Anda di halaman 1dari 15

HASIL NOTULENSI DISKUSI KELOMPOK 1

Matakuliah : Genetika dan Evolusi Molekuler


Dosen Pengampu : Prof. Dr. agr. Mohamad Amin, S.Pd., M.Si
Hari/tanggal : Kamis, 18 Februari 2021
Topik Materi : Prinsip Dasar Genetika Dan Selayang Pandang Sejarah
Perkembangan Genetika
Penyaji : 1. Ariadna Safitri/ 200341864460
2. Nurul Oktaviani/200341862517
Moderator : Dessi Indah Sari/ 200341862522
Notulensi : Racy Rizky Abdillah/200341862528

Sesi Tanggapan
Kelompok 2
Menanggapi Subab 1 mengenai “Mendel’s Discoveries”
Menambahkan beberapa materi
Hukum-hukum mendel berlaku pada manusia selain itu juga organisme percobaan yang
populer dalam genetika, yakni lalat buah Drosophila. Namun sekarang, percobaan-percobaan
ilmu kebakaan juga dapat menggunakan bakteri Escherichia coli. Alasan bakteri ini dipilih
karena paling mudah dipelajari pada taraf molekuler sehingga merupakan organisme pilihan
bagi banyak ahli genetika. Hal ini membantu perkembangan bidang genetika mikroba.
Kelompok 3
Pada sub bab Chromosomal Theory of Heredity sudah lengkap dan menjelaskan hubungan
tentang segregasi kromosomal serta gen.
Saran
Kalimat ini “ dalam proses pembelahan sel, yang disebut meiosis, yang menghasilkan sperma
dan sel telur, setiap sperma atau sel telur hanya menerima satu kromosom dari setiap jenis”.
Bisa diganti menjadi berikut: “Selama proses pembelahan sel pada fase meiosis, setiap gamet
(sel sperma dan sel telur) akan menerima satu kromosom dari setiap pasangan homolog”
Kelompok 4
Subab 3 materi sudah lengkap dan juga mudah dimengerti namun di ppt lebih detail termasuk
penjelasan mengenai persilangan Drosophila pada peristiwa gen linkage dan crossing over,
saran saya di makalah juga di lengkapi dengan detail seperti di ppt dan penjelasan dari
Ariadna tadi. Terimakasih
Kelompok 5
Pada bagian asal usul variabilitas ini saat presentasi kurang dijelaskan mengenai pendapat
dari beberapa ahli yg telah disebutkan dalam makalah. Di makalah disebutkan ada ahli
genetika Mendel, ahli biologi, dan ahli genetika matematika, bagaimana pendapat mereka
mengenai mutasi gen sehingga memberikan keuntungan berupa variabilitas atau variasi
keturunan. Karena kalau kita membahas mengenai asal usul pasti ada teori yang
mendasarinya, siapa yg mencetuskan teori tersebut.
Kelompok 6
Pada sub materi asal usul Variabilitas genetik melalui mutasi sudah dijelaskan dgn baik.
Masih terdapat beberapa kata yg sepertinya diterjemahkan dgn kurang tepat seperti pada kata
"tipe liar alel". Susunan kalimat perlu diperhatikan kembali karena terdapat kalimat “ini
diperlukan
Kelompok 7
Mengenai Upaya Awal Menemukan Hubungan Gen – Protein.
Di jelaskan bahwa Akibat sedikit mutasi gen yaitu memberikan adanya variabilitas baru. Ahli
genetika matematika menemukan mutasi gen pada Drosophila melanogaster. Gen dapat
menduplikasi diri. Strukturnya harus disalin persis setiap kali satu kromosom menjadi dua.
Penemuan independen Muller dan L.J. Stadler tahun 1927 itu Sinar-X menyebabkan mutasi.
Mungkin pemateri bisa menambahkan penjelasaan sedikit lebih rinci mengenai proses terjadi
mutasi gen, yang di sebabkan oleh beberapa faktor tersebut.menurut yang saya baca, Lalat
buah (Drosophila melanogaster) diketahui telah mengalami banyak mutasi yang
menghasilkan variasi genotip intraspesifik yang disebut strain. Selain dalam keadaan normal
(N) ditemukan ada beberapa strain yang merupakan hasil mutasi dan menghasilkan mutan-
mutan yang berbeda dari keadaan normal. Perbedaan tersebut terutama terkait dengan warna
mata, bentuk mata, dan bentuk sayap (Karmana, 2010). Selain memberikan dampak pada
fenotip, perubahan pada genotip akan menyebabkan perubahan secara fisiologis misalnya
proses reproduksi (Karmana, 2010). Mekanisme penggunaan sperma untuk pembuahan sel
telur tidak selalu sama pada semua strain D. melanogaster. Selain itu, jumlah sperma yang
ditransfer D. melanogaster jantan berkaitan dengan perbedaan strain (Fowler, 1973). Pada
persilangan sesama strain (white, ebony, dan Normal) D. melanogaster terdapat perbedaan
jumlah keturunan (Muliati, 2000). Hasil penelitian Karmana (2010) pada persilangan D.
