Anda di halaman 1dari 5

Nama : Wardah Wuri Aisyati

Prodi/NIM : S1 Psikologi/ 111911133053

Kelas : B-4.1

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Setiap negara memiliki suatu pandangan atau ideologi yang digunakan
sebagai dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan
ideologi bangsa Indonesia yang harus menjadi panduan bagi seluruh warga negara,
termasuk penyelenggara pemerintahan dan rakyat. Selain itu, Pancasila merupakan
ideologi bangsa Indonesia yang menjadi rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Ideologi
tersebut penanamannya harus dimulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga,
sekolah hingga masyarakat. Jika setiap warga negara memiliki ideologi yang kuat,
maka mereka akan mencintai dan menjunjung tinggi negaranya.

Sebuah ideologi telah tertanam di setiap individu penganutnya dapat dilihat


dari keberhasilannya mendorong negara untuk mengarahkan rakyatnya agar bisa
menghadapi segala permasalahan yang ada sekaligus menemukan cara untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Selanjutnya, pembahasan ini membawa kita pada
topik Pancasila menjadi sebuah sistem filsafat. Kajian ini sudah dikenal sejak para
pendiri negara mulai merumuskan dan mendiskusikan masalah dasar filosofis negara
secara teoritis (Philosofische Grondslag) dan pandangan hidup bangsa secara praktis
(weltanschauung). Seperti pernyataan dari Bapak Proklamator kita menyampaikan
bahwa gagasan ini merupakan harapan berdirinya Indonesia merdeka dengan maksud
sebagai ide yang menjadi dasar dari kerohanian dalam kehidupan. Beliau juga
menekankan Pancasila merupakan filsafat asli bangsa Indonesia yang diangkat dari
adanya akulturasi budaya (Soekarno dalam (Latif, 2011)).

Adanya filsafat muncul di tengah peradaban manusia dinilai sangat penting.


Seiring berjalannya waktu, manusia telah memperoleh kekuatan baru yang besar
dalam sains dan teknologi. Hal tersebut diikuti oleh perkembangan teknik untuk
memperoleh ketenteraman dan kenikmatan. Sehingga mereka dapat mewujudkan
hidup yang berkelanjutan. Akan tetapi, pada waktu yang sama manusia mengalami
kegelisahan karena mereka tidak tahu makna hidup mereka. Oleh karena itu, filsafat
berkolaborasi dengan disiplin ilmu lain untuk menuntun perjalanan hidup manusia
yang ditandai dengan pola pikir manusia yang terarah. Salah satunya adalah
kesesuaian Pancasila dengan filsafat.

Alasan lain yang menjadi dasar pentingnya filsafat ada pada landasan negara
kita ialah Pancasila mengandung nilai-nilai sebagai objek dari landasan filosofis pada
segala sistem yang berlaku. Nilai-nilai tersebut juga berguna untuk merespon dan
memberi kritik pada aliran filsafat yang berkembang di lingkungan masyarakat
Indonesia. Misalnya, nilai-nilai Pancasila yang ada dijadikan landasan perumusan
perundang-undangan sekaligus menjadi orientasi pelaksanaan sistem politik dan dasar
bagi pembangunan nasional. Selain itu, Pancasila dapat membawa bangsa Indonesia
menyadari apa yang harus dipersiapkan saat menghadapi situasi tertentu.

Pembahasan Pancasila sebagai sistem filsafat ini tentunya tak terlepas dari
hakikat pembahasan filsafat yang mencakup kajian ontologi, epistimologi dan
aksiologi. Landasan ontologis Pancasila terletak pada pembahasan Pancasila yang
memiliki sifat general hingga dapat mengkaji adanya perbedaan berbagai pandangan
secara khusus. Sastrapratedja (2001: 147--154) menjabarkan prinsip-prinsip pada
nilai- nilai Pancasila, antara lain: prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa mencakup
pengakuan atas kebebasan beragama bagi setiap pemeluknya, prinsip Kemanusiaan
Yang Adil dan Beradab mengakui bahwa setiap orang memiliki martabat yang sama
(dasar pelaksanaan HAM), prinsip Persatuan Indonesia mengandung konsep
nasionalisme politik yang menyatakan bahwa perbedaan budaya, etnis, bahasa, dan
agama tidak menghambat atau mengurangi partsipasi perwujudannya sebagai warga
negara kebangsaan, prinsip Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/ Perwakilan mengakui sistem demokrasi Pancasila, serta
prinsip Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung makna
menjunjung tinggi kesejahteraan rakyat.

