Anda di halaman 1dari 48

PENELITIAN

EKSPERIMENTAL

• Penelitian analitik
• Ada manipulasi terhadap variabel penelitian
• Pada uji klinik  kelompok perlakuan & kontrol
dialokasi secara random
• Dapat dilakukan terhadap individu2, dapat juga
terhadap program masyarakat
DESAIN PENELITIAN

Rencana, struktur dan strategi yg dapat


dijalankan sehingga permasalahan
penelitian secara adekuat terjawab dan
varians dapat dikendalikan.

Desain penelitian yang baik diperlukan untuk


mendapatkan data yang benar.
Merancang penelitian perlu memperhatikan:
1. Memenuhi kriteria:
• Ketergayutan data :
seberapa relevan data yg diperoleh dg jawaban yg
dikehendaki, sesuai dg masalah & hipotesis
penelitian.
• Obyektifitas
• Validitas
• Realibilitas
• Teknis pelaksanaan yang efektif dan efisien
2. Optimasi yang berimbang antara validitas
dalam & validitas luar penelitian.

Validitas dalam : ikhwal kesahihan penelitian yg


menyangkut pertanyaan sejauh mana perubahan
yang diamati dalam suatu penelitian hanya terjadi
karena perlakuan yang diberikan dan bukan
karena pengaruh faktor lain (variabel luar)

Validitas luar : sejauh mana hasil suatu penelitian


dapat digeneralisasi pada populasi induk
Rancangan penelitian eksperimental

Rancangan penelitian eksperimental


ialah adanya manipulasi atau perlakuan
peneliti terhadap subyek penelitian,
kemudian efek manipulasi diobsevasi dg
mengendalikan variabel yg tdk
dikehendaki.
Variabel dalam rancangan eksperimental

• Variabel tergantung
(variabel tercoba, variabel efek,
dependent variabel, criterion variable) :
merupakan variabel yang dipelajari atau
efek akibat perlakuan

•Variable bebas (variabel eksperimental,


independent variable, variabel perlakuan)

•Variable non eksperimental;


Variabel dalam rancangan eksperimental

•Variable non eksperimental;


Variable terkendali, dpt dilakukan dg
rancangan penelitian dan pengujian statistic.
Pengendalian dengan rancangan penelitian :
pembatasan subyek dengan kriteria inklusif
dan eksklusif, randomisasi subyek, matching
dan rancangan sama subyek

Variable tak terkendali


Tahapan pada penelitian eksperimental

•Identifikasi variabel penelitian


•Penetapan subyek dan populasi penelitian
•Pemilihan sampel
•Pemilihan rancangan eksperimental
•Pemberian perlakuan dan observasi
•Analisis hasil
Bentuk2 Perlakuan terhadap subyek :
1. Perlakuan eksperimental lawan tanpa eksperimental
peneliti ingin mengetahui efek obat x terhadap tekanan darah,
rancangannya : kel perlakuan diberi obat x , kel kontrol diberi obat
placebo / tidak diberi obat.
(Perlakuan vs Kontrol Negatif)

2. Perlakuan eksperimental lebih banyak lawan perlakuan


eksperimental lebih sedikit
peneliti ingin mengetahui efek obat x terhadap tekanan darah,
rancangannya : semua kelompok deberikan obat hanya dosis
obatnya yang berbeda, kel perlakuan diberi obat x dosis tinggi dan
kel control diberi obat x dg dosis yang rendah.
(Perlakuan dg rentang dosis)
Bentuk2 Perlakuan terhadap subyek :
3. Perlakuan eksperimental lawan perlakuan lain
membandingkan obat standart dg obat baru, kel kontrol
diberikan obat standart sedangkan kel perlakuan diberikan obat
baru.
(Perlakuan vs Kontrol Positif)
DESAIN EKSPERIMENTAL
 Desain Praeksperimental
 Desain True Experimental
(Eksperimental Murni)
 Desain Quasi Experimental
(Eksperimental Semu)
Desain Praeksperimen
rancangan eksperimental palsu yang hendaknya
dihindari oleh peneliti

 Belum disebut sebagai desain eksperimen


karena adanya banyak hambatan untuk
memperoleh hasil yang memadai
 Desain praeksperimen ini tidak dianjurkan
untuk dilakukan dalam penelitian
 Desain yang dilakukan dengan jalan
memberikan perlakuan kepada subjek tanpa
adanya kelompok kontrol atau jika ada
kelompok kontrol tidak dilakukan penendalian
terhadap variabel ekstra yang secara
signifikan berpengaruh
Bentuk Desain Praeksperimen
 Desain Perlakuan Tunggal
 One Shot Case Study
 Sekelompok subjek diberi perlakuan (X)
kemudian dilakukan pengamatan (O)
 Non R : X  O
 Peneliti tidak menerima informasi
mengenai akibat perlakuan
(X) O
 Tidak dapat mengontrol validitas
internal
 Desain Perlakuan Ulang
 One Group Pre and Posttest Design
 Peneliti menggunakan 1 kelompok subjek
penelitian serta melakukan pengukuran sebelum
dan sesudah perlakuan. Perbedaan hasil
pengukuran dianggap sebagai efek perlakuan
 Non R : O1 X O2
 Validitas Internal masih terancam karena adanya
variabel ekstraneous yang belum dikendalikan

O (X) O
 Desain Perlakuan Statis
 Static Group Comparation
 Peneliti menggunakan 2 kelompok subjek yaitu
kelompok ekperimen (diberi perlakuan) dan kelompok
kontrol (tanpa perlakuan)
 Pembagian kelompok tidak dilakukan dengan random
 Efek perlakuan diukur dari perbedaan hasil pengukuran
kedua kelompok
 Non R X O
Non R O
 Kelemahan utama: kesetaraan (homogenitas) antara 2
Kelompok tidak diketahui sehingga perubahan yang
terjadi pada eksperimen tidak dapat dnilai sebagai
akibat perlakuan
(X)  O
(-)  O
Kelemahan Desain Praeksperimen

 Tidak ada kelompok kontrol


 Tidak melakukan pengendalian
terhadap ekstraneous variable
 Validitas penelitian tidak terpenuhi
DESAIN EKSPERIMEN MURNI
 Desain yang paling ideal untuk mempelajari
hubungan kausalitas
 Sumber invaliditas (semua variabel luar)
dapat dikontrol  shg validitas internal tinggi
 Ciri Khas: pengelompokan subjek dengan
cara random
 Tiga macam desain eksperimen murni:
 Desain Eksperimen Sederhana
2 desain penelitian
 Desain Eksperimen Ulang eksperimental yang
 Desain Eksperimen Solomon secara metodologik
sudah dapat
dipertanggungjawabkan
Desain Eksperimen Sederhana
 Post Test Only Control Group Design
 Merupakan desain eksperimen paling sederhana
tetapi cukup kuat
 Mirip desain static tapi dilakukan randomisasi dalam
pengelompokan subjek
 Subjek dibagi dalam dua kelompok atau lebih secara
RANDOM menjadi kelompok eksperimen dan kontrol
 R X O1
R O2
 Analisa Statistik: Uji t atau Anava
Misal : Peneliti ingin mengetahui pengaruh diuresis dari
air kelapa. Subyek penelitian mencit, sebelum melakukan
penelitian dilakukan randomisasi untuk kepompok
perlakuan yaitu dengan pemberian air kelapa dan
kelompok tidak mendapatkan perlakuan atau plasebo

The Posttesst-Only Control Group Design

mempunyai kelemahan sedikit pada pengukuran prates.


