Anda di halaman 1dari 11

Chapter 1 : Pembagian Sistem Perekonomian

A. Pemahaman Sistem Ekonomi

Sistem ekonomi adalah seperangkat mekanisme, alat, maupun lembaga yang


ditujukan untuk membuat dan melaksanakan keputusan mengenai produksi,
pendapatan dan konsumsi di dalam suatu wilayah tertentu.

Dahulu sistem ekonomi berlangsung secara sangat sederhana yaitu dengan


sistem pertukaran antar produk yang dimiliki (barter).

Namun seiring berjalannya waktu, ada beberapa alasan mengapa sistem barter
tidak digunakan lagi.

B. Alasan Mengapa Sistem Barter Tidak Lagi Efektif Untuk Diterapkan

Ada beberapa alasan mengapa sistem barter tidak lagi efektif untuk diterapkan:
1. Terlalu berat membawa barang untuk dipertukarkan dengan barang lain.
Contohnya : 1 ekor kambing ditukar dengan 4 karung beras.
2. Tidak bisa dijamin barang yang ditukar sama kualitasnya dengan barang
yang diinginkan, dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengecek
semuanya dengan teliti. Contohnya : 2 karung beras ditukar dengan 5 karung
Alpukat, dimana bisa saja ada beberapa alpukat yang tidak berkualitas dan
tidak mungkin untuk memeriksa satu per satu alpukat karena membutuhkan
waktu yang lama.
3. Lebih praktis menggunakan uang sebagai alat tukar dan
memperhitungkannya jauh lebih cepat dan mudah terutama pada saat ingin
dibukukan.
4. Konsep bisnis pada era sekarang ini yang menginginkan keefektifan serta
sesimpel mungkin dalam penggunaan waktu.
5. Sistem imbal beli secara barter hanya bisa terjadi apabila dilakukan oleh
organisasi yang besar dan memiliki perangkat pengawasan dan aturan
kesepakatan yang jelas.

Menurut Ramlan Surbakti, “… dalam masyarakat yang modern maka pasar dan
perencanaan yang menjadi mekanisme ekonomi”.
Artinya dalam masyarakat modern, pasar lebih bersifat dan berada dalam kondisi
perfect market yaitu semua pihak memiliki peluang yang sama dalam mengakses
berbagai informasi dan menyebarkan informasi, sehingga keadaan titik equilibrium
sangat sulit untuk diketahui dengan pasti dan jelas.

C. Model Perekonomian Kapitalis

Model ekonomi kapitalisme sering menjadi bahan kajian berbagai pihak,


dikarenakan ada sekelompok orang yang menganggap sistem ekonomi kapitalis
merupakan salah satu sistem ekonomi yang dianggap bisa bertahan dan cenderung
lebih simple atau sederhana. Salah satu alasannya disebabkan karena sistem ini
diserahkan kepada pasar.

Kata kapitalisme berasal dari kata Capital yang berarti modal. Jika diberi
pengertian secara sederhana, kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi dimana
kekayaan produksi terutama dimiliki secara pribadi dan produksi terutama dilakukan
untuk penjualan. Kepemilikan secara pribadi disini dapat dipahami sebagai suatu cara
yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan profit atau keuntungan bagi dirinya
dengan cara mengelola atau mempergunakan kekayaan produktif seefektif atau
semaksimal mungkin .

Adapun peranan negara adalah mengawasi jalannya perekonomian dengan


berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Maka dari itu, dengan dibuatnya
batasan-batasan seperti itu diharapkan para pemilik dan pengelola kekayaan produktif
dapat lebih menghargai prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan sehingga
berpengaruh dalam tindakan penciptaan kesejahtraan sosial.

Beberapa tokoh utama yang telah mempelajari dan memberikan pendapat


tentang sistem ekonomi kapitalis dalam sejarah tercatat seperti Adam Smith, Wener
Sombart, John A.Hobson, Thorstein Veblen, Karl Marx, Joseph A.Schumpeter, Max
Weber.

