Model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada “suatu saat”.
Desain ini sangat sederhana sehingga kurang bernilai ilmiah. Peneliti hanya mengadakan
treatment satu kali yang diperkirakan sudah mempunyai pengaruh. Kemudian diadakan
post test, dari hasil post test diambil kesimpulan dengan cara, yaitu :
a. Melihat rata-rata hasil dan membandingkan dengan standar yang diinginkan
b. Dibandingkan dengn rata-rata test sebelum treatment
X ——– O
Contoh Penelitian : Pengaruh alat kerja baru diklat (x) terhadap produktivitas kerja
karyawan (O). Terdapat kelompok pegawai yang menggunakan alat kerja baru kemudian
setelah sebulan diukur produktivitas kerjanya. Pengaruh alat kerja baru terhadap
produktivitas kerja diukur dengan membandingkan produktivitas sebelum menggunakan
alat baru dengan produktivitas setelah menggunakan alat baru.
Contoh penelitian terhadap perbedaan minat siswa yang diajar dengan menggunakan
model X sebelum dan setelah diberi perlakuan. Beberapa kekurangan akan muncul dalam
penelitian tersebut. Penelitian tidak menjamin bahwa minat siswa bertambah karena
mengikuti pertemuan tersebut (model X). Minat dapat tumbuh secara natural, misalnya
tanpa diberi perlakuan pun minat akan tetap tumbuh meskipun kecil. Kemungkinan
perubahan minat dapat terjadi karena dipengaruhi oleh materi yang diberikan pada saat
diterapkan model X.
3. Randomized Control Group Posttest Only Design
Pada rancangan ini, ada kelompok eksperimen dan ada kelompok kontrol.Pada kelompok
eksperimen dikenai perlakuan X1 dan pada kelompok kontrol tidak dikenai perlakuan.
Dan pada akhir penelitian kedua kelompok dikenai posttest. Pemilihan subjek ke dalam
kedua kelompok yang dikenai eksperimen menggunakan proses randomisasi. Dengan
begitu, sesuai dengan asumsi randomisasi, kedua kelompok yang dikenai eksperimen
adalah ekuivalen (hampir sama).
Skema model ini adalah:
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai eksperimen tidak berbeda secara
signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).
5. Randomized Solomon Four Group Design
Rancangan ini pada dasarnya menggabungkan dua rancangan eksperimental sebelumnya
sehingga terbentuk rancangan yang melibatkan empat kelompok. Dua kelompok sebagai
kelompok eksperimen dan dua lainnya sebagai kelompok control. Pada kedua kelompok
eksperimental diberi perlakuan sedangkan pada kedua kelompok control tidak. Pada satu
pasangan kelompok eksperimen dan control diawali dengan pratest, sedangkan pada
pasangan yang lain tidak. Setelah pemberian perlakuan selesai diadakan pengukuran atau
pascatest pada keempat kelompok.Peneliti dapat menekan sekecil mungkin sumber-
sumber kesalahan karena adanya empat kelompok yang berbeda dengan enam format
pengukuran.
Skema model penelitian ini adalah:
Grup Pratest Variabel Posttest
terikat
(R) Eksperimen 1 Y1 X Y2
(R) Control 1 Y1 - Y2
(R) Eksperimen 2 - X Y2
(R) Control 2 - - Y2
Contoh : Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh adanya tambahan bumbu pada
sekelompok makanan terhadap nilai penjualan. Dalam desain penelitian dipilih satu
kelompok jenis makanan, yang separo diberi perlakuan dengan ditambah bumbu tertentu
dan yang separo tidak. O1 dan O3 merupakan nilai penjualan makanan setelah ditambah
bumbu. O4 nilai penjualan makanan yang tidak diberi tambahan bumbu. Pengaruh
tambahan bumbu masalah terhadap penjualan adalah (O2-O1)-(O4-O3).
7. Factorial Design
Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi
pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok dinilai
pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah
Y1 dan Y2.
Contoh: Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap
kepuasan pelayanan pada masyarakat, untuk itu dipilih empat kelompok secara random.
Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2).
Treatment/perlakuan (prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok eksperimen
pertama yang telah diberi pretest (O1 = kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen ke
dua yang telah diberi pretest (O5 = kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X)
terhadap kepuasan pelayanan untuk kelompok laki-laki = (O2 – O1) – (O4 – O3).
Pengaruh perlakuan (prosedur kerja baru) terhadap nilai penjualan barang untuk
kelompok perempuan = (O6 – O5) – (O8 – O7). Bila terdapat perbedaan pengaruh
prosedur kerja bar terhadap kepuasaan masyarakat antara kelompok kerja pria dan
wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan (karena treatment yang diberikan sama),
tetapi karena adanya variabel moderator, yang dalam hal ini adalah jenis kelamin. Pria
dan wanita menggunakan prosedur kerja baru yang sama, tempat kerja yang sama
nyamannya, tetapi pada umunya, kelompok wanita lebih ramah dalam memberikan
pelayanan, sehingga dapat meningkatkan kepuasan masyarakat.