Anda di halaman 1dari 22

KEPEMIMPINAN ORGANISASI1

=======================================================
Oleh : Dr(Yuris) Dr(Mp) H. Teguh Samudera, SH.MH.2

I. Pendahuluan.

1. Pengertian Kepemimpinan.
Kepemimpinan merupakan sesuatu yang melekat pada pribadi di
pemimpin dan oleh karenanya kepemimpinan berhubungan erat dengan
pembawaan kepribadian (personality), kemampuan (ability) dan kesanggupan
(capability).
Kepemimpinan dapat pula dikatakan sebagai suatu kegiatan (activity) dari si
pemimpin, atau suatu proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin,
pengikut dan situasi.

Kepemimpinan secara umum juga dapat diartikan sebagai suatu proses


kegiatan seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi / mengontrol
pikiran serta tingkah laku orang lain yang ada di bawah pengawasannya.
Proses kegiatan kepemimpinan ini dapat diiringi baik dengan paksaan maupun
tanpa adanya pemaksaan, namun dalam pelaksanaannya pun dapat dilakukan
dengan memberikan pengaruh terhadap pengikut melalui suatu proses
komunikasi dalam situasi tertentu, sehingga seorang pemimpin dituntut harus
memiliki kemampuan dalam mengarahkan semua potensi semua sumber daya
manusia yang ada secara maksimal dan seefektif mungkin kearah tercapainya
tujuan organisasi.

Kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan


pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang
memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang
leadership dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Leadership tidak
hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu
secara berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.

1
Bahan Ajar, Pendidikan Berbasis Kompetensi, Kongres Advokat Indonesia, Diklat Kompetensi Advokat,
Yayasan Lembaga Sertifikasi Profesi Hukum, Hotel Grand Whiz, Kelapa Gading, Jakarta, 16 September
2016;

2
Advokat pada “TEGUH SAMUDERA & ASSOCIATAES”, Jl. Kramat Raya No. 5, Komplek MAYA INDAH F-12,
Senen, Jakarta Pusat, Dosen S1, S2 dan S3 serta Pembimbing dan Penguji Magister & Doktor diberbagai
Universitas di Indonesia;

Page | 1
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu
social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan
manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Pengertian
kepemimpinan menurut sudut pandang para Ahli yaitu sbb. :

Pengertian Kepemimpinan itu adalah :


Kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang
didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain
dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok (Tead; Terry; Hoyt
(dalam Kartono, 2003).
Bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup
mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan
penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi
situasi yang khusus (Young (dalam Kartono, 2003).

Leadership sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena


pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya
dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist)
cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan
pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk
kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan


mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan
tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian
khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan
organisasi atau kelompok.

2. Pengertian Organisasi.

Pengertian Organisasi yaitu satu kelompok orang yang bekerja bersama


untuk tujuan berbarengan. Sedang secara terinci pengertian organisasi yaitu
sebagai tempat atau wadah untuk orang berkumpuldan berkerja sama dengan
cara rasional serta systematis, terencana, terpimpin, serta terkendali, dalam
memakai sumber daya baik uang, cara, material, serta lingkungan, serta sarana-
prasarana, data serta lain sebagainya yang dipakai dengan cara efisen serta
efisien untuk meraih tujuan organisasi.

Lebih lanjut para ahli organisasi memberikan pengertian sebagai berikut :

Page | 2
organisasi yaitu satu pola bebrapa jalinan lewat mana beberapa orang di bawah
pengarahan atasan menguber tujuan bersama (Stoner),

organisasi yaitu kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan dengan cara


sadar, dengan satu batasan yang relatif bisa diidentifikasi, yang bekerja atas
basic yang relatif terus-terusan untuk meraih satu tujuan berbarengan atau
sekumpulan tujuan (Stephen P. Robbins),

Organisasi yaitu bentuk tiap-tiap perserikatan manusia untuk meraih tujuan


berbarengan (James D. Mooney),

organisasi yaitu satu system kesibukan kerja sama yang dikerjakan oleh dua
orang atau lebih (Chester I. Bernard),

organisasi yaitu sebagai sistem pemilihan, pengelompokan, serta penyusunan


berbagai macam kesibukan yang dibutuhkan untuk meraih tujuan berbarengan
(Drs. H. Malayu S, P, Hasibuan),

organisasi yaitu satu kerangka jalinan terstruktur yang didalmnya ada


wewenang, serta tanggung jawab dan pembagian kerja menggerakkan suatu hal
manfaat spesifik (Max Weber).

II. Tujuan Organisasi

Oleh karena organisasi itu merupakan kelompok orang yang bekerja


bersama untuk tujuan yang sama, sedangkan setiap orang itu mempunyai
kebutuhan serta tujuan yang tidak sama, maka organisasi harus mempunyai tujuan.
Sehingga dengan adanya tujuan organisasi tersebutlah yang menjadikan
pengaruh dalam meningkatkan organisasi baik dalam perekrutan anggota, apa
yang diinginkan maupun yang akan dikerjakan guna berjalannya roda organisasi.
Sebagai contoh dalam organisasi profesi advokat “Kongres Advokat Indonesia”
berdasarkan UU Advokat tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas profesi
advokat .

Advokat sebagai profesi yang bebas, mandiri, dan bertanggung jawab


dalam menegakkan hukum perlu dijamin dan dilindungi oleh Undang-Undang demi
terselenggaranya penegakan supremasi hukum dalam rangka menjamin
kekuasaan kehakiman yang bebas dari segala campur tangan dan pengaruh dari
luar guna menegakkan hukum dan keadilan;

Satu-satunya wadah profesi advokat, sebagaimana dimaksud dalam


Undang-Undang Advokat adalah satu-satunya wadah profesi advokat yang
memiliki wewenang untuk melaksanakan pendidikan khusus profesi advokat Pasal
2 ayat (1), pengujian calon advokat [Pasal 3 ayat (1) huruf f], pengangkatan

Page | 3
advokat [Pasal 2 ayat (2)], membuat kode etik [Pasal 26 ayat (1)], membentuk
dewan kehormatan [Pasal 27 ayat (1)], membentuk komisi pengawas [Pasal 13
ayat (1)], melakukan pengawasan [Pasal 12 ayat (1)], dan memberhentikan
advokat [Pasal 19 ayat (1)] Undang -Undang Advokat.” [UU RI No.18 Tahun 2003].

III. Ciri-Ciri Organisasi.


Organisasi bisa dibedakan dengan melihat tanda-tanda organisasi, yang
tanda-tandanya organisasi beraneka ragam diantaranya :
Menurut beberapa Pakar [Berelson dan Steiner] yakni :
 Normalitas, yaitu ciri organisasi sosial yang mengacu pada perumusan
tercatat dari pada beberapa ketentuan, beberapa ketentuan prosedur,
kebijaksanaan, tujuan, kiat dan sebagainya.
 Hierarki, yaitu ciri organisasi yang merujuk pada pola kekuasaan serta
kewenangan yang berupa piramida, berarti ada beberapa orang spesifik
dengan kekuasaan serta kewenangan yang tinggi daripada orang lain pada
umumnya/anggota dalam organisasi itu.
 Besar serta Kompleksnya, yaitu ciri organisasi sosial yang mempunyai
banyak anggota hingga jalinan sosial antar anggota yaitu impersonal yang
umumnya ditujukan dengan ” tanda-tanda birokrasi “.
 Lamanya (Duration), yaitu ciri organisasi di mana eksistensi organisasi lebih
lama daripada keanggotaan pada organisasi itu.
Sedangkan ciri-ciri Organisasi Modern itu adalah :
 Organisasi jadi tambah besar,
 Pemakaian staf lebih intensif,
 Unsur-unsur organisasi lebih komplit,
 Pengelolaan data makin cepat,
 Ada prinsip-prinsip atau azas-azas organisasi,
 Cenderung spesialisasi.

IV. Pentingnya Kepemimpinan dalam Berorganisasi.

Seperti apapun dan dengan bentuk apapun suatu organisasi, pasti


memerlukan seseorang yang berperan sebagai pemimpin (leader) yang akan
menjadi lokomotif jalannya organisasi dengan atau tanpa dibantu oleh orang lain.
Seseorang yang menduduki posisi pemimpin di dalam suatu organisasi
mengemban tugas melaksanakan kepemimpinan. Dengan kata lain, pemimpin
adalah orangnya dan kepemimpinan (leadership) adalah kegiatannya.

Dikaji dari kepentingan organisasi, kepemimpinan dapat diartikan sebagai


kemampuan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar

Page | 4
bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada
tujuan bersama.

Sebagai contoh dapat dikemukakan pendapat Veitzal Riva’i dan Kartini


Kartono, menurut Veitzal Riva’i “kepemimpinan adalah suatu proses untuk
mengerakkan sekelompok orang menuju ke suatu tujuan yang telah
ditetapkan bersama”, sehingga dari berbagai pengertian/definisi
kepemimpinan yang dikutip adalah mempunyai beberapa unsure yang sama.
Menurut Sarros dan Butchatsky, leadership is defined as the purposeful
behaviour of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the
benefit of individual as well as the organization or common good". (kepemimpinan
dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk
mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan
bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan
organisasi).

Sedangkan menurut Kartini Kartono “Pemimpin adalah seorang pribadi yang


memiliki kecakapan dan kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu
mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan”

Dengan demikian dalam kepemimpinan terdapat faktor-faktor pemimpin, yang


dipimpin, tujuan, aktivitas, komunikasi/interaksi, situasi dan kekuasaan yang dapat
ditumbuhkembangkan. Sehingga secara teoritis Efektivitas kepemimpinan itu tidak
semata-mata tertuju kepada bawahan, namun juga secara vertikal dan horizontal.

Kepemimpinan dalam organisasi mempunyai fungsi yang memiliki dua


dimensi yaitu : (i) Dimensi berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan
(direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan
orang-orang yang dipimpinnya atau anggotanya. (ii) Dimensi berkenaan dengan
tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin atau
anggotanya dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi, yang
dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijaksanaan-
kebijaksanaan pemimpin.

Berdasarkan dua dimensi tersebut, secara operasional dapat dibedakan lima


fungsi pokok kepemimpinan. Kelima fungsi kepemimpinan itu adalah :
1. Fungsi Instruktif
2. Fungsi Konsultatif
3. Fungsi Partisipasi

Page | 5
4. Fungsi Delegasi
5. Fungsi Pengendalian.

Apabila pemimpin suatu organisasi melaksanakan tugasnya sesuai dengan


beberapa fungsi diatas, maka akan timbul pengakuan dari anggotanya/bawahan
atau kelompok yang dipimpin atas kepemimpinannya.

Menurut Sondang P.Siagian tingkat penerimaan bawahan terhadap dan


pengakuan bagi kepemimpinan seseorang akan semakin tinggi apabila pemimpin
tersebut :

1. Memiliki daya pikat karena pengetahuan, keterampilan, sikap dan tindak


tanduk.
2. Tergolong sebagai pemimpin yang pada dasarnya demokratik tetapi
sekaligus mampu melakukan penyesuaian tertentu tergantung pada situasi
yang dihadapinya.
3. Menyadari benar makna dan hakikat kebenarannya dalam organisasi yang
tercermin pada kemampuannya menyelenggarakan berbagai fungsi
kepemimpinan yang ahrus diselenggarakannya.
4. Dalam hubungan atasan dan bawahan menseimbangkan struktur tugas yang
harus dilakukan oleh para bawahannya dengan perhatian yang wajar pada
kepentingan dan kebutuhan para bawahan tersebut.
5. Menerima kenyataan bahwa setiap bawahan-seperti juga diri sendiri
mempunyai jati diri yang khas dengan kelebihan dan kekurangannya serta
kekuatan dan kelemahannya.
6. Mampu menggabungkan bakat, pengetahuan teoritikal dan kesempatan
memimpin dengan terus berusaha memiliki sebanyak mungkin ciri-ciri
kepemimpinan yang ideal.
7. Dengan tetap menggunakan paradigma yang holistik dan integralistik mampu
menentukan skala prioritas organisasi sesuai dengan sifat, bentuk dan jenis
tujuan dan berbagai sasaran yang ingin dicapai.
8. Memperhitungkan situasi lingkungan yang berpengaruh, baik secara positif
maupun secara negatif, terhadap organisasi.
9. Memanfaatkan perkembangan yang terjadi dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi tanpa berinjak dan orientasi manusia sebagai unsur terpenting
dalam organisasi.
10. Menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan diri sendiri seperti
tercermin dalam satunya ucapan dan perbuatan.