Adam Smith adalah peletak dasar pemikiran kapitalisme yang menjelaskan


bekerjanya mekanisme hukum pasar atas dasar dorongan kepentingan-kepentingan
pribadi karena kompetisi dan kekuatan individualism dalam menciptakan keteraturan
ekonomi. Melaluinya, kapitalisme melakukan klasifikasi antara nilai guna dengan nilai
tukar yang ada pada setiap komoditas.

Tokoh berikutnya yang penting adalah David Ricardo yang melakukan kritik
terhadap Adam Smith, terutama yang berkaitan dengan nilai komoditas. Menurutnya,
nilai komoditas terdapat pada kerja manusia berikut bahan-bahan mentah dan alat-alat
kerja.

Ricardo menemukan bahwa komoditas yang dijual pada harganya kira-kira akan
setara dengan jumlah kerja yang diperlukan untuk memproduksinya. Asumsinya satu-
satunya nilai tukar, berawal dari jumlah kerja yang digunakan untuk memproduksi,
karenanya dari Ricardo-lah sifat parasit dari seluruh pendapatan yang tidak diperoleh
dari kerja terbongkar, sebab darinya, kelak akan ditemukan apa yang dinamai dengan
nilai lebih dan kerja lebih.

Kemajuan kapitalisme terlihat jelas pada abad ke 19 dan decade permulaan


abad ke 20 yang ditandai dengan kemajuan dalam bidang produktivitas dan
kemakmuran material. Namun kapitalisme mengalami kemunduran pada saat terjadinya
depresi dunia pada tahun 1930-an dan ditambah dengan munculnya gejolak sosial di
tengah masyarakat.

Kemajuan yang dicapai oleh sistem ekonomi kapitalis pada prinsipnya adalah
terciptanya suatu hubungan interaksi antara pasar dan pelaku kebijakan (policy).
Adanya campur tangan pemerintah pada sektor-sektor ekonomi dengan tujuan untuk
mendorong tumbuh dan berkembangnya dunia usaha ternyata telah melahirkan suatu
kedinamisan dalam dunia bisnis itu sendiri. Bagi penganut konsep kapitalis bahwa
sistem pasar dianggap sebagai sistem yang paling representatif dan adil dalam
membangun perekonomian yang kuat, karena semuanya berlaku dan dilakukan
berdasarkan daripada pembentukan mekanisme pasar itu sendiri.

D. Model Perekonomian Sosialis

Tokoh yang paling berpengaruh terhadap lahirnya konsep ekonomi Sosialis


adalah Karl Marx (1818-1883) dan Friederich Engel (1820 – 1895).

Menurut Schumpeter, sosialisme adalah suatu organisasi masyarakat, dimana


alat-alat produksi dikuasai oleh pemerintah, dan keputusan-keputusan mengenai
bagaimana dan apa yang dihasilkan, dan siapa yang akan mencapai apa, dilakukan
bukan oleh perusahaan-perusahaan maupun pihak swasta, melainkan oleh pemerintah.

Jadi disini dapat dimengerti bahwa negara mempunyai pengaruh besar dalam
menentukan apa yang harus dibuat dan juga jalannya aplikasi dari keputusan ekonomi
tersebut.

Lebih dari seabad yang lalu, Karl Marx telah meramalkan efek yang akan timbul
akibat perkembangan teknologi terhadap nasib kaum buruh.
Kaum Marxis berjuang keras untuk membela kaum buruh karena dalam
anggapan mereka kaum buruh merupakan sekelompok orang yang sangat perlu untuk
diperjuangkan dan diberikan tingkat kesejahteraan yang baik. Dalam pandangan
mereka kaum kapitalis sangat mengedepankan keuntungan dari setiap produktivitas
yang dihasilkan, dengan begitu mereka berpikir keras bagaimana agar mereka dapat
memperoleh keuntungan yang tinggi dengan segala efisiensi yang ada, termasuk
dengan mempergunakan mesin yang otomatis mengurangi jumlah pekerja / buruh.

Kaum pebisnis tentunya akan lebih menyukai penggunaan mesin lebih banyak
dibandingkan dengan tenaga manusia. Mereka beranggapan bahwa pengerjaan mesin
jauh lebih baik dan tepat waktu tanpa ada keluhan-keluhan mendasar seperti sakit,
meninggal secara mendadak serta alasan-alasan lainnya.

Dampak yang timbul pada saat kaum kapitalis mampu menciptakan kemajuan
pada bidang yang sarat dengan teknolgi, maka disini telah menimbulkan persoalan bagi
kaum buruh. Dipergunakannya mesin telah mengurangi jumlah pekerja dan juga jumlah
jam kerja,karena mesin telah berhasil menciptakan efisiensi dan efektivitas bagi
perusahaan. Artinya terjadinya peningkatan produktivitas yang dihasilkan menyebabkan
semakin sedikitnya tenaga kerja manusia yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
produk atau komoditas, maka dengan begitu harga akan turun karena upah buruh
dapat ditekan.

Murahnya harga produk/komoditas yang dihasilkan dan dijual di pasaran dengan


sendirinya juga akan menjaga upah tenaga kerja tetap rendah, maka disini kapitalis
dapat mengontrol agar upah buruh dan keuntungan mereka tetap terjaga, atau seperti
mengontrolnya melalui UU ketenagakerjaan dalam bentuk UMR yang menurut banyak
pihak dianggap rendah dan belum mencukupi untuk tingkat kebutuhan hidup di
Indonesia.Ditambah dengan setiap produk yang mereka hasilkan dijual dan diminati
oleh kaum buruh juga, seperti pengenalan produk yang sarat IT ( information
technology ) contohnya computer, handphone, dan perangkat lunak lainnya.

Jadi buruh juga merupakan konsumen, karena buruh dijadikan konsumen, maka
buruh harus digarap agar mampu membeli produk yang dihasilkan tersebut termasuk
dengan ditawarkannya fasilitas-fasilitas oleh perusahaan seperti dengan pemberian
kredit berdasarkan tinggi gaji yang diterima oleh pekerja yang bersangkutan. Program
ini mungkin dianggap menguntungkan bagi pekerja karena mereka dapat memiliki
barang yang sebelumnya tidak dapat mereka miliki karena harga yang tidak terjangkau.
Tetapi hal ini sebenarnya telah menjebak mereka dalam lingkaran konspirasi scenario
kaum kapitalis.

Bagi kaum Marxis, negara dengan sistem kapitalis berusaha keras untuk
menguasai dunia dengan mempergunakan kekuatan-kekuatan yang dimilikinya, bahkan
kalau perlu dengan pemaksaan (intervensi). Sehingga dengan begitu mereka bisa
mendesakkan tekanan untuk menurunkan harga bahan mentah dan ekspor ke negara-
negara dunia ketiga lainnya. Artinya pertukaran barang-barang antara negara
terbelakang dengan negara kapitalis maju selalu berlangsung timpang, dengan begitu
ini salah satu cara untuk membuat negara-negara miskin tidak pernah menang dan
selalu bergantung pada negara kapitalis.

Salah satu strategi kaum kapitalis yang sering kita jumpai sekarang ini adalah
dengan banyaknya investasi yang dilakukan oleh kaum kapitalis ke negara-negara
miskin. Akibatnya negara miskin tersebut terikat utang kepada negara kapitalis. Karena
negara miskin tersebut terikat utang, maka kaum kapitalis menjadi lebih leluasa untuk
mengatur dan mendikte segala aturan demi keuntungan mereka.