melanogaster sesama strain (normal, vestigial, dan taxi) terdapat perbedaan jumlah
keturunan. Terkait dengan umur seksual betina untuk kawin pada D. melanogaster diperoleh
informasi yang bervariasi. D. melanogaster betina akan mencapai kedewasaan seksual pada
umur 8 jam setelah keluar dari pupa (Shorrock, 1972). D. melanogaster betina mencapai
kedewasaan seksual pada umur 24 jam setelah keluar dari pupa (Hartanti, 1998). D.
melanogaster betina akan mencapai kedewasaan seksual setelah umur 24 jam setelah keluar
dari pupa (Fowler, 1973). Sumber yang sama menyebutkan bahwa jumlah sel telur pada D.
melanogaster antara lain dipengaruhi oleh faktor umur betina dan strain induk. Berdasarkan
pernyataan Fowler (1973) bahwa ada keterkaitan antara umur betina dan strain induk dengan
jumlah keturunan.
Kelompok 8
Menanggapi Sub bab 7. Mengenai Upaya Awal Menemukan Hubungan Gen – Protein. Pada
makalah, dikatakan bahwa upaya awal untuk menemukan hubungan antara gen dan protein
adalah dg memeriksa cara-cara di mana perubahan gen mempengaruhi protein yg hadir di
dalam sel. Yang ingin saya tanggapi diantaranya:
 Lebih mudah dibuat poin”/strip, misalnya ditambahkan langkah”/ cara memeriksa
perubahan gen mempengaruhi protein yg hadir dlm sel itu bagaimana, shg lebih
terstruktur untuk dipahami
 Untuk pembahasan mengenai “minimnya pengetahuan mendasar tentang struktur enzim
yang relevan mengesampingkan pemeriksaan hubungan gen-enzim yang lebih dalam dan
tidak ada jaminan yang dapat diberikan baik bahwa sebagian besar kontrol gen pada
sintesis protein “, saya tangkap bagian ini sebagai hambatan dlm menemukan hubungan
gen-protein. Nah mungkin pada bagian ini akan lebih baik bila di jadikan alinea baru yg
membahas khusus hambatan dlm menemukan hubungan gen-protein.
 Mungkin bisa dibahas sedikit tentang pengaruh mutasi gen terhadap bentuk dan struktur
protein seperti apa. Sehingga nantinya akan memuat hubungan antara gen dan protein
tersebut.
 Untuk pembahasan sub bab 7 ini saya rasa sudah bagus, sudah ada contoh penemuannya
yang memperkuat sub bab materi yang dibahas. Hanya saja lebih diperjelas pada
pembagian alinea atau poin”nya.
Sesi Pertanyaan
1. Feni Eka Wulandari/ 200341862530
Bagaimana hubungan antara konsep pemetaan gen dengan crossing over?
Jawaban Pemateri
Ariadna Safitri (200341864460)
crossing over terjadi pd saat meiosis tahap profase khususnya tahap diploten.
perpindahan gen pada saat crossing over dpt digunakan acuan untuk pemetaan gen. spt
yg kita tau fenotip rekombinan merupakan hasil dr peristiwa crossing over. frekuensi
fenotip rekombinan yg mencapai 50% dpt dikatakan bahwa gen terletak pada kromosom
yg berbeda. namun apabila frekuensi fenotip misalnya 20% maka dpt dipastikan gen
terletak pada kromosom yg sama. hal ini lah yang digunakan pd saat pemetaan gen.
Nurul Oktaviani/ 200341862517
Peta kromosom adalah gambar yang menyatakan jarak gen-gen yang terletak pada lokus
yang berderet-deret dalam suatu kromosom. Frekuensi pindah silang sangat ditentukan
oleh jarak antar gen. Kemungkinan terjadinya pindah silang antar dua gen makin besar
apabila jarakantar gen semakin jauh. Ahli genetika menggambarkan jarak antar gen yang
bertaut dala msatuan ukuran unit peta. Satu unit sama dengan satu persen pindah silang
(rekombinan) dan menunjukkan jarak linier antara dua gen tersebut.
Tanggapan Penanya
Jadi dengan adanya peristiwa crossing over ini kita dapat mengetahui bagaimana
pemetaan gennya? apa seperti itu?
Jawaban Pemateri
Nurul Oktaviani/ 200341862517
Iya benar, karena pada dasarnya pemetaan genetik didasarkan pada prinsip bahwa gen
(marka atau lokus) bersegregasi melalui rekombinasi kromosom selama proses meiosis .
Ariadna Safitri (200341864460)
iyaa bena, dilihat dr frekuensi fenotip rekombinan. seperti persilangan Morgan pd
Drosophila, frekuensi hanya 17% maka gen2 tersebut terletak berdekatan (gen linked)
maka pemetaan gen nya dapat diketahui bahwa letaknya berdekatan pada satu kromatid
Tambahan Audien
Nanda Bhekti Fadilla/200341864474.
Pada dasarnya pemetaan genetik didasarkan pada prinsip bahwa gen (marka atau lokus)
bersegregasi melalui rekombinasi kromosom selama proses meiosis sehingga
memungkinkan para pemulia melakukan analisis segregasi gen tersebut pada individu-
individu turunannya. Melalui analisis segregasi, urutan marka DNA dan jarak relatif di
antara marka-marka tersebut dapat ditentukan. Nilai frekuensi rekombinasi antara dua
marka yang makin kecil menunjukkan kedekatan lokasi kedua marka tersebut dalam
suatu kromosom. Sebaliknya, makin tinggi frekuensi rekombinasi antara dua marka,
makin jauh jarak keduanya pada suatu kromosom. Suatu marka atau gen dikatakan
terpaut apabila memiliki nilai frekuensi rekombinasi kurang dari 50% (Hartl, 1988).
Marka-marka dengan nilai frekuensi rekombinasi 50% dikategorikan sebagai marka yang
tidak terpaut satu sama lain. Hal ini diasumsikan bahwa marka-marka tersebut berada
pada posisi yang berjauhan dalam kromosom yang sama atau kemungkinan terletak pada
kromosom yang berbeda.

2. Maria Rosalia I. A/ 200341862516


Berbagai sifat dikendalikan oleh pasangan factor (gen), satu factor berasal dari induk
jantan, dan yang lainnya dari induk betina. Misalnya galur kacang ercis bulat murni
mengandung dua versi (alel) dari gen bulat (RR), coba pemateri jelaskan sedikit
mengenai hal tersebut menyangkut kelainan yang terjadi pada gen misalnya, hemofelia
atau darah sukar membeku, merupakan salah satu kelaianan gen, bagaimana kelainan ini
bisa di wariskan kepada keturunan selanjutnya,atau pada generasi berikut, apabila salah
satu dari induk tersebut mengalami kelainan tersebut?
Jawaban Pemateri
Ariadna Safitri (200341864460)
Hemofilia, buta warna merupakan suatu kelainan yg diwariskan mengikuti pola
crisscross pattern of inheritance dan lebih tepatnya terpaut kromosom sex (pautan sex).
Bila terpaut kromosom X disebut sex linked, dan bila terpaut kromosom Y disebut
holandrik. Pada kelainan ini terpaut kromosom X. Sehingga apabila ibu carrier akan
diwariskan dan diekspresikan pd anak laki2. Apabila terpaut pada laki2 akan diwariskan
ke anak perempuab namun belum tentu diekspresikan. Sebab perempuan memiliki
kromosom XX. Sehingga akan terekspresi jika kedua X membawa gen tersebut. Maka
akan terekspresi apabila ibu carrier dan bapak hemofili/butawarna
Nurul Oktaviani/ 200341862517
Hemofilia merupakan penyakit genetik karena pengaruh gen lemah (resesif) yang
menempel pada kromosom X disebabkan oleh tidak adanya protein tertentu yang
diperlukan untuk penggumpalan darah. Perempuan yang homozigot resesif untuk gen ini
merupakan penderita (XhX h ), sedangkan perempuan yang heterozigot (XHX h )
pembekuan darahnya normal. Seorang laki-laki penderita hanya memiliki satu gen
resesif (XhY) saja, karena laki-laki hanya memiliki satu kromosom X, hal inilah yang
mengakibatkan mengapa penderita penyakit yang disebabkan oleh gen tertaut seks lebih
banyak diderita oleh laki-laki. Jika seorang ibu carrier hemofilia, maka anak laki-lakinya
pasti ada yang mewarisi penyakit tersebut, karena anak laki-laki selalu mendapat
kromosom X dari ibunya.
Tambahan Audien
Siti Aisyah. 200341864476.
