Teori Askeb

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

DATA SUBJEKTIF

1. Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam
memberikan penanganan (Varney, 2007)
2. Usia
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui menopause pertama kali. Menurut Baziad (2003)
menopause terjadi antara usia 45 – 50 tahun.
3. Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
terutama tentang masa menopause yang dihadapinya (Ambarwati, Wulandari, 2009).
4. Pekerjaan
Pekerjaan berpengaruh pada keadaan sosial ekonomi, untuk mensejahterakan keluarganya
khususnya kesehatan (Wiknjosastro, 2002).
5. Keluhan utama
Dikaji untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan ibu menopause
dengan hot flash atau pun yang dikeluhkan pasien. Keluhan hot flush (rasa panas) yang sering
terjadi pada wajah, daria, kepala, insomnia (sulit tidur), gelisah (Ambarwati, 2008)
6. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang ditanyakan harus berhubungan dengan keluhan atau masalah
kesehatan (Varney, 2007). Gejala yang mengawali atau penyakit yang menyertai pada masa
menopause adalah osteoporosis, pruritis, dan juga obesitas, ataupun hipertensi (Damayanti,
2013).
7. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan sangat penting untuk dikaji baik pasien sendiri, ibu, ayah, saudara
kandung, kakek, nenek, paman dan bibi. Karena bila ada penyakit yang menurun dan pasien
juga bisa terkena penyakit dari keluarganya, dan memastikan pasien tidak sedang menderita
penyakit (Varney, 2007; h. 32).
8. Riwayat kebidanan
 Menarch
untuk mengetahui usia terjadinya menopause, karena wanita yang mengalami
menarchelebih awal akan mengalami menopause pada usia lebih tua (Maslachah, 2011).
 HPHT
untuk menentukan kapan ibu mulai mengalami masa menopause (Saifuddin, 2006; h. MK-
51)
 Siklus menstruasi'
Siklus menstruasi: dikaji untuk mengetahui siklus menstruasi ibu karena berkaitan dengan
masa menghadapi masa menopause (Saifuddin, 2006; h. MK-52).Menurut Damayanti
(2003), gejala yang mengawali masa menopause, yaitu mulai terjadi pola haid yang tidak
beraturan, haid dapat berubah-ubah dari banyak menjadi sedikit tanpa pola tertentu pada
wanita yang berusia sekitar 45 tahun ke atas.
9. Riwayat KB
Dalam riwayat KB yang perlu dikaji adalah apakah ibu pernah menjadi akseptor KB, jika
pernah, kontrasepsi apa yang digunakan,, berapa lama memakai kontrasepsi tersebut, keluhan
selama menggunakan kontrasepsi tersebut, dan juga alasan berhenti (Varney, 2007).
10. Pola kebiasaan sehari-hari
 Nutrisi
Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien dengan mengamati adakah
penurunan berat badan atau tidak pada pasien (Wiknjosastro, 2007). Nutrisi yang sehat
untuk wanita menopause adalah asupan serat dan kalori yang tepat, serta cukup lemak,
gula, dan garam (Morgan S, 2015).
 Eliminasi
Beberapa wanita menjelang menopause biasanya terjadi inkotenensia urine dikarenakan
melemahnya otot-oto pada perineum dan kinerja kandung kemih. (Morgan S, 2015).
 Istirahat
Gangguan tidur paling banyak dikeluhkan wanita menopause. Kurang nyenyak tidur
pada malam hari menurunkan kualitas hidup wanita. Estrogen memiliki efek terhadap
kualitas tidur. Reseptor estrogen telah ditemukan di otak yang mengatur tidur (Baziad,
2003). Kesulitan tidur ini bisa terjadi karena kegelisahan akibat produksi keringat yang
berlebih karena badan yang gemuk sehingga menilbulkan rasa gerah (Elisabet, 2005).
 Personal hygiene
Dampak tidak dilakukannya personal hygiene genetaliayaitu dapat terjadi infeksi pada
vagina, bau badan yang berlebihan dan integritas permukaan kulit. Vaginitis adalah
peradangan pada vagina yang terjadi karena perubahan keseimbangan normal bakteri
(Utamadi, 2009).
 Aktifitas
Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari (Priharjo, 2007; h. 4). Olahraga dan
tidur yang teratur, mengurangi kenaikan tekanan darah dan obstipasi untuk mengurangi
keluhan pada masa menopause.
 Aktifitas seksual
Dengan semakin bertambahnya usia, maka perilaku seks juga akan berubah. Perubahan
seksual pada wanita, khususnya setelah menopause, akan menurunkan tingkat produksi
hormon esterogen dan androgen. Ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan
fisik. Wanita menopause membutuhkan waktu lama atau sulit mengalami ketertarikan
secara seksual. Hubungan intim mungkin akan menimbulkan sakit sebab dinding vagina
menjadi tipis (Manuaba, 2009).
11. Riwayat psikologis dan spiritual
 Psikologis
Psikologi : Perubahan-perubahan psikologi maupun fisik ini berhubungan dengan
kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah,
berkurangnya konsentrasi dan kemampuan akademik, timbulnya perubahan emosi
seperti mudah tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, rasa sepi, ketakutan,
keganasan, tidak sabar lagi dan lain-lain.Perubahan psikis ini berbeda-beda tergantung
dari kemampuan si wanita untuk menyesuaikan diri. (Proverawati, 2010;h.40)
 Kultural
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi wanita
untuk dapat untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase klimakterium
dini. (Proverawati, 2010;h.40).
DATA OBYEKTIF
1) Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Pada saat ini diperhatikan masalah apa yang sedang terjadi,
bagaimana sikap tubuh melalui berat badan dan tinggi badan (Suparni & Yuli, 2016).
b. Kesadaran : Kesadaran komposmentis (I. B. G. Manuaba, 2010).
c. Tanda – tanda vital
- TD : Tekanan darah dalam batas normal yaitu 100/70-130/90 mmHg (Setiawan &
Kusyati, 2015).
- Suhu : Remaja dan orang dewasa normalnya memiliki suhu tubuh mulai 36,1-37,2
derajat celcius, tetapi pada lansia diatas usia 65 tahun suhu tubuh rata-rata lebih
rendah dari 36,2 derajat celcius. Suhu Menurun sekitar 0,1 – 0,9 C Seringkali
tubuh menggigil pada akhir hot flush.
- Nadi : Denyut nadi normal 70x/menit-95x/menit (Setiawan & Kusyati, 2015).
- RR : Untuk mengetahui system pernafasan normalnya 16-24x/menit Keluhan fisik
yang dialami wanita menopause antara lain mudah berdebar-debar (Anwari et al.,
2018).
2) Pemeriksaan antropometri :
a. Berat badan :
Selama masa menopause, kadar estrogen dalam tubuh menurun, begitu juga dengan
kondisi tubuh secara umum yang menyebabkan naiknya kadar lemak dalam tubu.
Status gizi wanita menopause didapatkan dengan pengukuran tinggi badan dan berat
badan secara langsung. IMT ideal pada menopause berada di kisaran 25 sampai 27.
Bagi menopause, sebaiknya memiliki IMT yang lebih tinggi dari kisaran normal untuk
melindungi tubuh dari risiko penipisan tulang atau osteoporosis. Menopause dengan
berat yang tidak mencapai IMT ideal 25 sampai 27 pun tetap waspada karena
penurunan berat badan dapat membuat massa otot menyusut atau disebut dengan
sarkopenia (Sofa, 2018).
3) Pemeriksaan fisik :
a. Kepala dan leher :
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, leher relatif
pendek, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah
sering terasa lebih tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, apakah
penglihatan kabur/ganda, lensa mata keruh.
b. Wajah :
Wajah bulat dengan pipi tembem dagu rangkap.
c. Dada :
Dada membusung dengan payudara membesar.
d. Abdomen :
Perut membuncit, peningkatan lingkar abdomen.
e. Ektremitas :
(tungkai berbentuk X) dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan
bergesekan yang dapat menyebabkan laserasi kulit (Sugiono, 2009).
4) Pemeriksaan penunjang

Pada masa menopause sebaiknya perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk


mengetahui adanya keabnormalan pada organ reproduksi interna. Pada masa
pre menopause terjadi percepatan penurunan folikel, sehingga perlu
pemeriksaan untuk mengetahui keadaan organ reproduksi interna yang meliputi
vagina, uterus, tuba falopi, ovarium. Salah satu cara untuk mengetahui keadaan
organ-organ tersebut dapat dilakukan pemeriksaan kolposkopi (I. Manuaba,
2010).

ASSESSMENT

Diagnose kebidanan adalah diagnose yang diteggakan dalam lingkup kebidanan. Data dasar yang

sudh dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dirumuskan diagnose kebidanan, masalah, dan

kebutuhan (Smart, 2010).

Daignosa: menopause Ny X, P…… Usia…… tahun, dengan masalah obesitas, Keadaan umum

baik/buruk, Prognosa baik/buruk.


PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

Rasional: hasil pemeriksaan untuk pengambilan keputusan tindakan (Smart, 2010).

2. Menjelaskan pengertian menopause dan masalah-masalah pada wanita menopause serta

penagananya

Rasional: dapat mengubah cara pandang klien mengenai dirinya, sehingga klien dapat

menghargai dan menerima keadaan dirinya (Smart, 2010).

3. Menjelaskan masalah obesitas pada menopause dan cara mengatasi obesitas pada wanita

menopause.

Rasional: agar klien tidak panik sehingga klien dapat menerima keadaan dirinya

(Noviestari & Ibrahin , 2020).

4. Menentukan kebutuhan gizi pada klien

Rasional: dapat memilih makanan yang mengandung nilai gizi seimbang yang

disesuaikan dengan kondisi kesehatannya (Noviestari & Ibrahin , 2020).

5. Membuat preskripsi diet sesuai kebutuhan dan kemampuan klien

Rasional: mendapatkan diet yang cukup dan sesui dengan kebutuhan klien (Kemenkes

RI, 2010).

6. Menganjurkan klien untuk tidak mengonsumsi makanan yang berlemak

Rasionalnya: Usia lansia terjadi peningkatan kandungan lemak tubuh total, terutama

distribusi lemak pusat. Selain itu, terjadi penurunan massa otot dan perubahan beberapa

jenis hormon yang memicu penumpukan lemak (Azkiaa & Wahyono, 2018).

7. Mmenganjurkan klien untuk mengonsumsi makanan yang sehat, dan kaya serat, serta

menghindari konsumsi gula berlebih.


Rasional: Asupan serat yang cukup tiap hari mampu mengontrol dan mempertahankan

berat badan normal karena dapat menontrol kadar kolestrol dan juga kadar gula dalam

tuhuh. (Suparni & Astutik, 2016)

8. Menganjurkan klien untuk melakukan aktivitas fisik ringan minimal 2-3 kali dalam 1

minggu dan olahraga secara teratur

Rasional: menjaga keseimbangan asupan lemak dan pembakaran kalori dalam tubuh.

( Turegea, Kinasihb, & Maria , 2019).


DAFUS

Ambarwati E, Wulandari D. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogjakarta: Mitra Cendikia press.


2009.

Damayanti. Menopause. dalamhttp://klinis.wordpress.com.Diakses tanggal 1 Maret 2012.


2003.

Everett, Suzanne. Buku Saku Kontrasepsi Dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta: EGC.
2008.

Hartanto H. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 2004.

Matondang dkk. Diagnosos Fisis pada Anak. Jakarta: Agung Seto. 2000.

Muslihatun, Wafi N, dkk. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. 2009.

Noor, Sofia Retnowati. Tetap bergairah memasuki usia menopause: sebuah tinjauan
psikologis. Fakultas Psikologi UGM. 2001.

Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/ MENKES/ PER/ X/ 2010

Purwanto, H. Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan, Jakarta: EGC. 2008.

Saifuddin AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakatra: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2006.

Varney, Helen. Buku Ajar asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC. 2007.

Vikar,Lulu. Premenopause. Dalam http://luluvikar.wordpress.com. Diakses tanggal 1 Maret


2011. 2008.

Wiknjosastro. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP. 2002.

Meiliya,Eny. Buku saku Kebidanan. Jakarta : EGC. 2009.

Glasier Anna, Gebble A. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Edisi4. Jakarta:
EGC. 2005.

Baziad A,Endokrinologi Ginekologi Edisi 3. Jakarta. Aesculapius.2008

Manuabaa,dkk. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta: EGC,2010.

Suryoprajogo, Nadine. Cara Indah Menghadapi Menopause Edisi I, Yogjakarta: Locus.2009.

Proverawati,Atikah. Menopause dan Sindrome menopause. Yogyakarta: muha Medika .2010


Morgan S, U. (2015). LOSS and End-Of-Life IssuesIn Meiner (Grontologic Nursing). New
York: Mosby.

Damayanti R, Mulyono. 2003. Khasiat & Manfaat Daun Sirih: Obat Mujarab dari Masa ke
Masa. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Anwari, M., Vidyawati, R., Salamah, R., Refani, M., Winingsih, N., & Yoga, D. (2018).
Pengaruh Senam Anti Hipertensi Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia. The
Indonesian Journal Of Helath Science, 160–164.

Manuaba, I. (2010). Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi
2. EGC.

Manuaba, I. B. G. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan Keluarga Berencana


Untuk Pendidikan Bidan. EGC.

Setiawan, W., & Kusyati, E. (2015). Hubungan Frekuensi Senam Lansia Terhadap Tekanan
Darah dan Nadi Pada Lansia. Prosiding Seminar Nasional & Internasional, 2(1).

Sofa, I. (2018). Kejadian Obesitas, Obesitas Sentral, dan Kelebihan Lemak Viseral Pada Lansia
Wanita. 27(8), 228–236.

Suparni, I., & Yuli, R. (2016). Menopause Masalah dan Penanganannya. Deepublish.

Azkiaa, F. I., & Wahyono, T. M. (2018). Hubungan Pola Konsumsi Makanan Berisiko dengan
Obesitas Sentral. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia, no 11-18.

Turegea, J. N., Kinasihb, A., & Maria . (2019). Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan
Obesitas Di Puskesmas Tegalrejo,Kota Salatiga. Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan, no 256-264.

Noviestari, E., & Ibrahin , K. (2020). Dasar-Dasar Keperawatan. Elsevier, no 66-79.

RI, Kemenkes. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


229/Menkes/SK/II/2010 tentang Pedoman Asuhan Krbidanan Pada Masa
Perimenopause. Jakarta: Kemenkes RI.

Smart, A. (2010). Bahagia di Usia Menopause. Yogyakarta: Aplus Book.

Suparni, I. E., & Astutik, R. Y. (2016). Menpause Masalah Dan Penanganannya. Yogyakarta:
Deepublish Publisher.

Anda mungkin juga menyukai