Page | 6
Menurut Gross dalam Idochi Anwar, ada sembilan fungsi kepemimpinan
yaitu : (1) menentukan tujuan, (2) menjelaskan, (3) memilih cara yang tepat, (4)
memberikan tugas, (5) mengkoordinasikan tugas, (6) memotivasi, (7)
menciptakan kesetiaan, (8) mewakili kelompok, (9) merangsang para anggota
untuk bekerja.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam organisasi itu fungsi


kepemimpinan meliputi berbagai kegiatan yakni : memandu, menuntun,
membimbing, membangun memberi motivasi kerja, mengemudikan organisasi,
menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi/
pengawasan yang efisien, dan membawa para anggotanya/pengikutnya kepada
sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.

Dalam organisasi, seorang pemimpin harus dapat berperan aktif dengan


tindakan nyata, termasuk menentukan pilihan pembentukan struktur dalam
interaksi sebagai bagian dari proses memecahkan masalah bersama, termasuk
masalah keberlangsungan organisasi, maupun masalah yang timbul dalam
berorganisasi.

Kepemimpinan dalam arti nilai instrumentalnyha dalam tujuan-tujuan dan


pemuasan kebutuhan kelompok. Pengakuan atas nilai instrumental dari
kepemimpinan memposisikan sebagai peran yang dipilahkan (differentiated role)
dengan berupaya memadukan bertbagai macam peran dari kelompok dan
memelihara kesatuan tindakan dalam usaha-usaha kelompok ke arah
tercapainya tujuan.

Kepemimpinan memerlukan bentuk hubungan manusiawi yang efektif,


artinya hubungan manusiawi dalam kepemimpinan adalah cara seseorang
pemimpin dalam memperlakukan orang yang dipimpinnya, yang akan
menunjang atau tidak bagi pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan
sebagai suatu proses sosial menempatkan kepemimpinan merupakan antar
dorongan sosial yang menyebabkan sejumlah orang mulai bersiap-siap
mencapai tujuan dengan semangat dan penuh harapan.

Pandangan anggota terhadap organisasi profesi sebagai sesuatu yang


penting adalah akan dengan sendirinya menarik perhatian banyak pihak
sehingga menjadi anggota organisasi. Secara empiric, kepemimpinan itu lahir
dan ada karena hasil proses interaksi itu sendiri, kepemimpinan dapat
disimak/dikaji dan ternyata benar apabila diakui dan didukung oleh angora lain
dalam suatu kelompok atau organisasi.

Page | 7
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa
aspek seperti Kepemimpinan yang mampu melakukan penyatuan visi dan misi
serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang atau
anggota organisasi tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap
baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh anggotanya dan
bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti
bantuan, pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai
anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran. Karenanya
orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan
yang terus menerus.

Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua


struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung
kepada organisasi yang mereka pilih. Kepemimpinan harus mampu menciptakan
para anggota dapat berinteraksi secara efektif , setiap individu bisa berpartisipasi
pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi maka setiap individu
dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan, dalam
berorganisasi dengan berpedoman dan atau memandang kepemimpinannya.

Partisipasi ini dimaknai sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan


emosi atau perasaan seorang anggota di dalam situasi berorganisasi yang
mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada organisasi tersebut dalam
usaha mencapai tujuan. Keterlibatan aktif para anggota organisasi dalam
berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi
dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan
seorang anggota dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk
memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta
turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Oleh karena Kepemimpinan itu adalah Kemampuan memperoleh


consensus, maka kepemimpinan merupakan proses pengaruh yang
memungkinkan pemimpin/manajer membuat orang-orangnya bersedia
mengerjakan apa yang harus di kerjakan. Lenin pernah mengatakan bahwa 100
orang yang terorganisir, yang terikat kepada suatu sasaran, akan mampu
menundukan 1000 orang. Jhonhan Cock menyatakan, bahwa ia lebih senang
kepada keputusan yang 50% benar secara teknis dan kelompok menerimanya
90% antusiasme , daripada suatu keputusan yang 90% benar secara teknis dan
kelompok menerimanya hanya dengan 50 % antusiasme.

Page | 8
Inilah sebabnya mengapa pemimpin yang cerdas dan dahsyat, berusaha
mendapatkan consensus dan keikatan daripada kesewenang-wenangan
keunggulan satu suara. Yang hendak di capai kepemimpinan adalah suatu faktor
kelipatanyan berurusan dengan 35 sampai 40% lebihnya. Tujuannya adalah
untuk memberikan hasil yang melebihi harapan pada tataran biasa dalam
organisasi.

Dapat dikemukakan sebagai pembanding adalah misalnya “bos, lurah dan


boneka” mungkin hanya memperhatikan pemuasan kebutuhan mereka sendiri,
sedangkan pemimpin yang sejati harus memungkinkan anggota pasukannya
memenuhi beberapa kebutuhan penting mereka. Jadi, pemimpin adalah orang
yang memungkinkan atau mempermudah sesuatu bagi anggotanya untuk
memenuhi kebutuhannya yang penting.

Maka Kepemimpinan dalam organisasi itu mencakup segala aspek yang


sudah dijelaskan tadi, didalamnya terdapat peran dari pemimpin dan sikap
kepemimpinan yang harus dimiliki untuk mengatur organisasi tersebut.
Kepemimpinan tentu saja sangat penting bagi jalannya organisasi karena jika
sebuah organisasi berjalan tanpa adanya unsure kepemimpinan yang baik dari
anggotanya juga dari pemimpin organisasinya, maka setiap masalah yang
muncul dalam berjalannya organisasi tersebut akan sulit untuk diselesaikan
secara cepat dan efisien, yang mengakibatkan tujuan adanya organisasi tersebut
terhambat dan kepuasan dari tercapainya tujuan tersebut persentasenya
sangatlah rendah.

Dapat dikemukan contoh Karakteristik pemimpin sukses yaitu :

 Cerdas
 Terampil secara konseptual
 Kreatif
 Diplomatis dan taktis
 Lancar berbicara
 Memiliki pengetahuan ttg tugas kelompok
 Persuasive
 Memiliki keterampilan sosial

Sedangkan Robins (1996) mengatakan bahwa teori ini adalah teori yang
mencari ciri-ciri kepribadian sosial, fisik atau intelektual yang membedakan
pemimpin dan yang bukan pemimpin.

Fungsi – Fungsi Kepemimpinan dalam organisasi adalah :


 Menyampaikan Informasi

Page | 9
 Memberikan Perintah
 Mendelegasikan wewenang
 Memberikan motivasi
 Menerima Umpan balik
 Mengkoordinasikan manusia dan pekerjaan
 Melakukan Pengendalian

Tipe- Tipe Kepemimpinan


Menurut beberapa ahli (dalam Kartono, 2003) membagi Tipe Kepemimpinan
yaitu :

1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis.


Kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan
pembawaan yang luar biasa dalam mempengaruhi orang lain, sehingga ia
mempunyai pengikut atau anggota yang sangat besar jumlahnya dan
anggota terpilih yang bisa dipercaya.
Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib
(supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang
diperolehnya sebagai karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan
kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada
pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan
pengaruh dan daya tarik yang amat besar terhadap anggota maupun
organisasinya.
Secara teoretis Pemimpin tipe ini sukar dijelaskan, karena dalam
kenyataan nya pemimpin kharismatis ini mempunyai daya tarik yang sangat
besar, yang mengakibatkan timbulnya rasa kagum dari para
anggota/pengikutnya, menimbulkan rasa hormat yang begitu besar dari
anggota/bawahannya dan selalu memiliki pengikut yang sangat banyak.

2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik.


Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan
yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: (1) mereka menganggap
anggota/bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak
sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu melindungi, (3)
mereka jarang memberikan kesempatan kepada anggotanya/bawahan untuk
mengambil keputusan sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan
kesempatan kepada anggotanya/bawahan untuk berinisiatif, (5) mereka
memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada
pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas
mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

Page | 10
Type Kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe
kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan
maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi yang
sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan kepada
anggota/bawahannya.

3. Tipe Kepemimpinan Militeristik.


Kepemimpinan militeristik dapat dikatakan sangat mirip dengan tipe
kepemimpinan otoriter. Sifat tipe kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih
banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter,
kaku dan seringkali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak
dari bawahan, (3) sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan
tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang
keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti,
dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung
searah.
Pemimpin menggunakan system perintah dalam menggerakan
anggota/bawahannya, senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam
menggerakan anggota/bawahannya, senang kepada formalitas yang
berlebih-lebihan, menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari
anggota/bawahan, dan sukar menerima kritikan dari anggota/bawahan serta
gemar upacara-upacara untuk berbagai acara dan keadaan.

4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator).


Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri: (1) mendasarkan diri pada
kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu
berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai situasi, (4)
setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak
pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang
akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah
diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8)
selalu ingin berkuasa secara absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat
konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan bersikap baik pada
bawahan apabila mereka patuh.
Pemimpin yang menganggap organisasi sebagai milik pribadi, selalu
mengidentikan kepentingan pribadi daripada tujuan organisasi, selalu
menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, tidak mau menerima kritik,
saran dan pendapat, terlalu bergantung pada kekuasaan formalnya, karena
itu dalam tindakan pergerakannya mengandung unsur paksaan dan punitive
atau bersifat menghukum.

Page | 11
5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire.
Kepemimpinan Laissez Faire ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia
membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri.
Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya.
Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya
sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki
keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol
anggota/anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak
mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai
pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena
sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya
morat marit dan kacau balau.
Dalam memimpin organisasi mempunyai sikap yang permisif, yaitu
para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan hati
nuraninya, akan tetapi kepentingan bersama dijaga dengan baik, dalam
kenyataan nya organisasi yang dipimpin oleh pemimpin tipe Laissez Faire
akan berjalan lancer, karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang
yang sudah dewasa, yang sudah memahami tujuan, sasaran dan tugasnya
dalam organisasi tersebut.

6. Tipe Kepemimpinan Populistis.


Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat
yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan pihak
luar. Kepemimpinan populis mengutamakan penghidupan kembali sikap
nasionalisme.

7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif


Kepemimpinan administratif itu kepemimpinan yang mampu
menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya
pada umumnya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-
administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan
pembangunan.
Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang
efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya
perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan
perkembangan sosial ditengah masyarakat.

8. Tipe Kepemimpinan Demokratis.

Page | 12
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan
memberikan bimbingan yang efisien kepada para anggota/pengikutnya.
Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan
pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang
baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya
akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap anggota/kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau
mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian
para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan
kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang
tepat.
Pemimpin tipe demokratis akan selalu berusaha mensingkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi
dari para anggota/bawahannya, senang menerima saran, selalu berusaha
menjadikan anggota/bawahannya lebih sukses daripadanya, selalu
mengutamakan kerjasama dalam mencapai tujuan, berusaha
mengembangkan kapasitas pribadinya sebagai pemimpin, dan suka
melibatkan anggota/bawahannya secara aktif dalam menentukan nasib
sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan pada
organisasi.

Refleksi dari Tipe Kepemimpinan tersebut :


Pada prinsipnya Tipe kepemimpinan ini bukan suatu hal yang mutlak
untuk diterapkan, karena pada dasarnya semua jenis gaya kepemimpinan itu
memiliki keunggulan masing-masing. Pada situasi atau keadaan tertentu
dibutuhkan gaya kepemimpinan yang otoriter, walaupun pada umumnya gaya
kepemimpinan yang demokratis lebih bermanfaat. Oleh karena itu dalam
aplikasinya, tinggal bagaimana kita menyesuaikan gaya kepemimpinan yang
akan diterapkan dalam organisasi profesi sesuai dengan situasi dan kondisi
yang menuntut diterapkannnya gaya kepemimpinan tertentu untuk mendapatkan
manfaat yang terbaik dan terhebat bagi organisdasi.

Teori – Teori Dalam Studi Kepemimpinan


Teori Great Man
 Kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak seseorang lahir.
 Bennis & Nanus (1990) menjelaskan, teori ini berasumsi pemimpin dilahirkan
bukan diciptakan.
 Kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui proses
pewarisan, memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan
memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin.

Page | 13
 “Asal Raja Menjadi Raja”2

Teori Big Bang


 Suatu peristiwa besar menciptakan seseorang menjadi pemimpin.
 Mengintegrasikan antara situasi dan pengikut.
 Situasi merupakan peristiwa besar seperti revolusi, kekacauan/kerusuhan,
pemberontakan, reformasi dll.
 Pengikut/anggota adalah orang yang menokohkan seseorang dan bersedia
patuh dan taat.

Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian.


 Seseorang dapat menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan
oleh seorang pemimpin.
 Titik tolak teori : keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat
kepribadian baik secara fisik maupun psikologis.
 Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian
yang bukan saja bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil
belajar.

Teori Perilaku (Behavior Theories).


 Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya
dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan.
 Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan
pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas,
cara berkomunikasi, cara mendorong semangat anggota/bawahan, cara
membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin
rapat, cara menegur dan memberikan sanksi.

Teori Kontingensi atau Teori Situasional.


 Resistensi atas teori kepemimpinan sebelumnya yang memberlakukan
asas-asas umum untuk semua situasi.
 Teori ini berpendapat bahwa tidak ada satu jalan (kepemimpinan) terbaik
untuk mengelola dan mengurus satu organisasi.

Filosofi Teori.
 Contingency Approach
Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada pendapat bahwa dalam
menghadapi situasi yang berbeda diperlukan perilaku atau gaya kepemimpinan
yang berbeda.
 Situational Approach

Page | 14
Perilaku atau gaya kepemimpinan harus sesuai dengan situasi yang dihadapi
oleh seorang pemimpin.

IV. Kesimpulan.

Kepemimpinan adalah Kemampuan memperoleh konsensus dan keikatan


pada sasaran bersama, melampaui syarat-syarat organisasi, yang dicapai dengan
pengalaman sumbangan dan kepuasan di pihak kelompok kerja sedangkan
organisasi itu pasti mengandung unsur individu yang berkumpul dalam sebuah
kelompok yang memiliki tujuan tertentu, memiliki aturan tertentu sesuai dengan
kebutuhan organisasi tersebut, dan didalamnya terdapat susunan kepemimpinan
untuk mengatur jalannya organisasi tersebut agar berjalan dengan baik.
Kepemimpinan sangat penting untuk jalannya organisasi karena jika sebuah
organisasi berjalan tanpa adanya pemimpin, maka setiap masalah yang muncul
dalam jalannya organisasi, akan sulit diselesaikan secara cepat dan efisien, yang
mengakibatkan tujuan organisasi terhambat, dan kepuasan dari tercapainya tujuan
tersebut persentasenya sangat rendah. Seorang pemimpin harus memiliki keahlian
dan kemampuan sosial agar menjadi seorang pemimpin yang baik dan
bertanggung jawab serta seorang pemimpin harus benar - benar dapat
melaksanakan tanggung jawabnya, melakukan kontrol dan pengendalian agar
tujuan dalam organisasi dapat tercapai.
Karakteristik pemimpin yang sukses adalah: Cerdas, Terampil secara
konseptual dan sosial, Kreatif, Diplomatis dan taktis, Lancar berbicara, Memiliki
pengetahuan tentang berorganisasi,dan Persuasive. Peran utama seorang
pemimpin adalah mempengaruhi atau menggerakkan orang lain untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dengan antusias pada awalnya organisasi dibentuk.
Seorang pimpinan organisasi harus memiliki kemampuan dalam memanage
organisasi yang dipimpinnya, demi perkembangan organisasi.

Dewasa ini Organisasi mengalami berbagai tantangan baik yang berasal


dari dalam diri organisasi maupun yang berasal dari lingkungan. Penyebab
perubahan yang berasal dari dalam diri organisasi misalnya, bertambahnya volume
kegiatan, adanya peralatan baru, perubahan atau tambahan tujuan, perluasan
wilayah kegiatan, tingkat pengetahuan, tingkat keterampilan serta perilaku para
anggotanya. Sedangkan penyebab perubahan yang berasal dari lingkungan
misalnya adanya peraturan baru, perubahan kebijakan dari organisasi tingkat yang
lebih tinggi serta perubahan gaya hidup masyarakat.

Dengan demikian berarti, organisasi hanya akan mampu


mewujudkankan tujuannya jika setiap orang yang menduduki jabatan
pimpinan dalam organisasi tersebut berusaha melaksanakan tugas dan
menjalankankan kepemimpinannya secara efektif sesuai dengan posisinya

Page | 15
masing-masing. Tugas seorang pemimpin bukan hanya bekerja sesuai
dengan aturan dan ketentuan yang dijadwalkan, lebih dari itu, pemimpin
mempunyai kewajiban untuk mempertahankan organisasi agar tetap eksis
serta berjalan dan berkembang sesuai dengan kondisi lingkungan/jaman
demi terwujudnya tujuan yang telah ditetapkan.

