Anda di halaman 1dari 6

Wardah Wuri Aisyati

S1-Psikologi/111911133053

Kelas E- 1.2

Tugas Review Mata Kuliah Kewarganegaraan

Dosen pengampu : Reiza Al-ariyah

Ketahanan Nasional

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki keanekaragaman hayati

yang tersebar di seluruh daratan maupun lautan di seluruh negeri ini. Indonesia juga

memiliki keanekaragaman budaya berdasarkan hasil budaya dari suku, agama, ras

dan antargolongan yang ada dari Sabang sampai Merauke. Beberapa

keanekaragaman ini dan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia pastinya sangat

rentan akan usaha bangsa lain untuk merebutnya dari Indonesia. Oleh sebab itu, perlu

adanya sebuah sistem yang didahului sebuah konsep pertahanan untuk menjaga dan

melindungi segenap sumber daya milik Indonesia ini. Berikut akan saya jelaskan

kembali dengan ulasan berdasarkan studi literatur yang membahas mengenai sistem

dan ketahanan negara yang biasa disebut ketahanan nasional.

Pada bab sebelumnya, kita telah membahas mengenai wawasan nusantara

sebagai geopolitik Indonesia. Setiap bangsa dalam rangka mempertahankan eksistensi

dan mewujudkan cita-citanya perlu memiliki pemahaman mengenai geoploitik dan

geostrategi. Geopolitik bangsa Indonesia diterjemahkan dalam konsepsi Wawasan

Nusantara, sedangkan geostrategi bangsa Indonesia dirumuskan dalam konsepsi


Ketahanan Nasional. Ketahanan Nasional merupakan salah satu konsepsi politik dari

Negara Republik Indonesia. Ketahanan Nasional dapat dikatakan sebagai konsep

geostrateginya bangsa Indonesia. Dengan kata lain, geostartegi bangsa Indonesia

diwujudkan melalui konsep ketahanan nasional.

Istilah Ketahanan Nasional (national resilience) memiliki pengertian dan

makna yang umum. Ketahanan sebuah bangsa dianggap sangat penting dikarenakan

dapat menjamin sekaligus memperkuat kecakapan bangsa dalam rangka menjaga dan

mempertahankan persatuan serta kesatuannya. Selain itu, ketahanan ini dapat

bermanfaat pula dalam hal menghadapi ancaman yang datang maupun

memperjuangkan sumber daya yang dimiliki bangsa sebagai cara untuk memenuhi

kebutuhan hidup. Supaya dapat dimanfaatkan dengan semestinya oleh bangsa

Indonesia.

Ide pokok mengenai Ketahanan Nasional ini dapat disamakan dengan konsep

diri Individu. Kita mampu mempertahankan kelangsungan hidup hanya karena

memiliki ketahanan diri, dari berbagai hal yang dapat mengancam diri kita. Seperti

contohnya, saat ini sedang terjadi ancaman dari virus corona yang dapat menyerang

siapa saja. Jika kita memiliki ketahanan imun tubuh yang kuat serta kemampuan

dalam berperilaku hidup bersih dan sehat, maka kecil kemungkinan, bahkan tidak

dapat terkontaminasi virus tersebut. Bukan hanya mengenai virus ini saja, melainkan

semenjak kita dilahirkan sebagai manusia di muka bumi ini telah banyak hal yang

bisa menyerang diri hingga menyebabkan kematian. Untuk itu, kita perlu menyiapkan

ketahanan diri dalam berbagai aspek yang dapat mengancam diri kita.
Sesuai halnya menurut pernyataan dalam naskah Garis Besar Haluan Negara

(GBHN) tahun 1998, ketahanan nasional diartikan sebagai kondisi dinamis yang

merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek dalam kehidupan bangsa dan negara

untuk menjamin kelangsungan hidup menuju kejayaan bangsa dan negara (melalui

pembangunan nasional). Disisi lain, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas)

memiliki pandangan mengenai ketahanan nasional, antara lain ketahanan nasional

sebagai konsepsi atau doktrin yang menjelaskan bahwa ketahanan nasional

merupakan dokktrin untuk menanggulangi segala ancaman dengan menggunakan

pandangan “Asta Gatra” atau gabungan dari 3 unsur aspek alamiah (Tri Gatra) dan

aspek sosial memiliki 5 unsur (Panca Gatra). Unsur tersebut dapat dipetakan sebagai

berikut.

Tiga aspek kehidupan alamiah (Tri Gatra), yaitu :

1. Gatra letak dan kedudukan geografi

2. Gatra keadaan dan kekayaan alam

3. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk

Lima aspek kehidupan sosial (Panca Gatra), yaitu:

1. Gatra ideologi

2. Gatra politik

3. Gatra ekonomi

4. Gatra sosial budaya (Sosbud)

5. Gatra pertahanan dan keamanan (Hankam)


Selanjutnya, ketahanan nasional sebagai kondisi berarti bahwa ketahanan

nasional bersifat dinamis sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi oleh bangsa

Indonesia. Tentunya tetap menggunakan aspek Asta Gatra tadi Indonesia dalam

menghadapi kondisi tak menentu ini sehingga tercapainya ketahanan nasional. Selain

itu, ketahanan nasional dapat dijadikan sebagai strategi dengan menetapkan cara atau

pendekatan dengan menggunakan aspek Asta Gatra untuk diperhitungkan dalam

mengatasi masalah yang ada. Ketiga konsep mengenai ketahanan nasional tersebut

dapat menjadi satu ikatan yang berkaitan karena terdapat ajaran Asta Gatra sehingga

kemampuan bangsa Indonesia menjadi lebih kompleks.

