Anda di halaman 1dari 199

KUMPULAN PPT METLIT

1 – Eksperimen [2—20]
2 – Korelasi [21—51]
3 – Kausal [52—67]
4 – Survei [68—85]
5 – Kualitatif [86—128]
6 – Analisis Isi [129—145]
7 – Sejarah [146—155]
8 – Mix-method [156—166]
9 – Tindakan Kelas [167 –199]
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

PENELITIAN EKSPERIMEN
R EKSPERIMEN
OLEH :

NANDA SYAH PUTRA


HERI SETIAWAN
KONTROL YENI SETYOWATI
Pengertian

• Pengertian eksperimen dalah penelitian yang dilakukan dengan cara memberi treatment atau
perlakuan kepada sampel penelitian untuk mempengaruhi atau meningkatkan variabel terikat

• Sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono,2006:80).

• Experimentation … consist in deliberate and controlled modification of the condition


determining an event, and in the observation and interpretation of the ensuing changes in the
event itself (W.H.Wermeister dalam “An Introduction to Critical Thinking”, Van Dallen, 1973)
Keunikan Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen memiliki keunikan dalam 2 hal :


• Jenis penelitian yang secara langsung mempengaruhi variabel tertentu.
• Jika diaplikasikan dengan benar, penelitian ini merupakan cara terbaik untuk menguji hipotesis
untuk mencari atau mengetahui sebab akibat.
Ciri utama dari Penelitian Eksperimen

1. Membandingkan antar grup (kelompok)


• Sebuah penelitian eksperimen biasanya melibatkan dua kelompok dari subjek penelitian
yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

• Kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak


menerima perlakuan atau menerima perlakuan yang berbeda dengan grup eksperimen
Ciri-ciri utama dari Penelitian Eksperimen

2. Manipulasi dari Variabel Bebas

• Peneliti memanipulasi variabel bebas sesuai yang diinginkan


• Variabel bebas bisa dikondisikan dalam 3 jalan yaitu:
a. Membandingkan satu bentuk dengan bentuk yang lain
Ex : Perbandingan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar
b. Kehadiran dan ketiadaan dari suatu bentuk khusus
Ex : Membandingkan belajar dengan dan tanpa powerpoint dalam belajar MTK
c. Memvariasikan derajat dari suatu bentuk
Ex : Membandingkan tingkat antusiasme guru terhadap sikap siswa dalam MTK
Lanjutan

3. Pengacakan

• Penugasan random berarti setiap individu yang berpartisipasi dalam penelitian mempunyai
kesempatan yang sama untuk dijadikan grup eksperimen atau kontrol

• Seleksi random berarti setiap individu dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk dijadikan sampel
R EKSPERIMEN

KONTROL
Mengontrol Variabel Ekstra

Beberapa cara mengontrol variabel ekstra sebagai berikut:

1 Pengacakan

Cara mengontrol efek dari variabel extra adalah dengan melakukan pengacakan terhadap
subjek yang akan diteliti

2 Menjaga satu variabel tetap konstan


Cara mengontrol dengan mengeliminasi efek dari variabel dengan menghapus variabel tersebut
Ex : Jika gender berpengaruh pada penelitian, maka peneliti bisa membatasi gender yang ikut
dalam penelitian

3 Menjadikan Variabel tersebut kedalam Desain Penelitian

Memasukkan variabel yang berpengaruh kedalam penelitian untuk menguji efeknya.


Ex : Membandingkan efek gender terhadap hasil penelitian
Mengontrol Variabel Ekstra

4 Memasangkan

Jika suatu variabel dirasa mempengaruhi penelitian, maka peneliti bisa mengelompokkan
subjek berdasarkan kelompok tertentu.
Ex : Pengelompokkan berdasarkan umur

5 Menggunakan Subjek itu sendiri sebagai kontrol


Ketika subjek dijadikan sebagai control maka subjek tersebut dikenakan dua perlakuan atau
lebih dari dua.

6 Menggunakan Analisis Covariance


Analisis Covariance bisa digunakan untuk menyetarakan suatu grup berdasarkan variabel
tertentu sperti Pretest
Desain Penelitian Eksperimen
Poor Experimental Design

1 The One-Shot Case Study


Sebuah grup diekspos untuk sebuah perlakuan kemudian dilihat hasilnya perlakuan dari
variable bebas.

2 The One Group Pre-Post Design


Sebuah grup dilihat tidak hanya setelah diberi perlakuan tapi juga sebelum diberikan
perlakuan.

3 The Static-Group Comparison Design


Dua buah grup utuh yang digunakan dalam penelitian dimana subjek penelitianya diambil
tanpa pengacakan.

4 The Static-Group Comparison Design


Sama dengan The Static-Group tetapi diberikan Pretest terlebih dahulu.
One shot Case
X : Treatment
Study
O : Observasi
X O
One group pre-post test
O1 : Pre test
design
X : Treatment
POOR
EXPERIMENTAL
DESIGN
O1 X O2 O2 : Post test

The Static-Group Comparison Design

O1 X : Treatment
O1 : Setengah kelompok, tanpa
X perlakuan
O2 O2 : Setengah kelompok perlakuan
Desain Penelitian Eksperimen
True Experimental Design

1 Randomized Postest-Only Control Group Design


Dimana dua grup yang diambil dengan acak, satu kelompok menerima perlakuan dan satu
lagi sebagai kontrol.
2 Randomized Pretest-Postest Control Group Design
Sama dengan Randomized Postest-Only, hanya saja berbeda pada pada desain yang ini
diberikan Pretest
3 Randomized Solomon Four-Group Design
Mencoba mengeliminasi pengaruh dari Pre-Test. Dimana subjek dikelompokkan secara random
kedalam 4 grup, dua grup diantaranya dilakukan Pretest dan dua lainya tidak. Satu dari grup
yang diberikan Pretest dan satu yang tidak diberikan Pretest diberi perlakuan. Keempat grup
diberikan Postest.
4 Random Assignment with Matching
Menambah peluang dua grup yang diteliti itu agar lebih setara dengan mengelompokkan
subjek atas variabel tertentu.
Post test Only Control Design
R X O1
R C O2
• Dua kelompok dipilih secara random, satu
kelompok diberi perlakuan yang satu lagi tidak

Pretest-Posttest Control Group Design


True Experimental
Design R O X O1
R O C O2
• Dua kelompok dipilih secara random, satu
kelompok diberi perlakuan yang satu lagi tidak.
Dua-duanya diberikan Pre-test

Randomized Solomon Four-Group

R O X O1
• Dua grup diantaranya dilakukan Pretest dan dua
R O C O2 lainya tidak. Satu dari grup yang diberikan Pretest
R X O3 dan satu yang tidak diberikan Pretest diberi
perlakuan. Keempat grup diberikan Postest.
R C O4
Desain Penelitian Eksperimen
Quasi Experimental Design

1 Matching Only Design


Desain ini digunakan hanya jika penugasan random tidak dilakukan. Peneliti tetap membagi
kelompok kedalam dua grup control dan eksperimen berdasarkan satu variabel tetapi tidak
jaminan subjek akan sama pada variabel lain.

2 Counterbalanced Design
Desain ini dilakukan dengan mengekspos setiap grup pada semua perlakuan akan tetapi
dengan urutan yang berbeda.

3 Time Series Design


Desain penelitian ini melibatkan proses pengukuran atau observasi pada beberapa waktu di
sebelum dan sesudah penelitian
Matching Only Design
M X O1
M C O2
• M disini maksudnya subjek dari setiap grup dikelompokkan
berdasarkan variabel tertentu

Counterbalanced Design
Quasi-Experimental
Design X1 O X2 O X3 O
X2 O X3 O X2 O
X3 O X1 O X1 O
• Setiap grup terekspos semua perlakuan dengan
urutan yang berbeda

Time Series Design

O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8

Pre test diulang Post test diulang


4x 4x
Desain Penelitian Eksperimen
Factorial Design

1 Factorial Design menambah jumlah hubungan yang diuji dalam penelitian eksperimen.

2 Merupakan modifikasi dari salah satu Postest Only Control Group atau Pretest-Postest
Control Group (dengan atau tanpa penugasan acak)

R O X O Y1 O
R O C O Y1 O
R O X O Y2 O
R O C O Y2 O
• Desain diatas adalah modifikasi dari Pretest-
Postest Control Group Design dengan 1 treatment
(X) dan 1 grup control (C) serta sebuah variabel
moderator dengan 2 level (Y1 dan Y2)
Beberapa Ancaman terhadap Validitas Internal

1 Karakteristik Subjek Penelitian


Karakteristik subjek bisa mempengaruhi hasil penelitian, diantaranya adalah gender, umur
dan bahkan hasil Pretest.

2 Sejarah
Peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu kadang-kadang bisa mempengaruhi variabel
terikat. Jadi hasil bukan hanya karena variabel eksperimen akan tetapi karena pengaruh
masa lalu juga berpengaruh.

3 Kematangan
Kematangan mempengaruhi hasil penelitian dalam artian bahwa setiap penelitian pada
makhluk hidup dipastikan makhluk hidup mengalami perubahan menuju kematangan baik
secara biologis ataupun psikologis.

4 Lokasi
Lokasi tentu berpengaruh dalam hasil penelitian, maka perlu distandardisasi terlebih
dahulu lokasi untuk pelaksanaan penelitian.
Beberapa Ancaman terhadap Validitas Internal

5 Instrumentasi
Terkadang alat yang digunakan pada pretest digunakan lagi pada posttest, maka ini salah
satu penyebab ancaman validitas internal.

6 Regresi
Ancaman terjadi pada hasil tinggi dan rendah pada pretest tetapi tidak ekstrem lagi pada
posttest.

7 Implementasi
Karakteristik Instruktur pengajar juga mempengaruhi hasil penelitian. Karena jika beda
instruktur yang mengajarkan metode, maka akan berbeda hasilnya.

8 Tes
Pengalaman pada tes akan mempengaruhi hasil penelitian, karena pada saat posttest
siswa bisa saja mengingat jawaban yang salah ketika pretest dan mencari jawaban yang
benar sebelum posttest.
TERIMA KASIH
LogoType

PENELITIAN KORELASIONAL
Enur Fitriani Dewi Sobari
Reski Ivon Friska
Wahyuni Adam
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PENGANTAR
▪ Justine Gibbs, seorang guru biologi SMA, merasa terganggu oleh fakta tahun lalu
bahwa banyak dari siswa kelas 10 mengalami cukup banyak kesulitan belajar dalam
konsep-konsep biologi sementara siswa lainnya menganggap konsep-konsep itu m
udah dipelajari.

▪ Jika dia bisa membuat beberapa prediksi yang cukup akurat, dia mungkin dapat me
nyarankan beberapa tindakan yang cocok (misalnya, sesi tutorial khusus) sehingga
hanya sedikit siswa yang akan mengalami kesulitan di kelas biologinya.

▪ Variabel apa saja yang mungkin berhubungan dengan keberhasilan atau kegagalan
dalam belajar biologi (misalnya, kecemasan mereka terhadap subjek, pengetahuan
mereka sebelumnya, seberapa baik mereka memahami abstraksi, kinerja mereka
dalam kursus ilmu lainnya, dll)
Sifat Penelitian Korelasi

01 Menyerupai penelitian
kausal-komparatif 02 Merupakan contoh dari
penelitian asosiasional
.

Berbeda dengan penelitian


03 eksperimental 04
Kadang-kadang disebut
sebagai bentuk penelitian
deskriptif
.

Sebuah penelitian korelasional menggambarkan sejauh mana dua atau


lebih variabel kuantitatif berhubungan, tanpa ada upaya untuk mempe
ngaruhi setiap variabel
Ketika ditemukan ada korelasi di antara dua variabel, ini artinya : skor dalam rentang
tertentu di salah satu variabel berhubungan dengan skor dalam rentang tertentu pada
variabe l lainnya. Korelasi ini bisa bersifat positif dan negatif
Dapat kita lihat pada tabel dan gambar di bawah :

Tabel 2.1 Tiga Set Data menunjukkan


Perbedaan Arah dan Skor Korelasi (hlm.332) Gambar 2.1 Ilustrasi Scatterplot
Korelasi +1.00 (hlm.332)
Untuk memperjelas pemahaman kita tentang
fenomena penting dengan mengidentifikasi
hubungan antar variabel. Khususnya dalam
perkembangan psikologi.
Harus ditekankan bahwa penelitian
Tujuan penelitian korelasional bukan berasal dari dalam dan dari
korelasional diri mereka sendiri dalam membangun sebab dan
akibat.

Menjelaskan Hubungan

Memprediksi kemungkinan Jika ada hubungan yang cukup besar


hasil antara dua variabel maka ada kemungkinan
untuk memprediksi skor pada satu variabel
jika skor pada variabel lain diketahui.
Variabel
a. Prediktor
b. Kriteria
TUJUAN PENELITIAN KORELASIONAL
1. Menjelaskan Hubungan
• Kebanyakan peneliti yang terlibat
dalam penelitian korelasional
mungkin mencoba untuk
mendapatkan beberapa ide tentang
sebab dan akibat., Bisa kita lihat
ilustrasi pada gambar disamping.

•Pencarian sebab dan akibat dalam


penelitian korelasional penuh dengan
kesulitan.
TUJUAN PENELITIAN KORELASIONAL
2. Memprediksi Kemungkinan Hasil

Misalnya, bahwa nilai SMA sangat berkaitan dengan nilai kuliah.


Prediksinya: Orang dengan IPK tinggi di SMA akan cenderung memiliki
IPK tinggi di perguruan tinggi.

Variabel yang digunakan untuk membuat prediksi


disebut variabel prediktor, sedangkan variabel p
rediksi yang dipengaruhi disebut variabel kriteria.
Penggunaan Scatterplots untuk memprediksi suatu skor

Gambar 15. 2 Prediksi menggunakan


Scatterplot

Garis
Regresi

Tabel 15. 2 Kegagalan Harapan Guru dan Jumlah Perilaku Mengganggu untuk
Sampel yang terdiri dari 12 Kelas Nilai korelasi = 0.71
PERSAMAAN PREDIKSI SEDERHANA
Walaupun scatterplot merupa- Dimana Yi’ = skor prediksi pada Y (variabel
kan perangkat yang cukup mudah kriteria) untuk individu i, Xi = skor individu i
untuk digunakan dalam pembuatan
prediksi, namun tidak efisien
pada X (variabel prediktor), dan nilai-nilai a
ketika pasangan nilai dari sejumlah dan b dihitung secara matematis dari nilai
besar individu telah dikumpulkan. aslinya. Untuk setiap set data, a dan b adalah
Untungnya, garis regresi dapat konstanta.
dijelaskan dalam bentuk
persamaan prediksi sebagai
berikut : prediksi skor ini tidak akan tepat, maka
peneliti juga menghitung indeks kesalahan
Y1’ = a + bX1 prediksi, yang dikenal sebagai standard error
dari estimasi
NEXT....
EX: Korelasi IPK SMA dengan IPK perguruan tinggi. Maka:
➢, simbol Y’ = prediksi IPK kuliah semester pertama (variabel kriteria),
➢ X1 =IPK individu di SMA (variabel prediktor)., anggap IPK seseorang
di SMA adalah 3,5
➢ Asumsikan bahwa a = 0.18 dan b = 0.73
➢ Prediksi IPK kuliah di semester pertama (Y1’ ) = a + bX1
➢ = 0.18 +0.73 (3,5) = 2,735
TEKNIK KORELASIONAL YANG LEBIH KOMPLEKS
Regresi Berganda Koefisien Korelasi Berganda (R)
Teknik yang memungkinkan peneliti Kekuatan korelasi antara kombinasi
untuk menentukan korelasi antara variabel prediktor dan variabel
variabel kriteria dan kombinasi kriteria
terbaik dari dua atau lebih variabel
prediktor.
Y’ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Dimana Y’ diprediksi sebagai IPK
kuliah semester pertama, a, b1, b2,
dan b3 adalah konstanta, X1= IPK
SMA; X2 = skor SAT verbal; dan
X3 = skor matematika SAT. Semakin tinggi R, tentu saja, prediksinya
akan lebih reliable
TEKNIK KORELASIONAL YANG LEBIH KOMPLEKS
Koefisien Determinasi
Kuadrat dari korelasi antara prediktor dan variabel kriteria, disimbolkan (r2)
untuk regresi sederhana dan (R2) untuk regresi berganda
Ex: (R2) untuk regresi berganda
R=0.70., maka, : (R2) =(0.70)2, atau 0.49. Artinya: IPK SMA, skor verbal SAT,
dan skor matematika SAT (tiga variabel prediktor), berpengaruh terhadap
IPK semester 1 di PT (variabel kriteria) sebesar 49 %
Analisis Fungsi Diskriminan
Digunakan ketika variabel kriteria merupakan
kategori, yang dalam hal ini kita tidak bisa
menggunakan teknik regresi berganda.
Misalnya, seorang peneliti mungkin tertarik dalam
memprediksi apakah seseorang lebih cocok masuk
jurusan teknik atau jurusan bisnis.
TEKNIK KORELASIONAL YANG LEBIH KOMPLEKS
Analisis Faktor Analisis Jalur
Digunakan juga untuk Untuk menguji kemungkin-
mengidentifikasi sejumlah an dari hubungan sebab-
faktor yang relatif kecil akibat antara tiga
yang dapat digunakan variabel atau lebih.
untuk menjelaskan
sejumlah besar variabel
yang saling berhubungan.
Analisis Jalur

Analisis Diagram Jalur


TEKNIK KORELASIONAL YANG LEBIH KOMPLEKS
Pemodelan Struktur
Pemodelan Struktural adalah metode yang muktahir
untuk menjelajahi dan mungkin mengkonfirmasi
penyebab antara beberapa variabel, Pemodelan
Struktur Menggabungkan regresi berganda, analisis
jalur, dan faktor analisis. menggunakan program
komputer, seperti LISREL.
C. PROSES DASAR PENELITIAN KORELASI

1. Pemilihan Masalah
Pada umumnya, tiga jenis masalah yang menjadi fokus dalam penelitian korelasi:
1. Apakah variabel X berhubungan dengan variabel Y?
2. Bagaimana pengaruh variabel P memprediksi variabel C?
3. Bagaimana hubungan antara sejumlah besar variabel-variabel dan apa prediksi
yang dapat dibuat berdasarkan variabel-variabel tersebut?
2. Sampel

• Sampel untuk penelitian korelasi dalam sebuah jenis penelitian harus dipilih
secara hati-hati dan jika memungkinkan bisa dilakukan secara acak.
• Langkah pertama dalam memilih sampel tentu saja dengan mengidentifikasi
populasi yang sesuai, populasi yang jelas dan darimana data dari masing-
masing variabel tersebut diambil. Ukuran sampel minimum yang dapat
diterima pada penelitian korelasi minimal 30 unit sampel
3. Instrumen

• Instrumen yang digunakan untuk mengukur dua atau lebih variabel yang terlibat
dalam penelitian korelasi yaitu data kadang-kadang dapat dikumpulkan dalam
satu jenis catatan atau lebih (misalnya tingkat transkrip), biasa juga penelitian
korelasi yang sering melibatkan administrasi dari jenis instrumen (tes, kuesioner,
dll. dan terkadang observasi).
• Instrumen apapun yang digunakan harus menghasilkan skor yang reliable
sebuah instrumen juga harus menunjukkan bukti yang valid (bukti validitas).
4. Desain Penelitian

Tabel 15.4 Contoh data yang diperoleh dengan


Tabel 15.3 Desain Penelitian Korelasi
desain korelasi
lanjutan….

Kita tidak dapat mengatakan bahwa variabel yang diukur dengan instrumen pertama
(O1) adalah penyebab dari perbedaan dalam skor yang dapat kita temukan dalam
variabel yang diukur dengan instrumen kedua (O2). Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, ada tiga kemungkinan yang bisa terjadi:
1. Variabel yang diukur oleh O1 adalah penyebab variabel yang diukur oleh O2
2. Variabel yang diukur oleh O2 adalah penyebab variabel yang diukur oleh O1
3. Variabel yang ketiga mungkin tidak terindentifikasi dan menyebabkan kedua
variabel lainnya tidak diukur
5. Pengumpulan Data
Semua data pada kedua variabel biasanya akan dikumpulkan dalam waktu yang cukup singkat. Seringkali,
instrumen yang digunakan kemudian diberikan dalam satu sesi atau dalam dua sesi.
Contoh:
Jika seorang peneliti tertarik untuk mengukur hubungan antara kemampuan verbal dan ingatan, tes kemampuan
verbal dan ingatan lainnya akan diberikan secara bersamaan dengan subjek yang sama.