Selain itu, Littlejohn and Foss menyatakan bahwa epistemologi merupakan


cabang filosofi yang mempelajari pengetahuan atau bagaimana orang-orang dapat
mengetahui tentang sesuatu atau apa-apa yang mereka ketahui (Littlejohn and Foss,
2008 dalam (Nurwardani, 2016)). Oleh sebab itu, landasan epistemologis Pancasila
berarti bahwa nilai-nilai Pancasila digali dari pengalaman (empiris) bangsa Indonesia.
Kemudian digabungkan menjadi sebuah pandangan yang menyeluruh tentang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sehingga pengalaman tersebut
menjadi pelajaran bagi keberlangsungan dinamika bangsa Indonesia di masa
mendatang.

Selanjutnya, landasan aksiologis Pancasila memiliki makna bahwa Pancasila


merupakan sumber nilai yang memberi aspirasi bagi rakyat Indonesia untuk
melengkapi pemahamannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara utuh.
Pancasila sebagai sumber nilai bagi bangsa Indonesia seharusnya dikembangkan tidak
hanya dalam kehidupan bernegara, tetapi juga dalam bidang akademis sehingga
berbagai teori ilmiah yang ada bisa diterapkan dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Pada bidang ini perkembangannya tetap berorientasi pada nilai-nlai
Pancasila untuk mempertahankan kesadaran individu akan kepercayaannya kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

Pada perkembangannya, semakin kesini Pancasila sebagai sistem filsafat telah


mendapat banyak tantangan zaman. Seperti kemunculan aliran kapitalisme yang
menekankan pada kebebasan individual memiliki modal hingga mendapat
keuntungan yang sebesar-besarnya. Aliran ini menimbulkan berbagai dampak negatif,
antara lain monopoli perekonomian dan gaya hidup konsumerisme. Hal tersebut
tentunya tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang menjadi pedoman bangsa ini.
Tak hanya itu saja, melainkan ada aliran lain, yaitu komunisme yang muncul atas
reaksi terhadap kapitalisme. Aliran ini menekankan pada kepemilikan modal
diserahkan pada negara.
Akibatnya negara dapat mendominasi rakyat secara berlebihan sehingga tidak
mengakui adanya kedaulatan rakyat.

Dengan demikian, Pancasila sebagai sistem filsafat sangat dianggap penting


karena dapat mengembalikan harga diri bangsa menjadi bangsa yang merdeka di mata
dunia. Selain itu, dasar pemikiran dari nilai-nilai Pancasila yang mengakar dapat
terbangun untuk melawan berbagai ideologi yang mengancam keberadaan ideologi
kita. Pancasila sebagai sistem filsafat juga menjadi dasar meningkatnya semangat
kebangsaan dalam menghadapi arus globalisasi dan dapat menjaga keseimbangan
antara tindakan dengan pemikiran bangsa saat menjadikan Pancasila sebagai jalan
untuk hidup sekaligus berpikir.
References
Adib, M. (2010). Filsafat Ilmu ; Ontologi, Epistimologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Latif, Y. (2011). Negara Paripurna. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nurwardani, P. d. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pancasila. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

Sastrapatedja, M. (1996). Filsafat Pancasila Dalam Budaya Bangsa. Jurnal Filsafat, 23-30.

Sastrapratedja, M. (2001). Pancasila Sebagai Revisi dan Kritik Sosial. Yogyakarta: Penerbitan
Universitas Sanata Dharma.

Anda mungkin juga menyukai