Hal tersebut dicetuskan oleh Lemhannas bukan berdasarkan opini belaka,

melainkan telah sesuai dengan perjalanan bangsa Indonesia sejak dapat meraih

kemerdekaan hingga timbul berbagai ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.

Mulai dari ancaman ideologi komunisme secara besar-besaran hingga krisis moneter

yang terjadi pada akhir tahun 90-an. Dengan segala cara, bangsa Indonesia sampai

sekarang dapat membuktikan ketahanannya. Maka dari itu, ajaran Astra Gatra muncul

sebagai sebuah gagasan baru untuk memperkuat ketahanan nasional yang selalu

berdinamika mengikuti arus zaman ini. Hal ini disebabkan tantangan bangsa yang

terus berubah-ubah sebagaimana kehidupan individu yang terus mengalami

perkembangan.

Dalam menghadapi segala tantangan yang ada tentu bukan hal yang mudah

dan tidak dapat dianggap dengan sebelah mata. Misalnya, ancaman yang kita hadapi

dalam hal mempertahankan keadaan wilayah Indonesia yakni sengketa Laut


Tiongkok Selatan (LTS). Permasalahn ini merupakan tantangan bagi stabilitas

Kawasan Asia, termasuk Indonesia. Sengketa ini menjadi ancaman bagi pertahanan

Indonesia karena lokasi yang diperebutkan berada di dekat perbatasan Indonesia di

wilayah Natuna.

Oleh karena itu, Indonesia, baik dalam posisi sebagai negara yang

memperjuangkan kepentingannya untuk menjaga wilayah laut Natuna melalui

meningkatkan manajeman perbatasan, aktivitas ekonomi berupa eksplorasi minyak

dan meningkatkan kapabilitas pertahanan di wilayah laut Natuna. Serta sebagai salah

satu negara pendiri ASEAN, Indonesia perlu berperan aktif dalam menyelesaikan

sengketa tersebut melalui jalan damai berupa diplomasi preventif. Hal itu merupakan

salah satu implementasi dari politik Luar Negeri Indonesia yang bebas aktif.

Selain itu, ancaman lain juga sering muncul dan menyerang kehidupan

masyarakat Indonesia dari aspek sosial, terutama menyerang generasi muda adalah

narkoba. Dalam hal ini, narkoba terus menerus mengancam generasi muda yang dapat

dibuktikan oleh penangkapan tokoh publik atau artis yang tergolong masih muda,

Vanessa Angel yang diringkus bersama suami dan manajernya. Mereka seharusnya

menjadi contoh baik bagi orang lain, tetapi mereka menjadi contoh yang buruk.

Narkoba dapat beredar dengan bebas di pasaran karena para oknum dapat

memanfaatkan celah-celah kelemahan bangsa, khusunya pengawasan pihak

berwenang. Bukan hanya itu saja, melainkan kurangnya keimanan yang dimiliki

generasi muda terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai nilai-nilai dalam Pancasila.

Ketahanan keluarga dan masyarakat juga menjadi faktor lain dari bebasnya peredaran
narkoba. Banyak para pemakai ataupun pengedar yang berasal dari kondisi keluarga

yang kurang harmonis.

Untuk itu, sangat diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap

nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup. Berbagai sosialisasi pada keluarga dan

masyarakat mengenai bahaya peredaran dan penyalahgunaan narkoba secara bebas

harus terus dilakukan. Selanjutnya, masyarakat, pemerintah dan pihak berwajib harus

saling bekerja sama untuk memutus mata rantai peredaran narkoba. Sehingga

generasi penerus bangsa dapat terselamatkan dari pengaruh buruk narkoba.

References
Agus, A. A. (2015). URGENSI KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI GEOSTRATEGI INDONESIA .
Jurnal Integrasi PIPS Pascasarjana UNM , 247-257.

Darmono, B. (2010). Konsep dan Sistem Keamanan Nasional . Jurnal Ketahanan Nasional, 1-
41.

Nurwardani, P., & dkk. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta: Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

Pranowo, M. B. (2010). Multidimensi Ketahanan Nasional. Jakarta: Pustaka Alvabet.

Ruyat, Y. (2017). PERAN INDONESIA DALAM MENJAGA WILAYAH LAUT NATUNA DAN
MENYELESAIKAN KONFLIK LAUT TIONGKOK SELATAN . Jurnal Kajian Lemhannas RI ,
67-75.

Anda mungkin juga menyukai