Dalam studi prediksi, pengukuran kriteria variabel sering terjadi beberapa saat setelah pengukuran variabel
prediktor.
Contoh:
Jika seorang peneliti tertarik untuk mempelajari nilai prediktif dari tes bakat matematika, tes bakat mungkin
diberikan sesaat sebelum awal pembelajaran matematika. Setelah dilakukan proses pembelajaran (kriteria
variabel seperti yang ditunjukkan oleh kelas tertentu saja) akan diukur pada akhir pembelajaran.
6. Analisis dan Interpretasi Data

• Ketika variabel dikorelasikan, maka dihasilkan koefisien korelasi. Koefisien ini


berbentuk desimal, diantara 0,00 dan +1,00 atau -1,00.
• Jika semakin dekat dengan koefisien +1,00 atau -1,00 maka semakin kuat
hubungannya
• Koefisien yang berada pada 0,00 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
variabel yang terlibat
D. Apa yang dapat diketahui Mengenai Koefisien Korelasipa yang dapat

• Koefisien korelasi ini sering muncul dalam artikel pendidikan dan penelitian pendidikan
• Koefisien korelasi di bawah 0,35 hanya menunjukkan sedikit hubungan diantara variabel. Hubungan semacam itu hampir tidak
memiliki nilai apapun dalam arti prediktif . Dengan demikian tentunya akan menemukan korelasi yang sangat rendah
Contoh:
Berapa lama pengalaman mengajar dan jumlah siswa yang terdaftar

• Korelasi antara 0,40 dan 0,60 sering ditemukan dalam penelitian pendidikan dan mungkin memiliki nilai teoritis dan nilai
praktis, tergantung konteksnya. Koefisien korelasi setidaknya 0,50 harus diperoleh sebelum prediksi dapat dibuat oleh individu.
Meskipun begitu, prediksi tentunya akan mengalami kesalahan yang signifikan.
• Hanya koefisien korelasi 0,65 yang atau lebih tinggi yang memungkinkan prediksi individu yang cukup akurat
• Koefisien korelasi diatas 0,85 menunjukkan hubungan yang erat antara korelasi variabel dan berguna dalam memprediksi
kinerja individu
E. Ancaman terhadap Validitas Internal dalam Penelitian Korelasi

Karakteristik subyek
• Seorang peneliti yang melakukan studi korelasional harus selalu waspada terhadap

penjelasan alternatif untuk hubungan yang ditemukan dalam data. Apa yang mungkin

menjelaskan korelasi yang dilaporkan ada antara dua variabel atau lebih?

• Hipotesis dipertimbangkan lagi, harapan kegagalan guru berkorelasi positif dengan

perilaku gangguan siswa.


LOKASI
Ancaman lokasi selalu ada pada instrument yang diberikan untuk
subyek pada lokasi tertentu, akan tetapi lokasi akan berbeda untuk
subyek yang berbeda pula.

Ruang kelas dapat meningkatkan / menurunkan nilai subjek.


Instrumentasi Pengujian
Kerusakan Instrumen ✓Pengalaman untuk menanggapi instrumen
Karakteristik kolekor data pertama yang diberikan dalam studi korelasional
Bias kolektor data dapat mempengaruhi tanggapan subjek terhadap
instrumen kedua.

Mortalitas
✓Jika tidak ada hubungan antara "menyukai
ketika kehilangan subyek bisa membuat
guru“ dengan "menyukai pelajaran sosial“ maka
hubungan lebih (atau kurang) seperti
solusinya: memberikan instrumen, pada waktu
dalam data sisa, sehingga menciptakan
yang berbeda dan dalam konteks yang berbeda.
ancaman bagi validitas eksternal
MENGEVALUASI ANCAMAN TERHADAP VALIDITAS
INTERNAL DALAM STUDI KORELASI
1. Karakteristik Subyek
2. Mortalitas
a. Tingkat keterbatasan.
Langkah 1: Subyek yang hilang mungkin mempunyai kinerja yang
b. Tingkat sosial ekonomi orang tua.
buruk.
c. Kekuatan fisik dan koordinasi.
Langkah 2: Subyek yang hilang juga mungkin mempunyai
d. Penampilan fisik.
keterampilan sosial
yang rendah. Oleh karena itu, hilangnya subyek dapat diharapkan
mengurangi kekuatan korelasi.
Langkah 3: kemungkinan mempunyai suatu efek kecuali jika
dikendalikan: sedang hingga tinggi
3. Lokasi 4. Instrumentasi
• lokasi berhubungan dengan penilaian kesuksesan
a. Ketidaksesuaian instrumen
pekerjaan.
b. Bias kolektor data
• bisa dikendalikan dengan menaksir lingkungan
lokasi pekerjaan secara terpisah, suatu solusi c. Karakteristik kolektor data
lebih baik adalah untuk menilai ketrampilan sosial
d. Pengujian
• Kemungkinan mempunyai efek jika dikendalikan
DASAR PEMIKIRAN UNTUK PROSES EVALUASI TERHADAP ANCAMAN DI DALAM STUDI
KORELASI
Misalnya, peneliti tertarik untuk menentukan apakah korelasi antara variabel A dan B dapat dijelaskan dengan
variabel C. A dan B, dengan kata lain, menghadirkan variabel yang dipelajari, sementara C menghadirkan
variabel ketiga yang dievaluasi sebagai potensi ancaman bagi validitas internal. Jika peneliti mencoba untuk
menjelaskan korelasi antara A dan B dalam kaitan dengan C, dia tidak bisa

Diagram Lingkaran Menggambarkan Hubungan Antara Variabel


Terimakasih
Causal-Comparative
Research Method Research
Oleh:
A l f i a n s a h S . P.
Riana Nurismawati
Ulfa Dwiyanti
Ciri Khas Penelitian Kausal- FR
Komparative
• Sama seperti penelitian korelasional, berupaya mengidentifikasi hubungan antar
variabel
• Menentukan penyebab atau konsekuensi (akibat) dari perbedaan yang terjadi antar
kelompok
• Penelitian kausal-komparatif dimulai dari memperhatikan perbedaan yang terlihat
dari dua kelompok kemudian mencari kemungkinan penyebab, atau kemungkinan
akibat yang ditimbulkan dari perbedaan ini
• Penelitian kausal-komparatif seringkali dijadikan alternatif yang bisa digunakan
ketika penelitian eksperimental dianggap akan menghabiskan waktu dan biaya
terlalu banyak jika dilaksanakan
• Sama seperti penelitian korelasional, hubungan antar variabel dapat diidentifikasi,
akan tetapi penyebab pastinya tidak benar-benar dapat diketahui
FR
Jenis Penelitian Kausal
Ada tiga jenis penelitian kausal komparatif
1. Exploration of effects
2. Exploration of causes
3. Exploration of consequences

Add a footer 3
Persamaan Penelitian FR
Kausal dan Korelasional
Kausal Komparatif Korelasional

Mencari hubungan antar variabel

Sama-sama memberikan petunjuk untuk penelitian eksperimental

Sama-sama tidak membolehkan manipulasi variabel oleh peneliti

Sama-sama mencari penyebab, akan tetapi penyebab yang didapatkan masih perlu

Sama-sama tidak boleh memberikan “causal statement”

Add a footer 4
Perbedaan Penelitian FR
Kausal dan Korelasional
Kausal Komparatif Korelasional

Membandingkan 2 atau lebih kelompok subjek Satu subjek, banyak variabel yang diteliti

Menginvestigasi setidaknya 1 variabel kategorial Menginvestigasi 2 atau lebih variabel kuantitatif

Seringkali analisis data dilakukan dengan


Seringkali analisis data menggunakan diagram pencar
membandingkan rerata atau menggunakan crossbreak
(scatter plot) dan atau mencari koefisien korelasi
table

Add a footer 5
Persamaan Penelitian FR
Kausal vs Eksperimental
Kausal Komparatif Korelasional

Sama-sama memerlukan setidaknya 1 variabel kategorial

Sama-sama membandingkan kinerja kelompok (rerata nilai kelompok) untuk menentukan hubungan

Sama-sama umumnya membandingkan 2 kelompok yang berbeda

Add a footer 6
Persamaan Penelitian FR
Kausal vs Eksperimental
Kausal Komparatif Korelasional

Tidak dimanipulasi Variabel independen dimanipulasi oleh peneliti

Kelompok sudah terbentuk, peneliti berusaha mencari Peneliti bisa memasukkan subjek kedalam kelompok
kelompok tersebut perlakuan

Peneliti punya keleluasaan dalam menentukan /


Tidak bebas dalam merancang desain penelitian
merancang desain penelitiannya

Add a footer 7
Langkah-langkah menyusun penelitian FR
kausal-komparatif
1. Merumuskan Masalah
• Identifikasi fenomena yang diamati
• Memikirkan berbagai kemungkinan penyebabnya
• Pikirkan hipotesis alternatif
• Rumuskan dugaan dalam bentuk pertanyaan penelitian
2. Sampel
• Mencari sampel yang sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitian
• Definisikan secara spesifik karakteristik yang akan diamati, jika perlu buat definisi operasional
• Pertimbangkan homogenitas subjek penelitian yang dipilih berdasarkan definisi operasional
• Pasangkan subjek pada variabel-variabel yang memiliki kesamaan
• Instrumentasi / Pengambilan Data
• Desain Penelitian

Add a footer 8
Langkah-langkah menyusun penelitian FR
kausal-komparatif
3. Instrumentasi / Pengambilan Data
• Tidak ada batasan dalam memilih jenis instrumen pengambilan data. Tes prestasi belajar,
kuesioner, wawancara, pengukuran sikap, maupun lembar observasi dapat digunakan
4. Desain Penelitian
• Kelompok dalam penelitian kausal-komparatif dapat berbeda karena satu dari dua hal: (a) Satu
kelompok memiliki suatu karakteristik khas (biasa disebut criterion) yang tidak dimiliki kelompok
lain, atau (b) dua kelompok memiliki perbedaan pada satu jenis karakteristik. Tidak ada
manipulasi kelompok seperti pada penelitian eksperimental. Karakteristik yang dimaksud
umumnya adalah variabel kategorial

Add a footer 9
Langkah-langkah menyusun penelitian FR
kausal-komparatif
4. Desain Penelitian
Kelompok Variabel Terikat Variabel Bebas
(a) I C O
(kelompok yang memiliki (observasi atau
karakteristik) pengukuran)

II -C O
(kelompok yang tidak memiliki (observasi atau
karakteristik) pengukuran)

(b) I C1 O
(kelompok yang memiliki (observasi atau
karakteristik 1) pengukuran)

II C2 O
(kelompok yang memiliki (observasi atau
karakteristik 2) pengukuran)

Add a footer 10
Ancaman Validitas Internal untuk FR
Penelitian Komparatif
• Karakteristik Subjek
Cara: Subject Matching; Finding or Creating Homogenous, Statistical Matching
• Kehilangan Subjek
• Lokasi
• Instumentasi dan pengukuran
• Sejarah dan maturation

Add a footer 11
Mengevaluasi Ancaman
Validitas Internal untuk
Kausal-komparatif
3 langkah mengevaluasi ancaman validitas internal:
1. Apa saja faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi
variabel pada kelompok yang dibandingkan ?
2. Apa saja kemungkinan perbedaan dari kelompok
pembanding pada tiap faktor?
3. Menilai ancaman apakah berpengaruh besar atau tidak,
apakah dapat dikontrol atau tidak

Contoh : Peneliti menyelidiki kemungkinan penyebab siswa keluar dari


sekolah (drop-out). Hipotesisnya: 1) ketidakstabilan keluarga, 2) rendah diri,
3) kurangnya sistem pendukung untuk sekolah
Evaluasi terhadap Ancaman
Validitas Internal (lanjutan)

• Karakteristik Subjek
1. Tingkat sosial ekonomi
2. Gender
3. Etnisitas
4. Keterampilan Kerja
• Mortality : kelompok dropout lebih sulit diwawancarai
• Lokasi : setiap sekolah memiliki tingkat dropout yang berbeda
• Instrumen
1. Kerusakan instrumen
2. Karakteristik pengumpul data
3. Pengumpul data yang bias
• Ancaman lainnya
Analisis Data
• Hitung mean dan standar deviasi
• U m u m n ya , m e n g g u n a ka n T - t e s t , A N O VA d a n A N C O VA u n t u k
melihat perbedaan
• Untuk mengecek penyebab -penyebab yang mungkin harus
diujikan dalam penelitian eksperimen
TERIMA KASIH
FR
Contoh Penelitian Kausal-Komparatif
Judul The Effect of Self-Efficacy, Gender, Habits of Mind
to Cognitive Learning Outcomes of High School
Student on Biology Subject, Indonesia
Tujuan Untuk mengetahui pengaruh potensi diri, jenis
kelamin, dan kebiasaan berpikir terhadap hasil
belajar kognitif siswa SMA pada mata pelajaran
biologi.
Variabel Terikat Hasil belajar kognitif siswa
Variabel Bebas Potensi diri, jenis kelamin, dan kebiasaan berpikir
Metode
1. Subjek Penelitian Siswa kelas XI MIPA SMA Bina Nusantara Jakarta
Timur tahun akademik 2016/2017
2. Pengambilan Sampel Purposive Sampling & Random Sampling
3. Instrumen Kuisioner
Analisis Data ANOVA
Add a footer 16
Penelitian Survei

Presenter:

Desi Desmiawati (1907461)


Berlian Permata Sari (1907038)
Vivit Nurhikmah Havita (1909939)
PART 2
PART 1 ➢ Langkah-langkah dalam
Penelitian Survei
➢ Pengertian Penelitian Survei ➢ Meminimalisir Non-response
➢ Tiga Karakteristik Utama Penelitian
Survei
PART 3
➢ Tujuan Penelitian Survei
➢ Evaluasi Ancaman Validasi
➢ Rancangan Dasar Penelitian Survei Internal Penelitian Survei
➢ Analisis dalam Penelitian Survei
➢ Contoh Penelitian SUrvei
2
Apa itu Penelitian Survei?

Sebagai suatu kegiatan pengumpulan informasi dengan cara yang terorganisir dan mengikuti metode
ilmiah tentang karakteristik dari semua atau sebagian populasi dengan menggunakan konsep, metode,
dan prosedur yang sudah baku serta mengubah informasi tersebut ke dalam suatu bentuk ringkasan yang
berguna

3
Contoh:
Sebagai contoh bayangkan bahwa pimpinan departemen konseling di sebuah Universitas besar tertarik untuk
mengetahui bagaimana perasaan mahasiswa yang sedang menempuh gelar master tentang program tersebut. Dia
memfokuskan untuk melakukan survei untuk melakukan penyelidikan. Dia memilih 50 mahasiswa diantara mereka
yang saat ini terdaftar dalam program magister dan membuat pertanyaan yang dibuat untuk memperoleh sikap
mereka berada dalam program tersebut. Dia membuat pertanyaan untuk setiap 50 mahasiswa dalam sampel untuk
wawancara dan tatap muka selama dua minggu. Respon yang diberikan oleh masing masing mahasiswa dalam
sampel dimasukkan ke dalam kategori standar untuk keperluan analisis untuk mendeskripsikan mahasiswa dalam
sampel. Peneliti menarik beberapa kesimpulan tentang pendapat sampel yang digeneralisasikannya ke populasi dari
mana sampel dipilih dalam kasus ini. Semua mahasiswa pasca sarjana yang menempuh gelar master dalam
konseling di universitas ini

4
TIGA KARAKTERISTIK UTAMA SEBAGIAN BESAR DARI
PENELITIAN SURVEI

1 2 3
Informasi dikumpulkan dari Ciri utama dimana informasi Informasi dikumpulkan dari sampel
sekolompok orang dalam urutan dikumpulkan melalui permintaan yang diambil dari setiap anggota
yang sama untuk menggambarkan pertanyaan, Jawaban dari yang berasal dari populasi.
beberapa aspek atau pertanyaan ini oleh anggota
karakteristik(seperti, Kemampuan, kelompok merupakan data dari
pendapat, Sikap kepercayaan dan studi.
pengetahuan lainnya).

5
Tujuan Penelitian Survei

Untuk menggambarkan karakteristik di wilayah populasi Pada dasarnya, apa


yang ingin diketahui oleh para peneliti adalah bagaimana anggota populasi
secara umum mendistribusikan diri mereka pada satu atau lebih variabel
(misalnya, usia, etnis, memilih agama, sikap terhadap sekolah).

6
Jenis Survei
1. Cross-sectional Survey/ Survei 2. Longitudinal Survey/ Survei Longitudinal
Data Silang
Informasi dikumpulkan dengan cara yang berbeda,
Mengumpulkan informasi dari sampel yang dengan kata lain penelitian ini dilakukan berjangka
telah ditentukan dari populasi. Selanjutnya waktu lama.
informasi dikumpulkan berdasarkan waktu.
Ada tiga desain penelitian yang biasanya terdapat di
Walau pengambilan data bisa dimana saja,
dalam Survei Longitudinal yaitu:
dari satu hari ke beberapa minggu.
1. Trend belajar
Contoh: Sensus penduduk
2. Kelompok belajar

3. Diskusi belajar

7
Langkah-Langkah dalam Penelitian Survei

3. Model
1. Identifikasi 2. Identifikasi 4. Pemilihan 5. Menyiapkan
Pengumpulan 6. Uji Coba
Masalah Populasi Sampel Instrumen
Data

8
JENIS-JENIS PENGUMPULAN DATA DALAM
PENELITIAN SURVEI

4. Wawancara Pribadi 1. Wawancara Kelompok


• Kelebihan: Informasi yang didapat • Kelebihan: Lebih efisien dan hasilnya
lebih jelas dan mendalam dapat merefleksikan tingkah laku
• Kekurangan: Memerlukan waktu kelompok.
yang lebih lama • Kekurangan: Adanya interaksi antar
individu dalam suatu kelompok.

3. Survei Surat/ E-mail 2. Survei Telepon


• Kelebihan: Dapat dilakukan dengan
• Kelebihan: Relatif murah dan dapat waktu fleksibel
dilakukan sendiri oleh peneliti • Kekurangan: Dalam mengakses
• Kekurangan: Tingkat respon yang rendah kebeberapa sampel

9
INSTRUMEN DALAM PENELITIAN SURVEI
Jenis instrumen dalam penelitian survei:
◉ Kuesioner
◉ Wawancara

Menurut Fowler terdapat empat standar pertanyaan yang harus dipenuhi dalam penelitian survei yaitu:
1. Apakah pertanyaan yang dapat ditanyakan persis seperti yang tertulis?
2. Apakah pertanyaan ini memiliki arti yang sama bagi semua orang?
3. Apakah pertanyaan ini bisa dijawab oleh responden?
4. Apakah pertanyaan ini responden akan bersedia untuk menjawab?

10
JENIS-JENIS PERTANYAAN
1. Pertanyaan Terbuka

Contoh: Pertanyaan Essai/ jawaban


pendek
Kelebihan:
2. Pertanyaan Tertutup
• Memberikan lebih banyak kebebasan
dalam merespon
Kekurangan: Contoh: Pilihan ganda, kotak centang,
dan pertanyaan peringkat.
• Membutuhkan lebih banyak waktu dan
upaya dalam menanggapinya Kelebihan:
• Lebih mudah dimengerti dan popular
dikalangan responden
Kekurangan:
• Membutuhkan waktu yang cukup
lama

11
Meminimalisir Non-response

Administrasi kuesioner atau wawancara Format kuesioner atau wawancara

◉ Membangun kondisi di mana wawancara ◉ Tentukan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai

1 2
dilakukan, atau kuesioner diberikan, oleh kuesioner atau wawancara.
sesederhana dan senyaman mungkin ◉ Pastikan setiap item dalam kuesioner atau
untuk setiap individu dalam sampel. wawancara terkait dengan salah satu tujuan
◉ Pastikan bahwa kelompok yang akan penelitian.
disurvei mengetahui sesuatu tentang ◉ Pastikan tidak ada pertanyaan yang mengancam
secara psikologis.
informasi yang ingin di peroleh.
◉ Periksa ambiguitas item dengan panel juri dan
◉ Latih pewawancara tatap muka tentang merevisi sesuai kebutuhan.
cara mengajukan pertanyaan. ◉ Pretest kuesioner atau wawancara dengan kelompok
kecil yang mirip dengan sampel yang akan disurvei.