Sulitmenentukan jika perbedaan pada akhir studi
merupakan perbedaan actual darikemungkinan
perbedaan pada permulaan studi. Dengan kata lain,
randomisasi baik untuk mencampur subjek, tetapi tidak
dapat menjamin kita percampuran ini benar-benar
menciptakan kesamaan antara kedua kelompok.
Desain Eksperimen Ulang
 Pretest – Posttest Control Group Design
 Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah
perlakuan diberikan pada kelompok kontrol dan
eksperimen
 R O1 X O2
R O3 O4
 Analisis Statistik: Anava atau Anakova
Misal : peneliti ingin mengetahui pengaruh obat
anti hipertensi baru (X), pengelompokan dilakukan
dengan random, kemudian kelompok perlakuan
dan tanpa perlakuan (placebo) diukur dahulu
tekanan darahnya, setelah itu, kelompok perlakuan
diberikan obat hipertensi (X). kemudian setelah
pelakuan diukur tekanan darah baik pada
kelompok perlakuan maupun yang tanpa
perlakuan

Desain Kelompok Kontrol Prates-Postes (The


Pretest-Posttest ControlGroup Design)
 Desain ini merupakan yang paling efektif dalam
istilah penunjukan hubungan sebab akibat, tetapi
yang juga paling sulit dilakukan
Desain Eksperimen Solomon
 Solomon Four Group Design
 Membagi subjek menjadi empat secara random
 Kelompok 1 dan 2 dilakukan pre test dan kelompok 3
dan 4 tidak ada pre test
 R O1 X O2
R 03 04
R X O5
O6
 Desain yang paling unggul untuk validitas tetapi kurang
praktis dan ekonomis
 Analisa Statistik:
 Anakova antara O2 dan O4 dengan menggunakan O1
dan O3 sebagai kovariabel
 Anava atau Uji t untuk menilai perbedaan O5 dan O6
rancangan eksperimental Solomon
(The Solomon Four-Group Design
Kombinasi dua desain ini menghasilkan desain yang
mengontrol interaksi perlakuan-prates dan mortalitas. Cara
yang benar untuk menganalisis data yangdihasilkan melalui
aplikasi desain ini adalah menggunakan analisis varianfactorial
2 X 2.

Dua variabel bebas adalah variabel perlakuan dan variabel


prates;dengan kata lain, apakah suatu kelompok diberikan
prates atau tidak adalahvariabel bebas, hanya ia karena
variabel eksperimental. Analisis vaktorialmengatakan pada
peneliti apakah perlakuan efektif dan apakah ada interaksi
antara perlakuan dan prates. Untuk meletakannya
sesederhana mungkin, jikakelompok eksperimental yang diberi
prates berperilaku secara berbeda pada postes daripada
kelompok yang tidak diberi prates, maka terawatt
kemungkinansuatu interaksi prates-perlakuan. Jika tidak
ditemukan interaksi, kemudian peneliti dapat lebih percaya
pada generalisasi perbedaan perlakuan.
Kesalahpahaman umum dikalangan peneliti pemula adalah
bahwa karena desain Solomon empat kelompok mengontrol
banyak sumber ketidak validan, ia merupakan desain yang
paling baik?
Ini tidak benar.

Untuk suatu hal, desain ini memerlukan 2x lebih banyak


subjek untuk desain eksperimental yang sebenarnya, dan
subjek tersebut sering sukar didapat.

Oleh karena itu, jika mortalitas tidak menjadi masalah, dan


data prates tidak diperlukan, maka desain dengan hanya
postes mungkin yang terbaik; jika interaksi prates perlakuan
tidak mungkin, dan testing merupakan bagian yang normal
lingkungan subjek, maka desain kelompok control prates-
postes barangkali yang terbaik. Desain mana yang terbaik
tergantung pada hakikat studi dan kondisi tempat penelitian
dilakukan.
PEMILIHAN DESAIN EKSPERIMEN

 Pemilihan desain tergantung pada:


 Jumlah anggota sampel yang tersedia
 Tingkat Validitas yang kita kehendaki
 Waktu dan alat yang tersedia
DESAIN EKSPERIMEN QUASI
Metode Quasi Experiment
Bentuk desain eksperimen ini merupakan
pengembangan dari true experimental
design, yang sulit dilaksanakan.

Desain ini mempunyai kelompok kontrol,


tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variabel-variabel luar
yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.
DESAIN EKSPERIMEN QUASI

 Eksperimen yang dilakukan tanpa randomisasi,


tetapi menggunakan kelompok kontrol
 Macam Desain Eksperimen Quasi:
 Desain eksperimen ulang non random
 Desain eksperimen Seri
 Desain eksperimen Seri ganda
 Desain eksperimen Bergilir
 Desain Ekperimen Sampel Seri
Desain Eksperimen Ulang Non Random

 Non Randomized Pretest-Posttest Control


Group Design
 Desain ekperimen yang dilakukan dengan
pretes dan post test, dan mempunyai kelompok
kontrol dan eksperimen yang ditentukan dengan
cara non random
 Non R O1 X O2
Non R O3 O4
Desain Eksperimen Seri

 Equivalent Time Sample Design


 Desain eksperimen yang dilakukan
berdasarkan satu (beberapa) seri pengukuran
variabel tergantung terhadap suatu kelompok
subjek
 Non R O1 O2 O3 X O4 O5 O6
 Subjek kelompok eksperimen juga sebagai
kelompok kontrol
Desain Eksperimen Seri Ganda

 Control Group Time Series experimental


 Pengembangan dari desain eksperimen seri
dengan memberikan kelompok kontrol
 Non R O1 O2 O3 X O4 O5 O6
Non R O7 O8 O9 X O10 O11 O12
 Desain ini cukup adekuat untuk mengendalikan
validitas internal kecuali interaksi uji awal
dengan perlakuan dan interaksi seleksi dengan
perlakuan
Desain Eksperimental Bergilir
 Counterbalance Design
 Subjek diuji coba pada semua perlakuan, tetapi dalam
rangkaian yang berbeda dan hanya melakukan Post test
 Tiga Klasifikasi : Kelompok, Waktu dan Perlakuan
 Non R X1O X2O X3O X4O
Non R X2O X4O X1O X3O
Non R X3O X1O X4O X2O
Non R X4O X3O X2O X1O
 Kelemahan: pencemaran dari perlakuan yang lain
 Analisa Statistik: Membandingkan skor perlakuan
pertama dengan skor perlakuan kedua, ketiga dan
keempat pada semua kelompok
Desain Eksperimen Sampel Seri

 Desain dengan memberikan perlakuan pada


subjek secara tidak terus menerus
 Non R X1 O1 X0 O2 X1 O3 X0 O4
 Desain ini berusaha menghilangkan pengaruh
luar selama seri pengukuran dengan cara
melakukan pengukuran dalam waktu yang
berurutan setelah perlakuan diberikan
 Analisa Statistik: Uji perbedaan Mean O1 dan
O3 dengan Mean O2 dan O4
CONTOH :
Penelitian yang bertujuan untuk :
1. Mengetahui efek proteksi temulawak terhadap
toksisitas CCl4 pada hepar tikus

K Kontrol K Kontrol K Kontrol


K Dosis 1 K Dosis 1 K Dosis 1
K Dosis 2 K Dosis 2 K Dosis 2
Tikus
K Dosis 3 K Dosis 3 K Dosis 3

Randomisasi Praperlakuan Ambil data


Temulawak CCl4 Post test
K Kontrol K Kontrol K Kontrol
K Dosis 1 K Dosis 1 K Dosis 1
Tikus K Dosis 2 K Dosis 2 K Dosis 2
K Dosis 3 K Dosis 3 K Dosis 3

Randomisasi
Praperlakuan
Temulawak CCl4 Ambil data
Post test
2. Mengetahui efek temulawak sebagai treatmen /
terapi kerusakan hepar pada tikus yang diinduksi
CCl4

K Kontrol K Kontrol
Tikus K Dosis 1 K Dosis 1
K Dosis 2 K Dosis 2
K Dosis 3 K Dosis 3

Randomisasi Perlakuan Ambil data


Temulawak Post test
CCl4
Ambil data
Pre test
K Kontrol K Kontrol
K Dosis 1 K Dosis 1
K Dosis 2 K Dosis 2
Tikus
K Dosis 3 K Dosis 3

Randomisasi
Perlakuan
Temulawak Ambil data
CCl4
Post test

Ambil data
Pre test
Terima Kasih
Semoga sukses

Anda mungkin juga menyukai