Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN LATIHAN KELOMPOK 3.

1. DENTI FEBRIANA JAYANTI


2. KENNY SALSABILLA
3. NADIA DWITA LESTARI

1. The One Shot Case Study

Model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada “suatu saat”.
Desain ini sangat sederhana sehingga kurang bernilai ilmiah. Peneliti hanya mengadakan
treatment satu kali yang diperkirakan sudah mempunyai pengaruh. Kemudian diadakan
post test, dari hasil post test diambil kesimpulan dengan cara, yaitu :
a. Melihat rata-rata hasil dan membandingkan dengan standar yang diinginkan
b. Dibandingkan dengn rata-rata test sebelum treatment

Secara skematis dapat dilukiskan sebagai berikut .

X ——– O

Di mana X adalah perlakuan yang diberikan dan selanjutnya O adalah hasil


pengamatan yang dilakukan sesudah perlakuan. Desain ini tentunya tidak bisa
digunakan untuk mempelajari adanya perubahan sesudah perlakuan karena
kondisi awal (pretest) tidak diamati

Contoh Penelitian : Pengaruh alat kerja baru diklat (x) terhadap produktivitas kerja
karyawan (O). Terdapat kelompok pegawai yang menggunakan alat kerja baru kemudian
setelah sebulan diukur produktivitas kerjanya. Pengaruh alat kerja baru terhadap
produktivitas kerja diukur dengan membandingkan produktivitas sebelum menggunakan
alat baru dengan produktivitas setelah menggunakan alat baru.

2. One Group Pretest-Posttest Design (minimal cntrol)


Eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding.
Dimana kegiatan penelitian yang memberikan pretest (test awal) sebelum diberikan
perlakuan, setelah diberi perlakuan barulah memberi posttest (test akhir).

Contoh penelitian terhadap perbedaan minat siswa yang diajar dengan menggunakan
model X sebelum dan setelah diberi perlakuan. Beberapa kekurangan akan muncul dalam
penelitian tersebut. Penelitian tidak menjamin bahwa minat siswa bertambah karena
mengikuti pertemuan tersebut (model X). Minat dapat tumbuh secara natural, misalnya
tanpa diberi perlakuan pun minat akan tetap tumbuh meskipun kecil. Kemungkinan
perubahan minat dapat terjadi karena dipengaruhi oleh materi yang diberikan pada saat
diterapkan  model X.
3. Randomized Control Group Posttest Only Design
Pada rancangan ini, ada kelompok eksperimen dan ada kelompok kontrol.Pada kelompok
eksperimen dikenai perlakuan X1 dan pada kelompok kontrol tidak dikenai perlakuan.
Dan pada akhir penelitian kedua kelompok dikenai posttest. Pemilihan subjek ke dalam
kedua kelompok yang dikenai eksperimen menggunakan proses  randomisasi. Dengan
begitu, sesuai dengan asumsi randomisasi, kedua kelompok yang  dikenai eksperimen
adalah ekuivalen (hampir sama).
Skema model ini adalah:

Grup Variabel Terikat Posttest


(R) Eksperimen X Y2
(R) Kontrol - Y2

4. Randomized Control Group Pretest Posttest Design


Merupakan perpanjangan dari single-group pretest-posttest dalam dua cara yaitu
memasukkan group kedua sebagai kelas kontrol dan pemilihan subjek secara acak dalam
setiap group. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai eksperimen tidak berbeda secara
signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).
5. Randomized Solomon Four Group Design
Rancangan ini pada dasarnya menggabungkan dua rancangan eksperimental sebelumnya
sehingga terbentuk rancangan yang melibatkan empat kelompok. Dua kelompok sebagai
kelompok eksperimen dan dua lainnya sebagai kelompok control. Pada kedua kelompok
eksperimental diberi perlakuan sedangkan pada kedua kelompok control tidak. Pada satu
pasangan kelompok eksperimen dan control diawali dengan pratest, sedangkan pada
pasangan yang lain tidak. Setelah pemberian perlakuan selesai diadakan pengukuran atau
pascatest pada keempat kelompok.Peneliti dapat menekan sekecil mungkin sumber-
sumber kesalahan karena adanya empat kelompok yang berbeda dengan enam format
pengukuran. 
Skema model penelitian ini adalah:
Grup Pratest Variabel Posttest
terikat
(R) Eksperimen 1 Y1 X Y2
(R) Control 1 Y1 - Y2
(R) Eksperimen 2 - X Y2
(R) Control 2 - - Y2

6. Non Randomized Control Group Pretest Posttest Design


Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain
ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam
desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan,
kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok
yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.

Contoh : Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh adanya tambahan bumbu pada
sekelompok makanan terhadap nilai penjualan. Dalam desain penelitian dipilih satu
kelompok jenis makanan, yang separo diberi perlakuan dengan ditambah bumbu tertentu
dan yang separo tidak.  O1 dan O3 merupakan nilai penjualan makanan setelah ditambah
bumbu. O4 nilai penjualan makanan yang tidak diberi tambahan bumbu. Pengaruh
tambahan bumbu masalah terhadap penjualan adalah (O2-O1)-(O4-O3).

7. Factorial Design

Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi
pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok dinilai
pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah
Y1 dan Y2.

Contoh:  Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap
kepuasan pelayanan pada masyarakat, untuk itu dipilih empat kelompok secara random.
Variabel moderatornya adalah  jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2).
Treatment/perlakuan (prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok eksperimen
pertama yang telah diberi pretest (O1 = kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen ke
dua yang telah diberi pretest (O5 = kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X)
terhadap kepuasan pelayanan untuk kelompok laki-laki = (O2 – O1) – (O4 – O3).
Pengaruh perlakuan (prosedur kerja baru) terhadap nilai penjualan barang untuk
kelompok perempuan = (O6 – O5) – (O8 – O7). Bila terdapat perbedaan pengaruh
prosedur kerja bar terhadap kepuasaan masyarakat antara kelompok kerja pria dan
wanita, maka penyebab utamanya  adalah bukan (karena treatment yang diberikan sama),
tetapi karena adanya variabel moderator, yang dalam hal ini adalah jenis kelamin. Pria
dan wanita menggunakan prosedur kerja baru yang sama, tempat kerja yang sama
nyamannya, tetapi pada umunya, kelompok wanita lebih ramah dalam memberikan
pelayanan, sehingga dapat meningkatkan kepuasan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai