Anda di halaman 1dari 38

5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.

com

Askep retinoblastoma - Askep retinoblastoma berikut ini adalah askep retinoblastoma


teman-teman dapat mendowload dan mengcopynya silahkan menuju menu askep-askep untuk 
pilihan askep lainnya untuk askep dengan klien retino blastoma silahkan baca di bawah ini
cek it dot
ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN
RETINOBLASTOMA

I. ANATOMI FISIOLOGI RETINA

Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran daripada serabut-
serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid. Bagian anterior berakhir pada ora
serata, di bagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea
(bintik kuning) kira-kira berdiameter 1  –  2 mm yang berperan penting untuk tajam
penglihatan. Di tengah makula lutea terdapat bercak mengkilap yang merupakan reflek 
fovea. Kira-kira 3 mm ke arah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah bulat putih
kemerah-merahan, disebut papil saraf optik, yang di tengahnya agak melekuk dinamakan
eksvakasi foali. Arteri retina sentral bersama venanya masuk ke dalam bola mata di tengah
papil saraf optik.

Retina meluas ke depan hampir mencapai badan siliaris. Struktur ini tersusun dalam 10
lapisan dan mengandung sel batang (rods) dan sel kerucut (cones), yang merupakan reseptor
penglihatan, ditambah 4 jenis neuron:

1. Sel bipolar

2. Sel ganglion

3. Sel horizontal

4. Sel amakrin

Karena lapisan saraf pada retina disatukan bersama-sama oleh sel-sel glia yang disebut sel
muller. Tonjolan-tonjolan dari sel-sel ini membentuk membran pembatas dalam di
permukaan dalam retina dan membran pembatas luar di lapisan reseptor.

Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas lapisan:

1. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang mempunyai
bentuk ramping, dan sel kerucut.

2. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.

3. Lapis nukleus, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang.

Ketiga lapis di atas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.

4. Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aseluler dan merupakan tempat sinapsis sel
fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.

5. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel muller lapis ini

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 1/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.

6. Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aseluler merupakan tempat sinaps sel tripolar,
sel amakrin dengan sel ganglion.

7. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.

8. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik. Di
dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.

9. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.

Warna retina biasanya jingga dan kadang-kadang pucat pada anemia dan iskemia dan
merah pada hyperemia.

Untuk melihat fungsi retina maka dilakukan pemeriksaan subjektif retina seperti: tajam
penglihatan, penglihatan warna, dan lapang pandangan. Pemeriksaan objektif adalah:

- Elektroretino-gram (ERG)

- Elektro-okulogram (EOG)

- Visual Evoked Respons (VER)

• Fungsi Retina

Fungsi retina pada dasarnya adalah menerima bayangan visual yang dikirim ke otak.
Bagian sentral retina atau daerah makula mengandung lebih banyak fotoreseptor kerucut
daripada bagian perifer retina.

- Sel kerucut (cones) yang berjumlah 7 juta dan paling banyak di region fovea, berfungsi
untuk sensasi yang nyata (penglihatan yang paling tajam) dan penglihatan warna.

- Sel batang (rods) untuk sensasi yang sama-samar pada waktu malam atau cahaya
remang. Sel ini mengandung pigmen visual ungu yang disebut rhodopsin.

• Komponen-komponen Retina

II. PENGERTIAN

Retinoblastoma adalah tumor retina yang terdiri atas sel neuroblastik yang tidak 
berdiferensiasi dan merupakan tumor ganas retina pad anak.

40 % penderita retinoblastoma merupakan penyakit herediten. Retinoblastoma


merupakan tumor yang bersifat autosomal dominan dan merupakan tumor embrional.

Sebagian besar penderita dengan retinoblastoma aktif ditemukan pada usia 3 tahun, sedang
bila terdapat binokuler biasanya terdapat pada usia lebih muda atau 10 bulan.

Retinoblastoma dapat ditemukan dalam bentuk yang regresi terutama pada anak-anak.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 2/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

 
Pada saat terakhir ini terlihat kenaikan jumlah anak menderita retinoblastoma di Indonesia.
Kenaikan insiden tumor ini mungkin sekali akibat sudah meningkatnya penerangan akan
tumor pada anak, sehingga prang tua penderita lebih cepat memeriksakan mata anaknya.

III. PENYEBAB

Retinoblastoma terjadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu alel dominan
protektif yang berada dalam pita kromosom 13g14. Bisa karena mutasi atau diturunkan.

Mutasi terjadi akibat perubahan pada rangkaian basa DNA. Peristiwa ini dapat timbul karena
kesalahan replikasi, gerakan, atau perbaikan sel. Mutasi dalam sebuah sel benih akan
ditransmisikan kepada turunan sel tersebut. Sejumlah faktor, termasuk virus, zat kimia, sinar
ultraviolet, dan radiasi pengion, akan meningkatkan laju mutasi. Mutasi kerapkali mengenai
sel somatic dan kemudian diteruskan kepada generasi sel berikutnya dalam suatu generasi.

