Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan adalah bagian dari pembangunan daerah yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya
seluruh potensi baik masyarakat, swasta maupun pemerintah. Untuk
menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan diciptakan Visi
Kabupaten Tanah, yang merupakan cerminan masyarakat yang ditandai
oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat
serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata di seluruh wilayah Kabupaten Tanah Laut
sebagai upaya untuk mewujudkan sumber daya manusia ( SDM ) yang
berkualitas dan berdaya saing.
Pembangunan kesehatan daerah yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, dalam tiga dekade ini telah cukup berhasil
meningkatkan derajat kesehatan. Namun demikian derajat kesehatan di
Kabupaten Tanah Laut masih terhitung rendah dibandingkan dengan
kabupaten lain. Permasalahan utama yang dihadapi adalah masih rendahnya
kualitas kesehatan penduduk terutama pada penduduk miskin yang antara
lain ditunjukkan dengan masih relatif tingginya angka kematian ibu
maternal, kematian bayi, masih relatif tingginya angka kesakitan akibat
beberapa penyakit menular serta kecenderungan semakin meningkatnya
penyakit tidak menular, masih kurang optimalnya kualitas kesehatan serta
akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu, belum memadainya
jumlah, penyebaran, komposisi dan mutu tenaga kesehatan dan belum
optimalnya alokasi pembiayaan kesehatan untuk penduduk miskin.
Sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, mewajibkan setiap Unit Kerja Perangkat Daerah membuat Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya
disebut Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang akan
1
dipergunakan sebagai dasar dalam penyusunan Rencana Kerja ( Renja ) dan
Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah. Selain itu tuntutan masa depan
dimana tantangan yang mengarah kepada peningkatan efisiensi dan
efektivitas dalam melaksanakan tugas pemerintahan yang baik ( Good
Governance ), maka perlu menyusun Perencanaan strategis sebagai instrumen
manajemen publik yang meliputi perumusan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran,
Kebijakan dan Program.
Rencana Strategis Puskesmas Takisung sejalan dengan Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut ini disusun dengan mengacu pada
pendekatan perencanaan yang ditetapkan dalam Undang – Undang Nomor
25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan
berpedoman pula pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
( RPJM Daerah ) Kabupaten Tanah Laut Tahun 2014 - 2018 dan Rencana
Strategis Daerah Kabupaten Tanah Laut. Rencana Strategis Puskesmas
Takisung merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang
memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan
dilaksanakan langsung oleh Puskesmas Takisung maupun dengan
mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu tahun 2014-2018.
Rencana Strategis Puskesmas Takisung Tahun 2014 - 2018 ini selanjutnya
dipergunakan dalam penyusunan Rencana Kerja ( Renja ) Puskesmas
Takisung dari tahun 2014 sampai dengan 2018.

B. Landasan Hukum
Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentan Sistem
Perencanaan Pembangunan nasional yang dalam hal ini termasuk pula
perencanaan pembangunan di daerah, maka perencanaan pembangunan
daerah merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan nasional.
Sejalan dengan itu Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, juga
mengamanatkan bahwa dalam perencanaan pembangunan di daerah perlu
disusun Rencana Strategis Daerah yang dimuat dalam masing-masing
Rencana Strategis SKPD. Selain itu dalam penyusunan Rencana Strategis
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Laut juga
didasarkan pada :

2
1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4483);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4725);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Tahun
2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4741);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008
Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4815);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20,
Tambahan Lembaran negara nomor 4816);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran negara Nomor 4817);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran negara Tahun 2008 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

3
11. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009 (lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 11);
12. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah dirubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 11 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 – 2025;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 13 Tahun 2008 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tanah Laut;

17. Peraturan Bupati Tanah Laut Nomor 24 Tahun 2009 tentang Tugas
Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Unsur-unsur organisasi Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Laut.

C. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Rencana Strategi ( Renstra ) Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut
2014 – 2018 disusun dengan maksud untuk mengoptimalkan peran
Dinas Kesehatan dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat dan
pembangunan kesehatan daerah, meningkatkan dan mengembangkan
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dalam kerangka
perwujudan Good and Clean Governance.
2. Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Strategis ini adalah sebagai berikut :
1. Tersusunnya Rencana Strategis yang merupakan pedoman untuk
meningkatkan kinerja Puskesmas Takisung.

4
2. Tersusunnya instrumen pengukuran kinerja pembangunan
kesehatan di Puskesmas Takisung.
3. Tersusunnya kebijakan yang diperlukan sesuai skala prioritas
dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Takisung.
4. Tersusunnya rencana kegiatan yang merupakan penjabaran dari
rencana strategis Puskesmas Takisung.
5. Tersusunnya program-program kegiatan Puskesmas Takisung.
6. Tersusunnya kegiatan-kegiatan dalam kurun waktu dan
pembiayaan.

5
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD

A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD


Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Laut berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut
No. 10 Tahun 2004. Sedangkan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Laut adalah sebagai berikut :
1. Pembinaan umum dibidang kesehatan meliputi pendekatan peningkatan
( promotif ), pencegahan ( preventif ), pengobatan ( kuratif ) dan
pemulihan ( rehabilitatif ).
2. Pembinaan teknis di bidang upaya pelayanan kesehatan dasar dan upaya
pelayanan kesehatan rujukan berdasarkan kebijaksanaan teknis yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
3. Pembinaan Operasional sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya susunan organisasi Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Laut terdiri dari Kepala Dinas Kesehatan, Bagian Tata
Usaha, Bidang Pelayanan Kesehatan dan Promosi, Bidang Kesehatan
Keluarga, Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Bidang
Penyehatan Lingkungan, Gudang Farmasi UPT Dinas Kesehatan serta
Cabang Dinas UPT atau kelompok Jabatan Fungsional ( dapat dilihat pada
bagan SOTK ).

Tugas Pokok dan Fungsi dari berbagai jabatan sesuai dengan Struktur
Organisasi dan Tata Kerja ( SOTK ) Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :

6
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas :
a. Mengkoordinasikan, merumuskan sasaran, membina, mengarahkan,
menyelenggarakan, mengevaluasi dan melaporkan seluruh kegiatan
Dinas Kesehatan sesuai dengan kewenangannya kepada Sekretaris
Daerah.
b. Memimpin, mengarahkan, merencanakan dan merumuskan kebijakan
teknis dibidang Kesehatan;
c. Merumuskan kebijakan teknis di bidang kesehatan sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh bupati berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
d. Melaksanakan pembinaan teknis pengembangan pelayanan kesehatan;
e. Melaksanakan pembinaan teknis peralatan dan perlengkapan
kesehatan;
f. Melaksanakan pembinaan teknis pengendalian, pencegahan,
pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan;
g. Melaksanakan pembinaan teknis pengembangan farmasi dan alat
kesehatan;
h. Melaksanakan pembinaan teknis promosi kesehatan;
i. Melaksanakan pembinaan teknis kesehatan keluarga;
j. Melaksanakan kemitraan dalam pelayanan kesehatan;
k. Melaksanakan pembinaan teknis peningkatan kualitas tenaga medis
dan non medis;
l. Mengkoordinasikan dengan instansi terkait sehubungan dengan
pengawasan obat dan makanan;
m.Melaksanakan pembinaan unit pelaksana teknis daerah;
n. Membina, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pelayanan
kesehatan berdasarkan kententuan peraturan prundang-undangan;
o. Membuat laporan kinerja bidang kesehatan berdasarkan tugas pokok
dan fungsi serta kewenangannya kepada sekretaris daerah;
p. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh sekretaris daerah
sesuai dengan bidang tugasnya.

Sedangkan fungsinya adalah :

7
a. Perumusan kebijakan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan
pemberian perizinan bidang kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh Bupati melalui Sekretaris Daerah berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Penyusunan prosedur tetap dan mekanisme kerja bidang kesehatan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, pengawasan dan pengendalian
secara teknis bidang kesehatan yang menjadi ruang lingkup tugasnya;
d. Pengkoordinasian dan pengendalian perumusan kebijakan
penyelenggaraan kesehatan yang meliputi bidang pelayanan
kesehatan, bidang pencegahan, pengamatan penyakit,pemberantasan
penyakit dan penyehatan lingkungan, bidang promosi kesehatan,
bidang kesehatan keluarga;
e. Pelaksanaaan pemberian rekomendasi tehnis perizinan bidang
kesehatan;
f. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan;
g. Pengkoordinasian dan penanganan epidemik penyakit dengan instansi
terkait dalam rangka penanggulangan, pemberantasan dan sterilisasi
lingkungan;
h. Pengkoordinasian dan pengawasan peredaran obat dan makanan,
registrasi makanan dan minuman, alat kesehatan dengan instansi
terkait;
i. Pengawasan administrasi dan teknis terhadap pelaksanaaan peraturan
perundang-undangan dibidang kesehatan;
j. Pengkoordinasian dan pengawasan penggunaan/pencampuran bahan
berbahaya dalam pembuatan/pengolahan makanan dan minuman dan
produk kesehatan;
k. Pengawasan dan pengendalian usaha kesehatan baik yang memiliki
perizinan maupun yang tidak memiliki perizinan;
l. Penyusunan data, evaluasi dan penyiapan laporan pelaksanaan
program kerja dan penyusunan statistik dan dokumentasi di
lingkungan Dinas Kesehatan;
m.Penyelenggaraan Kesekretariatan;

n. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati/Wakil Bupati


melalui Sekretaris Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan
8
o. Pemberian saran-saran dan pertimbangan kepada Bupati/Wakil
Bupati melalui Sekretaris Daerah tentang langkah - langkah dan
tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.

2. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas :
a. Mengkoordinasikan perencanaan, penyusunan program kegiatan dan
pengendalian terhadap program, administrasi dan sumber daya di
lingkungan Dinas Kesehatan;
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan urusan kesekretariatan yang meliputi
ketatausahaan, administrasi dan kebutuhan rumah tangga,
kepegawaian, keuangan, perencanaan program, pembinaan dan
pengendalian terhadap program, pengumpulan data dan penyusunan
laporan;

c. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan umum dan


kepegawaian;
d. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan penyusunan
program dan pelaporan;

e. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pengelolaan


keuangan;
f. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas berdasarkan hasil
kerja sebagai bahan evaluasi bagi atasan.
g. Membuat laporan kinerja atas penyelenggaraan unsur kesekretariatan
kepada Kepala Dinas sebagai bahan pertanggung jawaban;
h. Menerima laporan kinerja bidang dan menyampaikannya kepada
Kepala Dinas untuk evaluasi; dan
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan
sesuai dengan bidang tugasnya.

Sedangkan fungsinya adalah :


a. Pengkoordinasian Penyelenggaraan Tugas Dinas Kesehatan Dan
Memberikan Pelayanan Administrasi Kepada Bidang-Bidang Lain Di
Lingkungan Dinas Kesehatan;

9
b. Penyusunan Rencana Program Kerja Dan Anggaran Belanja Dinas
Kesehatan;
c. Penyiapan Peraturan Perundang-Undangan Di Bidang Kesehatan
Sesuai Dengan Norma, Standard Dan Prosedur Yang Ditetapkan Oleh
Pemerintah;
d. Penyelenggaraan Urusan Tata Usaha Kantor, Rumah
Tangga/Perlengkapan Dan Urusan Kepegawaian Di Lingkungan
Dinas Kesehatan;
e. Penyusunan Data, Evaluasi Dan Penyiapan Laporan Pelaksanaan
Program Kerja Dan Penyusunan Statistik Dan Dokumentasi Di
Lingkungan Dinas Kesehatan;
f. Pelaksanaan Tugas Lain Yang Diberikan Oleh Kepala Dinas Sesuai
Dengan Tugas Dan Fungsinya; Danpemberian Saran-Saran Dan
Pertimbangan Kepada Kepala Dinas Tentang Langkah - Langkah Dan
Tindakan Yang Perlu Diambil Dalam Bidang Tugasnya.

3. Kepala Sub bagian Kepegawaian


Mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menghimpun dan mengelola bahan dan data kepegawaian yang
meliputi pengangkatan, pemberhentian, kenaikan pangkat, kenaikan
gaji berkala, promosi, mutasi, cuti, askes, taspen dan lain-lain;
b. Mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan pegawai
beserta keluarga seperti restitusi pengobatan, taspen dan lain-lain;
c. Merencanakan dan melaksanakan pengembangan sumber daya
manusia (sdm) pegawai;
d. Melaksanakan pengelolaan administrasi tenaga kesehatan;
e. Melaksanakan analisis penempatan tenaga kesehatan;
f. Menentukan formasi kebutuhan tenaga kesehatan;
g. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan sub bagian
kepegawaian
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris; dan
i. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada sekretaris tentang
langkah langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang
tugasnya.

10
4. Kepala Sub bagian Umum dan Perlengkapan
Mempunyai tugas sebagai berikut :
a.Melaksanakan urusan surat masuk dan surat keluar, kearsipan, rumah
tangga dan perlengkapan dan keamanan kantor serta kenyamanan
kerja;
b. Mengelola urusan perjalanan dinas dan keprotokolan;
c. Mengendalikan surat masuk dan surat keluar;
d. Mengendalikan arsip aktif;
e. Melaksanakan kegiatan pengetikan dan penggandaan surat;
f. Melaksanakan administrasi barang dan perlengkapan kantor;
g. Menyiapkan rencana kebutuhan barang dan perlengkapan kantor;
h. Menyiapkan bahan administrasi pengadaan, penyaluran dan
pemakaian, penggunaan dan penghapusan barang dan perlengkapan;
i. Menyiapkan bahan administrasi penggunaan dan pemakaian
kendaraan bermotor;
j. Melaksanakan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan;
k. Mempersiapkan rencana kebutuhan barang unit (rkbu) dan rencana
pemeliharaan barang unit (rpbu);
l. Menyiapkan bahan laporan dinas kesehatan;
m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan
bidang tugasnya; dan
n. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada sekretaris tentang
langkah - langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang
tugasnya.

5. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan


a) Menyiapkan bahan penyusunan rencana program, pengumpulan dan
pengolahan data kegiatan serta mengolah dan menganalisis data
laporan pelaksanaan program dinas kesehatan;
b) Mengumpulkan dan mensistematisasikan data untuk bahan
penyusunan perencanaan dinas kesehatan ;
11
c) Menyiapkan bahan analisis, evaluasi serta pengendalian terhadap
pelaksanaan perencanaan dinas kesehatan;
d) Mengkoordinasikan penyusunan laporan pelaksanaan perencanaan
dinas kesehatan;
e) Menyiapkan bahan penyusunan program dan rencana anggaran
rutin, menyelenggarakan pelayanan administrasi keuangan rutin,
melaksanakan pembukuan keuangan, menyusun laporan keuangan
rutin, memelihara bahan dan penyelenggaraan dokumen keuangan
serta membuat laporan pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
f) Menyusun rencana kegiatan rutin sebagai bahan rka;
g) Menyiapkan bahan dokumen pelaksanaan anggaran (dpa);
h) Memelihara dan menyimpan bukti dan dokumen keuangan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
i) Menyusun laporan bulanan, triwulan dan tahunan keuangan rutin
sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai pertanggung jawaban;
j) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan
bidang tugasnya; dan
k) Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada sekretaris tentang
langkah - langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang
tugasnya.

6. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan


Mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Merencanakan kebijakan teknis tingkat daerah, menyelenggarakan
bimbingan teknis, evaluasi , registrasi, akreditasi dan sertifikasi sarana
dan peralatan kesehatan, penyelenggara kefarmasian meliputi obat,
makanan dan minuman, napza, kosmetik dan alat kesehatan serta
penyusunan pelaporan di bidang pelayanan medis dasar dan Farmasi;

b. Merencanakan operasional, mengatur dan mengevaluasi pelaksanaan


kegiatan pelayanan kesehatan dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan;

c. Melaksanakan inventarisasi, identifikasi farmasi dan alat kesehatan;

12
d. Menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan tugas bidang pelayanan
kesehatan dengan instansi terkait;
e. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan,
kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan
lainnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan sebagai
pedoman dan landasan kerja;
f. Mencari, menghimpun dan mengolah data serta informasi yang
berhubungan dengan pengembangan kesehatan;
g. Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan urusan
pelayanan kesehatan dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan
masalah;
h. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas berdasarkan
hasil kerja sebagai bahan evaluasi bagi atasan;
i. Membuat laporan kinerja atas penyelenggaraan pengembangan lahan
kepada Kepala Dinas sebagai bahan pertanggung jawaban melalui
Sekretariat Dinas Kesehatan; dan
j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan bidang tugasnya.

Sedangkan fungsinya adalah :


a. Perencanaan pelaksanaan teknis bidang pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan, kefarmasian dan alat kesehatan, serta upaya
pengembangan kesehatan;
b. Perumusan kebijakan, standard, pedoman, prosedur skala daerah
bidang pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, kefarmasian dan alat
kesehatan, serta upaya pengembangan kesehatan;
c. Penyelenggaraan program bidang pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan, kefarmasian dan alat kesehatan, serta upaya pengembangan
kesehatan;
d. Pemberian bimbingan teknis, evaluasi dan penyusunan pelaporan;
e. Pelaksanaan administrasi Bidang pelayanan kesehatan; dan
f. Pelaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya;

7. Kepala Seksi pelayanan Kesehatan


13
Mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun program kerja seksi pelayanan kesehatan;
b. Menyusunan Petunjuk teknis penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dan rujukan;
c. Monitoring, evaluasi dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan;
d. Menyusun perencanaan, penyelenggaraan kegiatan, bimbingan
teknis, evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pelayanan
kesehatan dasar meliputi usaha kesehatan perorangan dan usaha
kesehatan masyarakat;
e. Mengumpulkan bahan perencanaan kebijakan dan kegiatan,
standard, pedoman, kriteria, prosedur skala daerah ,
menyelenggarakan kegiatan menyiapakan bahan evaluasi dan
penyusunan laporan pelaksanaan , di seksi pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan, puskesmas dan jaringannya;
f. Menyusun laporan seksi;
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya; dan
h. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang
tentang langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam
bidang tugasnya.

8. Kepala Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan


Mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun program kerja seksi;
b. Merencanakan, menyelenggarakan kebijakan dibidang penyediaan
obat publik, pengelolaan obat publik, pelayanan farmasi
komunitas,farmasi klinik serta kerja sama profesi, penggunaan obat
rasional dan obat essensial. Registrasi, akreditasi,sertifikasi alat
kesehatan tertentu sesuai peraturan perundang-undangan ;
c. Pengambilan contoh/sampling sediaan farmasi di lapangan ;
d. Pengawasan, pemeriksaan, penyimpanan gudang obat, Apotik
Puskesmas dan pendistribusian sediaan farmasi alat kesehatan;
14
e. Bimbingan teknis dan evaluasi dan menyusun laporan di bidang
pelayanan kefarmasian meliputi obat, napza, dan alat kesehatan;
f. Mengkoordinasikan penyusunan rencana farmasi dan alat kesehatan;
g. Melaksanakan pengendalian penyelenggaraan kegiatan farmasi dan
alat kesehatan;
h. Menyusun laporan seksi;
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya; dan
j. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang
tentang langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam
bidang tugasnya

9. Kepala Seksi Upaya Pengembangan Kesehatan


Mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun program kerja seksi;
b. Pelaksanaan Bimbingan Teknis Pengembangan Kesehatan .
c. Mengolah data, analisis dan perumusan kebijakan teknis
pengembangan kesehatan.
d. Merencanakan dan menyelenggarakan kebijakan dibidang
pengembangan kesehatan tertentu sesuai peraturan perundang-
undangan ;
e. Merencanakan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan akibat
bencana;
f. Pemberian izin praktek tenaga kesehatan tertentu;
g. Pemberian rekomendasi izin sarana kesehatan seperti poliklinik
swasta, apotik, toko obat, salon kecantikan dan komestik serta idustri
kecil obat tradisional;
h. Menyusun laporan seksi;
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya; dan
j. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang
tentang langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam
bidang tugasnya

10. Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan


15
Mempunyai tugas :
a. Membuat perencanaan, menyelenggarakan kegiatan, bimbingan
teknis, evaluasi dan menyusun laporan di bidang Pengendalian
Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan;
b. Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan urusan
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dan menyiapkan
bahan petunjuk pemecahan masalah;
c. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas berdasarkan
hasil kerja sebagai bahan evaluasi bagi atasan;
d. Membuat laporan kinerja atas penyelenggaraan pengembangan lahan
kepada Kepala Dinas sebagai bahan pertanggung jawaban melalui
Sekretariat Dinas Kesehatan; dan
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan bidang tugasnya.

Sedangkan fungsinya adalah :


a. Perencanaan kebijakan teknis di bidang Pengendalian Penyakit Dan
Penyehatan Lingkungan serta pengendalian wabah dan bencana;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang Pengendalian Penyakit Dan
Penyehatan Lingkungan serta pengendalian wabah dan bencana;
c. Pemberian Bimbingan teknis di bidang Pengendalian Penyakit Dan
Penyehatan Lingkungan serta pengendalian wabah dan bencana;
d. Penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan
kegiatan dibidang Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan serta pengendalian wabah dan bencana;
e. Pemfasilitasi kajian dan penyebaran informasi data epidemiologi oleh
Tim Epidemiologi; dan
f. Pelaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya

11. Seksi Pencegahan dan Pengamatan Penyakit


Mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun program kerja seksi;
b. Menyusun petunjuk teknis pencegahan dan pengamatan penyakit.

16
c. Melaksanakan Bimbingan Teknis Pencegahan dan Pengamatan
Penyakit .
d. Menyelenggarakan pencegahan penyakit (imunisasi);
e. Menyelenggarakan Survei Lans Terpadu, Survei Penyakit tertentu,
investigasi dan pengawasan kesehatan calon jemaah haji;
f. Melaksanakan pengolahan data, analisis dan perumusan kebijakan
teknis pencegahan penyakit;
g. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan;
h. Membuat laporan surveilans epidemiologi dan imunisasi;
i. Menyusun Laporan Seksi;
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya; dan
k. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang
tentang langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam
bidang tugasnya.

12. Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit


Mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun program kerja seksi;
b. Menyusun petunjuk teknis pemberantasan penyakit.
c. Merencanakan dan menyelenggarakan bimbingan teknis dan
sosialisasi kepada masyarakat mengenai pemberantasan penyakit ;
d. Monitoring dan evaluasi kegiatan pemberantasan penyakit ;
e. Membuat laporan pengendalian penyakit menular langsung,
pengendalian penyakit menular bersumber binatang, pengendalian
penyakit tidak menular;
f. Menyelenggarakan pemberantasan dan pengendalian wabah dan
bencana meliputi kesiap siagaan, mitigasi , tanggap darurat dan
pemulihan ;
g. Menyusun Laporan Seksi;
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya; dan

17
i. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang
tentang langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam
bidang tugasnya.

13. Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan


Mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun program kerja seksi;
b. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis penyehatan lingkungan ;
c. Merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi penyelenggaraan
penyehatan tempat-tempat umum ;
d. Merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi penyelenggaraan
pengawasan kualitas air dan lingkungan ;
e. Merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi penyelenggaraan
penyehatan lingkungan pemukiman ;
f. Merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi makanan dan
minuman.
g. Merencanakan, menyelenggarakan bimbingan teknis, monitoring dan
evaluasi kegiatan penyehatan lingkungan ;
h. Membuat laporan kegiatan penyehatan lingkungan meliputi
penyehatan air, pengawasan kualitas lingkungan, penyehatan
kawasan dan sanitasi darurat, sanitasi makanan dan bahan pangan
serta pengamanan limbah;
i. Menyusun Laporan Seksi;
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya; dan
k. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang
tentang langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam
bidang tugasnya.

14. Kepala Bidang kesehatan keluarga


Bidang Kesehatan Keluarga mempunyai tugas :
a. Melakukan membuat perencanaan,menyelenggarakan kegiatan,
bimbingan teknis, evaluasi dan menyusun laporan di bidang
kesehatan keluarga meliputi kesehatan ibu, anak dan keluarga

18
berencana, gizi dan kesehatan remaja, usia lanjut dan usaha kesehatan
sekolah (UKS);
b. Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan urusan
program kesehatan keluarga dan menyiapkan bahan petunjuk
pemecahan masalah;
c. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas berdasarkan
hasil kerja sebagai bahan evaluasi bagi atasan;
d. Membuat laporan kinerja atas penyelenggaraan pengembangan lahan
kepada Kepala Dinas sebagai bahan pertanggung jawaban melalui
Sekretariat Dinas Kesehatan; dan
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Kesehatan Keluarga mempunyai fungsi ;


a. Perumusan kebijakan teknis di bidang bidang kesehatan keluarga
meliputi Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana, Gizi,
Kesehatan Remaja, Usia Lanjut dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);
b. Pembinaan dan penyelenggaraan kesehatan ibu, anak dan Keluarga
Berencana;
c. Pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat dalam upaya
peningkatan gizi dan Dampak Buruk Kekurangan Gizi (Bawah Garis
Merah) dan Kesehatan Remaja, Usia Lanjut dan Usaha Kesehatan
Sekolah;
d. Penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan
kegiatan di bidang kesehatan keluarga meliputi Kesehatan Ibu, Anak
dan Keluarga Berencana, Gizi, Kesehatan Remaja, Usia Lanjut dan
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ;
f. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan pelaksanaan di Bidang Kesehatan
Keluarga meliputi Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana,
Gizi, Kesehatan Remaja, Usia Lanjut dan Usaha Kesehatan Sekolah;
dan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya;
19
15. Kepala Seksi Kesehatan Ibu, anak
Mempunyai tugas :
a. Menyusun program kerja seksi;
b. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan kesehatan
ibu, anak dan keluarga berencana ;
c. Membina, mengawasi dan menyelenggarakan kesehatan ibu, anak
dan keluarga berencana ;
d. Mengumpulkan data dan informasi serta analisis perumusan
kebijakan teknis dalam upaya peningkatan kesehatan ibu, anak dan
keluarga berencana ;
e. Menyelenggarakan bimbingan teknis dan sosialisasi kepada kepada
masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan ibu, anak dan
keluarga berencana ;
f. Membuat laporan kegiatan Kesehatan ibu dan anak dan keluarga
berencana meliputi kesehatan maternal dan neonatal, kesehatan
balita, kesehatan ibu, dan kesehatan usia subur,
g. Menyusun laporan Seksi;
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya; dan
i. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang
tentang langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam
bidang tugasnya

16. Kepala Seksi Gizi


Mempunyai Tugas :
a. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis program peningkatan
kesehatan gizi masyarakat
b. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program
gizi masyarakat ;
c. Mengumpulkan data dan informasi, pengolahan dan analisis data
dalam rangka perumusan kebijakan teknis dalam upaya peningkatan
gizi masyarakat ;

20
d. Melaksanakan supervise dan bimbingan teknis serta sosialisasi baik
kepada petugas maupun masyarakat dalam upaya peningkatan
kesehatan gizi masyarakat ;
e. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi terhadap
kasus gizi kurang / buruk yang terjadi di masyarakat serta
mengambil upaya tindakan pemulihan gizi buruk masyarakat ;
f. Membuat laporan kegiatan peningkatan gizi masyarakat, meliputi
pemantauan konsumen gizi, pemantauan status gizi, KEP, GAKY,
kurang vitamin A, kewaspadaan pangan dan ggizi, dan kekurangan
gizi mikro;
g. Penyusunan laporan gizi;
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya; dan
i. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang
tentang langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam
bidang tugasnya

