggal 08 Oktober 2019

LandasanTeori Menurut papilia, Old & Feldman menyatakan bahwa konflikyang


ditemui dalam pernikahan merupakan hal yang wajar, namun
ketidak mapuan pasangan untuk mengatasi konflik yang terjadi
dapat menyebebkan seseorang merasakan ketidakpuasan terhadap
pernikahannya. Kepuasan pernikahan menurut Mckey & O’Brien
(1999) pengalaman individu dalam hubungan yang paling
bermakna dalam kehidupannya. Kepuasan sendiri menurut
Sadarjoen akan tercapai bila pasangan mampu memenuhi
kebutuhan masing-masing dan sejauh mana hubungan yang ada
memberikan peluang bagi mereka yang memenuhi kebituhan dan
harapan yang diimpikan berasama (Wardani, 2012). Banyaknya
kasus perceraian terjadi karna kurangnya komunikasi ( Dewi &
Sudhana, 2013 ) hal ini diperkuat dengan pendapat De Vito
(2013) salah satu bentuk dari komunikasi adalah Self-Disclosure
atau keterbukaan diri.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hubungan antara self-


Tujuan
disclosure kepuasan pernikan pada dewasa awal.

Populasi dalam penelitian adalah dewasa awal yang berada di


Bukittinggi sebanyak 76 orang dewasa awal dengan wawancara
Metode Penelitian kepeda 20 orang dewasa awal yang sudah menikah. Dengan
1.Subjek sampel terdiri atas karakteristik tingkat pendidikan minimal
SMA/Sederajat, masa pernikahan berusia 5 tahun pertama,
memiliki anak, dan adanya perkenalan sebelum pernikahan.

Karakteristik dari penelitian ini diperoleh dengan melalui cluster


random sampling dan purposive sampling. Pengumpulan data
2. Instrumen
menggunakan adaptasi dari MSDQ oleh Waring, Holden &
Wesley dan sksla kepuasan pernikahan.

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik statistic


Metode Analisis korelasi product moment. Yang mana variable dalam penelitian
Data ini terdiri dari satu variable dependen yaitu kepuasan pernikahan
dan satu variable independent yaitu self disclosure.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa self disclosure pada dewasa


awal di kota Bukittinggi berada pada kategori tinggi, yaitu sebesar
47 % dapat dilihat pda table kategori berdasarkan dimensi Self
Dislosure dan hasil penelitian dari kategorisasi interpretasi skor
kepuasan pernikahan pada dewasa awal di Bukittinggi berada
Hasil pada kategori yang cukup tinggi 55%. Dapat dilihat pada tabel
kategori berdasarkan aspek kepuasan pernikahan. Dapat dilihat
bahwa hasil penelitian r=0,498 dan p=0,000(p<0,01) yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara self disclosure dengan kepuasan pernikahan pada dewasa
awal di kota Bukittinggi.

Diskusi Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis dapat disimpulkan


bahwa secara umum rata-rata self disclosure dewasa awal di kota
Bukittinggi berada pada taraf tinggi,secara umum rata-rata
kepuasan pernikahan dewasa awal di kota tersebut, terdapat
hubungan positif yang signifikan antara self disclosure dengan
kepuasan pernikahan pada dewasa awal di kota tersebut dengan
koefisien korelasi pada kategori sedang, artinya semakin tinggi
self disclosure maka akan semakin tinggi kepuasan pernikahan.

Anda mungkin juga menyukai