Anda di halaman 1dari 5

Desain Eksperimen Campbell

- Macam desain eksperimen :


1. Pre experiment
 Eksperimen awal (studi pendahuluan)
 Bisa tidak ada kontrol grup
 Hasilnya untuk eksperimen selanjutnya
 Jenis
a. One shoot case
Hanya mengukur variabel tertentu 1x ada satu kelompok subjek.
Asumsinya suatu perlakuan akan menghasilkan perubahan. Kurang ilmiah
karena sama sekali tidak memperhatikan faktor-faktor lain yang
memengaruhi hasil eksperimen.
b. One group pretest posttest
Ada satu kelompok diberi perlakuan, pretest, dan posttest. Kurang
memperhatikan variabel ekstraneous/pengganggu, misal adanya carry over
effect dalam pengkuran. Perbedaan dengan one shoot case adalah jenis ini
memberikan 2x test
c. Static group comparison
Satu kelompok yang diberikan perlakuan dibandingkan dengan kelompok
lain yang tidak diberi perlakuan. Tujuannya untuk melihat efek dari
perlakuan x. Kekurangannya tidak ada jaminan kedua kelompok equivalen
dan keluarnya salah satu anggota dari salah satu kelompok akan
memengaruhi hasil eksperimen.
2. Quasi experiment
 Desain tidak murni
 Memahami bahwa ada variabel lain yang memengaruhi eksperimen
 Tidak semua variabel ekstraneous dikontrol
 Jenis
a. Time series experiment
Ada proses pengukuran pada beberapa kelompok subjek atau individu
secara periodic. Ada 2; interrupted time series design (efek perlakuannya
dinilai dengan membandingkan skor pola di awal dan di akhir) dan
multiple time series design (mirip dengan interrupted time series design
tapi menghilangkan efek histori pada kelompok subjek yang tidak
mendapat perlakuan).
b. Equivalent time sample design
Ada 2 kelompok sampel setara, masing-masing kelompok mendapat
perlakuan dengan waktu berbeda.
c. Equivalent time material design
Mirip equivalent time sample, tapi materi sampel adalah variabel
eksperimen yang dibandingkan. Intinya membandingkan sampel material
yang equivalen.
d. Counterbalanced design
Ada cara-cara melakukan balancing antar 2 kelompok.
e. Regression discontinuity analysis
Membandingkan skor individu sebelum dan setelah perlakuan. Digunakan
pada situasi ketika kelompok eksperimen secara selektif diberi perlakuan
tertentu.
3. True experiment
 Eksperimen murni
 Untuk melihat efek perlakuan dengan kontrol ketat
 Memenuhi semua prinsip eksperimen : randomisasi, replikasi, dan
pembanding
 Kontrol yang dilakukan adalah mengatur subjek dalam kelompok dan
mengatur jumlah perlakuan yang diberikan
 Jenis
a. Pretest posttest control group design
Mirip dengan treatment by subject design oleh Lindquist tapi perlakuan
hanya sekali
b. Factorial
Sama dengan factorial design oleh Lindquist
c. Solomon group design
Sama dengan group within treatment design oleh Lindquist
d. Posttest only control group
Sama dengan treatment by level design oleh Lindquist
- Perbedaan quasi experiment dan true experiment menurut Zechmeister & Zechmeister
1. Quasi experiment : ada intervensi, ada pembandingan, tidak ada kontrol penuh
2. True experiment : ada intervensi, ada pembandingan, ada kontrol penuh (benar-benar
memperhatikan faktor dan variabel lain yang mempengaruhi hasil eksperimen)

Desain Eksperimen (Lindquist)

- Adalah metode yang dipilih oleh peneliti eksperimen yang akan menentukan bagaimana
pemberian perlakuan dan pengumpulan data eksperimen dilaksanakan
- Macam desain eksperimen menurut Lindquist
1. Simple randomized design
 Perlakuan hanya 1 faktor
 Subjek penelitian diambil secara random
 Kelompok kontrol boleh tidak ada
 Analisis data menggunakan t-test jika ada 2 kelompok atau analisis varians 1
jalur jika ada lebih dari 2 kelompok
 Kelebihan : memperhitungan kesesatan tipe S (level subjek) jika randomisasi
tepat
 Kekurangan : variabilitas replikasi tidak dapat diperhitungkan karena hanya
satu kali observasi/replikasi. Kesesatan tipe G (level grup) tidak dapat
diperhitungkan
2. Treatment by subject design
 Hanya 1 kelompok yang bisa diambil secara random atau tidak random
 Kelompok tersebut diberikan perlakuan berulang-ulang, karena itu disebut
juga same group
 Analisis data menggunakan t-test atau analisis varians satu jalur
 Kelebihan : meniadakan perbedaan antar subjek sehingga mengendalikan
kesesatan tipe S. dapat menyelidiki pengaruh eksperimen terhadap subjek
secara individu
 Kekurangan : ada carry over effect (pengaruh perlakuan sebelumnya terhadap
perlakuan setelahnya)
3. Treatment by level design
 Ada variabel non eksperimental yang dipersamakan terlebih dahulu sep;belum
eksperimen dijalankan
 Analisis data menggunakan t-test atau analisis varians dua jalur
 Kelebihan : lebih banyak mengendalikan kesesatan tipe S daripada simple
randomized design. Memungkinkan peneliti menguji pengaruh perlakuan
terhadap masing-masing level (simple effect)
 Kekurangan : kesesatan tipe G tidak dapat diperhitungkan
4. Factorial design
 Memungkinkan meneliti pengaruh 2 atau lebih variabel eksperimen
 Kelebihan : penelitian sekaligus dapat mengukur hubungan antara variabel
eksperimen 1 dan variabel eksperimen 2 (interaction effect)
 Dapat dengan tepat menguji efektivitas suatu perlakuan
5. Group within treatments design
 Dilaksanakan pada kelompok berbeda di lokasi yang terpisah
 Biasanya disediakan untuk suatu eksperimen yang bertujuan mendapatkan
generalisasi tentang populasi yang terdiri atas sejumlah sub populasi tidak
mungkin replikasi pada tiap sub populasi
 Kelebihan : jka pengambilan sampel benar-benar random dan jumlah subjek
dari masing-masing kelompok sama, desain ini meminimalisir kesesatan.
Memungkinkan pengembangan teori/konsep baru apabila ada faktor
ekstraneous yang diketahui
6. Random replication design
 Tidak membagi subjek dalam 1 kelompok kontrol dan 1 kelompok
eksperimen yang utuh
 Subjek secara random ditugaskan dalam sub kelompok kontrol dan sub
kelompok eksperimen
 Pengaruh pada masing-masing sub kelompok dinilai secara terpisah sebelum
dinilai secara keseluruhan
 Kelebihan : mengendalikan kesesatan tipe G karena dalam pemilihan
kelompok, orangnya tidak selalu sama saat dilakukan replikasi
 Kekurangan : potensi kesesatan tipe R cukup besar

Anda mungkin juga menyukai