17. Seksi Kesehatan Remaja, Usia Lanjut dan Usaha Kesehatan Sekolah
Mempunyai Tugas :
a. Menyusun program kerja seksi;
b. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan kesehatan
Remaja, Usia Lanjut dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) masyarakat;
c. Membina dan mengawasi penyelenggaraan kesehatan Remaja, Usia
lanjut dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);
d. Mengumpulkan data dan informasi serta analisis perumusan
kebijakan teknis dalam upaya peningkatan kesehatan Remaja, Usia
lanjut dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);
e. Menyelenggarakan bimbingan teknis dan sosialisasi kepada kepada
masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan Remaja, Usia lanjut
dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) masyarakat;
f. Membuat laporan kegiatan kesehatan Remaja, Usia lanjut dan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS);
g. Mengawasi, mengendalikan dan evaluasi terhadap kasus penurunan
kesehatan Remaja, Usia lanjut dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

21
yang terjadi di masyarakat serta mengambil upaya tindakan
pemulihan kesehatan;
h. Menyusun laporan Seksi;
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya; dan
j. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang
tentang langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam
bidang tugasnya

18. Bidang Promosi Kesehatan


Mempunyai Tugas :

a. Melakukan membuat perencanaan,menyelenggarakan kegiatan,


bimbingan teknis, evaluasi dan menyusun laporan di bidang promosi
kesehatan meliputi promosi kesehatan, jaminan pemeliharaan
kesehatan dan peningkatan peran serta masyarakat menginventarisasi
permasalahan yang berhubungan dengan urusan pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan dan menyiapkan bahan
petunjuk pemecahan masalah;

b. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas berdasarkan


hasil kerja sebagai bahan evaluasi bagi atasan;

c. Membuat laporan kinerja atas penyelenggaraan pengembangan lahan


kepada Kepala Dinas sebagai bahan pertanggung jawaban melalui
Sekretariat Dinas Kesehatan; dan

d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas


sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Promosi Kesehatan mempunyai fungsi :


a. Perumusan kebijakan teknis di bidang promosi kesehatan meliputi
promosi kesehatan, jaminan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan
peran serta masyarakat ;
b. Penyelenggaraan kegiatan promosi kesehatan ;
c. Penyelenggaraan kegiatan peningkatan jaminan pemeliharaan
kesehatan;
22
d. Penyelenggaraan kegiatan peningkatan peran serta masyarakat;
e. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi kegiatan di bidang promosi
kesehatan meliputi promosi kesehatan, jaminan pemeliharaan
kesehatan dan peningkatan peran serta masyarakat;
f. Penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan
kegiatan di bidang promosi kesehatan meliputi promosi kesehatan,
jaminan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan peran serta
masyarakat ; dan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya

19. Kepala seksi promosi Kesehatan


Mempunyai Tugas :
a. Menyusun program kerja seksi;
b. Mengumpulkan dan menjaring informasi dari masyarakat sebagai
bahan penyusunan kebijakan dalam meningkatkan jaminan kesehatan
masyarakat;
c. Menyusun petunjuk teknis penyelenggaraan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan ;
d. Melaksanakan pengembangan jaminan kesehatan masyarakat ;
e. Mengawasi, mengendalikan dan evaluasi pelaksanaan jaminan
kesehatan masyarakat ;
f. Menyusun Laporan Seksi;
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya; dan
h. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang
tentang langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam
bidang tugasnya.

20. Kepala Seksi Peran Serta masyarakat


Mempunyai Tugas :
a. Menyusun program kerja seksi;
b. Mengumpulkan dan menjaring informasi dari masyarakat sebagai
bahan penyusunan kebijakan dalam meningkatkan peran serta
masyarakat ;
23
c. Menyusun petunjuk teknis penyelenggaraan dan peningkatan peran
serta masyarakat ;
d. Menyelenggarakan sosialisasi dan penyuluhan dalam upaya
memotivasi dan menumbuh kembangkan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan ;
e. Melaksanakan pengembangan upaya – upaya peningkatan peran
serta masyarakat di bidang kesehatan ;
f. Mengawasi, mengendalikan dan evaluasi pelaksanaan peran serta
masyarakat di lapangan ;
g. Menyusun Laporan Seksi;
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya; dan
i. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang
tentang langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam
bidang tugasnya.

21. Kepala seksi Jaminan Kesehatan Masyarakat


Mempunyai Tugas :
a. Menyusun program kerja seksi;
b. Mengumpulkan dan menjaring informasi dari masyarakat sebagai
bahan penyusunan kebijakan dalam meningkatkan jaminan kesehatan
masyarakat;
c. Menyusun petunjuk teknis penyelenggaraan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan ;
d. Melaksanakan pengembangan jaminan kesehatan masyarakat ;
e. Mengawasi, mengendalikan dan evaluasi pelaksanaan jaminan
kesehatan masyarakat ;
f. Menyusun Laporan Seksi;
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya; dan
h. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang
tentang langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam
bidang tugasnya.

B. Sumber Daya SKPD


24
Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi
Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan dan Pembiayaan Kesehatan seperti
pada uraian berikut :

1. SARANA KESEHATAN
a. Puskesmas
Tabel 2.1
JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU DAN PUSKESMAS KELILING
MENURUT KECAMATAN / PUSKESMAS TAHUN 2012

NO KECAMATAN PUSKESMAS PUSTU PUSLING


1 PANYIPATAN PANYIPATAN 2 1
BATAKAN 2 1
2 JORONG JORONG 2 1
  ASAM –ASAM 5 1
3 BATU AMPAR TAJAU PECAH 7 1
4 KINTAP KINTAP 3 2
SEI CUKA 1 1
5 PELAIHARI PELAIHARI 8 1
  SEI RIAM 1 1
ANGSAU 1 1
6 BAJUIN TANJUNG 4 1
  HABULU
TIRTA JAYA 2 1
7 TAKISUNG TAKISUNG 9 1
8 BATI – BATI BATI – BATI 3 1
  KAIT – KAIT 1 1
9 TAMBANG TAMBANG 2 1
10 ULANG
KURAU ULANG
KURAU 3 1
PADANG LUAS 3 1
11 BUMI - - -
MAKMUR 
JUMLAH 59 19

Apabila dilihat dari rasio Puskesmas per 100.000 penduduk terlihat


bahwa rasio Puskesmas terhadap penduduk di Kabupaten Tanah Laut
pada Tahun 2012 sebesar 5.9 per 100.000 penduduk ( pada tahun 2011
sebesar 5.7 per 100.000 penduduk ). Ini berarti pada periode Tahun 2012
setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh kurang lebih 6 unit
Puskesmas.

b. Rumah Sakit
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana
Rumah Sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas

25
perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah tempat tidur serta
rasionya terhadap jumlah penduduk.

Rasio tempat tidur terhadap jumlah penduduk di RSU H. Boejasin


Pelaihari pada Tahun 2012 sebesar 41.52 per 100.000 penduduk ( pada
tahun 2011 sebesar 34.4 per 100.000 penduduk ).

c. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat ( UKBM )


Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat ( UKBM ) di
Kabupaten Tanah Laut antara lain Posyandu, Pos Bersalin Desa
(Polindes) dan Desa Siaga.

Pada Tahun 2012 jumlah Pos Bersalin Desa ( Polindes ) sebanyak 55


buah, Posyandu sebanyak 273 buah dan Desa Siaga sebanyak 135
desa. Jadi dengan jumlah desa / kelurahan sebanyak 135, maka telah
mencapai 100 persen desa siaga.

Perkembangan Posyandu di Kabupaten Tanah Laut pada Tahun 2012


dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik : 2.1
PERSENTASE POSYANDU MENURUT STRATA
KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012

140 121
120
100
70 67
80
60 JumlahPosyandu
40
15
20
0
Pratama Madya Purnama Mandiri

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Posyandu dengan strata


Purnama sebesar 24,54% sedangkan yang mandiri masih sebesar
5,49%, ini berarti jumlah Posyandu aktif hanya sebesar 30,04%, bila

26
dibandingkan dengan tahun sebelumnya tidak ada
peningkatan/tetap, sisanya sebesar 69,96% yang terdiri dari
Posyandu dengan strata Pratama dan Madya tergolong belum
Posyandu aktif.

2. TENAGA KESEHATAN
Informasi tenaga kesehatan diperlukan bagi perencanaan dan pengadaan
tenaga serta pengelolaan kepegawaian. Kesulitan dalam memperoleh
data ketenagaan yang mutakhir antara lain disebabkan oleh sifat dari
data ketenagaan yang selalu berubah dengan cepat dan terus menerus.

Rasio tenaga kesehatan di kabupaten Tanah Laut dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel 2.2
RASIO TENAGA KESEHATAN
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012

JENIS
NO RASIO STANDAR
TENAGA
1 Dokter 19 per 100.000 pend. 40 per 100.000 pend.
2 Dokter Spesialis 2 per 100.000 pend. 6 per 100.000 pend.
3 Dokter Gigi 5 per 100.000 pend. 11 per 100.000 pend.
4 Apoteker dan 15 per 100.000 pend. 10 per 100.000 penduduk
Asisten untuk apoteker dan 30
Apoteker per 100.000 penduduk
untuk assisten apoteker.
5 Perawat 111 per 100.000 pend. 117,5 per 100.000 pend.
6 Bidan 79 per 100.000 pend. 100 per 100.000 pend.
7 Tenaga Gizi 13 per 100.000 pend. 22 per 100.000 pend.
8 Tenaga Sanitasi 10 per 100.000 pend. 40 per 100.000 pend.
9 Tenaga Kesmas 11 per 100.000 pend.
10 Tenaga Teknisi 12 per 100.000 pend.
Medis
11 Fisioterapis 1 per 100.000 pend.

Dari tabel diatas, terlihat bahwa rasio tenaga kesehatan terhadap


penduduk di Kabupaten Tanah Laut masih dibawah standar yang
diharapkan, sehingga masih diperlukan upaya pemenuhan kebutuhan
tenaga kesehatan, yang tentunya melalui analisa kebutuhan tenaga
kesehatan.
27
3. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan Dinas kesehatan di Kabupaten Tanah Laut yang bersumber
dana APBD pada periode 2001 s.d. 2012 berkisar antara 4% - 9% dari
anggaran belanja daerah, seperti terlihat pada grafik berikut.

Grafik : 2.2
ANGGARAN KESEHATAN PER TAHUN
DI KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2004 S.D. 2012

60.000.000.000 54.906.225.320
53.271.789.880

50.000.000.000
42.438.568.000
47.348.081.625
40.000.000.000
34.611.812.000 42.456.738.380
36.963.610.286
30.000.000.000

20.000.000.000 13.621.204.000

10.000.000.000 15.347.553.263

-
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pada Tahun 2012 total alokasi anggaran kesehatan pemerintah baik


bersumber APBD maupun APBN sebesar Rp. 53.271.789.880,-
dibandingkan jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut Tahun 2012,
maka alokasi anggaran kesehatan per-Kapita per-tahun sebesar Rp.
175.565.34,- ( pada tahun 2011 sebesar Rp. 156.817.56,-. ), bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami kecenderungan
peningkatan.
Bila dibandingkan target nasional sebesar Rp. 100.000,- per-Kapita per-
tahun, terlihat bahwa alokasi anggaran kesehatan per-Kapita per-tahun di
Kabupaten Tanah Laut pada Tahun 2012 sudah melampaui target
nasional. Total APBD Kabupaten Tanah Laut Tahun 2012 sebesar Rp.
967.360.204.949,- . Maka alokasi APBD untuk kesehatan mencapai 5.29%.

C. Kinerja Pelayanan SKPD


28
Derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh berbagai faktor yang saling
berinteraksi satu sama lain. Status kesehatan masyarakat diukur melalui
angka kesakitan penyakit (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) serta
peningkatan umur harapan hidup (Life Expectacy). Berbagai upaya yang
dilakukan secara terpadu untuk menekan kesakitan pada penyakit tertentu
dan kematian pada bayi, balita dan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas.

Pada dasarnya upaya penurunan jumlah bayi lahir mati, jumlah kematian
neonatus, jumlah kematian bayi, kematian balita, kematian ibu melahirkan
(maternal) dan upaya program / kegiatan kesehatan lainnya terus dilakukan
untuk menekan angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi dan
Anak sesuai dengan target Rencana Strategis Dinas kesehatan Tahun 2014 –
2018.

Untuk melihat gambaran derajat kesehatan masyarakat / kinerja pelayanan


dan realisasi keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut dapat dilihat
pada tabel 2.3 dan 2.4 terlampir.

D. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD


Berdasarkan analisis berbagai aspek dalam pembangunan kesehatan di
Kabupaten Tanah Laut maka dapat diidentifikasi factor-faktor Peluang dan
tantangan sebagai berikut :
1) Peluang
a) Undang-Undang RI nomr 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
b) Adanya Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
c) Adanya Undang-Undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktek
kedokteran
d) Adanya Undang-Undang nomor 40 tahun 2004 tentang system
Jaminan Sosial Nasional dan terbentuknya Badan Pelaksana Jaminan
Sosial tahun 2014.
e) Kesepakatan para Bupati dan Walikota tanggal 28 Juli 2000 untuk
menyedikan alokasi dana kesehatan minimal 15% dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah atau 5% dari Pendapatan Domestik Bruto.
f) Tersedianya fasilitas Pelayanan kesehatan yang memadai.

29
g) Adannya Kelompok Kerja Operasional bidang kesehatan seperti
Pokjanal Posyandu.
h) Adanya sumber dana untuk kesehatan yang berdumber masyarakat
melalui program JPKM, Dana Sehat, Dana Sosial Ibu Bersalin, beras
perelek/jimpitan, dana kematian dll.
i) Adanya pertemuan rutin di desa seperti pertemuan mingguan di
desa, pengajian/majelis ta’lim.
j) Adanya Kader kesehatan.
k) Bertambahnya fasilitas pelayanan / klinik pelayanan kesehatan
swasta
l) Tersedianya peralaan kesehatan dan penunjang kesehatan yang
cukup memadai.
m) Terpenuhinya kebutuhan obat di fasilitas pelayanan kesehatan Dasar
dan Rujukan.
n) Tersedianya tenaga kesehatan yang memadai.
o) Tersedianya alokasi anggaran yang cukup melalui APBD maupun
APBN
p) Meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau.
q) Adanya partisifasi masyarakat/swasta dalam pembangunan
kesehatan.
2) Tantangan
a) Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas terutama pada kelompok rentan seperti masyarakat
miskin.
b) Pelayanan kesehatan ibu dan anak sesuai standar masih terbatas
c) Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh
d) Masih adanya kematian akibat penyakit menular dan tidak menular.
e) Meningkatnya Usia harapan hidup mengakibatkan meningkatnya
jumlah usia lanjut sehingga menjadi kelompok rentan terhadap
masalah kesehatan.
f) Maraknya makanan jajanan yang mengandung zat berbahaya yang
pada akhirnya menimbulkan masalah kesehatan,

30
g) Kesadaran masyarakat dalam melaksanakan pola hidup bersih dan
sehat masih kurang sehingga bisa menimbulkan permasalahan
kesehatan masyarakat
h) Sistem informasi kesehatan yang masih lemah, keterbatasan data
menjadi kendala dalam pemetaan masalah dan penyusunan kebijakan

3) Kekuatan
a) Puskesmas sudah melaksanakan perencanaan sendiri (Rencana Kerja
Anggaran) sehingga penaganan permasalahan kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas akan lebih efektif dan efisien.
b) Hampir semua Kecamatan sudah dibangun Puskesmas, untuk
membantu pelayanan di wilayah kerja Puskesmas diperkuat dengan
Puskesmas Pembantu, Pusling, Poskesdes/Polindes, Posyandu, dan
Usaha Kesehatan Berbasis masyarakat lainnya.
c) Adanya Standar Operating Procedure (SOP) pelayanan kesehatan di
Puskesmas
d) Adanya dukungan, kerja sama dan kemitraan lintas program dan
lintas sector tingkat kecamatan.
e) Adanya system informasi manajemen Puskesmas yang bersumber
dari system pencatatan dan pelaporan Puskesmas.

4) Kelemahan
a.Upaya kesehatan masih menitik beratkan pada usaha kuratif dan
rehabilitative belum menitik beratkan pada preventif dan promotif.
b.Kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas kurang berorientasi pada
masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat.
c. Mutu dan penampilan fisik Puskesmas kurang bersih dan nyaman serta
disiplin, profesionalisme, keramahan petugas masih lemah.
d. sumber daya masnusia di Puskesmas masih kurang dan tidak merata.
e.Jumlah kader kesehatan masih kurang dan tingginya drop out kader,
kurangnya penghargaan atas kerja kader serta sulitnya mencari kader
baru.
f. Lemahnya koordinasi dengan lintas sektor dan lemahnya Puskesmas
dalam menggali dan mengorganisasi partisipasi masyarakat dan
kemitraan dengan sector lain maupun swasta.
31
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Masih tingginya Angka Kematian ibu di Kabupaten Tanah laut yang pada
tahun 2012 mencapai 147 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan target
MDGs adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup, hal ini menggambarkan
kondisi pelayanan kesehatan yang masih belum maksimal walaupun kontak

32
antara petugas kesehatan dengan ibu hamil sudah tinggi terlihat dengan
cakupan K4 pada tahun 2012 mencapai 88%.

Angka kematian bayi pada tahun 2012 mencapai 10 per 1.000 kelahiran hidup
terlihat sudah dibawah target MDGs yaitu 23 per 1.000 kelahiran hidup,
namun bila dibandingkan tahun 2011 ada kecendrungan meningkat (angka
kematian bayi sebesar 9,6 per 1.000 kelahiran hidup)

Masih adanya Pernikahan dini (Usia Remaja) diamana reproduksi wanita


belum siap dan banyaknya remaja hamil diluar nikah bisa juga merupakan
salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi. Hal ini
mengakibatkan remaja menjadi kelompok yang rentan akan suatu penyakit
disamping kelompok rentan lainnya seperti usila, keluarga miskin dll.

Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar sudah meningkat


yang ditandai dengan meningkatnya jumlah puskesmas, dibentuknya
poskesdes dan dijaminnya pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
miskin, namun akses terhadap pelayanan kesehatan belum merata, masih
terbatasnya sarana pelayanan kesehatan juga kondisi geografis yang sulit
disamping tertbatasnya transportasi dan infrastruktur.

Kasus gizi buruk tahun 2010 sebanyak 1 orang dan tahun 2011 ditemukan 1
orang, tahun 2012 tidak ada kasus gizi buruk tetapi prevalensi gizi kurang
sebesar 9,6% hal ini perlu diwaspadai jangan sampai status gizi kurang
menjadi gizi buruk dan perlu inovasi dalam meningkatkan persentase balita
yang ditimbang ( tahun 2012 sebesar 55,4%)

Penularan infeksi penyalit menular utama (AIDS/HIV, TBC dan Malaria)


walaupun sudah dibawah target MDGs tetapi masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat. Prevalensi kasus HIV Tahun 2012 : 0.0076/100.000
penduduk (target < 5), prevalensi kasus TB tahun 2012: 210 / 100.000
penduduk (target : 200/100.000), Angka penemuan kasus Malaria tahun
2012 : 2/1.000 penduduk (Target 0,5/1.000)

33
Akibat dari cakupan Universal Child Immunization (UCI) desa baru tercapai
(74%) akan berpotensi timbulnya kasus-kasus penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi sehingga dapat menimbulkan wabah, untuk itu perlu
upaya-upaya untuk meningkatkan cakupan Imunisasi.

Kesadaran masyarakat dalam melaksanakan pola hidup bersih dan sehat


masih kurang sehingga bisa menimbulkan permasalahan kesehatan
masyarakat seperti masih tingginya penyakit menular dan masuknya
penyakit tidak menular dalam 10 penyaklit terbesar di Kabupaten Tanah
Laut seperti hipertensi. Untuk itu perlu peningkatan di bidang promotif dan
preventif dan peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan.

Meningkatnya Umur Harapan Hidup (68,75 tahun) di kabupaten Tanah Laut


mengakibatkan populasi usia lanjut meningkat dan termasuk kelompok yang
rentan akan resiko suatu penyakit sehingga perlu perhatian khusus untuk
meningkatkan dan menjaga kesehatan kelompok rentan terhadap resiko
penyakit.

Maraknya makanan jajanan yang mengandung zat berbahaya yang pada


akhirnya menimbulkan masalah kesehatan, untuk itu perlu kerja keras dalam
pengawasan tempat-tempat penjual makanan, dari hasil pengawasan tempat
makanan di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2012 hanya 32% yang
memenuhi persyaratan kesehatan.

Sistem informasi kesehatan yang masih lemah, keterbatasan data menjadi


kendala dalam pemetaan masalah dan penyusunan kebijakan.

B. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
Visi Pembangunan Kabupaten Tanah Laut 2014 – 2018 adalah Tanah Laut
Berkemajuan, Kampiun, Relijius, Akuntable, Dan Terunggul (Berkarakter)
dapat dijabarkan sebagai berikut

34
1. Berkemajuan
Masyarakatnya menjadi lebih maju dari sebelum Visi ini dibuat, baik
secara ideologi, ekonomi, politik, sosial, budaya, dan hukum. Demikian
juga lebih tenteram, aman, dan damai.
Di bidang Kesehatan tentunya diharapkan tingkat kesehatan masyarakat
menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.

2. Kampiun
Masyarakatnya akan selalu berusaha untuk menjadi pemenang di tengah
persaingan global yang sangat kompetitif untuk meningkatkan
kesejahteraannya. Adanya perdagangan bebas dunia, seperti : AFTA,
NAFTA, APEC, dan GATT tidak akan membuat masyarakat menjadi
penonton, tetapi harus ikut menjadi pemain dan / atau pelaku yang
secara bertahap harus menjadi pemenang.
Dinas Kesehatan akan meningkatkan pelayanan dan fasilitas kesehatan
dan juga meningkatkan usaha promotif / preventif dan pemberdayaan
masarakat bidang kesehatan sehingga Masyarakat Kabupaten Tanah Laut
nantinya bisa mandiri dalam mengatasi permasalahan kesehatan.

3. Relijius
Masyarakatnya taat menjalankan syariat agama. Beragama tentunya tidak
hanya pada tataran simbolisme dan normatif semata, tetapi diusahakan
untuk lebih optimal lagi mewarnai praktek-praktek bernegara,
berpemerintahan, dan bermasyarakat.
Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
diperlukan kerjasama lintas sektor yang mantap dan didukung melalui
jalur keagamaan yang merupakan ciri khas dimana masyarakat kita
merupakan masyarakat yang agamis. Demikian pula optimalisasi
pembangunan berwawasan kesehatan yang mendukung tercapainya
tujuan pembangunan kesehatan, menuntut adanya penggalangan
kemitraan lintas sektor dan segenap potensi di daerah. Kebijakan dan
pelaksanaan pembangunan sektor lain perlu memperhatikan dampak dan
mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan. Untuk itu upaya
sosialisasi masalah-masalah dan upaya pembangunan kesehatan kepada
35
sektor lain dan dukungan melalui jalur agama perlu dilakukan secara
intensif dan berkesinambungan. Kerjasama lintas sektor harus dilakukan
sejak perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian,
sampai pada pengawasan dan penilainnya.

4. Akuntable

Pelaksanaan Pemerintahan yang bisa dipertanggungjawabkan kepada


pemegang mandat tertinggi yaitu masyarakat. Termasuk di dalamnya
adalah penilaian tata kelola keuangan yang harus secepatnya bergerak
dari opini wajar dengan pengecualian (WDP) menuju wajar tanpa
pengecualian (WTP). Pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Kesehatan
akan efektif dan efisien bila upaya pengawasan terus ditingkatkan
intensitas dan kualitasnya melalui pemantapan sistem dan prosedur
pengawasan. Pelaksanaan pengawasan tersebut dilakukan secara
komprehensif dan berbasis kinerja sehingga tata kelola keuangan dapat
dipertanggungjawabkan.

5. Terunggul
Semua kemajuan, kemenangan, kerelijiusan, dan keakuntabelan bisa terus
dipertahankan di masa-masa yang akan datang untuk menyongsong
Tanah Laut menjadi daerah industri dan pelabuhan. Minimal beberapa
sarana dan prasarana kearah itu sudah bisa disiapkan sampai dengan
tahun 2018.
Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat bidang kesehatan
merupakan hal yang penting sehingga diharapkan menjadi masyarakat
yang berkualitas dan terunggul sehingga dapat berperan lebih banyak
dalam pembangunan masyarakat Kabupaten Tanah laut, dan Dinas
Kesehatan berperan sebagai motor penggerak Pembangunan yang
berwawasan kesehatan.

C. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kab/Kota


Dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan bertujuan terselenggaranya
pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam
rangka mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya tentunya sejalan
dengan visi Kepala Daerah Kabupaten Tanah Laut yang terpilih dan juga
36
sejalan dengan misi peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui
peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan, dimana bidang kesehatan
juga akan meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas pelayanan kesehatan
masyarakat, pemberdayaan masyarakat sehingga diharapkan akan mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Rencana strategis Pemerintah provinsi Kalimantan selatan


Menekankan pentingnya peningkatan kualitas kehidupan beragama, social
budaya serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif
dan berdaya saing, hal ini sejalan dengan visi dan misi Kepala Daerah yang
terpilih dan Dinas Kesehatan tentunya juga bisa melakukan pendekatan
keagamaan dalam menjalankan kegiatan pembangunan kesehatan sehingga
manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi dapat tercapai.

D. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah & Kajian Lingkungan Hidup


Strategis
Setiap pembangunan tentu ada dampak negatifnya karena itu perlu
perencanaan dan tata ruang dan wilayah seperti yang sudah dilakukan
Kabupaten Tanah Laut dengan membuat tata wilayah dengan zona tertentu
seperti zona pertanian/perkebunan, zona Industri berat dan ringan dan lain-
lain tentunya semua itu dilandasi dengan pengkajian lingkungan hidup
strategis, sehingga diharapkan setiap pembanguna dilandasi tata ruang dan
kajian lingkungan hidup dan berwawasan kesehatan sehingga dampak
negative dari pembangunan dapat diminimalisir dan khususnya tidak
menurunkan derajat kesehatan masyarakat

E. Penentuan Isu-isu Strategis


Berdasarkan permasalahan yang ada maka isu-isu strategis bidang kesehatan
adalah sebagai berikut :

a) Belum optimalnya pelaksanaan standar Pelayanan Kesehatan Ibu dan


Anak
b) Masih tingginya angka kematian ibu..
c) Terbatasnya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
d) Belum teratasinya masalah gizi secara menyeluruh

37
e) Masih tingginya angka kesakitan akibat penyakit menular dan tidak
menular,
f) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan pola hidup
bersih dan sehat
g) Kurangnya akses pelayanan kesehatan bagi kelompok rentan terkena
resiko penyakit seperti Kelompok remaja, Usia Lanjut dan keluarga
misikin.
h) Masih banyak Tempat Pengelola makanan yang belum memenuhi
persyaratan kesehatan dan maraknya penambahan zat berbahaya dalam
makanan.
i) Peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan masih kurang.
j) Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan.

BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI & KEBIJAKAN

A. Visi
Visi Pembangunan Kesehatan Kabupaten Tanah laut adalah :

Masyarakat Tanah Laut Sehat, Maju dan Mandiri

Masyarakat Sehat adalah masyarakat yang memiliki kondisi sehat baik


secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Maju : tingkat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik dari tahun
sebelumnya, dan pembangunan bidang kesehatan selalu menjadi yang
terbaik dari daerah lain.
Mandiri adalah masyarakat Tanah Laut yang bisa memberdayakan diri
sendiri dalam bidang kesehatan dengan sadar, mau dan mampu untuk
mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang
dihadapi, sehingga bebas dari gangguan kesehatan akibat bencana maupun
lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.

38
Jadi Tanah Laut Sehat maju dan Mandiri adalah suatu kondisi yang
merupakan gambaran masyarakat Kabupaten Tanah Laut di masa depan,
yakni masyarakat yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan
dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang
berkualitas dan berdaya saing, melalui pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata di seluruh wilayah Kabupaten Tanah Laut.