12
MENGEVALUASI ANCAMAN TERHADAP VALIDASI INTERNAL PADA
PENELITIAN SURVEI

4 ancaman terhadap validitas internal dalam penelitian survei :

1
Mortalitas
2
Lokasi
3
Instrumentasi
4
Kesalahan
Instrumen

13
Merekam Hasil
Wawancara
Analisis dalam
Meringkas Hasil
Wawancara
Penelitian Survei
Meringkas
Kesimpulan

14
Contoh Penelitian Survei

Russian and American College Students’


Attitudes, Perceptions, and Tendencies
Towards Cheating

15
Tujuan Penelitian

◉ Mencari benang merah pemisah antara pengetahuan pada


lintas Nasional yaitu (Amerika dan Rusia).
◉ Ingin membedakan secara spesifik dan secara signifikan
dari ke dua Negara tersebut di fakultas bisnis.

16
Colorado State
University, a
Western USA

Sampel: Novgorod State


University and the
Norman School
Mahasiswa Fakultas Bisnis. College

443 Mahasiswa dari


USA dan 174 dari
Rusia
17
Instrumen Penelitian

📖Open-ended Close-ended
📖

18
TUGAS MAKALAH KELOMPOK
PENELITIAN KUALITATIF
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd.
Dr. Hernani, M.Si.
DR. Parsaoran Siahaan, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok V

Inestha C. A. Louk 1907598


Izzatul Munira 1907143
Rusyda Mutanaffisah 1906572
Bab 18
Penelitian Kualitatif
Apa itu Penelitian
Kualitatif?

• Penelitian kualitatif adalah studi penelitian


yang menyelidiki kualitas hubungan, kegiatan,
situasi yang digambarkan secara rinci yang
terjadi didalam kegiatan atau situasi tertentu
Perbedaaan metode penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif
Metode Kuantitatif Metode Kualitatif

Menggunakan hipotesis yang ditentukan sejak awal Hipotesis dikembangkan sejalan dengan penelitian atau
penelitian saat penelitian
Defenisi yang dinyatakan jelas sejak awal Defenisi sesuai konteks atau saat penelitian berlangsung

Reduksi data menjadi angka-angka Desktripsi naratif atau kata-kata, ungkapan atau
pernyataan
Lebih memperhatikan realibilitas skor yang diperoleh Lebih suka menganggap cukup realibilitas penyimpulan
melalui instrument penelitian
Penilaian validitas menggunanakn berbagai prosedur Penilaian validitas melalui pengecekan silang atas sumber
dengan mengandalkan hitungan statistic informasi

Menggunakan deskripsi prosedur yang jelas Menggunakan deskripsi prosedur secara naratif
Sampling random Sampling purposive
Lanjutan…..
Desain/kontrol statistik atas variabel eksternal Menggunakan analisis logis dalam mengontrol
variabel eksternal
Menggunakan desain khusus untuk mengontrol Mengandalkan peneliti dalam mengontrol bias
bias prosedural
Menyimpulkan hasil menggunakan statistik Menyimpulkan hasil secara naratif atau kata-kata

Memecahkan gejala-gejala menjadi bagian- Gejala-gejala yang terjadi dilihat dalam perspektif
bagian untuk dianalisis secara keseluruhan

Memanipulasi aspek, situasi atau kondisi dalam Tidak merusak gejala- gejala yang terjadi secara
mempelajari gejala yang kompleks alamiah atau membiarkan keadaaan aslinya
Karakteristik Umum Penelitian Kualitatif
1 Menggunakan lingkungan ilmiah sebagai sumber data

Data kualitatif dikumpulkan dalam bentuk kata-kata atau


2
gambar

3 Peneliti kualitatif terfokus dengan proses bukan hasil.

Peneliti kualitatif cenderung menganalisis data secara


4
induktif

“Makna” sebagai sesuatu yang esensial dalam


5 pendekatan kualitatif.
Asumsi Filosofis yang Mendasari Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Postmodernisme
Baru-baru ini, sejumlah peneliti telah mulai mempertanyakan apakah penelitian (penelitian
pendidikan khususnya) dapat berkontribusi pada pemahaman tentang perilaku manusia.

Postmodernisme Peneliti yang mengkritik relevansi penelitian

Kritikan yang umum


Kedua
Kedua, mereka berpendapat
bahwa semua bahasa yang muncul
secara alami (mis., non-matematis)
pasti terdiri dari istilah-istilah yang
Pertama ambigu yang berubah dari waktu
mereka menyangkal keberadaan ke waktu.
struktur yang mendasari
(misalnya, makna, hukum)
dalam domain perilaku sosial
Langkah-langkah Penelitian Kualitatif

1. Identifikasi fenomena yang akan diteliti

2. Identifikasi peserta dalam penelitian.


3. Generasi Hipotesis
4. Pengumpulan data
5. Analisis data
6. Interpretasi dan kesimpulan
dalam penelitian kualitatif
Pendekatan Dalam
Penelitian Kualitatif
1. Penelitian Naratif

2. Fenomenologi

3. Graunded Teory

4. Studi Kasus

5. Penelitian Etnografi dan Sejarah


1. Penelitian Naratif
Studi tentang pengalaman hidup seorang individu seperti yang diceritakan
kepada peneliti atau ditemukan dalam dokumen dan bahan-bahan arsip.

partisipan memberikan informasi


berfokus pada studi
secara mendetail, dan peneliti
satu orang
mendengarkan serta melaporkan
kembali cerita atau informasi
tersebut
2. Fenomenologi
Merupakan salah satu jenis metode penelitian kualitatif yang diaplikasikan
untuk mengungkap kesamaan makna yang menjadi esensi dari suatu konsep
atau fenomena

Data dikumpulkan melalui


Mengidentifikasi, memahami, dan
wawancara mendalam
menjelaskan Kesamaan persepsi
3. Grounded Theory
Penelitian yang menghasilkan teori yang didasarkan pada
data dari peserta yang telah mengalami proses .

Data dalam studi grounded theory dikumpulkan


melalui wawancara satu lawan satu, wawancara
kelompok, dan observasi partisipan oleh
peneliti
4. Studi Kasus
kegiatan sekolah

KASUS program
individu = objek penelitian

kelas
aktivitas
proses yang sedang berlangsung
3 Jenis Studi Kasus

Studi Kasus Studi Kasus Studi Kasus


Instrinsik Instrumental Berganda/Kolektif

Individu atau situasi spesifik Kasus tertentu hanya sebagai Meneliti beberapa kasus pada
alat untuk memahami kejadian waktu bersamaan sebagai satu
yang lebih kompleks penelitian yang utuh
Studi Kasus
Berganda/Kolektif

valid

lebih banyak
sumber dan waktu
5. Penelitian Etnografi & Sejarah

Etnografi = Budaya Sejarah = Masa Lampau

BAB 21 & 22
6. Pemilihan Sampel dalam Penelitian Kualitatif
Sampel Khas representatif

Sampel Kritis tidak biasa

Sampel Homogen karakteristik sama

Sampel Kasus Ekstrim karakteristik ekstrim


Purposive Sampel Teoritis membantu memahami teori
Sampling
Sampel Oportunistik kondisi baru

Sampel Konfirmasi mengonfirmasi temuan sebelumnya

Sampel Variasi Maksimal berbagai perspektif

Sampel Bola Salju dipilih saat penelitian


Analisis Data Kualitatif

Wawancara

Pengkodean
Data (Coding) BAB 20
Kualitatif

Analisis
Observasi
Konten KODE
Generalisasi pada Penelitian Kualitatif

pernyataan atau klaim mengenai hal yang dapat berlaku


Pengertian
untuk lebih dari satu individu, kelompok, objek, atau situasi.

generalisasi memungkinkan kita untuk memiliki ekspektasi,


bahkan prediksi tentang masa depan.
Kegunaan

metode justifikasi generalisasi pada penelitian kualitatif


Batasan masih sangat terbatas.
Generalisasi pada Penelitian Kuantitatif?
Validitas Internal pada Penelitian Kualitatif

tidak sepenting seperti pada penelitian kuantitatif

bias peneliti

perhatian khusus saat melakukan penilaian dan


pengontrolan ancaman validitas internal
Etika Penelitian Kualitatif

menjaga
identitas
partisipan

meyakinkan
tidak adanya menghargai
bahaya fisik partisipan
dan psikologis
Etika Penelitian Kualitatif

menjaga
identitas Setelah Penelitian
partisipan
Peneliti VS Responden

meyakinkan
tidak adanya menghargai
bahaya fisik partisipan aturan baru yang
membahayakan/menyakiti
dan psikologis
kelompok tertentu
Bab 19
Observasi dan Wawancara
Observasi Partisipan & Observasi Nonpartisipan
Observasi Partisipan & Observasi Nonpartisipan

Pengamat
Pengamat sebagai
Sempurna Partisipan

Partisipan Partisipan
sebagai Sempurna
Pengamat
Observasi Naturalistik
Simulasi

Permainan peran Mengetahui


individu sikap/pandangan
responden dalam
situasi tertentu

Sikap yang
Permainan peran dibuat-buat
kelompok
Efek Pengamat

Dua kemungkinan:
 menarik perhatian subjek penelitian
 sikap subjek penelitian terpengaruh dengan tujuan peneliti
Pengkodean Data Pengamatan

• Skema pengkodean adalah suatu perangkat kategori – kategori yang


digunakan oleh pengamat untuk merekam frekuensi perilaku
seseorang atau kelompok.
• Salah satu pengkodean data kualitatif dikembangkan oleh Amidon
dan Flanders.
• Memerlukan pengamat untuk menilai dan mengkategorikan perilaku
yang terjadi.
Penggunaan Teknologi Dalam Pengamatan

• Diperlukan karena adanya kesulitan dalam


mengamati sesuai fakta yang terjadi yang
bisa saja terlewatkan oleh pengamat.