Awal mula Marx mengajukan konsepnya adalah setelah ia melihat perlakuan


yang tidak adil terhadap kaum buruh dan perbandingannya dengan beberapa orang
yang terus saja bertambah kaya, suatu cara yang membuat mereka kaya dengan
memeras keringat kaum pekerja. Menurut pandangan Marx kesuksesan para kapitalis
dalam membangun industry-industri mereka telah melahirkan 2 macam kelas, yaitu
pertama para kapitalis yang memiliki segalanya baik sebagai pemilik, pemimpin, tuan
tanah, dan empunya kekuasaan dalam menentukan kebijakan terutama dalam proses
pengambilan keputusan, kedua kaum proletar yang tidak memiliki apapun selain tenaga
dan keringat mereka.

Berikut Perbandingan Model Perekonomian Sosialisme dan Komunisme

Sosialisme Komunisme
 Produktivitas dalam masyarakat  Produktivitas dalam masyarakat
sosialis dilihat sebagai suatu komunis dilihat sebagai bentuk
keadaan yang masih mampu untuk dimana masyarakat telah mampu
menghasilkan cukup banyak guna melakukan dan memenuhi
memenuhi kebutuhan materialnya kebutuhannya, dan suatu keadaan
dimana masyarakat telah mencapai
keberlimpahan.
 Hakikat manusia dalam masyarakat  Hakikat manusia dalam masyarakat
sosialis adalah masyarakat komunis diharapkan bahwa kerja
dianggap masih belum mau bekerja akan menjadi hakikat bagi manusia
dengan sukarela, produktif dan yang kedua, dimana masyarakat
mengedepankan efisiensi sehingga akan melakukan pekerjaan dengan
untuk menumbuhkan semangat penuh sukarela, melakukan
tersebut masyarakat harus diberi efisiensi guna menunjang
upah/salary untuk setiap yang produktivitas yang tinggi dan
mereka kerjakan dengan tidak mengharapkan upah
terhadap apa yang mereka
kerjakan.
 Dalam pembagian pendapatan,  Dalam masyarakat komunis, prinsip
prinsip masyarakat sosialis adalah yang dianut “ from each according
“from each according to his ability, to his ability, to each according to
to each according to his labor” (dari his need” (dari setiap orang adalah
setiap orang sesuai dengan sesuai dengan kesanggupannya,
kesanggupannya, dimana dan pembagian setiap orang adalah
pembagian yang diterima oleh sesuai dengan kebutuhannya)
setiap orang adalah sesuai dengan
pekerjaannya)

E. Model Perekonomian Islam

Konsep ekonomi Islam disusun berdasarkan Al-Quran, Hadist, Qyas, dan Ijma’
para ulama. Ada perbedaan mendasar dalam model ekonomi Islam dan ekonomi
lainnya, yaitu ekonomi Islam memadukan antara ilmu dan etika, atau juga seperti tidak
memisahkan antara ilmu-ilmu yang lain dengan etika apakah itu politik, teknik,
antropologi, militer, kedokteran, dan lain-lainnya.

Sistem ekonomi Islam lebih bertujuan untuk menciptakan keadaan yang lebih
baik bagi umat manusia dalam berkehidupan. Yaitu dengan memahami Alquran dan
Hadits serta mengaplikasikannya dalam praktek kehidupan sehari-hari.

Bagi seorang Muslim, ia harus menyadari bahwa kekayaan yang ia peroleh itu
hanya merupakan titipan sementara yang diberikan oleh Allah Swt kepada hambanya,
apakah itu jabatan, materi, anak dan lainnya untuk dikelola sebaik-baiknya dan member
manfaat kepada banyak mahluk lainnya.

Berikut merupakan inti-inti ajaran dari Al-Quran yang dijadikan pedoman dalam
Model Perekonomian Islam :

 “Sesungguhnya aku hendak menjadikan khalifah di atas muka bumi” (QS Al-
Baqarah : 30), dan yang ditunjuk sebagai khalifah di atas muka bumi ini adalah
manusia yang diberi hak untuk mengelola isi bumi ini.
 Bagi seorang Muslim jangan menjadikan harta itu sebagai bagian yang
membuatnya sombong. Harta itu hanya merupakan titipan Allah agar manusia
dapat lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Seperti dalam ayat : “ …
Belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian rezeki yang telah kami berikan
kepadamu…” (QS Al-Baqarah:254) . “Dan nafkahkan sebagian hartamu yang
Allah telah menjadikan kamu menguasainya (ustakhlafina fihi)” (QS Al-Hadid:7)
 Islam menginginkan umatnya hidup dalam kesederhanaan. Allah Swt berfirman,
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid,
makan dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan” (QS Al-A’raf:31).
 Setiap individu yang bekerja haruslah dijamin hak-haknya dan ia harus
terbebaskan dari eksploitasi individu lainnya. Islam dengan tegas melarang
setiap Muslim merugikan orang lain. “Dan janganlah kalian merugikan manusia
pada hak-haknya dan janganlah kalian merajalela di muka bumi dengan
membuat kerusakan” (QS Asy-Syu’araa : 183)
 Melarang keras bisnis yang dilarang oleh Allah Swt seperti rumah bordil atau
pelacuran, minuman keras atau khamar, kasino atau judi, beternak/menjual babi
dan binatang lain yang diharamkan oleh Islam, pembuatan/penjualan patung.
 Islam berusaha keras untuk mencegah terjadinya bai’ul gharar atau suatu
tindakan yang dilakukan dalam penjualan barang yang tidak jelas rupa dan
sifatnya, sehingga menimbulkan efek yang merugikan orang lain.
 Allah Swt melarang keras setiap Muslim melakukan riba, bagi seorang Muslim
melakukan riba adalah haram hukumnya. Riba dalam Islam ada dua macam
yaitu : riba nasiah dan riba fadhi. Riba nasiah adalah suatu pembayaran lebih
yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhi ialah pertukaran
suatu barang dengan yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlah pengembaliannya.
 Pembayaran zakat adalah wajib hukumnya.
 Dan masih banyak aturan lainnya yang dapat dipedomani dari Al-Quran.

F. Ekonomi Pancasila

Pengkajian tentang ekonomi Pancasila sudah banyak dilakukan oleh berbagai


pihak dan berbagai pemikiran tersebut telah dimuat di berbagai tempat baik media
cetak maupun elektronik. Tokoh ekonomi seperti Mohammad Hatta, Emil Salim,
Mubyarto, Adi Sasono, Sumitro Djojohadikusumo, Widjojo Nitisastro, Moh.Sadli, Ali
Wardhana, Budiono, dan beberapa tokoh lainnya dianggap sebagai pihak yang begitu
intens mengkaji serta merumuskan model dan sistem yang paling layak untuk
ditetapkan di Indonesia.

Hatta dikenal begitu tajam dalam mengkritik perekonomian model kapitalis.


Tulisan Hatta telah termuat di berbagai media pada masa itu, efek dari tulisan itu telah
membuat pihak Belanda marah besar. Namun, semangat nasionalisme Hatta tetap
menyala sehingga ia tetap terus menyampaikan pemikirannya tersebut.

Karena pemikirannya, Hatta pernah ditangkap Belanda pada September 1927


dengan tuduhan “menghasut terhadap pemerintah”. Pasca penangkapan Hatta oleh
Belanda ternyata telah menimbulkan sikap protes yang tinggi dari kalangan intelektual
dan politisi partai serta organisasi Islam dan nasionalis pada masa itu. Hatta
dibebaskan pada tanggal 22 Maret 1928. Perjuangan dan rasa nasionalisme Hatta
sangat tinggi terutama dalam menentang model ekonomi kapitalis.
Pada 1934, Hatta menulis buku Krisis Ekonomi dan Kapitalisme untuk
menggambarkan dampak krisis terhadap kaum buruh, tani, pedagang kecil, dan
perekonomian rakyat secara umum. Ada yang menarik dari pemikiran Hatta yang bisa
kita petik pada saat sekarang ini. Dalam pemikiran Hatta, usaha-usaha yang besar
harus diselenggarakan oleh negara (BUMN), terutama yang menguasai hajat hidup
orang banyak serta cabang-cabang ekonomi strategis.

Adapun jenis usaha kecil dan sedang dikerjakan oleh koperasi, dimana koperasi
diselenggarakan oleh rakyat kecil dan bermodal kecil. Namun, bukan berarti Hatta anti
terhadap usaha swasta. Menurut Hatta, masih banyak wilayah ekonomi yang dapat
digarap swasta diluar cabang ekonomi yang dikerjakan oleh negara dan koperasi.

Dari sini dapat kita simpulkan bahwa Hatta adalah tokoh ekonomi yang begitu
peduli kepada ekonomi rakyat. Bagi Hatta pemerintah mutlak harus berperan dalam
siasat dan perencanaan ekonomi. Peranan pemerintah dalam hal ini diperlukan untuk
mengarahkan perekonomian nasional menuju kemakmuran masyarakat secara kolektif,
bukan kemakmuran orang per orang.

Saat ini memang ada yang beranggapan jika sistem ekonomi Indonesia bersifat
sistem ekonomi campuran ( mixed economy ). Salah satu kondisi di mana sebagian
kelompok rakyat Indonesia yang kesejahteraan ekonominya sulit untuk bangkit
disebabkan karena tidak tertatanya pengaturan sistem ekonomi di tingkat dasar secara
baik dan memihak rakyat. Berdirinya koperasi dan beroperasinya perusahaan
perusahaan besar yang bergaya kapitalis telah menempatkan Indonesia sebagai
negara yang sangat terbuka dalam mempraktikkan sistem ekonomi bergaya kapitalis.
Padahal untuk mewujudkan ekonomi berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 maka negara
wajib menata dan mengatur suatu sistem ekonomi yang terkendali dan terpenuhi.

Untuk itu pemerintah Indonesia merumuskan Sistem Ekonomi Pancasila.

Sistem ekonomi pancasila adalah sistem ekonomi yang berasaskan nilai dan
moral pancasila. Sistem ekonomi ini menjadi identitas perekonomian Indonesia.
Sebutan lain dari sistem ekonom pancasila adalah sistem demokrasi ekonomi.
 Ekonomi pancasila adalah sistem ekonomi suatu negara yang menerapkan nilai-
nilai dan bermoral pancasila sebagai sumber referensi kegiatan dan kebijakan ekonomi.
Artinya, ada lima sumber nilai dalam sistem perekonomian pancasila. Kita akan bahas
satu persatu di sini.
Pertama, nilai ketuhanan, artinya sistem ekonomi berjalan tanpa mengabaikan
nilai agama dan etika. Kedua, nilai kemanusiaan, artinya sistem ekonomi
mengedepankan prinsip humanis dan tidak eksploitatif. Ketiga, nilai persatuan, artinya
kegiatan ekonomi dilakukan bersama-sama dengan mengedepankan asas
kekeluargaan. Keempat, nilai musyawarah atau demokrasi, artinya prinsip ekonomi
selaras dengan nilai-nilai demokrasi. Kelima, nilai keadilan, artinya pengelolaan
sumberdaya ekonomi digunakan seadil-adilnya untuk kemakmuran rakyat.

Landasan pokok perekonomian Indonesia adalah Pasal 33 ayat 1, 2, 3, dan 4


UUD 1945 hasil amandemen dengan bunyi sebagai berikut

◊ Ayat 1: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas


kekeluargaan.

◊ Ayat 2: Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

◊ Ayat 3: Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

◊ Ayat 4: Perekonomian nasional diselenggarakan berasaskan atas demokrasi ekonomi


dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan, kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.