B. Misi

1. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan


masyarakat. Dinas Kesehatan berupaya melalui pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata agar derajat kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat tetap terpelihara bahkan semakin meningkat
seiring dengan derap kemajuan pembangunan kesehatan di wilayah
Kabupaten Tanah Laut

2. Menggerakkan pembangunan daerah berwawasan kesehatan


Keberhasilan pembangunan berwawasan kesehatan tidak semata-mata
ditentukan oleh hasil kerja keras sektor kesehatan saja, tetapi sangat
dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta kontribusi positif dari berbagai
sektor pembangunan lainnya. Dinas Kesehatan berperan sebagai
penggerak utama dan memfasilitasi sektor-sektor lain agar segala
upayanya memberikan kontribusi yang positif terhadap perwujudan
pembangunan daerah berwawasan kesehatan

3. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya


kesehatan yang paripurna, bermutu, merata dan terjangkau
Pemeliharaan dan peningkatan pelayanan kesehatan dilakukan tidak
terlepas dengan peningkatan kinerja dan mutu pelayanan melalui
pembinaan manajerial dan teknis, serta penggunaan standar dan
pedoman. Disamping itu Dinas Kesehatan memfasilitasi sumber daya
kesehatan, baik tenaga, pembiayaan kesehatan, sumber daya obat dan
perbekalan kesehatan. Dengan meningkatkan kinerja dan mutu upaya
39
kesehatan, diharapkan upaya kesehatan dapat terselenggara dengan baik,
dapat dicapai dan dapat dijangkau oleh masyarakat, serta terjamin
mutunya, dengena demikian derajat kesehatan masyarakat akan selalu
lebih baik dari tahun sebelumnya dan menjadi lebih baik dari daerah
lainnya.

4. Meningkatkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan.


Peran aktif masyarakat termasuk swasta sangat penting dan akan
menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Dinas kesehatan
melaksanakan pemberdayaan masyarakat, sehingga masyarakat dapat
berperan sebagai subyek pembangunan kesehatan.
Diharapkan masyarakat termasuk swasta dapat berpartisipasi aktif dalam
melayani, melaksanakan advokasi, serta mengkritisi pembangunan
kesehatan baik secara individu, kelompok maupun bersama masyarakat
luas. Potensi masyarakat termasuk swasta, baik berupa organisasi,
upaya, tenaga, dana, sarana, teknologi serta mekanisme pengembilan
keputusan, merupakan asset yang cukup besar yang perlu digalang.

C. Tujuan Dan Sasaran

1. Tujuan yang ingin dicapai dalam misi Memelihara dan meningkatkan


kesehatan individu, keluarga dan masyarakat adalah meningkatnya
Kesehatan masyarakat dengan sasaran adalah Menurunkan angka
kesakitan penyakit menular dan tidak menular serta peningkatan
Pelayanan pada ibu hamil, melahirkan dan anak

2. Tujuan yang ingin dicapai dalam misi Menggerakkan pembangunan


daerah berwawasan kesehatan adalah menigkatnya pembangunan yang
berwawasan lingkungan dengan sasaran adalah Meningkatkan
penyehatan Lingkungan

3. Tujuan yang ingin dicapai dalam misi melindungi kesehatan masyarakat


dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, bermutu,
merata dan terjangkau adalah tersedianya fasilitas kesehatan yang
40
bermutu dan terjangkau serta pelayanan kesehatan yang berkualitas
dengan sasaran adalah Meningkatkan Pelayanan dan fasilitas kesehatan

4. Tujuan yang ingin dicapai dalam misi meningkatkan kemandirian


masyarakat di bidang kesehatan adalah meningkatnya usaha
pemberdayaan masyarakat dan kemitraan di bidang kesehatan, dengan
sasaran adalah meningkatkan peran serta masyarakat di bidang
kesehatan dan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat serta kemitraan
dengan sektor terkait/swasta.

Sedangkan indikator-indikator kinerja dari sasaran tersebut dapat dilihat


pada table 4.1 (terlampir)

D. Strategi
Untuk mencapai dan mewujudkan Visi Dinas Kesehatan dan sesuai misi
yang telah ditetapkan, maka dalam periode 2014 – 2018 akan ditempuh
strategi sebagai berikut :

1. Mewujudkan Komitmen Pembangunan Kesehatan


Agar masyarakat dan swasta dapat berperan aktif dalam pembangunan
kesehatan, maka perlu dilakukan upaya sosialisasi mengenai berbagai
permasalahan dan pembangunan kesehatan. Disamping itu juga perlu
dilaksanakan upaya advokasi kepada para pengambil keputusan
dikalangan perangkat daerah dan pembangunan serta melalui jalur
agama, guna terwujudnya komitmen, dukungan dan sinergisme
pembangunan daerah yang berwawasan kesehatan.

2. Meningkatkan Pertanggungjawaban dan Pertanggung gugatan

Sesuai dengan Sistem Kesehatan Daerah, maka pembangunan kesehatan


oleh Dinas Kesehatan diselenggarakan secara demokratis, berkepastian
hukum, terbuka, rasional / profesional dan dapat
dipertanggungjawabkan

41
3. Membina Sistem Kesehatan
Untuk kesinambungan dan percepatan pembangunan kesehatan,
pengembangan pembangunan mengacu kepada pedoman, standar dan
peraturan serta pelembagaan norma dan tata nilai masyarakat di bidang
kesehatan.
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan Dinas Kesehatan
memberikan perhatian khusus pada pelayanan kesehatan bagi penduduk
miskin, penanggulangan penyakit menular dan gizi buruk, promosi
kesehatan, kesehatan ibu dan anak, perbaikan sanitasi lingkungan,
penanggulangan kejadian luar biasa, surveilans, imunisasi dan
pendayagunaan tenaga kesehatan serta mempertimbangkan kesetaraan
gender.

4. Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Dalam merespon dan menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan yang


ada, maka pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kesehatan harus dilakukan secara berkesinambungan.

5. Melaksanakan Jejaring Pembangunan Kesehatan


Permasalahan kesehatan merupakan upaya yang terus menerus dan
harus dikelola secara holistik serta tidak bisa dipisah-pisahkan menurut
jenjang administrasi, sehingga perlu dikembangkan jejaring
pembangunan.

42
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN & PENDANAAN INDIKATIF

Untuk tercapainya tujuan dan sasaran menuju terwujudnya Visi Dinas


Kesehatan, maka peran Dinas Kesehatan dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan dilaksanakan berdasarkan pada kebijakan dan
program sebagai berikut :

A. Penggalangan kemitraan Lintas Sektor.


Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
diperlukan kerjasama lintas sektor yang mantap dan didukung sektor
non formal seperti memanfaatkan kegiatan keagamaan yang merupakan
ciri khas dimana masyarakat kita merupakan masyarakat yang agamis
dan kelompok-kelompok lainnya yang ada di masyarakat. Demikian
pula optimalisasi pembangunan berwawasan kesehatan yang
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, menuntut
adanya penggalangan kemitraan lintas sektor dan segenap potensi di
daerah. Kebijakan dan pelaksanaan pembangunan sektor lain perlu
memperhatikan dampak dan mendukung keberhasilan pembangunan
kesehatan. Untuk itu upaya sosialisasi masalah-masalah dan upaya
pembangunan kesehatan kepada sektor lain dan kelompok non formal
perlu dilakukan secara intensif dan berkesinambungan. Kerjasama lintas
sektor harus dilakukan sejak perencanaan dan penganggaran,
pelaksanaan dan pengendalian, sampai pada pengawasan dan
penilainnya.

B. Pemberdayaan Masyarakat dan Swasta

43
Dalam era reformasi, masyarakat termasuk swasta harus berperan aktif
dalam pembangunan kesehatan yang dimulai sejak penyusunan berbagai
kebijakan pembangunan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat
dilakukan dengan mendorong masyarakat agar mampu secara mandiri
menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan dan kesinambungan
pelayanan kesehatan. Kemitraan dengan swasta diarahkan pada
pengembangan upaya kesehatan perorangan tanpa mengabaikan peran
swasta dalam upaya kesehatan masyarakat.

C. Pengembangan Sumber daya Kesehatan


Agar pembangunan kesehatan dapat terselenggara secara berhasil guna
dan berdaya guna diperlukan sumberdaya manusia kesehatan yang
bermutu dan berahlak baik. Dalam pengembangan sumber daya manusia
kesehatan, Dinas Kesehatan melaksanakan perencanaan kebutuhan
sumber daya manusia kesehatan dalam lingkup Kabupaten Tanah Laut,
yang dilakukan secara terintegrasi dan terpadu dengan rencana
pengadaannya, pendayagunaannya yang adil dan merata.

Guna menjamin ketersediaan sumber daya pembiayaan kesehatan, Dinas


kesehatan melakukan advokasi dan sosialisasi kepada semua
penyandang dana, baik pemerintah maupun masyarakat termasuk
swasta. Dengan demikian pembiayaan kesehatan akan tersedia dalam
jumlah yang mencukupi dan teralokasikan secara adil serta dapat
dimanfaatkan secara efektif, efisien dan akuntabel. Anggaran Dinas
Kesehatan bersumber APBD disamping dipergunakan untuk
pembangunan kesehatan dan pembinaan, juga diarahkan untuk
pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, penanggulangan penyakit
menular dan gizi buruk, promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak,
perbaikan sanitasi lingkungan, penanggulangan kejadian luar biasa,
surveilans, imunisasi dan pendayagunaan tenaga kesehatan.

Untuk menjamin sumber daya obat dan perbekalan kesehatan,


dilaksanakan penyediaan dan distribusi obat serta perbekalan kesehatan,
sehingga akan tersedia obat dan perbekalan kesehatan yang aman,
bermutu dan bermanfaat serta terjangkau oleh segenap lapisan
masyarakat.

44
D. Pelaksanaan Upaya Kesehatan
Sesuai dengan paradigma sehat, Dinas kesehatan harus memberikan
pengutamaan pada upaya kesehatan masyarakat yang dipadukan secara
serasi dan seimbang dengan upaya kesehatan perorangan. Disamping itu
upaya kesehatan bagi penduduk miskin, penanggulangan penyakit
menular dan gizi buruk, promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak,
perbaikan sanitasi lingkungan, penanggulangan kejadian luar biasa,
surveilans, imunisasi dan pendayagunaan tenaga kesehatan perlu
mendapat pengutamaan dan penganganan yang serius, tanpa
mengabaikan kerjasama yang sinergis dengan masyarakat termasuk
swasta
E. Rencana Program dan Program Unggulan
Akibat dari cakupan Universal Child Immunization (UCI) desa baru
tercapai (74%) akan berpotensi timbulnya kasus-kasus penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi sehingga dapat menimbulkan wabah,
sekarang ini banyak kasus-kasus penyakit menular yang dulunya sudah
berkurang mulai bermunculan, hal ini tentunya tidak lepas dari kemajuan
teknologi sehingga mobilitas penduduk sangat tinggi baik dalam negeri
maupun luar negerti.
Masih tingginya Angka Kematian Ibu di Kabupaten Tanah Laut yang
pada tahun 2012 mencapai 147 per 100.000 kelahiran hidup, hal ini
menggambarkan kondisi pelayanan kesehatan dasar terutama ibu dan
anak masih belum maksimal.
Berdasarkan kondisi tersebut Dinas Kesehatan akan memprioritaskan
program unggulan adalah Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular dan Program Peningkatan Keselamatan Ibu
Melahirkan ibu dan anak. Rencana Program, kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran dan pendanaan indikatif dapat dilihat pada table 5.1
(terlampir)
.

45
BAB VI
INDIKATOR KINERJA
MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Indikator kinerja Dinas Kesehatan yang secara langsung menunjukkan kinerja yang
akan dicapai dalam lima tahun mendatang dalam mendukung pencapaian tujuan
dan sasaran RPJMD dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6.1
Indikator Kinerja Mengacu Pada Tujuan Dan Sasaran Rpjmd

Kondisi
Kinerja
Kondisi
pada Target Capaian Setiap Tahun
Kinerja
awal
No INDIKATOR SASARAN pada
periode
akhir
RPJMD
RPJMD
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Cakupan desa/kelurahan UCI 74,10% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2 Cakupan peserta KB aktif (CPR) 76,50% 77% 77% 77% 77% 77% 77%
3 Persentase balita ditimbang 50% 60% 65% 70% 75% 85% 85%
berat badannya (D/S)
4 Jumlah desa yang melaksanakan 6 desa 18 30 42 54 66 66
Sanitasi Total Berbasis desa desa desa desa desa desa
Masyarakat (STBM)

5 Desa siaga aktif : 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
6 Persentase Rumah tangga 25% 34% 43% 52% 61% 70% 70%
berperilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS)
7 Umur Harapan Hidup 68.75 69 69,25 69,5 69,75 70 70
8 Angka kematian Ibu per 100.000 147 130 112 110 105 100 100
kelahiran hidup
9 Angka Kematian Bayi per 1.000 10 9,5 9 8,5 8 7,5 7,5
kelahiran hidup
10 Cakupan kunjungan ibu hamil K1 95% 96% 96% 96% 97% 97% 97%
11 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 88,80% 90% 95% 95% 95% 95% 95%
12 Cakupan KN 1 105% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

46
13 Cakupan komplikasi kebidanan 99,70% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
yang ditangani

Kondisi
Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
pada
Kinerja
N awal
INDIKATOR SASARAN pada
o periode
akhir
RPJMD
RPJMD
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018
2013
14 Cakupan Pelayanan 93,40% 98% 98% 99% 99% 99% 99%
nifas
15 Cakupan kunjungan 73,74% 90% 90% 90% 90% 90% 90%
bayi
16 Cakupan pelayanan 34% 90% 90% 90% 90% 90% 90%
kesehatan anak balita
17 Prevalen Gizi kurang 11,50% 11,20% 11% 10,60% 10,40% 10% 10%
18 Cakupan MP ASI pada 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
balita gizi buruk/kurang
gakin ( 6 - 24 bulan)
19 Cakupan balita gizi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
buruk dapat perawatan
20 Penjaringan kesehatan 55,03% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
siswa SD dan setingkat
21 Penemuan penderita 2 1 1 0,95 0,8 0,5 0,5
malaria (API) per 1000
penduduk
22 Prevalensi kasus HIV 0.0076 < 0,5 < 0,5 < 0,5 < 0,5 < 0,5 < 0,5
per 100.000 penduduk
23 Jumlah korban 0 0 0 0 0 0 0
keracunan makanan
dan obat-obatan
24 AFP rate per 100.000 5,6 per >2/100.000 >2/100.000 >2/100.000 >2/100.000 >2/100.000 >2/100.000
penduduk usia <15 100.0000
tahun

25 Penemuan penderita 39,98% 100% 100% 100% 100% 100% 100%


pneumonia balita
26 Penemuan pasien baru 33,28% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
TB BTA positif
27 Jumlah kasus TB per 210 231 228 226 224 222 222
100.000 penduduk
28 Penemuan penderita 45% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
diare

47
Kondisi
Kinerja Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
pada
Kinerja
awal
No INDIKATOR SASARAN pada
periode
akhir
RPJMD
RPJMD
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018

29 Cakupan Pertolongan Persalinan nakes 99,90% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
yang Memiliki Kompetensi Kebidanan
30 Cakupan neonatus dengan komplikasi 61,70% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
yang ditangani
31 Persentase kasus baru TB Paru (BTA 88.7% 86% 87% 88% 89% 90% 90%
positif) yang disembuhkan
32 Penderita DBD yang ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
33 Cakupan desa/kelurahan mengalami 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
KLB yang dilakukan penyelidikan KLB
<24 jam
34 Cakupan pelayanan kesehatan dasar 50% 75% 100% 100% 100% 100% 100%
pasien masyarakat miskin
35 Cakupan pelayanan kesehatan 1% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin
36 Cakupan Pelayanan Gawat Darurat 21,70% 70% 100% 100% 100% 100% 100%
level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan di Kabupaten
37 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia 52% 52% 54% 56% 58% 60% 60%
Lanjut
38 Meningkatnya Puskesmas Perawatan 0% 10% 30% 50% 75% 100% 100%
Kintap Menjadi Rumah Sakit Tipe B
39 Persentase penduduk yang memiliki 35% 45% 50% 55% 65% 70% 70%
akses terhadap air minum berkualitas
40 Persentase kualitas air minum yang 25% 45% 50% 55% 65% 70% 70%
memenuhi syarat
41 Persentase penduduk yang 35% 40% 50% 65% 70% 80% 80%
menggunakan jamban sehat
42 Persentase Tempat Pengelola 30% 35% 40% 45% 50% 60% 60%
Makanan yang sudah mengikuti
penyuluhan keamanan pangan

43 Puskesmas mampu melaksanakan 30% 35% 40% 45% 50% 60% 60%
PKPR
44 Jumlah Puskesmas yang sudah 17% 17% 28% 33% 39% 61% 61%
terakreditasi

48
Kondisi
Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
pada
Kinerja
awal
No INDIKATOR SASARAN pada
periode
akhir
RPJMD
RPJMD
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018

45 % sarana Pelayanan Kesehatan 58% 65% 75% 80% 90% 100% 100%
(Puskesmas/Pustu/Poskesdes,
Pusling) dengan kondisi baik dan
berfungsi.

46 Terlaksananya Program kesehatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pengembangan di Puskesmas
47 % penduduk yang memanfaatkan 65% 65% 65% 65% 65% 65% 65%
Puskesmas
48 Kontinuitas persediaan obat sesuai 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
kebutuhan masyarakat terjamin

BAB VII

49
PENUTUP

Dengan Ridho dan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Laut tahun 2014-2018 dapat disusun untuk menjawab tantangan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Tanah Laut yang semakin kompleks dan
berlangsung cepat.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut 2014-2018 ini diharapkan dapat
digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian upaya Dinas
Kesehatan dalam kurun waktu lima tahun ke depan, sehingga hasil pencapaiannya terukur
dan dipergunakan sebagai bahan penyusun laporan kinerja tahunan Dinas kesehatan.

Mengingat perubahan situasi dan kondisi yang sangat kompleks, pesat dan tidak menentu,
maka selama kurun waktu berlakunya rencana strategis ini dapat dilakukan kajian dan
revisi seperlunya.

Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan rencana strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Laut ini kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya. Rencana strategis ini dapat dilaksanakan dan tercapai tujuannya bila
dilaksanakan dengan kerja keras dengan dedikasi yang tinggi dari segenap aparatur
kesehatan di lingkup Dinas Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut serta
dengan partisipasi masyarakat yang tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Tanah Laut

H. Junaidi, SKM
NIP. 19610727 198302 2 003

50

Anda mungkin juga menyukai