• Peneliti dapat menggunakan rekaman


audio dan vidio sebagai cara bagi peneliti
untuk mengumpulkan, menyimpan dan
menganalisis data.
Wawancara
• Wawancara merupakan cara yang penting
bagi seorang peneliti untuk memeriksa
ketepatan atau memverifikasi atau
menyangkal deskripsi yang ia telah
peroleh melalui pengamatan.
• Tujuannya adalah untuk mengetahui apa
yang ada di pikiran seseorang atau
bagaimana perasaan seseorang tentang
sesuatu.
Wawancara Aktor Kunci
• Aktor kunci adalah individu berpengetahuan tertentu sehingga dapat
menjadi sumber informasi yang sangat baik.
• Informasi yang mereka berikan dapat berfungsi sebagai alat cross-cek
pada data yang peneliti peroleh dari wawancara, pengamatan dan
analisis konten.
• Sesuatu yang harus direnungkan oleh peneliti terhadap aktor kunci
adalah bahwa tidak semua actor kunci mampu memberikan informasi
seperti yang diinginkan oleh peneliti.
Jenis pertanyaan wawancara
Perilaku dalam wawancara :
• Menghormati budaya dari kelompok yang sedang diteliti
• Menghormati individu yang diwawancarai
• Bersikap secara alami
• Mengembangkan hubungan yang tepat dengan responden
• Mengajukan pertanyaan yang sama dengan cara yang berbeda selama
wawancara
• Meminta responden untuk mengulangi jawaban atau pernyataan ketika terdapat
beberapa keraguan tentang kelengkapan sebuah pernyataan.
• Memvariasikan siapayang mengontrol arus komunikasi
• Menghindari pertanyaan yang menuntun jawaban responden
• Jangan mengajukan petanyaan dikotomis
• Mendengarkan secara aktif
• Mengajukan pertanyaan satu per satu
• Jangan menyela responden saat responden tersebut berbicara
Etika Wawancara
• Jujur dalam menulis jawaban responden.
• Menulis jawaban responden selengkapnya.
• Menaruh perhatian dan pengertian terhadap responden.
• Sanggup membuat respon dengan tenang bersedia menjawab
pertanyaan.
• Menghargai para responden.
• Pengumpulan Data dan Analisis Data

• Validitas dan Reliabilitas Dalam Penelitian Kualitatif


Analisis isi
Metodologi Penelitian Pendidikan IPA

Kelompok 6
Anna Nurul Alfyah
Nindy Lestarie
Analisis isi

Buku
Analisis Esai
Teks teknik untuk mempelajari
isi adalah
tingkah laku manusia secara tidak langsung
melalui analisis bentuk-bentuk komunikasi
manusia.Koran Gambar
Beberapa penerapan analisis isi

● Tren yang berlaku di sekolah dari waktu ke waktu


dilihat dari publikasi umum

● Mengetahu bagaimana sekolah yang berbeda


menangani masalah yang sama, dilihat dari kebijakan
setiap sekolah

● Mengetahui perasaan guru terhadap pekerjaannya,


dengan memeriksa tulisan mereka tentang pekerjaan
Analisis isi

Analisis isi dapat digunakan sebagai


pelengkap metode penelitian lain

Sikap terhadap wanita yang bekerja di bidang


yang umumnya dilakukan oleh laki-laki.

Kuesioner Wawancara Observasi Analisis isi


Sehingga, analisis isi

Memberikan wawasan yang


mendalam terhadap persoalan
atau hipotesis

Dilanjutkan dengan metode


penelitian langsung lainnya
Contohnya…

Seorang peneliti menganalisis isi surat kabar


siswa untuk mendapatkan informasi yang
digunakan untuk menyusun kuesioner, atau
merumuskan pertanyaan untuk wawancara
yang mendalam terhadap siswa sekolah
tertentu
Kategorisasi
dalam analisis isi

1 2

Pengkategorian Pengkategorian
sebelum analisis saat analisis
dimulai. berlangsung.
LANGKAH-LANGKAH
DALAM ANALISIS isi

1 Menentukan tujuan

2
Memperoleh Mengecek hasil
Mendefinisikan
informasi deskriptif istilah
penelitian lainnya
mengenai satu topik

3 Spesifikasi unit yang


dianalisis
Membuat tema untuk Memperoleh
membantu mengatur informasi yang
4 Menemukan data
informasi deksriptif
relevan
yang
berguna

Mengembangkan
5 Menguji hipotesis
alasan atau rasional
6 Menentukan sampel

7 Membuat kategori
pengkodean
Purposive Random Stratified Cluster Convenience
sampling sampling
Manifest sampling sampling sampling
Latent
Content Content
a
Pengkategorian sebelum analisis
dimulai.
b
8 Mengecek reliabilitas
dan validitas

9 Menganalisis data
Ilustrasi dari pelaksanaan
analisis isi

• Theory and Research in Social Education (TRSE)


• Menganalisis isi dari 46 artikel
Penggunaan Komputer
dalam Analisis isi
Kelebihan
Analisis isi

1 Analisis isi tidak “menarik perhatian”

2 Dapat digunakan untuk menganalisis hasil


wawancara dan data observasi

3 Tidak terbatas oleh ruang dan waktu untuk


menganalisis

4 Mudah dan ekonomis

5 Data dapat digunakan untuk isi analisis


lainnya
Kekurangan
Analisis isi

1 Informasi yang terbatas untuk dianalisis

2 Validitas analisis isi

Penggunaan Perbedaan
kategori atau pandangan
kode

3 Kesimpulan hasil analisis isi


Terima kasih
Page 01

Page 02

PENELITIAN SEJARAH
Page 03

Page 04
PRESENTER:
Windy Kasmita
Page 05
Resmi Ningrum

Page 06

DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. Fransisca Sudargo, Page
M.Pd 07

Dr. Hernani, M.Si


Dr. Parsaoran Siahaan M.Pd
Selama ini kita mengenal dua jenis
penelitian yang sering digunakan
yakni, penelitian kualitatif dan 01 Pengertian
kuantitatif. Penelitian sejarah
merupakan salah satu jenis penilitian
kualitatif.
02 Tujuan

Penelitian sejarah mempunyai strategi 03 Jenis


yang agak berbeda dibandingkan Pertanyaa
beberapa penelitian lain yang telah
dijelaskan. Pada penelitian sejarah
tidak ada manipulasi atau variabel 04 langka-langkah
kontrol seperti dalam penelitian Penelitian
eksperimental, namun lebih khusus
lagi, penelitian ini unik karena fokus
utamanya pada masa lalu, oleh 05 Keuntungan
karena itu didalam makalah ini
pemaklah berusaha menjelaskan
tentang pengertian, tujuan, ciri-ciri,
kelemahan dan kelebihan penelitian 06 Kerugian
sejarah secara lebih mendalam.

07 Contoh
Penelitian
01 Pengertian
Penelitian sejarah
merupakan salah satu
penelitian mengenai Page 02

pengumpulan dan
evaluasi data secara Page 03
sistematis untuk
menggambarkan dan
Page 04
menjelaskan serta
memahami tindakan atau
peristiwa yang terjadi di Page 05

masa lalu
Page 06

Page 07
TUJUAN PENELITIAN 3. Untuk membantu membuat
01 Pengertian
SEJARAH prediksi sesuatu yang akan
terjadi pada masa
Page 02
1. Untuk membuat orang mendatang
menyadari apa yang telah 4. Untuk menguji hipotesis
Page 03
terjadi di masa lalu tentang hubungan atau
sehingga mereka dapat tren. Misalnya pada awal
belajar dari kegagalan dan Page 04
tahun 1990, mayoritas
keberhasilan masa lalu; guru-guru wanita dari
kelas menengah ke atas, Page 05
2. Untuk mempelajari
bagaimana hal-hal yang tetapi guru laki-laki tidak
dilakukan di masa lalu dan 5. Untuk memahami praktik Page 06

melihat apakah mungkin pendidikan saat ini dan


diterapkan dan berlaku kebijakan secara lebih Page 07

untuk permasalahan masa lengkap


sekarang
Page 01 LANGKAH-LANGKAH
3. Merangkum informasi
yang diperoleh dari
PENELITIAN SEJARAH
Page 02 sumber-sumber
1. Menentukan masalah sejarah
Page 03 atau pertanyaan yang
akan diselidiki 4. Mengevaluasi sumber
(termasuk perumusan sejarah Page 04

hipotesis)
Page 05
2. Menemukan sumber-
sumber yang relevan
Page 06
dari informasi
sejarah Page 07
2. Menentukan Sumber Dalam penelitian sejarah,
Page 01

yang Relevan sumber sejarah dapat


Page 02 dibedakan menjadi dua
sumber sejarah dapat dikelompokkan
ke dalam empat kategori dasar: yaitu:
Page 03
dokumen 1. Sumber Primer
Page 04
catatan numerik

catatan lisan Page 05

2. Sumber Sekunder Page 06


peninggalan sejarah

Page 07
3. Merangkum informasi 4. Mengevaluasi Sumber
Page 01
yang diperoleh Sejarah
Page 02

Perangkuman informasi cara mengevaluasi sumber


Page 03
dari sumber-sumber sejarah dapat dilakukan

Page 04
sejarah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
dengan pengkodean, 1. Kritik eksternal
Page 05 pengelompokan data
berdasarkan kriteria- 2. Kritik internal
Page 06
kriteria sumber sejarah
tersebut. Page 07
ANALISIS DATA DALAM GENERALISASI DALAM
Page 01
PENELITIAN SEJARAH PENELITIAN SEJARAH

Page 02
- Dilakukan dengan cara Sangat sulit untuk dilakukan
memahami sejumlah data karena beberapa alasan:
Page 03 yang diperoleh dan - Terbatasnya jumlah sampel
mensintesiskannya ke dalam - Cara menuliskan gagasan
Page 04
narasi yang bermakna. atau pemikiran penulis

Page 05

Page 06

Page 07
KEUNTUNGAN DAN
Page 01
KERUGIAN PENELITIAN

Page 02 SEJARAH
1. Keuntungan penelitian
Page 03 sejarah

Page 04
2. Kerugian dalam penelitian
sejarah
Page 05

Page 06

Page 07
Page 01

Page 02

Page 03

Page 04 Thank You


Page 05

Page 06

Page 07
Metode Penelitian Kombinasi

Kelompok 7

Rahmania Firda 1907589


Anggit Permanasari 1909940
Nur’aeni 1909943
Pengertian Metode Penelitian Kombinasi

