Anda di halaman 1dari 32

Nama : Fitri Ekahariningtias

Prodi : Profesi Ners

KASUS 9

Seorang laki-laki berusia 46 tahun datang di bawa oleh keluarganya ke Poli RSJ dengan alasan
merusak alat rumah tangga dan tidak mau keluar kamar. pasien tampak berbicara sendiri,
senyum dan hingga tertawa sendiri, tampak menghindar dari orang lain, pasien mengatakan
bahwa setiap malam sering mendengar suara – suara yang menyuruhnya untuk berteriak teriak.
tampak jalan mondar-mandir, sesekali pasien berhenti dan memandang satu arah, pandangan
tajam, tangan menunjuk-nunjuk ke satu arah. tampak tidak merawat diri dan lebih banyak
menyendir.

Pertanyaan :

1. Lengkapi DS+DO pada kasus diatas

Data Fokus Etiologi Masalah


DS: Perilaku kekerasan Risiko Perilaku
- Keluarga mengatakan Kesehatan
merusak alat rumah
Definisi: Kemarahan yang
tangga Risiko Perilaku
- tidak mau keluar kamar Kekerasan diekspresikan secara
DO: berlebihan dan tidak
- menghindar dari orang
terkendali secara verbal
lain Halusinasi
- klien tampak jalan sampai dengan mencederai
mondar-mandir orang lain dan/atau
- pandangan tajam
merusak lingkungan
- tangan klien menunjuk
ke satu arah

2. Rumuskan pohon masalah berdasarkan problem 3 ( Akibat-Masalah utama-Etiologi


Perilaku kekerasan (Akibat)

Risiko Perilaku Kekerasan (Masalah Utama)


Halusinasi (Penyebab)

3. Buatlah rencana tindakan berdasarkan diagnosa keperawatan prioritas

Diagnose Tujuan dan KH Intervensi Keperawatan


Keperawatan
Risiko Perilaku Setelah dilakukan Tindakan Pencegahan Perilaku Kekerasan
kekerasan keperawatan selama 2 x 24 Observasi :
jam diharapkan masalah - Monitor adanya benda
keperawatan dapat teratasi yang berpotensi
dengan kriteria hasil: membahayakan (mis,
kontrol diri benda tajam, tali)
- Monitor keamanan barang
- Verbalisasi umpatan
yang dibawa oleh
cukup menurun (2)
pengunjung
ke Sedang (3)
- Monitor selama
- Perilaku merusak penggunaan barang yang
lingkungan sekitar dapat membahayakan
menurun dari derajat Terapeutik
1 (meningkat) ke - Pertahankan lingkungan
derajat 2 (cukup bebas bahaya secara rutin
meningka) - Libatkan keluarga dalam
perawatan
Edukasi
- Anjurkan pengunjung dan
keluarga untuk mendukung
keselamatan pasien
- Latih cara mengungkapkan
perasaan secara asertif
- Latih mengurangi
kemarahan secara verbal
dan nonverbal (mis,
relaksasi, bercerita)

Promosi Koping
Observasi
- Identifikasi kegiatan
jangka pendek dan panjang
sesuai tujuan
- Identifikasi kemampuan
yang dimiliki
- Identifikasi sumber daya
yang tersedia untuk
memenuhi tujuan
- Identifikasi pemahaman
proses penyakit
- Identifikasi dampak situasi
terhadap peran dan
hubungan
- Identifikasi metode
penyelesaian masalah
- Identifikasi kebutuhan dan
keinginan terhadap
dukungan social
Terapeutik
- Diskusikan perubahan
peran yang dialami
- Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
- Diskusikan alasan
mengkritik diri sendiri
- Diskusikan untuk
mengklarifikasi
kesalahpahaman dan
mengevaluasi perilaku
sendiri
- Diskusikan konsekuensi
tidak menggunakan rasa
bersalah dan rasa malu
- Diskusikan risiko yang
menimbulkan bahaya pada
diri sendiri
- Fasilitasi dalam
memperoleh informasi
yang dibutuhkan
- Berikan pilihan realistis
mengenai aspek – aspek
tertentu dalam perawatan
- Motivasi untuk
menentukan harapan yang
realistis
- Tinjau kembali
kemampuan dalam
pengembalian keputusan
- Hindari mengambil
keputusan saat pasien
berada dibawah tekanan
- Motivasi mengidentifikasi
sistem pendukung yang
tersedia
- Damping saat berduka
(mis, penyakit kronis,
kecacatan)
- Perkenalkan dengan orang
lain atau kelompok yang
berhasil mengalami
pengalaman sama
- Dukung penggunaan
mekanisme pertahanan
yang tepat
- Kurangi rangsangan
lingkungan yang
mengancam
Edukasi
- Anjurkan menjalin
hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan
sama
- Anjurkan penggunaan
sumber spiritual, jika perlu
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Anjurkan keluarga terlibat
- Anjurkan membuat tujuan
yang lebih spesifik
- Ajarkan cara memecahkan
masalah secara konstruktif
- Latih penggunaan teknik
relaksasi
- Latih keterampilan social,
sesuai kebutuhan
- Latih mengembangkan
penilaian obyektif
4. Buat dan siapkan SP sesuai diagnosa keperawatan yang muncul
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) PASIEN
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke I (satu)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subyektif :
1) Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
2) Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jikasedang kesal
atau marah.
3) Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
b. Data Obyektif :
1) Mata merah, wajah agak merah.
2) Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
3) Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
4) Merusak dan melempar barang-barang.

2. Diagnosa keperawatan
Resiko Perilaku kekerasan/ngamuk

3. Tujuan
a. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
c. Pasien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
d. Pasien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
e. Pasien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannya.
f. Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik I (nafas dalam) dan
memasukkannya kedalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan
SP I P
a. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
b. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
c. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
d. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
e. Mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan
f. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan fisik I (nafas dalam)
g. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum wr.wb. Selamat pagi, Pak. Perkenalkan nama saya Lailul
Muna, panggil saja mbak Muna. Saya adalah mahasiswa dari STIKES
Muhammadiyah Kendal.” 
“Hari ini saya dinas pagi dari pukul 07.00-14.00. Saya yang akan merawat bapak.
Nama Bapak siapa dan suka dipanggil apa?”
“Baiklah mulai sekarang saya akan panggil Bapak Deny saja, ya”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak saat ini?”
“Saya lihat Bapak sering tampak marah dan kesal, sekarang Bapak
masih merasa kesal atau marah?”
“Kalau boleh tahu, sudah berapa lama Bapak Deny disini?”
“Apakah Bapak Deny masih ingat siapa yang membawa kesini?”
c. Kontrak :
1) Topik
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang hal-hal yang membuat Bapak
Deny marah dan bagaimana cara mengontrolnya?”
2) Waktu
“Berapa lama Bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 15 menit saja?”
3) Tempat
“Bapak senangnya kita berbicaranya dimana?”
“Dimana saja boleh kok, asal Bapak merasa nyaman.”
“Baiklah, berarti kita berbicara di teras ruangan ini saja ya, Pak”

2. Kerja
“Nah, sekarang coba Bapak ceritakan, Apa yang membuat Bapak Deny merasa marah? ”
“Apakah sebelumnya Bapak pernah marah? Penyebabnya apa? Samakah dengan yang
sekarang?”
“Lalu saat Bapak sedang marah apa yang Bapak rasakan? Apakah Bapak merasa sangat
kesal, dada berdebar-debar lebih kencang, mata melotot, rahang terkatup rapat dan ingin
mengamuk?”
“Setelah itu apa yang Bapak lakukan? ”
“Apakah dengan cara itu marah/kesal Bapak dapat terselesaikan?”
“Ya tentu tidak, apa kerugian yang Bapak Deny alami?”
“Menurut Bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah Bapak belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
”Jadi, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, Bapak. Salah satunya adalah
dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik, rasa marah Bapak dapat tersalurkan.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu? Namanya teknik nafas
dalam”
”Begini Pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah  Bapak
rasakan, maka Bapak berdiri atau duduk dengan rileks, lalu tarik nafas dari hidung, tahan
sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan–lahan melalui mulut. Sekarang saya praktikan
terlebih dahulu, nanti bapak bisa lihat saya dan bisa bapak lakukan sendiri”
“Ayo Pak coba lakukan apa yang saya praktikan tadi, bapak berdiri atau duduk dengan
rileks, tarik nafas dari hidung, bagus, tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5
kali. “
“Bagus sekali, Bapak  sudah bisa melakukannya”
“Nah, Bapak Deny. Tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi nafas dalam, sebaiknya
latihan ini Bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu
muncul Bapak sudah terbiasa melakukannya”

3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaiman perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang dan melakukan
latihan teknik relaksasi nafas dalam tadi? Ya, betul, dan kelihatannya Bapak
terlihat sudah lebih rileks”.
2) Evaluasi Obyektif
“Coba Bapak sebutkan lagi apa yang membuat Bapak marah, lalu apa yang Bapak
rasakan dan apa yang akan Bapak lakukan untuk meredakan rasa marah”.
“Coba tunjukan pada saya cara teknik nafas dalam yang benar.
“Wah, bagus, Bapak Deny masih ingat semua...”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Bapak, nanti apabila bapak merasa marah atau kesal terhadap sesuatu bapak ulangi
lagi seperti apa yang sudah kita pelajari hari ini ya.”
“Bagaimana kalau kegiatan ini rutin dilakukan 5 kali dalam 1 hari dan di tulis dalam
jadwal kegiatan harian Bapak?”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik  
“Nah, Pak Deny. Cara yang kita praktikkan tadi baru salah satunya saja. Masih
ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi marah Bapak. Cara yang kedua
yaitu dengan teknik memukul bantal”
2) Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, jam 08.00. Bagaimana
kalau 15 menit lagi saja?”
3) Tempat
“Kita latihannya dimana, Pak? Bagaiman kalau di ruangan ini saja lagi, Pak”
“Baik bapak Deny, kalau begitu saya pamit dulu dan bertemu lagi besok sesuai
waktu dan tempat yang sudah kita sepakati tadi ya pak.” “Wassalammualaikum
wr.wb.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) PASIEN
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke II (dua)

C. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subyektif :
1) Klien mengatakan pernah melakukan tindakan kekerasan

2) Klien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab

b. Data Obyektif

1) Klien tampak tegang saat bercerita

2) Pembicaran klien kasar jika dia menceritakan marahnya

3) Nada suara tinggi

4) Tangan mengepal

5) Berteriak

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan
Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik II (memukul bantal) dan
memasukkannya kedalam jadwal kegiatan harian

4. Tindakan Keperawatan
SP II P
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan fisik II (memukul bantal)
c. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum wr.wb. bapak Deny, masih ingat nama saya?”
“Bagus, Bapak. Ya, saya mbak Muna”
“Sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi.”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak saat ini?”
“Adakah hal yang menyebabkan Bapak Deny marah? Coba sebutkan hal yang
membuat Bapak marah.”
“Kemarin kan saya sudah ajarkan tarik nafas dalam, gimana sudah dipraktikan lagi
belum?”
c. Kontrak
1) Topik
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengendalikan perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua, yaitu memukul bantal.”
2) Waktu
“Mau berapa lama kita latiha, Bapak? Bagaimana kalau 15 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita bicara, Pak? Bagaimana kalau di ruangan ini ya, Pak”

2. Kerja
“Kalau ada yang menyebabkan Bapak marah dan muncul perasaan kesal, selain tarik
nafas dalam Bapak dapat memukul kasur dan bantal.”
“Sekarang mari kita latihan memukul bantal dan kasur, mari ke kamar Bapak?”
“Jadi kalau nanti Bapak kesal atau marah, Bapak langsung kekamar dan lampiaskan
marah Bapak tersebut dengan memukul bantal dan kasur. Sekarang saya praktekan cara
memukul bantal untuk melampiaskan rasa marah Bapak.
“Pertama kita tarik nafas dalam dulu, kemudian tahan sebentar, lalu keluarkan dari
mulut kemudian kita tarik nafas lagi lewat hidung lalu keluarkan sambil langsung
memukul bantal sekuatnya sampai amarah Bapak Deny hilang.”
“Nah coba Bapak lakukan memukul bantal dan kasur”
“Ya bagus sekali Bapak melakukannya!“
“jadi lain kali jika Bapak marah, lampiaskan dengan memukul bantal ya, Pak. Nah cara
ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah, kemudian jangan lupa
merapikan tempat tidur ya, Pak Deny!”

3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi dengan
memukul bantal?”
2) Evaluasi Obyektif
“Coba Bapak Deny sebutkan ada berapa cara yang telah kita latih? Bagus!”
“Lalu Coba Bapak lakukan lagi cara mengontrol marah dengan memukul
bantal?”
“Ya, bagus sekali, pak Deny!”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari Bapak.”
“Pukul berapa Bapak mau mempraktikkan memukul kasur/bantal? Bagaimana kalau
setiap bangun tidur? pagi dan jam 3 sore, lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-
waktu gunakan kedua cara tadi ya Bu.“
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Baiklah bapak Deny, bagaimana kalau besok  kita akan belajar mengendalikan
marah dengan belajar bicara yang baik?”
2) Waktu
“Kapan kita akan berbincang-bincang ? bagaimana kalau besok jam 08.00 WIB
selama 15 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau di ruang tamu saja?”
“Baiklah sampai jumpa besok bapak Deny, Wassalamualaikum wr.wb.”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) PASIEN


Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke III (tiga)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subyektif
1) Klien mengatakan pernah melakukan tindakan kekerasan
2) Klien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab
b. Data Obyektif
Klien kooperatif, tenang, ada kontak mata saat berbicara, sesekali nada bicara agak
tinggi.

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan
Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara verbal (meminta, menolak, dan
mengungkapkan marah secara baik) dan memasukkannya kedalam jadwal kegiatan
harian

4. Tindakan Keperawatan
SP III P
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan secara verbal (meminta,
menolak, dan mengungkapkan marah secara baik)
c. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terpeutik
“Assalamualaikum wr.wb. selamat siang bapak Deny. Sesuai dengan janji saya
kemarin sekarang kita hari ini bertemu lagi, apakah Bapak masih ingat dengan saya?
Ya, betul, Pak”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana Pak, setelah melakukan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal? Apa
yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya. Bagus!”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau kita sekarang latihan cara bicara untuk mencegah marah?
Apakah Bapak bersedia?”
2) Waktu
“Berapa lama kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau 15 menit saja?”
3) Tempat
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, Pak ? Bagaimana kalau
di ruang tamu saja ?

2. Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara secara baik untuk mencegah marah ya, Pak.”
“Kalau marah sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal,
dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah.”:
“Ada tiga caranya Pak:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Kemarin Bapak mengatakan penyebab marahnya
karena makanan tidak tersedia, rumah berantakan. Coba Bapak minta sediakan
makanan dengan baik : “Bu, tolong sediakan makanan dan bereskan rumah”. Nanti
biasakan dicoba disini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba Bapak
praktekkan.. Bagus, Pak!
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan Bapak tidak ingin
melakukannya, katakan: “Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada
kerjaan”. Coba Bapak praktekkan. Bagus, Pak!
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
Bapak dapat mengatakan : “Saya jadi ingin marah karena perkataan mu itu“. Coba
praktekkan. Bagus!”

3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak Deny setelah berlatih tentang cara mengontrol
marah dengan bicara yang baik?”
2) Evaluasi Obyektif
“Coba Bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari! Ya,
Bagus sekali!”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian Bapak ya”
“Berapa kali sehari Bapak mau latihan bicara yang baik? bisa kita buat jadwalnya?”
“Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, makanan,
dll. Bagus, nanti dicoba ya, Pak!”
“Bila Bapak melakukan tanpa bantuan, tulis M, bila Bapak melakukan dengan
bantuan, tulis B dan bila tidak melakukan tulis T”
c. Kontrak
1) Topik
“Besok kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah Bapak
yaitu dengan cara ibadah, Bapak Deny setuju? “
2) Waktu
“Kapan kita akan berbincang-bincang ? bagaimana kalau besok jam 08.00 WIB
selama 15 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau di ruang tamu sini
lagi saja?”

“Baiklah sampai jumpa besok pak Deny. Wassalamualaikum wr.wb.”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) PASIEN


Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke IV (empat)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subyektif
1) Klien mengatakan pernah melakukan tindakan kekerasan
2) Klien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab
b. Data Obyektif
Klien kooperatif, tenang, ada kontak mata saat berbicara, sesekali nada bicara agak
tinggi.

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan
Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara spiritual (berdoa, berwudhu,
sholat) dan memasukkannya kedalam jadwal kegiatan harian

4. Tindakan Keperawatan
SP IV P
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan secara spiritual (berdoa,
berwudhu, sholat)
c. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terpeutik
“Assalamualaikum wr.wb. Bapak Deny, selamat pagi. Masih ingat dengan saya bu ?
Ya, benar Pak”.

b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana Pak, latihan apa yang sudah dilakukan ? “
“Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? “
“Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya?”
“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya. Bagus!”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah
yaitu dengan ibadah?”
2) Waktu
“Berapa lama kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau 15 menit saja?”
3) Tempat
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, Pak? Bagaimana kalau
di ruang tamu saja ?”

2. Kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan! Bagus, yang mana yang mau
di coba?”
“Nah, kalau Bapak sedang marah coba langsung duduk dan langsung tarik nafas dalam.”
“Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. “:
“Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat.”
“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan. Coba Bapak
sebutkan sholat 5 waktu ? Bagus, mau coba yang mana? Coba sebutkan caranya?”

3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang
ketiga ini?”
2) Evaluasi Obyektif
“Coba Bapak Deny sebutkan lagi cara ibadah yang dapat Bapak lakukan bila
Bapak sedang marah. Bagus sekali!”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan Bapak.”
“Mau berapa kali Bapak sholat? Baik kita masukkan sholat .... dan .... (sesuai
kesebutan pasien).”
“Setelah ini coba Bapak lakukan sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi”
“Bila Bapak melakukan tanpa bantuan, tulis M, bila Bapak melakukan dengan
bantuan, tulis B dan bila tidak melakukan tulis T”
c. Kontrak
1) Topik
“Besok kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk
mengontrol rasa marah Bapak, setuju bu?”
2) Waktu
“Kapan kita akan berbincang-bincang ? bagaimana kalau besok jam 08.00 WIB
selama 15 menit?
3) Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau di ruang tamu lagi
saja?”
“Baiklah sampai jumpa besok Bapak Deny, Wassalamualaikum wr.wb.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) PASIEN
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke V (lima)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subyektif
1) Klien mengatakan pernah melakukan tindakan kekerasan
2) Klien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab
b. Data Obyektif
Klien kooperatif, tenang, ada kontak mata saat berbicara, sesekali nada bicara agak
tinggi.

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan
Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya dengan minum obat (prinsip5 benar
minum obat) dan memasukkannya kedalam jadwal kegiatan harian
5. Tindakan Keperawatan
SP V P
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan dengan minum obat (prinsip 5
benar minum obat)
c. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terpeutik
“Assalamualaikum wr.wb. Bapak Deny, selamat pagi. Masih ingat dengan saya bu ?
Ya, benar Pak”.

b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana Pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur bantal,
bicara yang baik serta sholat?”
“Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? “
“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya. Bagus!”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang
benar untuk mengontrol rasa marah?”
2) Waktu
“Berapa lama kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit saja?”
3) Tempat
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, Pak? Bagaimana kalau
di ruang tamu saja ?”

2. Kerja
“Bapak sudah dapat obat dari dokter?”
“Berapa macam obat yang Bapak minum ? Warnanya apa saja ? Bagus!
“Jam berapa Bapak minum? Bagus!”
“Obatnya ada tiga macam Pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
pikiran tenang, yang putih namanya THP agar rileks dan tidak tegang, dan yang merah
jambu ini namanya HLP rasa marah berkurang”.
“Semuanya ini harus Bapak minum 3x sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”
“Bila nanti setelah minum obat mulut Bapak terasa kering, untuk membantu
mengatasinya Bapak bisa mengisap-isap es batu”
“Bila terasa berkunang-kunang, Bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu.
Nanti dirumah sebelum minum obat ini Bapak lihat dulu label di kotak obat apakah
benar nama Bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja
harus diminum, baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Disini minta obatnya pada
suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya
“Jangan penah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya bu,
karena dapat terjadi kekambuhan”
“Sekarang kita masukkan waktu minum obat kedalam jadwal ya, Pak Deny.”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara kita
minum obat yang benar ?
2) Evaluasi obyektif
“Coba Pak Deny sebutkan lagi jenis jenis obat yang Bapak minum! Bagaimana
cara minum obat yang benar?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari? Sekarang
kita tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan
semua dengan teratur ya “
“Bila Bapak melakukan tanpa bantuan, tulis M, bila Bapak melakukan dengan
bantuan, tulis B dan bila tidak melakukan tulis T”
c. Kontrak
1) Topik
“Baik, besok kita ketemu lagi untuk melihat sejauh mana Bapak melaksanakan
kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah”
2) Waktu
“Kapan kita akan berbincang-bincang ? bagaimana kalau besok jam 08.00 WIB
selama 15 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau di ruang tamu saja?”
“Baiklah sampai jumpa besok pak Deny, Wassalamualaikum wr.wb.”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) KELUARGA


Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke I (satu)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
a. Data Subjektif
Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang menyuruh melukai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
b. Data Objektif
1) Klien tampak tenang dan kooperatif\

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan :
a. Keluarga dapat menjelaskan perasaannya, menjelaskan cara merawat klien perilaku
kekerasan, mendemonstrasikan cara perawatan klien perilaku kekerasan,
berpartisipasi dalam perawatan klien perilaku kekerasan.
b. Keluarga mengerti dan menyebutkan kembali pengertian, tanda dan gejala, dan proses
terjadinya perilaku kekerasan.

4. Tindakan Keperawatan
SP I K
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
b. Menjelaskan pengertian perilaku kekerasan, tanda dan gejala, serta proses
terjadinya perilaku kekerasan
c. Menjelaskan cara merawat pasien dengan perilaku kekerasan

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum Mbak, perkenalkan nama saya Muna, saya mahasiswa dari
STIKES Muhammadiyah Kendal, saya yang akan merawat bapak Deny. Kalau boleh
tau nama Mbak siapa ya?”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana keadaan bapak, Mbak? Apakah masih ada perasaan marah atau
jengkel?”
c. Kontrak
1) Topik
“Tujuan saya kesini yaitu untuk berbincang-bincang dengan mbak mengenai
masalah yang dihadapi mbak dalam merawat bapak. Apakah mbak bersedia?”
2) Waktu
“Berapa lama kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang, Mbak? Kalau kita berbincang-bincang di
ruang perawat, bagaimana mbak?”

2. Kerja
“Mbak, apa masalah yang mbak hadapi dalam merawat Bapak? Apa yang mbak
lakukan?”
“Baik mbak, Saya akan coba menjelaskan tentang marah Bapak dan hal-hal yang perlu
diperhatikan.”
“Mbak, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bila tidak disalurkan dengan benar
akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.”
“Yang menyebabkan bapak Mbak menjadi marah dan ngamuk adalah kalau dia merasa
direndahkan, keinginan tidak terpenuhi. Kalau Bapak apa penyebabnya, Mbak?”
“Kalau nanti wajah bapak Mbak tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, itu
artinya suami Bapak sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan melampiaskannya
dengan membanting-banting perabot rumah tangga atau memukul atau bicara kasar.
Kalau bapak Mbak sedang marah apa perubahan terjadi? Lalu apa yang biasanya dia
lakukan?”
“Bila hal tersebut terjadi sebaiknya Mbak tetap tenang, bicara lembut tapi tegas, jangan
lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar bapak seperti gelas, pisau.
Jauhkan juga anak-anak kecil dari bapak.”
“Bila bapak masih marah dan ngamuk segera bawa ke puskesmas atau RSJ setelah
sebelumnya diikat dulu (ajarkan caranya pada keluarga). Jangan lupa minta bantuan
orang lain saat mengikat bapak ya Mbak, lakukan dengan tidak menyakiti bapak dan
dijelaskan alasan mengikat yaitu agar bapak tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan”
“Nah Mbak, Mbak sudah lihat kan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila tanda-tanda
kemarahan itu muncul. Mbak bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan jadwal latihan
cara mengontrol marah yang sudah dBapakat yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan obat
teratur”.
“Kalau bapak bisa melakukan latihannya dengan baik  jangan lupa dipuji ya Mbak”.
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat
bapak?”
2) Evaluasi Objektif
“Coba Mbak sebutkan lagi cara merawat bapak”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Setelah ini coba Mbak ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk bapak ya Mbak”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang telah kita
bicarakan tadi langsung kepada bapak?”
2) Waktu
“Jam berapa Mbak datang? Berapa lama kita akan berbincang? Bagaimana kalau
30 menit ?”
3) Tempat
“Dimana kita bisa berbincang lagi? Bagaimana kalau disini
saja?”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) KELUARGA


Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke II (dua)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
Klien mengatakan dirinya dapat mengenal peyebab marah
b. Data Objektif
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan :
a. Keluarga mampu mempraktikan cara merawat klien perilaku kekerasan.
b. Keluarga mampu melakukan cara merawat langsung klien perilaku kekerasan

4. Tindakan Keperawatan
SP II K
a. Melatih keluarga memraktekkan cara merawat klien dengan perilaku
kekerasan
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien perilaku
kekerasan

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum wr.wb. mbak, masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi validasi
“Bagaimana Mbak? Masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau Bapak
tanyakan?”
c. Kontrak
1) Topik
“Sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi untuk latihan
cara-cara mengontrol rasa marah bapak.”
2) Waktu
“Berapa lama mbak kita mau latihan? Bagaimana kalau 30 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita akan latihan, Mbak? Bagaimana kalau kita latihan disini saja?
Sebentar saya panggilkan bapak supaya bisa berlatih bersama”
2. Kerja
”Nah pak, coba ceritakan kepada Mbak, latihan yang sudah Bapak lakukan.”
“Bagus sekali. Coba perlihatkan kepada Mbak jadwal harian Bapak! Bagus!”
”Nanti di rumah Mbak bisa membantu bapak latihan mengontrol kemarahan Bapak.”
”Sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya pak?”
”Masih ingat pak, Mbak. Kalau tanda-tanda marah sudah bapak rasakan maka yang harus
dilakukan bapak adalah?”
”Ya, betul. Bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan/tiup
perlahan–lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari
hidung, bagus, tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali, coba mbak temani dan
bantu bapak menghitung latihan ini sampai 5 kali”.
“Bagus sekali, bapak dan mbak sudah bisa melakukannya dengan baik”.
“Cara yang kedua masih ingat pak, mbak?”
“ Ya, benar, kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur
dan bantal”.
“Sekarang coba kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau
nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan
tersebut dengan memukul kasur dan bantal.”
“Nah, coba bapak lakukan sambil didampingi Bapak, berikan bapak semangat ya bu. Ya,
bagus sekali bapak melakukannya”.
“Cara yang ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak, coba
praktekkan langsung kepada Mbak cara bicara ini:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Nak, Bapak perlu uang untuk beli rokok!’.
Coba bapak praktekkan. Bagus pak.
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba
bapak praktekkan. Bagus pak
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba
praktekkan. Bagus”
“Cara berikutnya adalah kalau bapak sedang marah apa yang harus dilakukan?”
“Baik sekali, bapak coba langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga
marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian
sholat”.
“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur dengan didampingi mbak untuk meredakan
kemarahan”.
“Cara terakhir adalah minum obat teratur ya pak, mbak agar pikiran bapak jadi tenang, 
tidurnya juga tenang, tidak ada rasa marah”
“Bapak coba jelaskan berapa macam obatnya?”
“Bagus. Jam berapa minum obat?”
“Bagus. Apa guna obat tersebut?”
“Bagus. Apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat?”
“Wah bagus sekali!”
“Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang bapak dapatkan, bapak
tolong selama di rumah ingatkan bapak untuk meminumnya secara teratur dan jangan
dihentikan tanpa sepengetahuan dokter”

3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Baiklah mbak, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan mbak setelah kita
latihan cara-cara mengontrol marah langsung kepada bapak?”
2) Evaluasi Objektif
“Bisa mbak sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Selanjutnya tolong pantau dan motivasi Bapak melaksanakan jadwal latihan yang
telah dibuat selama di rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk Bapak bila dapat
melakukan dengan benar ya, Mbak”
c. Kontrak
1) Topik
“Karena Bapak sebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi
Bapak bertemu saya untuk membicarakan jadwal aktivitas Bapak selama di rumah
nanti.”
2) Waktu
“Jam berapa Mbak datang? Berapa lama mbak ingin berbincang-bincang? Oh, 15
menit. Baiklah.”
3) Tempat
“Lalu dimana kita akan berbincang-bincang? Oh, sama disini. Baiklah, Mbak.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) KELUARGA
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke III (tiga)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
Klien mengatakan sudah mengetahui perasaan marah dan akibat tindakan yang
dilakukan saat marah
b. Data Objektif
Klien tampak tenang dan kooperatif

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan :
a. Keluarga mampu membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat secara
mandiri.
b. Keluarga mematuhi jadwal yang telah dBapakat untuk kesembuhan klien.
c. Keluarga mengerti/memahami follow up yang telah diarahkan pada klien.

4. Tindakan Keperawatan
SP III K
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
b. Menjelaskan follow up klien setelah pulang
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, Pak, Mbak. Masih ingatkah dengan saya kan, Mbak?”

b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana mbak, selama mbak membesuk apakah sudah terus berlatih cara
merawat bapak? Apakah sudah dipuji keberhasilannya?”
c. Kontrak
1) Topik
“Karena besok bapak sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita sekarang
ketemu, nah sekarang bagaimana kalau kita bicarakan jadwal di rumah?”
2) Waktu
“Berapa lama mbak mau kita berbicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau birbincang-
bincangnya disini saja?”

2. Kerja
“Mbak, jadwal yang telah dBapakat selama bapak di rumah sakit tolong dilanjutkan
dirumah, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya. Mari kita lihat jadwal
bapak”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
bapak selama di rumah. Kalau misalnya bapak menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika  hal ini terjadi segera datang ke
puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat ya”
“Nanti petugas puskemas tersebut yang akan memantau perkembangan bapak selama
dirumah”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana Mbak apakah sudah paham? Ada yang ingin ditanyakan?”
2) Evaluasi Objektif
“Coba Mbak sebutkan apa saja yang perlu diperhatikan” (jadwal kegiatan, tanda
atau gejala, follow up ke Puskesmas).
b. Rencana Tindak Lanjut
“Jangan lupa ya, Mbak materi yang telah saya ajarkan 3 hari ini, baik cara merawat
bapak maupun mengatur jadwal bapak dirumah nanti diterapkan, ya.”
“Baiklah, silakan menyelesaikan administrasi ya, Mbak”
“Saya akan persiapkan pakaian dan obat.”
c. Kontrak
1) Topik
“Karena bapak sudah boleh pulang, nanti silahkan mbak datang lagi untuk
memeriksakan atau mengontrolkan keadaan bapak ya, Mbak. Bagaimana
perkembangan kondisi bapak”
2) Waktu
“Satu bulan kemudian ya, Mbak.”
3) Tempat
“Tempatnya nanti silahkan datang ke poliklinik lagi ya, Mbak.”

5. Lakukan responsi awal dan akhir dengan pembimbing


6. Lakukan tindakan keperawatan bedasarkan SP dengan probandus (pasien) melalui video
dan VC sesuai kontrak dengan penguji
7. Buat evaluasi SOAP setelah tindakan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai