Hasil Notulensi Diskusi Kelompok 1
Hasil Notulensi Diskusi Kelompok 1
Sesi Tanggapan
Kelompok 2
Menanggapi Subab 1 mengenai “Mendel’s Discoveries”
Menambahkan beberapa materi
Hukum-hukum mendel berlaku pada manusia selain itu juga organisme percobaan yang
populer dalam genetika, yakni lalat buah Drosophila. Namun sekarang, percobaan-percobaan
ilmu kebakaan juga dapat menggunakan bakteri Escherichia coli. Alasan bakteri ini dipilih
karena paling mudah dipelajari pada taraf molekuler sehingga merupakan organisme pilihan
bagi banyak ahli genetika. Hal ini membantu perkembangan bidang genetika mikroba.
Kelompok 3
Pada sub bab Chromosomal Theory of Heredity sudah lengkap dan menjelaskan hubungan
tentang segregasi kromosomal serta gen.
Saran
Kalimat ini “ dalam proses pembelahan sel, yang disebut meiosis, yang menghasilkan sperma
dan sel telur, setiap sperma atau sel telur hanya menerima satu kromosom dari setiap jenis”.
Bisa diganti menjadi berikut: “Selama proses pembelahan sel pada fase meiosis, setiap gamet
(sel sperma dan sel telur) akan menerima satu kromosom dari setiap pasangan homolog”
Kelompok 4
Subab 3 materi sudah lengkap dan juga mudah dimengerti namun di ppt lebih detail termasuk
penjelasan mengenai persilangan Drosophila pada peristiwa gen linkage dan crossing over,
saran saya di makalah juga di lengkapi dengan detail seperti di ppt dan penjelasan dari
Ariadna tadi. Terimakasih
Kelompok 5
Pada bagian asal usul variabilitas ini saat presentasi kurang dijelaskan mengenai pendapat
dari beberapa ahli yg telah disebutkan dalam makalah. Di makalah disebutkan ada ahli
genetika Mendel, ahli biologi, dan ahli genetika matematika, bagaimana pendapat mereka
mengenai mutasi gen sehingga memberikan keuntungan berupa variabilitas atau variasi
keturunan. Karena kalau kita membahas mengenai asal usul pasti ada teori yang
mendasarinya, siapa yg mencetuskan teori tersebut.
Kelompok 6
Pada sub materi asal usul Variabilitas genetik melalui mutasi sudah dijelaskan dgn baik.
Masih terdapat beberapa kata yg sepertinya diterjemahkan dgn kurang tepat seperti pada kata
"tipe liar alel". Susunan kalimat perlu diperhatikan kembali karena terdapat kalimat “ini
diperlukan
Kelompok 7
Mengenai Upaya Awal Menemukan Hubungan Gen – Protein.
Di jelaskan bahwa Akibat sedikit mutasi gen yaitu memberikan adanya variabilitas baru. Ahli
genetika matematika menemukan mutasi gen pada Drosophila melanogaster. Gen dapat
menduplikasi diri. Strukturnya harus disalin persis setiap kali satu kromosom menjadi dua.
Penemuan independen Muller dan L.J. Stadler tahun 1927 itu Sinar-X menyebabkan mutasi.
Mungkin pemateri bisa menambahkan penjelasaan sedikit lebih rinci mengenai proses terjadi
mutasi gen, yang di sebabkan oleh beberapa faktor tersebut.menurut yang saya baca, Lalat
buah (Drosophila melanogaster) diketahui telah mengalami banyak mutasi yang
menghasilkan variasi genotip intraspesifik yang disebut strain. Selain dalam keadaan normal
(N) ditemukan ada beberapa strain yang merupakan hasil mutasi dan menghasilkan mutan-
mutan yang berbeda dari keadaan normal. Perbedaan tersebut terutama terkait dengan warna
mata, bentuk mata, dan bentuk sayap (Karmana, 2010). Selain memberikan dampak pada
fenotip, perubahan pada genotip akan menyebabkan perubahan secara fisiologis misalnya
proses reproduksi (Karmana, 2010). Mekanisme penggunaan sperma untuk pembuahan sel
telur tidak selalu sama pada semua strain D. melanogaster. Selain itu, jumlah sperma yang
ditransfer D. melanogaster jantan berkaitan dengan perbedaan strain (Fowler, 1973). Pada
persilangan sesama strain (white, ebony, dan Normal) D. melanogaster terdapat perbedaan
jumlah keturunan (Muliati, 2000). Hasil penelitian Karmana (2010) pada persilangan D.
melanogaster sesama strain (normal, vestigial, dan taxi) terdapat perbedaan jumlah
keturunan. Terkait dengan umur seksual betina untuk kawin pada D. melanogaster diperoleh
informasi yang bervariasi. D. melanogaster betina akan mencapai kedewasaan seksual pada
umur 8 jam setelah keluar dari pupa (Shorrock, 1972). D. melanogaster betina mencapai
kedewasaan seksual pada umur 24 jam setelah keluar dari pupa (Hartanti, 1998). D.
melanogaster betina akan mencapai kedewasaan seksual setelah umur 24 jam setelah keluar
dari pupa (Fowler, 1973). Sumber yang sama menyebutkan bahwa jumlah sel telur pada D.
melanogaster antara lain dipengaruhi oleh faktor umur betina dan strain induk. Berdasarkan
pernyataan Fowler (1973) bahwa ada keterkaitan antara umur betina dan strain induk dengan
jumlah keturunan.
Kelompok 8
Menanggapi Sub bab 7. Mengenai Upaya Awal Menemukan Hubungan Gen – Protein. Pada
makalah, dikatakan bahwa upaya awal untuk menemukan hubungan antara gen dan protein
adalah dg memeriksa cara-cara di mana perubahan gen mempengaruhi protein yg hadir di
dalam sel. Yang ingin saya tanggapi diantaranya:
Lebih mudah dibuat poin”/strip, misalnya ditambahkan langkah”/ cara memeriksa
perubahan gen mempengaruhi protein yg hadir dlm sel itu bagaimana, shg lebih
terstruktur untuk dipahami
Untuk pembahasan mengenai “minimnya pengetahuan mendasar tentang struktur enzim
yang relevan mengesampingkan pemeriksaan hubungan gen-enzim yang lebih dalam dan
tidak ada jaminan yang dapat diberikan baik bahwa sebagian besar kontrol gen pada
sintesis protein “, saya tangkap bagian ini sebagai hambatan dlm menemukan hubungan
gen-protein. Nah mungkin pada bagian ini akan lebih baik bila di jadikan alinea baru yg
membahas khusus hambatan dlm menemukan hubungan gen-protein.
Mungkin bisa dibahas sedikit tentang pengaruh mutasi gen terhadap bentuk dan struktur
protein seperti apa. Sehingga nantinya akan memuat hubungan antara gen dan protein
tersebut.
Untuk pembahasan sub bab 7 ini saya rasa sudah bagus, sudah ada contoh penemuannya
yang memperkuat sub bab materi yang dibahas. Hanya saja lebih diperjelas pada
pembagian alinea atau poin”nya.
Sesi Pertanyaan
1. Feni Eka Wulandari/ 200341862530
Bagaimana hubungan antara konsep pemetaan gen dengan crossing over?
Jawaban Pemateri
Ariadna Safitri (200341864460)
crossing over terjadi pd saat meiosis tahap profase khususnya tahap diploten.
perpindahan gen pada saat crossing over dpt digunakan acuan untuk pemetaan gen. spt
yg kita tau fenotip rekombinan merupakan hasil dr peristiwa crossing over. frekuensi
fenotip rekombinan yg mencapai 50% dpt dikatakan bahwa gen terletak pada kromosom
yg berbeda. namun apabila frekuensi fenotip misalnya 20% maka dpt dipastikan gen
terletak pada kromosom yg sama. hal ini lah yang digunakan pd saat pemetaan gen.
Nurul Oktaviani/ 200341862517
Peta kromosom adalah gambar yang menyatakan jarak gen-gen yang terletak pada lokus
yang berderet-deret dalam suatu kromosom. Frekuensi pindah silang sangat ditentukan
oleh jarak antar gen. Kemungkinan terjadinya pindah silang antar dua gen makin besar
apabila jarakantar gen semakin jauh. Ahli genetika menggambarkan jarak antar gen yang
bertaut dala msatuan ukuran unit peta. Satu unit sama dengan satu persen pindah silang
(rekombinan) dan menunjukkan jarak linier antara dua gen tersebut.
Tanggapan Penanya
Jadi dengan adanya peristiwa crossing over ini kita dapat mengetahui bagaimana
pemetaan gennya? apa seperti itu?
Jawaban Pemateri
Nurul Oktaviani/ 200341862517
Iya benar, karena pada dasarnya pemetaan genetik didasarkan pada prinsip bahwa gen
(marka atau lokus) bersegregasi melalui rekombinasi kromosom selama proses meiosis .
Ariadna Safitri (200341864460)
iyaa bena, dilihat dr frekuensi fenotip rekombinan. seperti persilangan Morgan pd
Drosophila, frekuensi hanya 17% maka gen2 tersebut terletak berdekatan (gen linked)
maka pemetaan gen nya dapat diketahui bahwa letaknya berdekatan pada satu kromatid
Tambahan Audien
Nanda Bhekti Fadilla/200341864474.
Pada dasarnya pemetaan genetik didasarkan pada prinsip bahwa gen (marka atau lokus)
bersegregasi melalui rekombinasi kromosom selama proses meiosis sehingga
memungkinkan para pemulia melakukan analisis segregasi gen tersebut pada individu-
individu turunannya. Melalui analisis segregasi, urutan marka DNA dan jarak relatif di
antara marka-marka tersebut dapat ditentukan. Nilai frekuensi rekombinasi antara dua
marka yang makin kecil menunjukkan kedekatan lokasi kedua marka tersebut dalam
suatu kromosom. Sebaliknya, makin tinggi frekuensi rekombinasi antara dua marka,
makin jauh jarak keduanya pada suatu kromosom. Suatu marka atau gen dikatakan
terpaut apabila memiliki nilai frekuensi rekombinasi kurang dari 50% (Hartl, 1988).
Marka-marka dengan nilai frekuensi rekombinasi 50% dikategorikan sebagai marka yang
tidak terpaut satu sama lain. Hal ini diasumsikan bahwa marka-marka tersebut berada
pada posisi yang berjauhan dalam kromosom yang sama atau kemungkinan terletak pada
kromosom yang berbeda.