Bagi pemerintah sangat perlu untuk menciptakan angka inflasi yang berada pada
kisaran yang diinginkan oleh pasar, yang biasa disebut dengan actual inflation. Secara
konsep inflasi mengalami pergerakan yang bersifat structural. Setiap negara berusaha
memperkecil inflasi, namun karena beberapa produk terus mengalami kelangkaan di
pasaran maka inflasi pada beberapa produk sangat sulit untuk dihindarkan.
A. Definisi Inflasi
Inflasi merupakan suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi
dimana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami pelemahan.
Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus maka akan mengakibatkan pada
memburuknya kondisi ekonomi negara secara menyeluruh serta mampu mengguncang
tatanan politik suatu negara.
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa inflasi merupakan hal yang
membahayakan bagi perekonomian dan mampu menimbulkan efek yang sangat sulit
untuk diatasi dan dapat berakibat pada tumbangnya pemerintahan yang berkuasa.
Contoh ini dapat kita lihat pada apa yang terjadi pada era pemerintahan Soekarno
dimana kita pernah mengalami hiperinflasi.
Di samping inflasi dilihat dari segi asalnya maka ada beberapa faktor yang bisa
menimbulkan inflasi sebagai berikut :
2. Cost Push Inflation yaitu inflasi yang disebabkan oleh kebijakan perusahaan
yang menaikkan harga barang dagangannya karena implikasi dari kenaikan
biaya internal seperti kenaikan upah buruh, suku bunga, atau juga karena
mengharapkan memperoleh laba yang tinggi.
3. Demand Full Inflation yaitu inflasi yang timbul karena didorong oleh biaya.
Inflasi lainnya seperti karena faktor kenaikan pendapatan masyarakat atau
juga disebabkan oleh ketakutan akan terjadi kenaikan harga yang terus
menerus sehingga masyarakat memborongnya. Inflasi seperti ini disebut juga
inflasi yang timbul karena dorongan permintaan.
C. Skala Penilaian Inflasi
Dari segi perspektif skala penilaian inflasi maka ada 4 kategori skala yang biasa
dipakai, yaitu :
F. Perhitungan Inflasi
Setelah kita menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer price
Index (CPI) maka selanjutnya kita dapat menghitung inflasi. Adapun rumus untuk
menghitung inflasi adalah :
Contoh Soal :
Berdasarkan IHK di bawah ini, hitunglah inflasi yang terjadi pada tahun 1993,
1995, dan 1999.
Jawab :
IR1993 = 3,0
b.) IR1995 = (IHK1995 / IHK1994 .100) – 100
IR1995 = (456,5 / 444,0 .100) – 100
IR1995 = (102,8) – 100
IR1995 = 2,8
G. Pengertian Deflasi
Setelah kita memahami tentang pengertian dan bentuk deflasi beserta formula
yang digunakan maka perlu juga bagi kita memahami pengertian dari deflasi
yang merupakan kebalikan dari inflasi.
Deflasi adalah suatu kondisi dimana harga barang dan jasa terus
mengalami penurunan dan nilai mata uang terus mengalami penguatan. Pada
kondisi deflasi ini, penurunan harga barang dilakukan dengan tujuan :
1. Untuk menggairahkan produksi, industri, kesempatan kerja dan
meningkatkan nilai mata uang.
2. Agar barang yang telah diproduksi terjangkau untuk dapat dibeli oleh
masyarakat.
3. Membantu para pebisnis dalam memasarkan barangnyan dengan cepat dan
cepat memproduksi kembali barang yang baru.
Kondisi inflasi dan deflasi yang tidak terkendali akan mampu merusak tatanan
ekonomi suatu negara. Karena itu deflasi yang dimaksud adalah deflasi yang
terkendali atau actual deflation (deflasi yang diharapkan).
Tapi apa yang terjadi pada negara maju seperti Amerika, Jepang dan
beberapa negara Eopa lainnya berbeda dengan kebijakan yang diterapkan oleh
pemerintah Indonesia terhadap ekonominya. Jika pemerintah Indonesia dalam
situasi sekarang ini maka penerapannya adalah penekanan pada pertumbuhan
ekonomi. Kebijakan yang ekspansif seperti ini cenderung memberikan tekanan
terhadap inflasi, maka harus dibuat sektor perbankan sebagai penyangga
(buffer) dalam menciptakan tingkat inflasi yang rendah atau lebih tepatnya bank
sentral menerapkan kebijakan yang berusaha mengendalikan jumlah uang yang
beredar di masyarakat dan menciptakan tingkat suku bunga yang stabil. Di sisi
lain pemerintah harus menjaga jangan sampai terjadi peningkatan pada suku
bunga karena dengan begitu akan bisa mendorong para pelaku ekonomi untuk
memegang asset dalam bentuk obligasi dan deposito lebih banyak dan
mengurangi saham.
Suatu efek yang dirasa jelas jika target inflasi yang ditetapkan tidak
tercapai adalah menurunnya minat berinvestasi di kalangan investor. Efek lain
bagi public adalah terjadinya penurunan pada daya beli masyarakat. Hal ini
dapat berpengaruh kepada bidang lapangan kerja yang tersedia, dan yang
paling fatal dapat menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat kepada
pemerintahan. Untuk itu, peran bank sentral menjadi penting. Diharapkan bank
sentral dapat selalu menciptakan sasaran operasional dengan mempertahankan
level uang primer agar sesuai dengan kebutuhan riil perekonomian dan
konsisten dengan pencapaian target inflasi.
Inflasi juga bisa berhubungan dengan suku bunga, yaitu seperti pada
saat inflasi tinggi dan tanpa diimbangi oleh kenaikan suku bunga, maka hal ini
dapat menimbulkan keuntungan investasi terutama di pasar uang, ini terjadi dari
pergerakan fluktuasi yang tidak terkontrol. Lebih jauh lagi hal ini dapat
menyebabkan melemahnya nilai tukar.