Dari definisi, sumber nilai, dan landasan konstitusional perekonomian yang sudah
disampaikan di atas, kita bisa mengetahui apa saja ciri-ciri atau karakteristik sistem
ekonomi pancasila.

Ciri-ciri atau karakteristik sistem ekonomi pancasila

 Etika dan nilai agama terlibat dalam keputusan perekonomian.


 Kebijakan ekonomi mengedepankan nilai kemanusiaan.
 Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berasas kekeluargaan.
 Pengelolaan ekonomi dilakukan dengan pemufakatan lembaga perwakilan
rakyat.
 Cabang-cabang produksi yang penting bagi rakyat dikuasai oleh negara untuk
kemakmuran rakyat.
 Kekayaan alam di bumi Indonesia dikuasai oleh negara untuk kemakmuran
rakyat.
 Hak milik perseorangan diakui oleh negara dengan tidak bertentangan dengan
kepentingan umum.
 Daya kreasi ekonomi masyarakat tidak merugikan kepentingan umum.
 Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Beberapa ciri sistem ekonomi yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa ekonomi
pancasila mengedepankan unsur kolektivitas dan kekeluargaan dalam pengelolaan
perekonomian. Rakyat banyak sangat diuntungkan dengan sistem demokrasi pancasila
karena kekayaan dan kekuasaan ekonomi negara dikembalikan lagi pada rakyat.
Kelebihan sistem ekonomi pancasila

♣ Pengelolaan ekonomi merupakan usaha kolektif untuk mencapai kemakmuran


bersama.

♣ Perekonomian nasional diutamakan untuk kemakmuran rakyat.

♣ Inovasi dan kreativitas individu dikembangkan tanpa mengganggu kepentingan


umum.

Kekurangan sistem ekonomi pancasila

♣ Daya kreasi dan inovasi masyarakat berpotensi mati karena dominasi negara dalam
pengelolaan perekonomian.

♣ Keputusan ekonomi diambil secara lambat karena perlu penyelarasan kepentingan


bersama.

♣ Perekonomian berjalan secara tidak efisien karena mengedepankan proses


demokrasi yang relatif lama.

Contoh penerapan ekonomi pancasila

 Koperasi

Adanya koperasi merupakan salah satu wujud penerapan ekonomi pancasila dilihat dari
institusinya. Koperasi merupakan usaha kolektif berasaskan kekeluargaan. Pengelolaan
dan distribusi kekayaannya dikuasai oleh para anggota sehingga kesenjangan ekonomi
antarindividu bisa diminimalisir. Namun sayang, popularitas koperasi kian tenggelam,
hal ini terlihat dari banyaknya koperasi di Indonesia yang tinggal papan namanya saja.

 BUMN

BUMN adalah singkatan dari Badan Usaha Milik Negara. Adanya BUMN menunjukkan


eksistensi peran negara dalam mengelola perekonomian di berbagai bidang. Sebagian
BUMN merupakan hasil dari nasionalisasi perusahaan Belanda setelah proklamasi. Jika
BUMN mengalami privatisasi, maka bisa dilihat sebagai Indikasi berkurangnya peran
negara dalam pengelolaan perekonomian negara.
 Serikat buruh

Serikat buruh merupakan bentuk gerakan kolektif kelas pekerja. Relasi antara pekerja
dan pemodal yang rentan eksploitasi bisa diantisipasi atau dikurangi dengan adanya
serikat buruh. Serikat buruh yang kuat memiliki posisi tawar yang kuat di mata pemilik
modal. Kesenjangan pendapatan antara buruh dan pengusaha termasuk tim manajerial
perusahaan bisa dikurangi apabila serikat buruh memiliki posisi tawar yang kuat.
Ekonomi pancasila mengutamakan kemakmuran bersama, bukan kemakmuran
segelintir elit.

Anda mungkin juga menyukai