Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI IDENTITAS DAN


KARAKTER BANGSA
(Kewarganegaraan)

Dosen Pengampu:
Ibu Mariatul Kiptiah

Disusun oleh:
Kelompok 5
Firda Adelia 2002301004
M. Noval Indrawan 2002301058
Muhammad Ihsan Najib 2002301025
Radiatommardiyah 2002301064
Za’amatul Ainy 2002301016

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum wr.wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami sebagai penyusun makalah ini dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu. Makalah berjudul Pancasila dan Kewarganegaraan Sebagai Identitas
dan Karakter Bangsa ini disusun guna memenuhi tugas Ibu Mariatul Kiptiah
pada Mata Kuliah Kewarganegaraan di Politeknik Negeri Tanah Laut.
Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan
terima kasih sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, tak ada gading yang tak retak, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah kami ini dapat
memberikan manfaat mauapun inspirasi terhadap pembaca baik seacra
praktis maupun teoritis.
Wassalamualaikum wr.wb.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................2

DAFTAR ISI ........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................4

1.1 Latar Belakang...........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................5

1.3 Tujuan ........................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................7

2.1. Budaya Indonesia Di Klaim Malaysia ..........................................................7

2.2. Hukum Pengklaiman Budaya Bangsa Lain.................................................10

2.3. Bangsa Indonesia Klaim Budaya Makan Sambil Berdiri (Standing Party)11

2.4. Indonesia Mempertahankan Budaya Nasional terhadap Bangsa Lain ........12

2.5. Pengajuan Budaya Daerah sebagai Budaya Nasional di Indonesia ............13

2.6. Upaya Melestarikan Budaya Indonesia sebagai Kearifan Lokal ................15

2.7. Sikap Terhadap Masalah-Tantangan yang Lunturkan Identitas Bangsa .....17

BAB III PENUTUP ..........................................................................................20

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................20

4.2 Saran ........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau
dan memeiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang
sering kita sebut kebudayaan. Kebudayaan-kebudayaan daerah yang sangat
bervariasi itu secara keseluruhan adalah milik sah masyarakatnya, dan
merupakan suatu kekayaan bersama yang tidak terukur harganya, yang
benilai ciri khas, dan juga mejadi lambang dari kepribadian Bangsa Indonesia
Tidak bisa di pungkiri kenyataan tersebut membuat Bangsa Indonesia dikenal
sebagai negara kaya akan sumber alam dan budaya. Kekayaan budaya yang
dimiliki Indonesia merupakan warisan dari nenek moyang bangsa Indonesia.
Budaya tersebut diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Kegiatan kehidupan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia memiliki nilai
histori yang berbeda di setiap daerah. Hal ini menggambarkan bahwa
Indonesia memiliki kekayaan budaya luar biasa besar yang dapat menjadi aset
bangsa dan nilai jual untuk kepentingan diplomasi Indonesia di dunia
internasional (Lusianti & Rani, 2012).
Dengan berkembangnya jaman dan adanya globalisasi yang melanda
Indonesia, membuat masyarakat Indonesia tidak peduli dan kurang
memperhatikan juga melestarikan budayanya sehingga berdampak budaya
tersebut menjadi terabaikan. Malaysia yang secara historis merupakan negara
serumpun melayu dengan Indonesia, yang memiliki perbedaan yang tipis
Ditambah krisis identitas yang dialaminya, membuat Malaysia mencari
identitas bangsanya sendiri dengan budaya asli Indonesia sebagai upaya
mempertahankan eksistensinya menjadi peluang Malaysia untuk pengklaiman
budaya dari Keberlimpahan budaya Indonesia, karena saat ini bukan hanya
wilayah fisik yang mengandung nilai komersil tinggi tapi juga kekayaan
budaya dan karena Padahal implementasinya tidak semudah itu untuk saat ini
apalagi mengenai perihal penggunaan budaya suatu bangsa untuk
mempromosiakan bangsa lain yang bukan pemiliknya (Pratomo, 2013).

4
Dengan adanya pengklaiman yang dilakukan oleh Malaysia jelas itu
akan merugikan Indonesia karena Indonesia dapat kehilangan sebuah identitas,
dan di Diplomasi Kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu negara yang
kurang memperjuangkan kepentingan nasionalnya melalui dimensi
kebudayaan, baik secara mikro seperti pendidikan, ilmu pengetahuan, olahraga
dan kesenian, ataupun secara makro sesuai dengan ciri khas yang utama,
misalnya : propaganda dan lain-lain, yang dalam pengertian konvensional
dapat dianggap sebagai bukan politik, ekonomi ataupun militer”. (Kartika,
2007)
Berdasarkan kasus sengketa kebudayaan diatas khususnya yang sering
dilakukan oleh negara Malaysia terhadap negara Indonesia, Maka penyusun
tertarik untuk membahas dan meneliti kasus tersebut dengan judul Pancasila
dan Kewarganegaraan sebagai Indentitas dan Karakter Bangsa, agar Indonesia
bisa melihat kasus – kasus klaim sepihak oleh negara lain sebagai
pembelajaran bahwa dalam kaitan itu, merupakan kewajiban bagi setiap
individu terhadap kekayaaan budaya masyarakat daerah yang sangat bervariasi
itu menjaga, mengembangkan, memelihara, melindungi dan melestarikan dari
ancaman pihak-pihak yang berniat mem”bahaya”kannya atau pihak-pihak
asing untuk mengklaim sebagai miliknya (Patji, 2010) sehingga permasalahan
sengketa budaya antar negara, dan kekayaan budaya bangsa atau national
heritage yang seharusnya membawa nama bangsa, tidaklah diakui oleh pihak
yang tidak berhak, yakni negara lain.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada berapa budaya Indonesia yang diklaim Malaysia? Adakah contoh
lainnya, Sebutkan? apakah klaim tersebut dimungkinkan terjadi lagi di
kemudian hari!
2. Bagaimana hukum jika sebuah negara mengklaim kebudayaan bangsa lain
karena budaya tersebut telah dijalankan oleh warga negaranya?

5
3. Bagaimana jika bangsa Indonesia mengklaim budaya bangsa lain karena
budaya tersebut memang telah dipraktikkan oleh orang Indonesia seperti
budaya makan sambil berdiri (standing party)?
4. Apa yang perlu dilakukan agar kebudayaan Indonesia sebagai identitas
nasional tidak diklaim oleh negara lain?
5. Bagaimana jika setiap orang Indonesia ingin mengajukan kebudayaan
daerahnya sebagai kebudayaan nasional, adakah syaratnya?
6. Bagaimana melestarikan Kebudayaan daerah yang dijadikan sebagai
kearifan lokal?
7. Bagaimana pendapat dan sikap terhadap sejumlah masalah dan tantangan
yang saat ini sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia? Apakah hal itu dapat
melunturkan identitas kita? Mengapa hal ini terjadi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui berapa budaya Indonesia yang diklaim Malaysia?
Adakah contoh lainnya, Sebutkan? apakah klaim tersebut dimungkinkan
terjadi lagi di kemudian hari!
2. Untuk mengetahui hukum sebuah negara mengklaim kebudayaan bangsa
lain karena budaya tersebut telah dijalankan oleh warga negaranya?
3. Untuk mengetahui jika bangsa Indonesia mengklaim budaya bangsa lain
karena budaya tersebut memang telah dipraktikkan oleh orang Indonesia
seperti budaya makan sambil berdiri (standing party)?
4. Untuk mengetahui yang perlu dilakukan agar kebudayaan Indonesia
sebagai identitas nasional tidak diklaim oleh negara lain?
5. Untuk mengetahui jika setiap orang Indonesia ingin mengajukan
kebudayaan daerahnya sebagai kebudayaan nasional, adakah syaratnya?
6. Untuk mengetahui cara melestarikan Kebudayaan daerah yang dijadikan
sebagai kearifan lokal?
7. Untuk mengetahui pendapat dan sikap terhadap sejumlah masalah dan
tantangan yang saat ini sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia? Dan untuk
mengetahui jika hal itu dapat melunturkan identitas kita? Untuk
mengetahui mengapa hal ini terjadi.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Budaya Indonesia Di Klaim Malaysia


Klaim atas budaya Indonesia oleh negara lain dapat terjadi akibat
adanya kedekatan budaya dengan Indonesia, karena mayoritas produk budaya
Indonesia berasal dari warisan budaya Hindu, Budha, Melayu, Cina, India
dan Arab. Selain itu, persebaran penduduk Indonesia ke negara lain dengan
membawa kebudayaan daerahnya juga dapat menyebabkan terjadinya klaim
budaya, sebagai akibat dari adaptasi kebudayaan Indonesia dengan
kebudayaan masyarakat lokal di negara lain yang mengalami difusi,
akulturasi, dan asimilasi
Berdasarkan artikel studi kasus yang terdapat pada ANTARA News,
Aset-aset kebudayaan masyarakat daerah di Indonesia yang diklaim oleh
negara (pemerintah) dan pihak asing ternyata jumlahnya cukup banyak, Pada
rentang 2007-2012, Malaysia sudah tujuh kali mengklaim budaya Indonesia
sebagai warisan budaya mereka. antara lain: bermula pada November 2007
terhadap kesenian reog ponorogo, selanjutnya pada Desember 2008 klaim
atas lagu Rasa Sayange dari Kepulauan Maluku. Lalu klaim batik pada
Januari 2009,Tari pendet yang jelas-jelas dari Bali juga diklaim Malaysia
pada Agustus 2009,Selanjutnya instrumen dan ansambel musik angklung
pada Maret 2010. Lalu yang terbaru adalah klaim Malaysia atas tari tor-tor
dan gondang sambilan yang merupakan asli kesenian dari Sumatera Utara.
Klaim aset kebudayaan Indonesia oleh pihak-pihak atau negara
(pemerintah) asing semakin meningkat jumlahnya pada beberapa tahun
terakhir. Sebagaimana diungkapkan oleh media massa dan piranti media
elektronik, klaim-klaim yang ada tidak hanya dilakukan oleh pihak pelaku
bisnis asing, tetapi juga oleh beberapa negara asing. Negara-negara dan
pihak-pihak yang mengklaim aset budaya Indonesia ternyata bukan hanya
Malaysia, tetapi juga Belanda, Inggris, Perancis, Jepang, Amerika, dan
lainnya. Data klaim negara lain atas aset budaya Indonesia dapat dilihat pada
tabel 1 (Patji,2010)

7
No Jenis Aset Budaya dan Daerah Negara Pengklaim
1. Batik, Jawa Malaysia
2. Naskah Kuno, Riau Malaysia
3. Naskah Kuno, Sumbar Malaysia
4. Naskah Kuno, Sulsel Malaysia
5. Naskah Kuno, Sultra Malaysia
6. Rendang, Sumbar Malaysia
7. Sambal Bajak, Jateng Belanda
8. Sambal Petai, Riau Belanda
9. Sambal Nanas, Riau Belanda
10. Lagu Rasa Sayang-Sayange, Maluku Malaysia
11. Tari Reog, Ponorogo Malaysia
12. Lagu Soleram, Riau Malaysia
13. Lagu Injit-Injit Semut, Jambi Malaysia
14. Alat Musik Gamelan, Jawa Malaysia
15. Tari Kuda Lumping Malaysia
16. Tari Piring, Sumbar Malaysia
17. Lagu Kakak Tua, Maluku Malaysia
18. Lagu Anak Kambing Saya, Nusa Tenggara Malaysia
19. Kursi Taman Ornamen Ukir Khas Jepara Prancis
20. Figura Ornamen Khas Jepara Inggris
21. Motif Batik Parang, Yogyakarta Malaysia
22. Desai Kerajinan Perak Desa Suwarti, Bali Amerika
23. Produk Berbahan rempah dan Tanaman Obat Jepang
Asli Indonesia
24. Badik Tumbuk Lada Malaysia
25. Kopi Gayo, Aceh Tengah, Aceh Belanda
26. Kopi Toraja, Sulsel Jepang
27. Musik Indang Sungai Garinggiang, Sumbar Malaysia
28. Kain Ulos, Batak, Sumut Malaysia
29. Alat Musik Angklung Malaysia

8
30. Lagu Jali-Jali Malaysia
31. Tari Pendet Malaysia

Tabel di atas menunjukkan bahwa diantara negara-negara yang


mengklaim aset budaya Indonesia pemerintah Malaysialah yang merupakan
pihak yang paling banyak mengklaim aset budaya Indonesia. Mengapa?
Malaysia yang secara historis terbukti merupakan negara serumpun melayu
dengan Indonesia, mebuat perbedaan yang ada nyaris sangat tipis dan tidak
signifikan antara budaya asli Indonesia dengan budaya Malaysia, membuat
Malaysia mudah sekali mengklaim budaya Indonesia dalam rangka mencari
identitas di Indonesia. Selain itu pengklaiman dilakukan dengan alasan
kedekatan budaya dan sejarahnya. Dan juga Malaysia adalah salah satu
negara transit bagi turis-turis asing yang mengusung tema kebudayaan
tradisional khas negaranya, fakta itu mengharuskan Malaysia untuk memiliki
kekayaan budaya tradisional yang beragam dan menarik untuk dijual kepada
turis mancanegara yang berkunjung ke sana. Salah satu caranya adalah
dengan menyuguhkan pertunjukan budaya-budaya yang membuat para turis
tertarik dan betah untuk menikmati bahkan mempelajari budaya tersebut.
Sehingga tak jarang mereka suguhkan pula budaya-budaya Indonesia yang
memang memiliki nilai seni tinggi untuk kancah internasional.
Jika kita lihat apakah ada peluang untuk terjadinya lagi kasus seperti
ini, maka jawabannya yang tepat adalah ada bahkan sangat rentan untuk itu
terjadi. Jika indonesia terus memberikan peluang dengan tidak segera
mendaftarkan budaya ke mahkaman internasional atau pihak UNESCO,
perpecahan suku budaya, proteksi atas elemen kebudayaan di Indonesia
masih lemah, Pemerintah dan aparatur negara belum mampu bersinergi dan
meningkatkan proteksi, dan budaya yang semakin lama semakin terkisis di
era globalisasi ini, serta pengawasan yang kurang dan jika Indonesia masih
seperti yang (Sistriani,2008) katakan yaitu bahwa masyarakat Indonesia kerap
amnesia, melupakan potensipotensi lokal, Indonesia yang secara empirik
memiliki budaya tersebut tetapi kurang mengapresiasi budayanya sendiri
maka Malaysia yang memang mengklaim budaya tersebut tidak mengakui

9
secara jantan bahwa budaya tersebut memang bukan budaya asli darinya
namun merupakan sebuah pelestarian budaya yang berusaha mereka lakukan.
Dalam hal ini rakyat Indonesia sebagai pemilik sah kebudayaan yang
kaya tersebut sepatutnya ikut menjaga, melestarikan, dan mengeksplorasi
kebudayaan-kebudayaan dalam negeri untuk dapat berbicara banyak di pentas
internasional kita dengan mempelajari serta mengajarkan salah satu budaya
tersebut secara generasi ke generasi selanjutnya, sebagai salah satu cara
supaya mepertahankan budaya kita agar tidak diklaim oleh negara lain. Sikap
apatis yang telah lama dijunjung oleh bangsa Indonesia harus segera
dihilangkan. Apresiasi yang kurang dari dalam negeri terhadap seni dan
budaya yang dimiliki bangsa serta langkah preventif guna meminimalisasi
klaim dari negara lain tidak pernah dilakukan. merupakan faktor lain yang
membuat klaim-klaim semacam ini dapat dengan mudah terjadi.

2.2. Hukum Pengklaiman Budaya Bangsa Lain


Hukum pengklaiman sebuah budaya dari bangsa lain dapat ditentukan
dengan melihat hak paten dan bukti pendaftaran budaya ke mahkamah
internasional atau pihak UNESCO, apabila sebuah budaya yang ingin diklaim
tersebut belum dimilki sebuah negara secara paten dan belum dikuatkan
dengan bukti yang memadai, serta budaya tersebut sudah diimplementasikan
secara menyeluruh ke sebagian besar negara yang ingin mengklaim maka
diperbolehkan karena tidak akan melanggar hak negara manapun dan akan
mudah mempertahankannya karena sudah diimplementasikan.
Namun jika sebuah budaya yang ingin diklaim tersebut sudah dimilki
sebuah negara secara paten dan sudah dikuatkan dengan bukti yang memadai,
walaupun budaya tersebut sudah diimplementasikan secara menyeluruh ke
sebagian besar negara yang ingin mengklaim bahkan sudah menjadi
kebiasaan hidup secara umum, maka tetap saja tidak diperbolehkan karena
mengklaim suatu kebudayaan bangsa lain merupakan hal yang tidak patut
(diluar batas) dilakukan dan merupakan suatu kesalahan sebab akan
memperburuk situasi negara, tidak adanya kerukunan antar negara akan
merugikan pihak yang memiliki kebudayaan asli tersebut, akan melanggar
hak negara yang memiliki kebudayaan asli sehingga nihilnya rasa

10
penghormatan serta toleransi suatu negara terhadap negara lain,dan akan sulit
mempertahankannya karena dalam pengimplementasiannya selalu diiringi
dengan persaingan antar negara serta jika bukan budaya itu bukan budaya asli
suatu negera pasti akan ditemukan ketidaksesuain dengan kondisi adat istiadat
negara tersebut yang membuat negara tersebut berpotensi memiliki masalah
kebudayaan nantinya.

2.3. Bangsa Indonesia Klaim Budaya Makan Sambil Berdiri (Standing Party)
Tidak masalah jika budaya negara lain hidup, tumbuh dan
berkembang di negara Indonesia Indonesia dalam artian masih dalam batasan
yang wajar serta tidak untuk diklaim karena itu semua merupakan bentuk
keterbukaan Indonesia dalam menghadapai arus globalisasi namun jika
Indonesia sudah bertindak mengarah pada ranah pengklaiman maka kembali
kepada pernytatan bahwa Hukum yang baik adalah hukum yang membagi
keadilan, Sehingga jika terdapat pertanyaan bagaimana hukum indonesia
dalam mengklaim budaya lain? maka jawaban dengan tegas diberikan adalah
Tidak boleh.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya jika sebuah budaya yang
ingin diklaim oleh Indonesia sudah dimilki sebuah negara lain secara paten
dan sudah dikuatkan dengan bukti yang memadai, walaupun budaya tersebut
sudah diimplementasikan secara menyeluruh ke sebagian besar negara
Indonesia bahkan sudah menjadi kebiasaan hidup secara umum, maka tetap
saja tidak diperbolehkan karena mengklaim suatu kebudayaan bangsa lain
merupakan hal yang tidak patut (diluar batas) dilakukan dan merupakan suatu
kesalahan.
Kita ketahui Indonesia memiliki kebudayaannya tersendiri sebagai
bagian dari kebudayaan nasional (bersifat universal dan adanya pengakuan
dari pemerintah) yang sesuai adat istiadat yang lebih membutukan perhatian
lebih dari Indonesia yang memilikinya, sebaiknya lebih diapresiasi sehingga
identitas bangsa tetap terjaga, adapun sebaliknya Standing Party yang
merupakan budaya barat yang dipengaruhi era globalisasi sehingga merambat
ke Indonesia yang mana jika diklaim menjadi budaya Indoneasi maka akan
ditemukannya pertentangan-pertentangan dalam adat istiadat Indonesia,

11
membuat Indonesia menentang sendiri budaya aslinya yang memang sudah
menajdi jati diri Indonesia hanya untuk budaya negara lain yang suatu saat
nanti akan membuat Indonesia melanggar hak negara yang memiliki
kebudayaan asli tersebut yang mana ruginya sama dengan ruginya Indonesia
jika budayanya diklaim bangsa lain dan pada.
Mengenai hal tersbut dengan proses penyaringan secara selektif dan
dewasa dari indonesia, maka sudah seharusnya indonesia melakukan tindakan
lebih memilih mempertahankan apa yang sudah menjadi milik sepenuhnya
indonesia yang memiliki karakteristik serta hak ciptanya Indonesia bukanlah
bertindak mencari pembenaran untuk mengklaim budaya lain yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia tersebut. Hal ini menjadi tugas
utama bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman budaya untuk dapat
memilih tindakan mempertahankan dengan memajukan, melindungi,
mengembangkan, memanfaatkan serta membina kebudayaan bangsa
Indonesia agar identitas bangsa tetap terjaga serta tidak ada lagi kasus
pengklaiman oleh negara lain.

2.4. Indonesia Mempertahankan Budaya Nasional terhadap Bangsa Lain


Banyaknya kasus-kasus klaim sepihak yang dilakukan oleh negara
lain membuat Indonesia seharusnya melihatnya sebagai pembelajaran bahwa
dalam kaitan itu, merupakan kewajiban bagi setiap individu terhadap
kekayaaan budaya masyarakat daerah yang sangat bervariasi itu menjaga,
mengembangkan, memelihara, melindungi dan melestarikan dari ancaman
pihak-pihak yang berniat mem”bahaya”kannya atau pihak-pihak asing untuk
mengklaim sebagai miliknya (Patji, 2010) sehingga permasalahan sengketa
budaya antar negara, dan kekayaan budaya bangsa atau national heritage yang
seharusnya membawa nama bangsa, tidaklah diakui oleh pihak yang tidak
berhak, yakni negara lain. bagaimana caranya agar peristiwa pengklaiman
budaya ini tidak terjadi lagi? Beberapa hal yang perlu dilakukan bangsa
Indonesia agar kebudayaan Indonesia sebagai identitas nasional tidak diklaim
oleh negara lain khususnya Malaysia, diantaranya yaitu :
1) Hal pertama yang paling penting yaitu berada pada diri masyarakat
Indonesia sendiri. Dimana semua masyarakat seharusnya mempelajari,

12
memperkenalkan, mengajarkan, serta memiliki rasa bangga akan
keberagaman budaya Indonesia, dan selalu melestarikannya untuk
mempertahankan budaya dari salah satu dari banyak budaya yang dimiliki
Indonesia.
2) Menyadarkan generasi selanjutnya betapa pentingnya budaya dari generasi
sebelumnya salah satunya melalui program pelajaran di sekolah mengenali
budaya tersebut serta mempraktekanya.
3) Memperkenalkan kembali budaya-budaya bangsa Indonesia kepada negara
lain, lalu kita juga bisa memperkenalkan budaya kita melalui event Budaya
Internasional yang kemudian ditindak lanjuti dengan melestarikannya.
4) Menyaring budaya yang baik dari luar tanpa mengubah jati diri budaya
negara sendiri.
5) Mendaftarkan keabsahan atau mempatenkan budaya bangsa Indonesia ke
UNESCO.

2.5. Pengajuan Budaya Daerah sebagai Budaya Nasional di Indonesia


Tentu saja setiap WNI dapat mengajukan kebudayaan daerah menjadi
kebudayaan nasional atau identitas nasional, hal ini karena kebudayaan
nasional adalah kebudayaan yang berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri,
yaitu semua nilai luhur dan falsafah bangsa yang berada didalam masyarakat
dan hal tersebut murni dari Indonesia itu sendiri serta untuk memperkecil
peluang pengklaiman budaya oleh bangsa lain. Dan di Indonesia sendiri
sudah dipermudah dengan adanya lembaga dan program yang bertanggung
jawab terhadap proses pengajuan-pengajuan Budaya Nasional guna
mempercepat pendataan budaya yang ada sebelum diklaim negara lain sebab
budaya indonesia sangan banyak dan beragam, yaitu Warisan Budaya
Nasional (Warbudnas) Kebudayaan nasional pada intinya adalah gabungan
dari berbagai macam budaya daerah disuatu negara tertentu, seperti
Indonesia. Indonesia memang memiliki beraneka ragam kebudayaan, tetapi
hal tersebut tidak menjadikan indonesia menjadi terpecah belah, melainkan
hal tersebut membuat indonesia menjadi satu kesatuan yang kuat dan kokoh,
sebagaimana dengan prinsipnya yaitu’Bhineka Tunggal Ika’ yan berarti
berbeda-beda tetapi tetap satu. meskipun demikian, kita harus melestarikan

13
budaya nasional kita agar tidak diambil dan diakui okeh negara lain. (Aris,
2021).
Kebudayaan nasional merupakan puncak kebudayaan daerah (Ki
Hajar Dewantara) yang berada diwilayah Indonesia jika sebelumnya semua
WNI memiliki hak dalam pengajuan kebudayaan daerah sebagai kebudayaan
nasional / identitas nasional maka jangan melupakan kewajibannya, tentunya
ada syarat yang harus dipenuhi. Syarat mutlak yang harus dipenuhi yaitu
budaya yang diajukan harus memiliki sifat yang khas dan dapat dibanggakan
serta dapat memberikan suatu identitas bangsa Indonesia dan tidak dapat
ditemukan dinegara lain. Selain itu juga harus memenuhi syarat syarat berikut
ini:
1. Pantas dan tepat diangkat sebagai kebudayaan nasional atau identitas
nasional.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa budaya Indonesia harus
pantas untuk dikenalkan dan bisa membawa serta mengangkat nama
bangsa juga membuat bangsa memiliki citra yang baik. Jika budaya yang
diangkat tersebut tidak tepat atau tidak pantas maka budaya tersebut akan
menjadikan nama Bangsa Indoensia menjadi memiliki citra yang kurang
baik dan mengotori nama berbagai pihak. Yang dimaksud budaya yang
pantas itu adalah budaya yang memiliki unsur – unsur kebudayaan dan
nilai-nilai yang dipahami, dianut, serta dipedomani oleh bangsa Indonesia
2. Memiliki unsur-unsur kebudayaan yang mendapat pengakuan dari semua
bangsa kita, sehingga menjadi milik bangsa
Budaya yang memiliki unsur – unsur kebudayaan dan nilai-nilai yang
dipahami, dianut, serta dipedomani oleh bangsa Indonesia itu sendiri yang
mendapat pengakuan dari bangsa lain sehingga menjadi milik bangsa
kita.Maksud dari pernyatan di atas adalah untuk suatu budaya yang bisa
membanggakan baik dari segi daerah maupun nasional bahkan
internasional. Seperti contohnya batik, angklung, gamelan. Budaya–
budaya tersebut merupakan karya anak bangsa yang membawa nama
Indonesia keluar menjadi terkenal. Bukan hanya barang – barang,
Indonesia juga mempunyai budaya yang khas dan membanggakan yaitu

14
sopan santun serta ramah terhadaap semua orang yang menjadi nilai positif
dimata dunia.
3. Berkualitas tinggi dan dapat diterima oleh seluruh bnagsa Indonesia.
Budaya yang dihasilkan harus memiliki kualitas yang tinggi yaitu
budaya tersebut dapat menguntungkan negara yang memilikinya dan
negara yang mempelajarinya, dapat menunjukkan nilai pembelajaran-
pembelajaran terkait, dapat di akui oleh seluruh bangsa Indonesia.
Budayanya harus sesuai dengan ciri Indonesia., kemudian tidak
menyinggung budaya lain yang sama sama merupakan udaya Indonesia.
4. Hasil budaya masyarakat bangsa
Jadi untuk megajukan suatu budaya maka budaya tersebut harus
merupakan budaya dari nenek moyang yang diturunkan ke anak atau
masyarakat bangsa Indonesia itu sendiri. Tidak mengklaim dari budaya
orang lain dan tidak memodifikasi budaya orang lain. Budaya tersebut
dikembangkan dan memang layak untuk dijadikan kebudayaan nasional.
Adapun alasan kebudayaan daerah bisa menjadi kebudayaan nasional:
a. Kebudayaan daerah adalah titik cikal bakal terbentuknya negara
Indonesia.
b. Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia.
c. Kebudayaan lokal yang dimiliki tiap daerah memiliki kekuatan sendiri
d. Kepercayaan orang – orang di daerah masih terlihat mistik, ini menjadi
hal unik dimata negara luar.
e. Kebudayaan daerah sebagai tiang dari keberadaan budaya nasional.
f. Kesatuan budaya daerah sebagai identitas keberadaan dinegara
Indonesia.
Kebudayaan daerah yang sebagai kearifan lokal kini perlahan mulai
memudar. Dengan memudarnya / lunturnya kebudayaan daerah maka akan
sangay berpengaruh terhadap identitas bangsa. Jika hal ini terus menerus
dilakukan dan hanya dibiarkan begitu saja maka semakin lama identitas
bangsa ini semakin menghilang.

2.6. Upaya Melestarikan Budaya Indonesia sebagai Kearifan Lokal


Pelestarian sebagai kegiatan atau yang dilakukan secara terus

15
menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu yang
mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes,
dan selektif.Pelestarian budaya adalah upaya untuk mempertahankan nilai -
nilai seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan
yang bersifat dinamis, luwes dan selektif, serta menyesuaikan dengan situasi
dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang.Widjaja (1986)
mengartikan pelestarian sebagai kegiatan atau yang dilakukan secara terus
menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu yang
mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes
dan selektif (Widjaja dalam Ranjabar, 2006:56)
Menjaga dan melestarikan budaya Indonesia dapatdilakukan dengan
berbagai cara. Ada dua cara yang dapat dilakukan masyarakat khususnya
sebagai generasi muda dalam mendukung kelestarian budaya dan ikut
menjaga budaya lokal (Sendjaja, 1994: 286). yaitu :
• Culture Experience ( Pengalaman Budaya )
Culture Experience Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan
dengan cara terjun langsung kedalam sebuah pengalaman kultural.
contohnya, jika kebudayaan tersebutberbentuk tarian, maka masyarakat
dianjurkan untuk belajar dan berlatih dalam menguasai tarian tersebut, dan
dapat dipentaskan setiap tahun dalam acara-acara tertentu atau diadakannya
festival-festival. Dengan demikian kebudayaan lokal selalu dapat dijaga
kelestariannya.
• Culture Knowledge ( Pengetahuan Budaya )
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat
suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasi ke
dalam banyak bentuk. Tujuannya adalah untuk edukasi ataupun untuk
kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi
kepariwisataan daerah.Dengan demikian para Generasi Muda dapat
memperkaya pengetahuannya tentang kebudayaanya sendiri. Selain
dilestarikan dalam dua bentuk diatas, kebudayaan lokal juga dapat
dilestarikan dengan cara mengenal budaya itu sendiri.
Oleh karena itu peran pemerintah dalam budaya bangsa juga sangatlah

16
penting. Bagaimanapun juga pemerintah memiliki peran yang sangat besar
dalam upaya pelestarian kebudayaan lokal di tanah air.
Pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang
mengarah pada upaya pelestarian kebudayaan nasional. Salah satu kebijakan
pemerintah yang pantas didukung adalah penampilan kebudayaan -
kebudayaan daerah disetiap eventevent akbar nasional, misalnya tari-tarian,
lagu daerah dan pertunjukkan sarung ikat dan sebagainya.
Adapun Masyarakat juga wajib memahami dan mengetahui berbagai
macam kebudayaan yang dimiliki.Pemerintah juga dapat lebih memusatkan
perhatian pada pendidikan muatan lokal kebudayaan daerah.Selain hal-hal
tersebut diatas, masih ada cara lain dalam melestarikan budaya lokal
(Yunus: 2014: 123) yaitu :
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan budaya
lokal.
b. Mendorong masyarakat untuk memaksimalkan potensi budaya lokal
beserta pemberdayaan danpelestariannya.
c. Berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi, kekeluargaan,
keramahtamahan dan solidaritas yang tinggi.
d. Selalu mempertahankan budaya Indonesia agar tidak punah.
e. Mengusahakan agar masyarakat mampu mengelola keanekaragaman
budaya lokal. Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaanyang ada hanya
dimiliki oleh bangsa.