Suatu metode penelitian yang menggabungkan dua metode


(kuantitatif dan kualitatif) dalam satu proses penelitian yang
dilakukan secara berurutan atau bersamaan dengan tujuan
untuk memahami lebih komprehensif serta mendalam
tentang fenomena yang dikaji
Kelebihan Metode Penelitian Kombinasi

Add Text Add Text Add Text

01 Dapat membantu mengklarifikasi


Get a modern
PowerPoint
dan menjelaskan
Get a modern
PowerPoint
hubungan
Get a modern
PowerPoint
atarvariabel Presentation Presentation Presentation

Add Text Add Text Add Text

02 Memungkinkan untuk mengeksplorasi


Get a modern hubungan
Get a modern antar variabel
Get a modern
PowerPoint PowerPoint PowerPoint
secara mendalam Presentation Presentation Presentation

Add Text Add Text Add Text

03 Dapat membantu untuk mengkonfirmasi


Get a modern atau
Get memvalidasi
a modern
PowerPoint
Get a modern
PowerPoint
PowerPoint
hubungan yang ditemukan antar variabel
Presentation Presentation Presentation
Kekurangan Metode Penelitian Kombinasi

Add Text Add Text Add Text

01 Get a modern
PowerPoint
Presentation
Get a modern
Pelaksanaan memakan waktu dan biaya yang mahal
PowerPoint
Presentation
Get a modern
PowerPoint
Presentation

Add Text Add Text Add Text

02 Sumber daya manusia yang berkompeten


Get a modern
PowerPoint
Get a modern
PowerPoint
Presentation Presentation
Get a modern
PowerPoint
Presentation
Sejarah Singkat Metode Penelitian Kombinasi

Tahun 1950 Metode Penelitian Kombinasi Muncul

Tahun 1957 Trow berkomentar tentang perang metodologi dan konseptual

Campbell dan Fiske golongan domain kuantitatif, tapi


Tahun 1959 menggunakan acuan multitrait-multimethod

Tahun 1978 dan 1979 Dezin dan Jick menerapkan istilah triangulasi

Rossman dan Wilson berkomentar tentang paham pragmatis


Tahun 1985
Jenis Desain Metode Penelitian Kombinasi
1. Eksplorasi
Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif Menggabungkan dan
(prioritas lebih (prioritas lebih menginterpretasikan
tinggi) rendah) hasil
Waktu

2. Eksplanasi
Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif Menggabungkan dan
(prioritas lebih (prioritas lebih menginterpretasikan
tinggi) rendah) hasil
Waktu

3. Triangulasi
Penelitian Kualitatif
(prioritas yang sama)
Menggabungkan hasil
dan menafsirkan
Penelitian Kuantitatif
(prioritas yang sama)
Waktu
Masalah dalam Penelitian Kombinasi

Pandangan Advokasi Sampel Studi Model Kombinasi


Terjadi ketika tujuan penelitian untuk Kualitatif Terdapat tiga fase dalam proses penelitian
memperbaiki perlakuan pada peserta - Sampel berukuran kecil kombinasi :
penelitian di luar dunia penelitian - Menggunakan strategi purposive • Jenis investigasi (konfirmasi versus
sampling eksplorasi)
Contoh : seseorang yang melakukan • Operasi dan pengumpulan data
penelitian metode kombinasi Kuantitatif kuantitatif versus operasi dan
mengenai prestasi antara siswa - Sampel berukuran besar pengumpulan data kualitatif
sekolah pinggiran yang berkulit putih - Menggunakan strategi random • Inferensi dan analisis statistik versus
dengan siswa sekolah pedalaman sampling inferensi dan analisis kualitatif
yang berkulit hitam
Contoh :
Seorang peneliti secara acak memilih dua
perguruan tinggi untuk metode
campuran dalam penggunaan narkoba
(survey, kelompok fokus, dan wawancara)
Langkah-langkah Dalam Melakukan Studi Metode Kombinasi

Mempunyai alasan yang jelas mengapa Menetapkan bahwa desain metode


melakukan penelitian metode kombinasi kombinasi yang paling tepat
Peneliti harus memilih desain mana yang akan
digunakan dalam penelitian
(desain triangulasi, desain eksplorasi, desain
eksplanasi)
Mengembangkan pertanyaan penelitian baik
metode kualitatif maupun kuantitaif
Contoh : ‘’mengapa mahasiswa kurang
memanfaatkan fasilitas pusat konseling Mengumpulkan dan menganalisis data
perguruan tinggi?’’
- Eksplorasi dan eksplanasi -> dianalisis
Langkah 1 : wawancara
secara berurutan
Langkah 2 : survey
- Triangulasi -> dianalisis secara bersamaan
- Desain triangulasi biasanya membutuhkan
konversi data ke dalam data lain (kuantisasi
dan kualifikasi)
Melakukan pertimbangan apakah metode
kombinasi sudah layak
Metode kombinasi biasanya membutuhkan Menulis hasil secara konsisten
peneliti atau tim peneliti yang sudah - Triangulasi -> terintegrasi
berpengalaman dengan metode kuantitatif - Eksplorasi dan eksplanasi -> terpisah
maupun kualitatif
ETIKA pada penelitian Metode Campuran

Add Text Add Text Add Text

01 Menjaga identitas peserta


Get a modern
PowerPoint
Get a modern
PowerPoint
Get a modern
PowerPoint
Presentation Presentation Presentation

Add Text Add Text Add Text

02 Memperlakukan pesertaGet
dengan
a modern
PowerPoint hormat
Get a modern
PowerPoint
Get a modern
PowerPoint
Presentation Presentation Presentation

Add Text Add Text Add Text

03 Melindungi peserta dariGet


bahaya
a modern
PowerPoint fisik dan psikologis
Get a modern
PowerPoint peserta
Get a modern
PowerPoint
Presentation Presentation Presentation
Evaluasi pada penelitian Metode Campuran

Apakah data kuantitatif Ancaman validitas Generalisasi dan


dan kualitatif dapat internal dan Kredibilitas Transferalisasi
menarik kesimpulan ?
Contoh Penelitian Metode Campuran

JUDUL PENELITIAN
Dukungan keluarga yang dirasakan, akulturasi, dan
kepuasan hidup pada remaja Amerika di Meksiko :
Eksplorasi metode campuran

STUDI LITERATUR
Rumusan Masalah, Tujuan dan Desain Penelitian

METODE PENELITIAN
Partisipan, Prosedur, Instrumen, Definisi Operasional

HASIL DAN DISKUSI PENELITIAN


• Analisis Kualitatif : Pentingnya peran dukungan
keluarga dan cinta kasih dalam penelitian ini.
• Analisis kuantitatif : Tidak ada perbedaan signifikan
dalam nilai kepuasan hidup, dukungan keluarga yang
dirasakan, orientasi Meksiko dan Anglo
Action Research

Created by:

Aji Solehudin 1907274


Mola Endika Sari 1906688
Penelitian Tindakan

 Dilakukan oleh satu atau lebih dari satu individu atau


kelompok
 Memecahkan masalah atau mendapatkan informasi di
lingkungan sekitar
 Tidak memerlukan penguasaan lengkap terhadap jenis-
jenis penelitian
 Minat dan kebutuhan
Asumsi

 Guru dan tenaga profesional pendidikan lainnya


memiliki wewenang untuk mengambil keputusan.
 Guru dan tenaga profesional pendidikan lainnya ingin
meningkatkan kinerja mereka.
 Guru dan tenaga profesional pendidikan lainnya
berkomitmen untuk pengembangan profesional
berkelanjutan.
 Guru dan tenaga profesional pendidikan lainnya dapat
terlibat dalam penelitian yang sistematis.
Jenis Penelitian Tindakan

 Penelitian Tindakan Praktis


 Penelitian Tindakan Partisipatif
 Tingkat Partisipatif
Penelitian Tindakan Praktis

 Penelitian tindakan praktis dimaksudkan untuk


mengatasi masalah tertentu di dalam ruang kelas,
sekolah, atau "komunitas" lainnya.
 Tujuan utamanya untuk meningkatkan praktik dalam
jangka pendek serta untuk menginformasikan masalah
yang lebih besar
 Penelitian ini dapat dilakukan oleh individu, tim, atau
bahkan kelompok yang lebih besar, asalkan fokusnya
tetap jelas dan spesifik
Penelitian Tindakan
Partisipatif
 Melibatkan kolaborasi antara para pemangku
kepentingan dalam prosesnya
 Untuk memberdayakan individu dan kelompok dalam
meningkatkan kehidupan mereka dan untuk membawa
perubahan sosial di beberapa tingkatan sekolah,
komunitas, atau masyarakat.
 melibatkan sekelompok besar orang yang mewakili
beragam pengalaman dan sudut pandang yang berbeda,
tetapi semuanya berfokus pada masalah yang sama
 penelitian tindakan partisipatif sering disebut sebagai
penelitian kolaboratif
Peran “Ahli” dalam Penelitian Tindakan
Tingkat Partisipasi

 Peserta, dalam beberapa kasus, diberikan hasil penelitian dan,


mungkin, diminta untuk meninjaunya.

Level Partisipasi
1 Menyediakan informasi
2 Diinformasikan tentang tujuan penelitian
3 Menerima temuan
4 Membantu dalam pengumpulan dan / atau analisis data
5 Meninjau temuan
6 Berpartisipasi dalam interpretasi
7 Berpartisipasi dalam merancang proyek
8 Berpartisipasi dalam menspesifikasi masalah
9 Mulai studi
Tahap-tahap Penelitian
Tindakan
 Identifikasi Masalah Penelitian
 Mengumpulkan Informasi yang
Diperlukan
 Menganalisis dan
Mengintrepretasikan Informasi
 Mengembangkan Rencana Penelitian
Tindakan
Identifikasi Masalah
Penelitian
 Penelitian tindakan (biasanya) memiliki ruang lingkup
yang cukup sempit
 Masalah seperti
 “Cara apa yang lebih baik untuk mengajarkan konsep
pecahan?" Lebih cocok daripada
 "Apakah pengajaran inkuiri lebih tepat daripada
pengajaran tradisional?"
Mengumpulkan Informasi
yang Diperlukan
 langkah selanjutnya adalah memutuskan jenis data apa
yang dibutuhkan dan cara mengumpulkannya
 Guru dapat berperan sebagai peserta aktif (misalnya,
mengamati strategi komputer yang digunakan oleh satu
siswa saat mengajarkan mereka dalam menggunakan
komputer)
 atau non-peserta (misalnya, mengamati bagaimana
siswa berinteraksi satu sama lain selama waktu belajar
di kelas).
Lanjutan …

 Penelitian tindakan memungkinkan kita untuk


menggunakan semua jenis instrumen yang dibahas
dalam bab sebelumnya
 Peneliti pada penelitian tindakan harus menghindari
pengumpulan data yang hanya bersifat anekdot
 Rekaman rekaman audio, rekaman video, pengamatan,
balasan tertulis untuk kuesioner, dan sebagainya) harus
diperoleh
Menganalisis dan
Mengintrepretasikan Informasi

 Berkenaan dengan penelitian tindakan partisipatif,


Stringer menyarankan sejumlah pertanyaan yang dapat
memberikan prosedur atau suatu panduan untuk
menganalisis data yang dikumpulkan
 Pertanyaan pertama, yaitu mengapa, menetapkan fokus
secara umum untuk penyelidikan, dan mengingatkan
semua orang tentang apa tujuan dari penelitian ini
sebenarnya
 Sisa pertanyaan apa, bagaimana, siapa, di mana, dan
kapan memungkinkan peneliti mengidentifikasi
pengaruh yang terkait dengan pertanyaan pertama
Lanjutan

 Apa dan bagaimana merupakan pertanyaan yang


membantu untuk membangun masalah dan isu-isu
tertentu
 pertanyaan siapa, di mana, dan kapan merupakan
pertanyaan yang berfokus pada tindakan
 proses ini menjadi sarana bagi peneliti untuk
merefleksikan hal-hal yang telah mereka diskusikan
atau yang telah dipaparkan oleh penelitian lain
Mengembangkan Rencana
Penelitian Tindakan
 Untuk memenuhi maksud dari studi penelitian tindakan
maka diperlukan rencana untuk mengimplementasikan
perubahan yang terjadi berdasarkan temuan
 Meskipun hal yang diinginkan yaitu dokumen-dokumen
formal disiapkan, hal tesebut tidak begitu penting
 apa yang menjadi penting bahwa penelitian ini, paling
tidak, menunjukkan arah yang jelas untuk penelitian
lebih lanjut tentang masalah atau fokus masalah
tertentu
Persamaan dan Perbedaan
Penelitian Tindakan dengan Penelitian Formal
Penelitian Tindakan Penelitian Formal
Inkuiri bersifat sistematis Inkuiri bersifat sistematis

Tujuannya adalah untuk Tujuannya adalah untuk


memecahkan masalah yang menjadi mengembangkan dan menguji teori dan
perhatian atau permasalahan lokal menghasilkan pengetahuan yang dapat
digeneralisasikan untuk populasi yang
lebih luas.
Sedikit pelatihan formal yang Pelatihan yang cukup diperlukan untuk
diperlukan untuk melakukan studi melakukan studi tersebut.
tersebut.
Dimaksudkan untuk mengidentifikasi Dimaksudkan untuk menyelidiki masalah
dan memperbaiki masalah yang yang lebih besar.
menjadi perhatian lokal.
Penelitian Tindakan Penelitian Formal

Dilakukan oleh guru atau profesional Dilakukan oleh peneliti yang biasanya
pendidikan lokal lainnya. tidak memiliki keterlibatan dalam
situasi lokal.
Mengutamakan untuk menggunakan Menggunakan instrumen yang
instrumen yang dikembangkan guru. dikembangkan secara profesional.

Tingkat ketelitian rendah Tingkat ketelitian tinggi


Pada umumnya berbasis pada nilai Seringkali menilai dengan netral
Pemilihan sampel secara purposive Pemilihan sampel secara acak lebih
baik (jika memungkinkan)

Pendapat selektif dari peneliti sering Pendapat selektif dari peneliti tidak
dianggap sebagai data pernah dianggap sebagai data

Generalisasi sangat terbatas. Generalisasi sering kali sesuai


Pemilihan Sampel

 penelitian tindakan seringkali berfokus hanya pada


sekelompok individu tertentu, oleh karena itu sampel
dan populasi bersifat identik
 Purposive
 maka dari itu generalisasinya sangat terbatas.
Validitas Internal

 Semua subjek dalam penelitian tindakan memiliki


ancaman validitas internal seperti yang telah dijelaskan
pada bab sebelumnya
Validitas Eksternal

 Seperti halnya studi eksperimental subjek tunggal, studi


penelitian tindakan lemah ketika dilihat validitas
eksternalnya (generalisasi).
Manfaat Penelitian Tindakan

Ada lima manfaat ketika melakukan penelitian tindakan ini;


1. penelitian ini dapat dilakukan oleh hampir semua jenis profesi, di semua
jenis sekolah, dan di semua tingkatan kelas, untuk menyelidiki hampir
semua jenis masalah.
2. penelitian tindakan dapat meningkatkan praktik pendidikan.
3. ketika peneliti merancang dan melakukan penelitian tindakan, mereka
dapat mengembangkan cara yang lebih efektif untuk melatih
keterampilan mereka
4. penelitian tindakan dapat membantu guru mengidentifikasi masalah dan
isu-isu tertentu secara sistematis.
5. penelitian tindakan dapat membangun komunitas kecil yang berorientasi
pada penelitian di sekolah itu sendiri
Beberapa contoh hipotesis
penelitian tindakan praktis

INVESTIGASI PENGAJARAN KONSEP ILMU PENGETAHUAN MELALUI


PERCOBAAN PERBANDINGAN KELOMPOK

Ms. Gonzales, seorang guru kelas lima, tertarik pada pertanyaan berikut:
“Apakah menggunakan drama meningkatkan pemahaman konsep-konsep ilmu
dasar siswa kelas lima?”
MEMPELAJARI PENGARUH WAKTU
TERHADAP PERILAKU SISWA DENGAN
EKSPERIMEN SUBJEK TUNGGAL

Ms. Wong bertanya:


“Apakah mempersingkat jam pembelajaran dari kelas
mengurangi frekuensi perilaku siswa yang mengganggu?”

Apa yang mungkin dilakukan Ms. Wong untuk mendapatkan


jawaban atas pertanyaannya?
MENENTUKAN APA YANG DISUKAI SISWA
TENTANG SEKOLAH MELALUI SUATU SURVEI

Mr. Abramson mengajukan pertanyaan berikut:


 “Apa yang disukai siswa tentang kelas mereka? Apa yang
mereka tidak sukai? Mengapa?”
 “ Jenis mata pelajaran apa yang paling disukai atau
paling tidak disukai?”
 “Bagaimana perasaan siswa dari berbagai usia, jenis
kelamin, dan etnis di sekolah kami?”

Apa yang mungkin dilakukan Mr. Abramson untuk


mendapatkan jawaban?
PEMERIKSAAN BIAS DALAM BAHASA INGGRIS
DENGAN ANALISIS KONTEN

Ms. Hallowitz mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:


“Apakah konten yang disajikan dalam antologi sastra di
distrik kami bias dengan cara apa pun? Jika ya, bagaimana
caranya?”

Apa yang mungkin dilakukan Ms. Hallowitz untuk


mendapatkan jawaban?
kategori unit pengkodean
yang lebih kecil yang
ditunjukkan
Fisik Emosional Sosial Mental

Berat Ramah Etnis Bijaksana

Tinggi Menyendiri Pakaian Lucu

Usia Bermusuhan Pekerjaan Cerdas

Tipe tubuh Tidak terlibat Status Luar biasa


MEMPREDIKSI SISWA YANG CENDERUNG
MEMILIKI KESULITAN DALAM BELAJAR
ALJABAR DENGAN STUDI KORELASI

 Tuan Thompson seorang guru aljabar bertanya:


“Bagaimana saya bisa memprediksi individu macam apa
yang cenderung mengalami kesulitan mempelajari
aljabar?”

Apa yang mungkin dilakukan Tn. Thompson untuk


menyelidiki hal ini?
MEMBANDINGKAN DUA CARA
PENGAJARAN KIMIA DENGAN STUDI
PERBANDINGAN KAUSAL
 Ms. Perea seorang guru kimia mengajukan pertanyaan
berikut:
“Bagaimana prestasi siswa yang telah diajarkan dengan
metode inkuiri dibandingkan dengan siswa yang telah
diajarkan dengan metode tradisional?”

Apa yang mungkin dilakukan Ms. Perea untuk mendapatkan


jawaban atas pertanyaannya?
MENEMUKAN BAGAIMANA CARA GURU
MUSIK MENGAJAR DENGAN STUDI
ETNOGRAFI

Tn. Adams, direktur kurikulum di distrik sekolah dasar ia


bertanya:
 “Apa yang guru musik lakukan dalam rutinitas sehari-
hari mereka dan kegiatan apa saja yang mereka
lakukan?”
 “Apa pertauran yang eksplisit dan implisit di kelas musik
yang tampaknya membantu atau menghambat proses
pembelajaran?”

Apa yang bisa dilakukan Tn. Adams untuk mendapat


jawaban?
❖ Penelitian ini menggunakan metode kuasi ekperimen
❖ hipotesis bahwa siswa laki-laki yang mengalami
ketidakmampuan belajar di sekolah dasar yang
menerima program latihan relaksasi yang sistematis
akan menunjukkan pengurangan yang lebih besar dalam
perilaku di luar tugas daripada siswa yang tidak
menerima program latihan seperti itu.
❖ sampel 18 siswa , termasuk siswa di kelas 1 sampai 6
Desain eksperimental ditunjukkan pada Gambar.

Tahap I Tahap II

O M X1 O X1 O
Kelompok I
Kelompok O M O X2 O
II
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah Tahap I,
kelompok eksperimen menunjukkan deteriorasi (lebih
banyak perilaku di luar pembelajaran atau
bertentangan dengan hipotesis), sedangkan kelompok
pembanding menunjukkan sedikit perubahan.
Pada akhir Fase II, skor untuk kedua kelompok tetap
hampir sama dengan pada akhir Fase I.

Anda mungkin juga menyukai