Hemofilia merupakan salah satu penyakit yang terpaut kromosom X. ketika misal
seorang ibu carier (XXh) yang secara fenotip normal namun secara genotip membawa
sifat hemofili menikah dengan pria normal (XY), maka kemungkinan keturunannya
adalah perempuan normal (XX), laki2 hemifili (50%0, dan wanita carier (XXh). anak
laki2 akan jadi penderita jika ia menerima kromosom Xh dari ibu dan dia hanya punya 1
kromosom X tersebut. berbeda pada perempuan yang bisa jadi hanya carier karena
memiliki 2 kromosom X
Wa Ode Nurhawa/ 200341862515
Hemofilia bersifat herediter dan diturunkan secara X-linked recessive, Oleh karena itu,
semua anak perempuan dari laki-laki yang menderita hemofilia adalah carier penyakit,
dan anak laki-laki tidak terkena. Anak laki-laki dari perempuan yang carier memiliki
kemungkinan 50% untuk menderita penyakit hemofilia. Dapat terjadi wanita homozigot
dengan hemofilia (ayah hemofilia, ibu carier), tetapi keadaan ini sangat jarang terjadi.
Yolanda H.I Pakereng/200341864468
Hemofilia adalah penyakit keturunan yang mengakibatkan darah seseorang sukar
membeku. Penyakit ini dikendalikan oleh gen resesif (h) yang terpaut kromosom X.
Penderita hemofilia memiliki genotip yang berbeda antara wanita dan laki2. Genotip
hemofilia dibedakan sbg berikut : genotip hemofilia wanita :
HH = XHXH = Homozigot dominan = Normal
Hh= XHXh = heterozigot= normal carier = pembawa sifat
hh = XhXh = Homozigot resesif = penderita hemofilia

3. Dita Astariningrum/ 200341862532


Apakah perubahan pada gen (baik sedikit ataupun banyak) akan selalu berdampak secara
fisik pada makhluk hidup dan keturunannya?
Jawaban Pemateri
Nurul Oktaviani/ 200341862517
Mutasi kecil hanya menimbulkan perubahan kecil yang kadang tidak jelas pada fenotip.
Atau dengan kata lain terdapat variasi dimana individu yang bermutasi hanya sedikit
berbeda dari tetuanya. Sebaliknya, mutasi besar menimbulkan perubahan yang jelas pada
fenotip yang menyebabkan fenotip keturunannya berbeda dan mengarah ke abnormal atau
cacat.
Ariadna Safitri (200341864460)
Menurut saya tidak selalu, sebab apabila berkaitan dengan gen dominan dan resesif,
fenotip akan tetap mengikuti dominan pd saat heterozigot. Sehingga hanya genotipnya saja
yg berubah namun fenotip tetap mengikuti dominan. Lain halnya jika pd intermediet,
penyimpangan semu mendel dan mutasi. Perubahan gen bisa berdampak pd fenotip atau
penampakan fisiknya.
Tanggapan Penanya
Mungkin bisa dijelaskan mutasi besar dan mutasi kecil yang dimaksud , apakah mutasi
akan diturunkan atau ada fasilitas perbaikan dalam gen supaya menjadi benar kembali?
Jawaban Pemateri
Nurul Oktaviani/ 200341862517
Mutasi kecil adalah perubahan yang terjadi pada susunan molekul (ADN)gen. Lokus gen
sendiri tetap. Mutasi jenis ini yang menimbulkan perubahan alel. Mutasi besar adalah
perubahan yang terjadi pada stuktur dari kromosom .
Tambahan Audien
Meiliana Dwi Cahya (200341864475),
Perubahan pada gen tentu akan berdampak baik secara fisik pada makhluk hidup dan
keturunannya. Hal tersebut nantinya akan terjadi suatu pewarisan sifat dari induk kepada
keturunannya dan merupakan proses yang terjadi secara terus menerus. Namun demikian,
penyimpangan dapat saja terjadi dalam pewarisan sifat tersebut sehingga DNA sel anak
akan berbeda dengan DNA sel induk. Penyimpangan tersebut dapat menyebabkan
peristiwa mutasi yang merupakan perubahan yang terjadi pada genetik, dari tingkatan gen
sampai kromosom. Sehingga, perubahan materi genetik dapat menyebabkan perubahan
sifat pada tingkatan sel atau individu, namun juga tergantung karena ada gen dominan
maupun resesif yang mempengaruhi, seperti yang dijelaskan penyaji.
Siti Aisyah, 200341864476.
Pada mutasi, setidaknya ada 2 jenis, perubahan struktur kromosom dan perubahan jumlah
kromosom, dan keduanya pun memiliki dampak kelainan genetik yang berbeda.
perubahan jumlah kromosom biasanya cenderung berdampak besar terhadap fenotip,
misalnya pada beberapa sindrom penyakit. sementara akibat perubahan struktur, ada
beberapa jenis mutasi yang tidak menyebabkan perubahan fenotip (meski secara genotip
berubah). misalnya pada silents mutation yang tidak menyebabkan perubahan asam amino
yang dikode.
Maria Rosalia Ijung Anggur/200341862516
Mutasi gen adalah perubahan urutan nukelotida DNA yang disebabkan oleh kesalahan
penyalinan DNA yang terjadi selama pembelahan sel, paparan bahan kimia atau mutagen,
hingga infeksi oleh virus. Perubahan atau mutasi genetik adalah proses rumit yang
melibatkan satuan terkecil dari suatu organisme, yaitu sel dan DNA di dalamnya. Pada
beberapa kasus, mutasi yang terjadi juga bisa memberikan dampak positif untuk tubuh,
seperti membuat kita lebih kebal terhadap suatu penyakit.Orang yang mengalami mutasi
genetik mengalami perubahan pada DNA di dalamnya. Perubahan ini bisa terjadi hanya
pada DNA atau meluas hingga ke kromosom yang melibatkan beberapa jenis gen.
beberapa fakta mengenai mutasi genetik.
Lianto 200341862519
Mutasi tidak selalu berdampak pada fisik misalnya mutasi gen yg terjadi tetapi tidak
mengubah fungsi protein/protein yg dibuat oleh gen itu maka mutasi tersebut tdk akan
berdampak.
Wa Ode Nurhawa/ 200341862515
Menurut saya tidak selalu berdampak secara fisik. Pada rentang dosis rendah misalnya
pada radiasi dapat menginduksi terjadinya serangkaian perubahan pada tingkat molekuler
dan seluler yang tidak menyebabkan kematian sel tetapi menyebabkan perubahan pada
materi genetik sel sehingga terbentuk sel baru yang bersifat abnormal. Sel seperti ini
berpotensi untuk mengarah pada pembentukan kanker dan/atau kerusakan genetik yang
dapat diwariskan. Apabila dosis nya udah tinggi dan menyebabkan perubahan. Kematian
sel terjadi bila tubuh terpapar radiasi dengan dosis relatif tinggi.
Muh. Syahriridani/200341864463
Mutasi genetik akan berpengaruh pada fisik meski pengaruhnya kecil ataupun besar. jika
terjadi pada gen resesif, maka mungkin tidak akan terlihat secara fisik. ekspresi gen ini
baru bisa diamati pada keturunan selanjutnya
4. Meiliana Dwi Cahya/ 200341864475
Penemuan apakah yang populer selain Mendel, hingga menjadi acuan banyak para ilmuan
selama sejarah perkembangan genetika? Berikan alasannya.
Jawaban Pemateri
Ariadna Safitri (200341864460)
Pada bab ini, temuan populer selain Mendel, yaitu temuan oleh Walter Sutton dan Theodor
Boveri yg mencetuskan chromosomal theory of inheritance, dimana perilaku kromosom
sama dengan faktor (gen) pd temuan Mendel. Hanya saya keduanya melakukan penelitian
pd objek yg berbeda. Sutton pd belalang dan boveri pd bulu babli. Selain itu temuan
Thomas Hunt Morgan dan muridnya Alfred Sturtevant yg menemukan adanya gen link,
crossing over dan pemetaan kromosom pada saat meneliti drosophila
Nurul Oktaviani/ 200341862517
Berikut beberapa penemua populer selain mendel selama sejarah perkembangan Genetika
1882 : W. Flemming, memberikan nama kromatin pada bagian nukleus yang dapat
menyerap zat warna. Waldeyer menamakan benda-benda halus berbentuk benang panjang
atau pendek di dalam nukleus sebagai kromosom.
1883-1887 : Edouard Van Beneden menyatakan bahwa kromosom membelah
longitudinal pada waktu pembelahan inti (1883); Kromosom-kromosom hasil
pembelahan bergerak ke arah kutub berlawanan (1884); dan 1887 menemukan bahwa
suatu spesies memiliki jumlah kromosom tertentu
1885 : Boveri, tiap spesies memiliki memiliki jumlah kromosom tetap.
1900 : Hugo de Vries, Carl Correns dan Erik Von Tschermak (ahli biologi), menemukan
kembali hasil percobaan Mendel
1901 : Montgomery, menemukan bahwa kromosom-kromosom terdapat dalam pasangan-
pasangan dalam bentuk dan ukuran yang bisa dibedakan. Kromosom yang berpasangan
berasal dari induk jantan dan betina.