2.7. Sikap Terhadap Masalah-Tantangan yang Lunturkan Identitas Bangsa


Pendapat dan sikap kami terhadap sejumlah masalah dan tantangan
yang lunturkan Identitas Bangsa Indonesia ialah, Jika indonesia terus
memberikan peluang dengan tidak segera mendaftarkan budaya ke
mahkaman internasional atau pihak UNESCO, perpecahan suku budaya,
proteksi atas elemen kebudayaan di Indonesia masih lemah, Pemerintah dan
aparatur negara belum mampu bersinergi dan meningkatkan proteksi, dan
budaya yang semakin lama semakin terkisis di era globalisasi ini, serta
pengawasan yang kurang dan jika Indonesia masih kerap amnesia,
melupakan potensi-potensi lokal, Indonesia yang secara empirik memiliki

17
budaya tersebut tetapi kurang mengapresiasi budayanya tanpa berusaha
melakukan pemajuan budaya, maka seiring berjalannya waktu tentunya
kebudayaan tersebut akan hilang, bahkan dapat dipastikan bahwa budaya
yang telah dimiliki akan diklaim oleh negara lain. Oleh karena itu sebaiknya
sikap kita sebagai bangsa Indonesia yaitu sudah seharusnya mencintai,
mengapresiasi, mempelajari, bahkan melestarikan kebudayaan tersebut agar
nantinya tidak ada lagi peristiwa pengklaiman budaya oleh negara lain
khususnya Malaysia.
Kemudian, menurut kami jika hal tersebut dilihat secara jauh kedepan
maka diklaimnya budaya kita oleh bangsa lain membuat kita kehilangan
semua itu, dan kehilangan semua itu tentunya dapat melunturkan identitas
kita sebagai banga Indonesia. Jika identitas kita semakin berkurang seiring
waktu bahkan digerus oleh arus globalisasi yang begitu besar juga akan
berdampak pada eksistensi kebudayaan tersebut, seperti suatu kebudayaan
daerah yang mengalami asimilasi dengan kebudayaan lain yang
menimbulkan budaya baru sehingga memudarkan hingga menghilangkan
kebudayaan asli.
Bukan hanya itu, faktor masyarakat Indonesia yang acuh tak acuh
terhadap kebudayaan daerahnya sendiri juga dapat melunturkan budaya khas
daerahnya. Dengan memudarnya/lunturnya kebudayaan daerah maka akan
sangat berpengaruh terhadap budaya nasional dan berpengaruh juga terhadap
hilangnya identitas bangsa jika hal ini terus menerus dilakukan dan hanya
dibiarkan begitu saja .
Budaya menjadi sebuah unsur penting pembentuk identitas suatu
kumpulan orang banyak terlebih suatu bangsa. Dan melalui budaya pula
kepribadian suatu bangsa akan tercermin. Jika budaya sebagai identitas
bangsa itu hilang, tentu akan melemahkan keadaan bangsa tersebut dalam
berbagai bidang. Karena masyarakat Indonesia akan kehilangan identitas
dirinya sehingga tidak adanya pegangan yang sama dan satu antara
masyarakat yang satu dengan yang lain. Sehingga jika tidak adanya
pegangan yang sama maka tidak adanya tujuan yang sama begitupun jika
tidak ada tujuan yang sama maka bangsa ini akan mudah dihancurkan dan

18
dikuasi oleh bangsa lain entah melalui penguasaan ekonomi, penguasaan
budaya bahkan penguasaan akan hajat hidup orang banyak yang membuat
bangsa ini terpecah belah bahkan hilang untuk selamnya.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan, maka dapat dismpulkan
bahwa:
1. Banyak sekali budaya Indonsia yang diklaim negara lain seperti Belanda,
Inggris, Perancis, Jepang, Amerika dan Malaysia tetapi memanglah
Malaysia yang lebih sering melakukan pengklaiman karena alasan-alasan
tertentu dan dibuktikan oleh Antara News pada Selasa (19/06/2012) Pada
rentang waktu 2007-2012 sebanyak tujuh buah ragam budaya yang
diklaim oleh Malaysia dan peristiwa klaim budaya ini kemungkinan besar
masih dapat terjadi lagi apabila pemerintah ataupun kita sebagai warga
negara terus memberikan peluang-peluang dengan tidak adanya perhatian
yang lebih terhadap budaya yang ada.

2. Apabila sebuah budaya yang ingin diklaim tersebut belum dimilki sebuah
negara secara paten dan belum dikuatkan dengan bukti yang memadai,
serta budaya tersebut sudah diimplementasikan secara menyeluruh ke
sebagian besar negara yang ingin mengklaim maka diperbolehkan karena
tidak akan melanggar hak negara manapun dan akan mudah
mempertahankannya karena sudah diimplementasikan. Namun jika sudah
dimilki sebuah negara secara paten dan sudah dikuatkan dengan bukti
yang memadai, walaupun budaya tersebut sudah diimplementasikan secara
menyeluruh ke sebagian besar negara yang ingin mengklaim maka tidak
diperbolehkan sebab akan akan melanggar hak negara yang memiliki
kebudayaan asli
3. Hukum haruslah adil begitupun hukum Indoensia mengklaim budaya lain,
Walaupun sebuah kebudayaan bangsa lain telah disenangi dan
dipraktikkan oleh orang Indonesia, kebudayaan tersebut tidak dapat
diklaim oleh Indonesia sebab kebudayaan tersebut bukan milik Indonesia
Jika Indonesia tetap melakukan pengklaiman ini dilakukan maka itu
berarti sama saja bangsa Indonesia melanggar hak negara lain

20
4. Banyaknya kasus pengklaiman budaya di Indonesia haruslah dilihat
sebagai pembelajaran akan pentingnya mempertahankan budaya yang kita
miliki, hal yang dapat dilakukan sebagai upaya mempertahankan budaya
adalah dengan mengenalkan, mengajarkan, membimbing serta
melestarikannya, yang dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat.
5. Semua warga mempunyai hak dalam mengajukan kebudayaan daerah
sebagai kebudayaan nasional/identitas nasional yang mana jangan kita
lupakan hak selalu beriringan dengan kewajiban, maka ada syarat-syarat
yang wajib dipenuhi, seperti budaya yang ingin diajukan pantas dan tepat
diangkat sebagai kebudayaan nasional atau identitas nasional,memiliki
unsur-unsur kebudayaan yang mendapat pengakuan dari semua
bangsa,berkualitas tinggi dan dapat diterima oleh seluruh bnagsa
Indonesia,budaya yang dihasilkan harus memiliki kualitas yang tinggi,
serta Hasil budaya masyarakat bangsa itu sendiri.
6. Untuk melestarikan kebudayaan daerah yang dijadikan sebagai kearifan
lokal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Culture Experience
(Pengalaman Budaya), pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara
terjun langsung kedalam sebuah pengalaman kultural dan dapat dengan
cara Culture Knowledge (Pengetahuan Budaya)dengan cara membuat
suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasi
ke dalam banyak bentuk.
7. Sejumlah masalah dan tantangan yang lunturkan Identitas Bangsa
Indonesia akan terus terjadi jika indonesia terus memberikan peluang.
Dengan memudarnya/lunturnya kebudayaan daerah maka akan sangat
berpengaruh terhadap budaya nasional dan berpengaruh juga terhadap
hilangnya identitas bangsa sehingga tidak adanya pegangan yang sama
Sehingga tidak adanya tujuan yang sama begitupun jika tidak ada tujuan
yang sama maka bangsa ini akan mudah dihancurkan dan dikuasi
membuat bangsa ini terpecah belah bahkan hilang untuk selamnya sama
seperti sebuah budaya.

21
4.2 Saran
Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan, maka dapat dismpulkan
bahwa:
1. Sebaiknya kita sebagai bangsa Indonesia selalu mempertahankan budaya
Indonesia, karena hal itu merupakan kewajiban kita selaku rakyat
Indonesia. Dimana, di era sekarang ini mudah sekali nilai-nilai dan norma-
norma bangsa akan lutur, sehingga hal itu akan menggeser keberadaan
budaya Indonesia.
2. Kita semua elemen bangsa Indonesia seharusnya memperhatikan dan
seharusnya memprioritaskan kasus-kasus klaim terhadap kebudayaan
Indonesia dan segera mematenkan budaya lokal yang dimiliki Indonesia
yang nantinya akan menjadi identitas asli dari bangsa Indonesia.
3. Sebaiknya semua elemen bangsa Indonesia, baik itu warga biasa maupun
pemerintah bereran aktif dalam pemajuan, perlindungan, pengembangan
serta pelestarian terhadap kebudayaan Indonesia

22
DAFTAR PUSTAKA
A.W Widjaja. (1986). Individu, Keluarga Dan Masyarakat. Jakarta:Akademika
Persindo
Amanda dan Pratomo.(2013). Analisis Fundamental dan Resiko Sistematik
Terhadap Harga Saham Perbankan yang Terdaftar PadaI ndeks LQ 45
(Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia periode 2007-2012). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No
3, Februari 2013: 205- 219.
Ananta, Aris. (1993). Ciri demografi kualitas penduduk dan pembangunan
ekonomi. Jakarta: Lembaga Demografi Fakul tas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Colti Sistriani (2008), Tesis; Faktor Maternal dan Kualitas Pelayanan Antenatal
yang Berisiko Terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah, Semarang
Kartika, Dharsono Sony. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains.
Lusianti, Leni Putri & Faisyal Rani, 2012, Model Diplomasi Indonesia terhadap
UNESCO dalam Mematenkan Batik Sebagai Warisan Budaya Indonesia
Tahun 2009, Jurnal Transnasional, Vol. 3, No. 2.
Patji, A. R. (2010). Pengembangan dan Perlindungan Kekayaan Budaya Daerah:
Respon Pemerintah Indonesia Terhadap Adanya Klaim Oleh Pihak Lain.
Mayarakat & Budaya, 167-171.

Ranjabar. Jacobus, 2006, Sistem Sosial Budaya Indonesia, Suatu Pengatar,


Bandung, Ghalia Indonesia.

Sendjaja, S. Djuarsa. 1994. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka


Yunus, A.(2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: Refika Aditama.

23

Anda mungkin juga menyukai