Bahan Acuan :

 Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. Diterjemahkan Oleh Tim Indeks. Penerbit Indeks
Kelompok Gramedia, Jakarta.
 Robbbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta : Salemba Empat.
 Miftah Thoha, 2003, Perilaku Organisasi , Edisi Pertama, Cetakan Keempatbelas, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
 Herman Sofyandi, Iwa Garniwa, 2002, Perilaku Organisasional, Fakultas Bisnis dan Manajemen
Universitas Widyatama, Bandung.
 Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta.
 Talidizuhu Ndraha. 2005. Teori Budaya Organisasi. Jakarta : Rineka Cipta.
 Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta : Salemba Empat.
 Timpe, A.Dale, 2001, Kepemimpinan , Elex Media Komputindo, Jakarta.
 Yukl. 2005. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta : Indeks.
 Sugandha, Dann, 2001, Kepemimpinan Di Dalam Organisasi Masyarakat ,Sinar Baru, Bandung.
 Cribbin, James. 1982. Kepemimpinan Mengefektifkan Strategi Organisasi. Jakarta : PT. Pustaka
Binaman Pressindo.
 David, K. & John W. N. (1996). Perilaku Dalam Organisasi, Jilid I (terjemahan Agus Dharma).
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
 Kartono, K. (2003). Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah Kepemimpinan Abnormal itu?.
Jakarta: RajaGrafindo Persada.
 Locke, E.A. (1997). Esensi Kepemimpinan (Terjemahan Aris Ananda). Jakarta: Spektrum.
 Rivai, V. (2007). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Ed. 2. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
 Siagian, S. P. (1982). Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi. Jakarta: Gunung
Agung.
 Sondang, P.Siagian, 2002, Teori dan Praktek Kepemimpinan , Rineka Cipta, Jakarta.
 Davis, Keith, 1992, Human Behaviour at Work, Sixty Edition, McGraw Hill Publishing Co., New
Delhi.
 Flippo, Edwin B. 1995, Manajemen Personalia , Diterjemahkan oleh M. Masud, Edisi Keenam,
Erlangga, Jakarta.
 Gouzali Saydam, 1996, Manajemen Sumber Daya Manusia , Jilid 1, PT Gunung Agung, Jakarta.
 Husein Umar, 2004, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi , Cetakan Keempat,
PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
 Moejiono, Imam. (2002). Kepemimpinan dan Keorganisasian . Yogyakarta: UII Press.
 Kartono, Kartini. 2003. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
 Undang-undang RI No. 18 Tahun 2001 Tentang Advokat.
 Anwar, Moch. Idochi. (2003). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
 Berelson, B. dan Steiner G.A. 1964. Human Behaviour: Shorter Edition. Harcourt, Brace and
World, Inc., New York.
 Veithzal Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teori Ke
Praktik. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
 Sarros, J. C. & Butchatsky, O. (1996). Leadership, Australia‟s top CEO: Finding out what make
them the best. Sydney: Harper Business.

Page | 16
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI :
1. Nama : DR (Yuris) DR(Mp) H.TEGUH SAMUDERA,SH.MH.
2. Tempat/Tanggal Lahir : Purworejo, 27 Desember 1952
3. Agama : Islam
4. Status Perkawinan : Kawin
5. Pekerjaan : Dosen dan Advokat
6. Alamat Kantor : Jl. Kramat Raya No.5 ,
Perkantoran MAYA INDAH F - 12, Senen,
Jakarta Pusat.
7. Alamat Rumah : Kampung Serdang No.45,
RT.004/RW.009, Kel. Cempaka Baru,
Kec. Kemayoran, Jakarta Pusat.
8. No. Telepon : Kantor : 390-1893, 390-1894,
HP : 0811-999912
9. E-mail : teguh_advokat@yahoo.com

B. RIWAYAT PENDIDIKAN UMUM :


1. SR (Sekolah Rakyat) Tahun 1995
2. ST (Sekolah Tinggi) Tahun 1969
3. SMA (Sekolah Menengah Atas) Tahun 1973
4. S-1 (Sarjana Hukum Universitas Jayabaya) Tahun 1979
5. S-2 (Magister Hukum Universitas Jayabaya) Tahun 1998
6. S-3 (Doktor Ilmu Manajemen, Universitas Negeri Jakarta) Th. 2002
7. S-3 (Doktor Ilmu Hukum, Universitas Borobudur, Jakarta) Th. 2015

C. RIWAYAT PENDIDIKAN KHUSUS :


1. Karya Latihan Bantuan Hukum (l979)
2. Program Pengacara, LBH Jakarta (l980)
3. Pendidikan Notariat, Universitas Indonesia (1981)
4. Pendidikan Konsultan Pasar Modal, HKHPN-Unair, (1997)
5. Pendidikan Hukum Bidang Hukum Kepailitan (1998)
6. Pendidikan Hukum Perpajakan, Universitas Indonesia (1999)

D. RIWAYAT JABATAN yang pernah dijalankan:


1. Pembela Umum pada Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, pimpinan
Adnan Buyung Nasution,SH.(1980-1983);
2. Kepala Humas Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta (1982-1983);
3. Advokat , berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI No.: A.
781 - Kp. 04. 13 - Th. l982 tanggal 20 Maret 1982;
4. Mendirikan dan sebagai Pimpinan pada kantor Advokat & Konsultan Hukum,
TEGUH SAMUDERA & ASSOCIATES (sejak 1983);
5. Hakim Ad Hoc pada Pengadilan Niaga, berdasarkan Keputusan Presiden
RI No.: 108 / M Tahun 2000 tanggal 8 Mei 2000;

Page | 17
6. Staf Ahli Fraksi PDIP DPR – RI;
7. Konsultan Hukum Badan Penyehatan Perbankan Nasional (
BPPN / 1999-2001 );
8. Penasehat Hukum di berbagai Perusahaan Swasta Nasional maupun Asing,
BUMN, Bank, Pos Kota Group, Majalah Remaja “ Aneka Yess”, Majalah
Sarinah;
9. Penasehat Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum Pemuda Pancasila
Tingkat Pusat ;
10. Penasehat hukum Yayasan Jayabaya ;
11. Penasehat hukum Universitas Nasional dan
12. Penasehat hukum Universitas Negeri Jakarta;
13. Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan RI, berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan RI No.: KEP.04/
MEN/SJ/2004 jo 2005,
14. Rektor Universitas Kejuangan 45 – Jakarta,
15. Board of Director (Dewan Direktur) Yayasan Brata Bhakti POLRI Pusat,
16. Ketua Board of Trustee Kongres Advokat Indonesia,
17. Ketua Umum Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN),
18. Ketua Board Of Trustee DPP IKADIN (Ikatan Advokat Indonesia)
19. Dewan Redaksi Tabloid AKSI,
20. Badan Pengurus Harian Universitas Jayabaya,
21. Pengasuh Rubrik Klinik Hukum Pos Kota,
22. Presiden Komisaris maupun Komisaris pada beberapa perusahaan swasta
;

E. LAIN-LAIN :

I. Kegiatan ilmiah :
1. Sejak tahun 1994 melakukan penelitian-penelitian dibidang hukum, analisa
dan evaluasi Hukum di Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN)
Kementerian Hukum dan HAM RI, Jakarta ;
2. Mengikuti seminar-seminar, Loka Karya, diskusi-diskusi maupun semi loka ;
3. Sebagai pembicara atau nara sumber maupun moderator diberbagai
pertemuan ilmiah, baik yang diselenggarakan Kementerian, Lembaga,
Profesi maupun institusi negara serta korporasi;
4. Sebagai Pembimbing S2, Penguji S2 dan Penguji S3 di berbagai
Universitas;
5. Sebagai AHLI dalam sidang Pengadilan Negeri maupun Mahkamah
Konstitusi RI.

II. Karya ilmiah yang ditulis [buku, makalah, Laporan Penelitian] :


- Hukum Pembuktian Dalam Perkara Perdata (penerbit Alumni, Bandung,
1989) ;
- Strategi Menangani Sengketa Tata Usaha Negara di PTUN;
- Perlunya Memahami Hukum Perjanjian;
- Wanprestasi dan Akibat Hukumnya;

Page | 18
- Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi;
- Dampak Berlakunya UU Perlindungan Konsumen Bagi Profesi Dokter Gigi;
- Hukum Bisnis Islam;
- Strategi Penanganan Perkara Perdata;
- Hukum Perusahaan (Corporate Law);
- Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang;
- Hukum Acara Pidana;
- Tehnik Merancang dan Menyusun Kontrak Menurut Hukum;
- Hukum Acara Perdata;
- Tindak Pidana Korupsi;
- Hak Pemegang Saham Minoritas Dalam Perseroan Terbatas Menurut UU
No.1 Tahun 1995;
- Ragam Bahasa Perundang-undangan;
- Tehnik Penyusunan Peraturan (Perundang-undangan);
- Hukum Perkawinan; Hukum Kontrak;
- Yayasan Reformasi terhadap Lembaga Pendidikan;
- Penyesuaian/Perubahan AD dan Jabarannya dalam ART Yayasan serta
Wewenang dan Tanggung Jawab Pengurus Yayasan yang telah berdiri
sebelum UU No. 16 Tahun 2001;
- Perspektif Advokat Masa Depan;
- Tindak Pidana dibidang Perpajakan;
- Peran TNI POLRI Pasca Reformasi;
- Syarat dan Pelaksanaan P-4 Pemeriksaan Surat dan Pembuktian Dalam
Hukum Acara Pidana;
- Teknik Menganalisa Pledooi (pembelaan),
- Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali;
- Hakekat Pembukaan UUD 1945;
- Hukum Peradilan Tata Usaha Negara;
- Wewenang Polri Melakukan Penyidikan dalam Tindak Pidana Korupsi;
- Intervensi;
- Tehnik Pengumpulan Alat Bukti dan Peranan Auditor BPK dalam Perkara
Pidana;
- Putusan Pemidanaan Tidak Wajib dengan Penahanan;
- Surat Keterangan Dokter dalam Perspektif Kepengacaraan;
- Aspek Hukum Yayasan dalam Konteks Bisnis Global;
- PERDA, APBD, dan Pertanggung jawaban Hukum;
- Tehnik Wawancara dengan Klien;
- Pelaksanaan Simulasi Sidang Acara Pidana;
- Kode Etik Profesi Advokat;
- Fungsi dan Peran Organisasi Advokat;
- Teknik Membuat Somasi dan Menghadapi Somasi;
- Penagihan Pajak Dilihat dari Perspektif Bisnis;
- Teknik Menghadapi Pemeriksaan Polri dan Jaksa;
- Hukum Pasar Modal;
- Peranan dan Peran Organisasi Advokat;
- Peranan Profesi Advokat dalam Negara Hukum;

Page | 19
- Membangun Peran Advokat dalam Ketenagakerjaan;
- Masalah Lembaga Penyelesaian Sengketa dalam RUU Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI);
- PMH dalam Hukum Pidana, Azas-azas Kesalahan, Kesengajaan, Kealpaan
dan Unsur-unsur Delik Penggelapan dan Penipuan;
- Manajemen Resiko dan Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana
Perbankan;
- Hukum Acara Persaingan Usaha;
- Upaya Hukum Luar Biasa;
- Strategi Membela Kasus Sengketa Tata Usaha Negara yang Telah
Menggunakan Seluruh Upaya Administratif (Proses Penyelesaian di
Pengadilan Tinggi TUN, Kasasi dan Peninjauan Kembali di MA);
- Kepailitan dan Peradilan Niaga;
- Hukum Acara Persaingan Usaha;
- Strategi Menangani Perkara Perdata dan Perkara Pidana;
- Hukum Pembuktian dan Alat Bukti;
- Pelimpahan Wewenang Pusat Kepada Daerah di Bidang PMA untuk
Mendukung Otonomi Daerah;
- Asas-asas Hukum Pidana Militer;
- Meningkatkan Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dengan
Program Legislasi Nasional yang Berkualitas dan Terukur;
- Peranan Praktisi Hukum dalam Menghadapi Perdagangan Bebas;
- Pacaran Sehat Agar Masa Depan Lebih Hebat;
- Kondisi TNI dan Polri Saat Ini di Mata Masyarakat, Sebuah Perspektif
Hukum;
- Relevansi Prolegnas (Suatu Perwujudan Forum Komunikasi Pemerintah
dengan Masyarakat /Profesi);
- Tindak Pidana Perpajakan;
- Hukum Positif yang Berkekuatan dengan Eksekusi Perkara Pidana;
- Reformasi Moral Profesi Penegak Hukum Indonesia;
- Grasi Sebagai Lembaga Alternatif Penyelesaian Pelaksanaan Hukuman;
- Immunitas & Hak-hak Advokat Berdasarkan UU Advokat;
- Peranan PERADI Dalam Advokasi dan Perlindungan Hukum Terhadap
Pembela Hak Asasi Perempuan;
- Beberapa Permasalahan dalam KUHAP di Indonesia;
- Fungsi dan Peranan Advokat Dalam Reformasi Sistem Peradilan di
Indonesia;
- Sistem Peradilan di Indonesia;
- Penggunaan Informasi dan Dokumentasi Hukum dalam Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan/Peraturan Daerah;
- Menuju KUHAP yang Memperhatikan Harkat dan Martabat Manusia;
- Proses Penegakan Hukum Tanpa Tebang Pilih;
- People, Law & Moral Hazard Related To Business Continuity.

Page | 20
III. Pengalaman sebagai Dosen / Tenaga Pengajar / Instruktur pada :
- Program Pasca Sarjana, Fakultas Hukum Universitas Borobudur,
Jakarta,
- Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Jakarta,
- Program Pasca Sarjana, dan Fakultas Hukum Universitas Jayabaya (S1-
S2),
- Program Pasca Sarjana, Universitas Katholik Sugiopranoto Semarang,
- Program Pasca Sarjana, Universitas UNDARIS, Ungaran, Semarang,
- Law Education Hotman Paris, Jakarta
- Pusdiklat Bank BNI 46, Jakarta
- Gabungan 18 BUMN dalam SPI SUCOFINDO, Jakarta
- Pendidikan Asisten Advokat Peradin, Jakarta
- Pendidikan Advokat Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN),
- Pendidikan Advokat AAI,
- Subdit TIPIKOR Ditserse Mabes POLRI, Jakarta
- Karya Latihan Bantuan Hukum LBH Jakarta,
- Pelatihan Konsultan Hukum Universitas, Jayabaya,
- Pengacara & Konsultan Hukum “YAN APUL & FOUNNERS”,
- Lembaga Pendidikan Hukum dan Bisnis “Jakarta Study Centre”,
- Pusat Latihan Sarjana Hukum Perusahaan (Corporate Lawyers Training
Center/CLTC), Jakarta
- Jakarta Legal Integrated Training Institution (LITI), Jakarta
- Pusdiklat BULOG, Jakarta
- Pelatihan Hukum Bank Indonesia, Jakarta
- Pendidikan Pengacara Personil TNI Angkatan Laut, Jakarta
- PT.Asuransi Raksa Pratikara, Jakarta
- Pusat Studi Hukum Bisnis “TEGUH SAMUDERA”, Jakarta
- Lembaga Pemberdayaan Hukum Indonesia (LPHI), Jakarta
- Prima Training & Consulting – Bank Indonesia, Jakarta
- Yayasan Pustaka Hukum, Jakarta,
- Pendidikan Khusus Profesi Advokat pada Fiducia Universitas Surakarta
Surakarta
- Diberbagai Universitas yang menyelenggarakan Pendidikan Khusus
Profesi Advokat berkerjasama dengan IKADIN-PERADI maupun Kongres
Advokat Indonesia (KAI) al di :
 Universitas Sumatera Utara, Medan
 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan
 Universitas Nommensen, Medan;
 Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru, Riau;
 Universitas Sriwijaya, Palembang;
 Universitas Lampung, Bandar Lampung;
 Universitas Indonesia, Jakarta
 Universitas Kristen Indonesia, Jakarta
 Universitas Borobudur, Jakarta
 Universitas Indonusa Esa Unggul, Jakarta
 Universitas Krisnadwipayana, Jakarta;

Page | 21
 Universitas Juanda, Bogor;
 Universitas Padjadjaran, Bandung;
 Universitas Jenderal Sudirman, Purwokerto;
 Universitas Muhammadiyah, Magelang;
 Universitas Diponegoro, Semarang;
 Universitas Satya Wacana, Salatiga ;
 Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
 Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
 Universitas Janabadra, Yogyakarta
 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta;
 Universitas Airlangga, Surabaya;
 Universitas Gresik, di Gresik
 Universitas Jember, Jember
 Universitas Saraswati, Denpasar;
 Universitas Tanjungpura, Pontianak, dlsb.

IV. Pengalaman berorganisasi yang telah digeluti :


- Ketua DPP Partai HANURA;
- Ketua Board of Trustee DPP Ikatan Advokat Indonesia, dan
- Ketua Dewan Penasehat DPP Kongres Advokat Indonesia,
- Koordinator Tim Advokasi Perhimpunan Kebangsaan Indonesia (TAPAK
Indonesia);
- Direktur Direktorat Hukum Bappilu Pusat DPP Partai HANURA,
- Ketua KORDA JATENG Partai HANURA,
- Komisaris DPC Persatuan Advokat Indonesia (Peradin) Jakarta,
- Anggota dari :
 Persatuan Advokat Indonesia (Peradin),
 Persatuan Sarjana Hukum Indonesia (Persahi),
 International Bar Association (IBA),
 Asia Pacific Lawyer Association (APLA),
 All Asia Bar Association (AABA),
 Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum dan BPH Dewan Mahasiswa
Universitas Jayabaya,
 Ketua Umum Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Jayabaya,
 Ketua Umum Ikatan Alumni LBH Indonesia;
 Rektor Universitas Kejuangan '45, Jakarta;
 Ketua Dewan Pembina LBH TEGUH SAMUDERA;

Demikian Riwayat Hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 14 Agustus 2016

DR(Yuris) DR (Mp) H.TEGUH SAMUDERA, SH.MH.

Page | 22

Anda mungkin juga menyukai