1902 & 1909 : Correns, (1902) menyatakan ada hubungan yang sangat dekat antara
pemisahan gen-gen berdasarkan Mendel dengan reduksi kromosom (pada pembentukkan
gamet); dan 1909 menemukan bahwa variegata pada daun sebagai contoh pewarisan
sitoplasmik
1903 : Walter S Sutton dan T. Boveri, teori kromosom untuk pewarisan secara fisik, faktor
keturunan terletak pada kromosom ( hipotesis korelasi gen dan pemindahan kromosom)
1906 & 1910 : William Bateson, menggunakan istilah ‘genetics’ pertama kali (1906); serta
(1910) menemukan Prinsip dari Pautan. (Beberapa faktor bergabung bersama pada tiap
kromosom)
1903 & 1909 : Wilhelm Johannsen, menggunakan istilah ‘genotype’ dan ‘phenotype’
(1903), serta istilah ‘gene’ (1909)
1910 : Thomas Hunt Morgan menemukan bahwa gen-gen yang terdapat pada kromosom
yang sama dapat terpisah
1953 : James Watson and Francis Crick menemukan struktur molekul DNA yang
merupakan benang ganda anti paralel, berbentuk heliks yang saling berkomplemen
(double helix)
Tanggapan Penanya
Saya tertarik dg jawaban penyaji, slah satunya pada penelitian Sutton mengenai belalang.
Kira" apa yg menjadi alasan bahwa pnelitian tsb digunakan sbg acuan para ilmuan
genetika? Terimakasih
Jawaban Pemateri
Nurul Oktaviani/ 200341862517
Alasan penelitian tersebut digunakan sebagai acuan para ilmuan genetika adalah penelitian
Walter S Sutton dan T. Boveri, menjelaskan teori kromosom untuk pewarisan secara fisik,
faktor keturunan terletak pada kromosom ( hipotesis korelasi gen dan pemindahan
kromosom).
Ariadna Safitri (200341864460)
Walter Sutton meneliti peristiwa meiosis pd belalang. dia menemukan bahwa kromosom
berpasangan dan selama meiosis terpisah satu sama lain ketika pembentukan gamet. dia
mengungkapkan satu kromosom berasal dr induk jantan dan satu kromosom dr induk
betina. pemisahan kromosom mungkin terjadi sama seperti penjelasan Mendel. seperti itu
hipotesis Sutton mba. sehingga disetujui, dahulu masih bernama Sutton-Boveri theory of
inheritance kemudian skrg dikenal dg cromosomal theory of inheritance
Tambahan Audien
Maria Rosalia Ijung Anggur/200341862516
Mendel di sebut sebagai bapak genetika, selain mendel ada Morgan dan setelahnya,
Ilmuwan telah mengetahui bahwa faktor penurun sifat atau yang dikenal dengan gen
terdapat pada kromosom, setiap kromosom terdiri dari beberapa gen, dan hasil dari
pewarisan dua sifat yang berbeda tergantung pada letak gen pada kromosom; terletak pada
dua kromosom berbeda, atau pada satu kromosom yang sama. Namun belum ada ilmuwan
yang tahu molekul apakah dalam kromosom yang menentukan sifat manusia atau apakah
wujud dari suatu gen. Penelitian tentang pengaruh infeksi virus terhadap perubahan
fenotip E. coli menjadi jalan untuk mengetahui apakah wujud dari gen yang sebenamya.
Ilmuwan telah lama mengetahui bahwa infeksi £. coli oleh Bacteriophage dapat
menyebabkan perubahan fenotip dari bakteri tersebut. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Bacteriophage hanya tersusun dari 2 molekul yaitu protein dan asam nukleat dalarn
bentuk DNA. Untuk mengetahui manakah dari kedua molekul yang dapat rnengubah
fenotip bakteri, ilmuwan melabeli protein virus dengan S radioaktif dan DNA dengan P
radioaktif Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa protein dari virus menempel di bagian
permukaan bakteri sedangkan DNAnya masuk ke dalam sel. Hasil ini rnembuktikan
bahwa molekul DNA-lah yang bertanggung jawab terhadap pewarisan sifat. Tahun 1563
rnelalui teknik X-Ray kristalograC: James D. Watson dan Fracis H. Crick (rnenyimpulkan
bahwa DNA merupakan molekul heliks ganda. Penelitian secara mendalam
memperlihatkan bahwa setiap rantai DNA disusun oleh unit berulang yang disebut
neuklotida. Setiap neukleotida terdiri dari gula deoksiribosa, basa nitrogen dan gugus
fosfat. Terdapat 4 jenis nukleotida penyusun DNA yaitu dA TP, dTTP, dCTP, dan dGTP.
Nukleotida-neukleotida tersebut disusun secara spesi:1< rnembentuk rantai DNA tunggal
melalui pembentukan ikatan fospo diester. Pada DNA rantai ganda kedua rantai
dihubungkan oleh ikatan hidrogen yang terbentuk antara basa nitrogennya Pada DNA
rantai ganda, A berpasangan dengan T dan C berpasangan dengan G, sehingga pada DNA
rantai ganda jurnlah A= T dan C = G a tau jumlah purin = jumlah pirirnidin.
Yolanda H.I Pakereng/200341864468.
Pada periode 1905-1908 William Bateson dan Reginald Punnett untuk pertama kalinya
melaporkan tentang adanya penyimpangan terhadap Hukum Perpaduan Bebas Mendel.
Mereka telah menyilangkan kapri berbunga ungu dan berpolen panjang (PPLL) dengan
tanaman berbunga merah berpolen bundar (ppll). Pada F1 dihasilkan tanaman berbunga
ungu berpolen panjang (PpLl). Berdasarkan genetika Mendel pada F2 diharapkan
diperoleh PL, Pl, pL dan pl dengan perbandingan 9:3:3:1. Namun sangat mengejutkan
hasil yang diperoleh ternyata tidak seperti yang diharapkan. Hasil pengujian terhadap F2
menunjukkan bahwa segregasi kedua lokus tersebut tidak mengikuti perbandingan 9:3:3:1
atau tidak mengikuti Hukum Perpaduan Bebas Mendel. Berdasarkan penampilan F1 dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan dominan resesif untuk alel-alel pada kedua lokus
tersebut. Alel-alel pada kedua lokus tersebut ialah : warna bunga (P = ungu; p = merah)
dan bentuk polen (L = panjang; l = bundar). Jadi genotipe tetua persilangan ialah PPLL x
ppll, dan F1 ialah PpLl. segregasi F2 tidak mengikuti Hukum Perpaduan Bebas, atau lokus
warna bunga dengan lokus bentuk polen berpautan satu sama lain. Hasil percobaan mereka
menunjukkan adanya pautan dalam posisi coupling antara alel P dan L dan alel p dengan l.
Karena adanya pautan, alel-alel dari tetua yang sama akan cenderung bermigrasi ke kutub
yang sama. Namun walaupun lokus-lokus tersebut terletak pada kromosom yang sama
ternyata tidak selalu alel-alel dari tetua yang sama akan masuk ke gamet yang sama. Pada
tanaman F2 percobaan Bateson dan Punnet, terdapat tanaman dengan sifat yang
merupakan rekombinasi sifat tetuanya, yaitu : bunga ungu berpolen bundar, dan bunga
merah berpolen panjang. Namun demikian frekwensi kejadian P diwariskan bersama L
dan p bersama l lebih besar dari pada rekombinan Pl dan pL. Untuk terjadinya
rekombinasi sifat maka pada tingkat kromosom harus ada pertukaran segmen pembawa
alel antar pasangan kromosom homolog, yang disebut pindah silang.
Muh. Syahriridani/200341864463
Banyak penemuan populer dalam bidang genetika, tapi penemuan tersebut pastilah
mengarah oada temuan mendel. temuan mendel disebut sebuah Hukum, buka teori. artinya
tetap akan terjadi pada peristiwa ideal. slh satu temuan dalam bidang genetika yang
populer adalah temuan senyawa pemotong gen. senyawa ini digunakan untuk membuat
rekayasa genetik

5. Racy Rizky Abdillah/200341862528


Apakah hubungan gen linkage dengan peristiwa crossing over hanya dapat ditemui sebab
karena sedikitnya keturuan yang dihasilkan dari peristiwa gen linkage, apakah ada
hubungan dari kedua peristiwa tersebut selain hal itu?
Jawaban Pemateri
Ariadna Safitri (200341864460)
Hubungan keduanya dpt diketahui berdasarkan fenotip rekombinan yg dihasilkan. Fenotip
rekombinan bisa muncul akibat adanya crossing over. Frekuensi kemunculannya
digunakan sbg acuan dlm pemetaan gen. Dimana semakin kecil frekuensi (<50%) maka
jarak antar gen semakin dekat dan ini yang disebut dg gen linked.
Nurul Oktaviani/ 200341862517
Gen-gen yang berada dalam satu kromosom homolog yang sama dan letaknya saling
berdekatan disebut sebagai pautan gen (gene linkage). Akibat letaknya yang saling
berdekatan, gen-gen tersebut akan tetap bersama sampai saat pembentukan gamet (sel
kelamin). Pautan dari dua macam gen atau lebih akan menghasilkan jumlah gamet yang
lebih sedikit dibandingkan dengan gen-gen yang tidak berpautan. Oleh karena itu,
keturunan yang dihasilkan akan memiliki perbandingan fenotip dan genotip yang lebih
sedikit pula.
Peristiwa pindah silang akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang baru. Hal ini
disebabkan karena adanya rekombinasi gen, yaitu penggabungan dari sebagian gen induk
jantan dengan sebagian gen induk betina pada saat proses fertilisasi (pembuahan),
sehingga menghasilkan susunan pasangan gen yang berbeda dari gen-gen induknya.
Rekombinasi terjadi jika crossing-over merusak kelompok linkage.
Tanggapan Penanya
Mengenai terjadinya crossing over sendiri, apa faktor yang menyebabkan terjadinya
crossing over?
Jawaban Pemateri
Nurul Oktaviani/ 200341862517
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pindah silang adalah:
 Temperatur
Temperatur kurang atau melebihi temperatur biasa dapat memperbesar kemungkinan
pindah silang.
 Umur
Semakin tua suatu individu makin kurang mengalami pindah silang.
 Zat Kimia
Zat kimia tertentu dapat memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang.
 Penyinaran sinar X
Penyinaran sinar X dapat memperbesar kemungkinan pindah silang.
Ariadna Safitri (200341864460)
Pada saat meiosis I tahap profase setelah kromosom menduplikat membentuk tetrad
kromosom akan berjajar dg kromosom lain, akibat adanya tegangan antar kromosom
homolog, gen2 keduanya dapat terpisah dan saling bertukar ketika terbentuk ciasma.
sehingga hal tsb menjadi salah satu faktor terjadinya pindah silang.
Tambahan Audien
Siti Aisyah, 200341864476.
Selain pada peristiwa profase 1 yang menyebabkan terjbentuknya kiasma, ada beberapa
faktor yang juga mempengaruhi crossing over:
 temperatur. temperatur yang lebih tinggi atau lebih rendah dari temperatur normal dapat
memperbesar terjadinya pindah silang
 umur. semakin tua individu, semakin kecil kemungkinan terjadi pindah silang
 zat kimia. beberapa jenis zat kimia dapat meningkatkan kemungkinan pindah silang
 sinar x, dapat meningkatkan kemungkinan pindah silang
 jarak antar gen yang terangkai. makin jauh letak suatu gen dengan gen lain makan
makin besar kemungkinan terjadi pindah silang
 jenis kelamin. pada umumnya pindah silang dijumpai pada jantan maupun betina.
namun pada ulat sutera betina tidak pernah terjadi pindah silang, demikian juga pada
lalat drosophila jantan.
Yulista Trias R. /200341862506
Ingin menambahkan, hubungannya yaitu karena adanya proses pindah silang yang
bertanggung jawab terhadap rekombinasi gen2 tertaut. Ketika terjadi pindah silang,
sekumpulan protein mengatur pertukaran segmen2 yg bersesuaian pada kromatid.
Kromosom2 rekombinan yg dihasilkan dapat menyatukan alel2 dalam berbagai kombinasi
baru. Dalam percobaan morgan dan mahasiswanya berdasarkan data dari rekombinasi
dari berbagai persilangan lalat buat dan frekuensi2 rekombinasi berhasil memetakan gen
dan menggambarkan linkage map.
Timbal Balik Dosen Pengampu & Asisten Dosen
Dosen Pengampu:
Itulah ilmu genetika. Mendel walau sbg sejarah nmn ada prinsip2 umum dalam genetika yg
msh berlaku. Perkembangan ilmu menjadikan penyempurnaan2 istilah shg ilmu genetika lbh
berkembang.
Asisten Dosen:
Penyebab crossing over bukan karena gennya tertaut. Tapi gen tertaut (gen yg terletak dalam
satu kromosom yang sama) memungkinkan untuk mengalami crossing over, sebab dalam
tahap profase I meisosi kedua kromosom homolog saling berdekatan.
Gen tertaut (linked gene) ya bukan hanya gen yg dekat saja tetapi semua gen yg terletak di
kromosom yang sama. Nah untuk kejadian crossing overnya semakin dekat gen kemungkinan
tertukarnya makin kecil, diketahui dari frekuensi rekombinannya. Kalau semakin jauh maka
kejadiannya akan semakin besar, diketahui dari frekuensi rekombinannya. Makanya frekuensi
rekombinan digunakan untuk acuan jarak gen yg satu dengan lainnya pada pemetaan
kromosom. Tapi tetap frekuensi rekombinan pada gen2 yg tertaut tidak lebih dari 50%
populasi.
Kalau misalnya frekuensi rekombinannya lebih dari 50% ya berarti gennya tidak tertaut tetapi
terletak di kromosom yg berbeda. Pewarisannya mengikuti hukum mendel. Tetapi ada
beberapa pengecualian

Anda mungkin juga menyukai