IV. PATOFISIOLOGI

Retinoblastoma merupakan tumor ganas utama intraokuler yang ditemukan pada anak-anak,
terutama pada usia di bawah 5 tahun. Tumor berasal dari jaringan retina embrional, dapat
terjadi unilateral (70 %) dan bilateral (30 %). Sebagian besar kasus bilateral bersifat herediten
yang diwariskan melalui kromosom.

Massa tumor dapat tumbuh ke dalam vitreous (endofilik) dan tumbuh menembus keluar
lapisan retina atau ke ruang sub retina (endofilik). Kadang-kadang tumor berkembang difus.

Pertumbuhan endofilik lebih umum terjadi. Tumor endofilik timbul dari lapisan inti
dalam lapisan serabut saraf dan lapisan ganglion retina. Tipe eksofilik timbul dari lapisan inti
luar dan dapat terlihat seperti ablasio retina yang solid.

Perluasan retina okuler ke dalam tumor vitreous dapat terjadi pada tipe endofilik dan
dapat timbul sebaran metastase lewat spatium subretina atau melalui tumor vitreous. Selain
itu tumor dapat meluas lewat infiltrasi pada lamina cribrosa langsung ke nervus optikus
dengan perluasan ke lapisan koroid dapat ditemukan infiltrasi vena-vena pada daerah tersebut
disertai metastasis hematogen ke tulang dan sumsung tulang.

Tumor mata ini, terbagi atas IV stadium, masing-masing:

• Stadium I: menunjukkan tumor masih terbatas pada retina (stadium tenang)

• Stadium II: tumor terbatas pada bola mata.

• Stadium III: terdapat perluasan ekstra okuler regional, baik yang melampaui ujung nervus
optikus yang dipotong saat enuklasi.

• Stadium IV: ditemukan metastase jauh ke dalam otak.

Pada beberapa kasus terjadi penyembuhan secara spontan, sering terjadi perubahan

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 3/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

degeneratif, diikuti nekrosis dan klasifikasi. Pasien yang selamat memiliki kemungkinan 50
% menurunkan anak dengan retinoblastoma.

V. TANDA DAN GEJALA

1. Leukokoria merupakan keluhan dan gejala yang paling sering ditemukan.

2. Tanda dini retinoblastoma adalah mata juling, mata merah atau terdapatnya warna iris
yang tidak normal.

3. Tumor dengan ukuran sedang akan memberikan gejala hipopion, di dalam bilik mata
depan, uveitis, endoftalmitis, ataupun suatu panoftalmitis.

4. Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam bola mata.

5. Bila terjadi nekrosis tumor, akan terjadi gejala pandangan berat.

6. Tajam penglihatan sangat menurun.

7. Nyeri

8. Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga badan kaca
terlihat benjolan berwarna putih kekuning-kuningan dengan pembuluh darah di atasnya.

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan terutama untuk pasien dengan


metastase ke luar misalnya dengan gejala proptosis bola mata.

- Elektroretino-gram (ERG), berguna untuk menilai kerusakan luas pada retina.

- Elektro-okulogram (EOG)

- Visual Evoked Respons (VER), berguna untuk mengetahui adanya perbedaan


rangsangan yang sampai ke korteks sehingga dapat diketahui adanya gangguan
rangsangan/penglihatan pada seseorang.

VII. PENATALAKSANAAN

Semua tujuan terapi adalah merusak tumor dan mempertahankan penglihatan yang
memungkinkan tanpa membahayakan hidup. Terapi primer retinoblastoma unilateral
biasanya enuklasi, kendatipun pada kasus-kasus tertentu, alternatif seperti krioterapi,
fotokoagulan atau radiasi dapat dipertimbangkan.

• Bila tumor masih terbatas intraokuler, pengobatan dini mempunyai prognosis yang

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 4/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

baik, tergantung dari letak, besar dan tebal.

• Pada tumor yang masih intraokuler dapat dilakukan krioterapi, fotokoagulasi laser,
atau kombinasi sitostatik dan fotokoagulasi laser untuk mempertahankan visus.

• Pada tumor intraokuler yang sudah mencapai seluruh vitreous dan visus nol,
dilakukan enuklasi.

• Bila tumor telah keluar bulbus okuli, tapi masih terbatas di rongga orbita,
dilakukan kombinasi eksenterasi, radioterapi, dan kemoterapi.

Pasien harus terus dievaluasi seumur hidup karena 20  –  90 % pasien retinoblastoma
bilateral akan menderita tumor ganas primer, terutama osteosarkoma.

VIII. PROGNOSIS

Tumor mempunyai prognosis baik bila ditemukan dini dan intraokuler. Prognosis
sangat buruk bila sudah tersebar ekstra ocular pada saat pemeriksaan pertama. Tumor
dapat masuk ke dalam otak melalui saraf optik yang terkena infiltrasi sel tumor.

ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

A. Pengkajian yang penting untuk retinoblastoma

1. Sejak kapan sakit mata dirasakan

Penting untuk mengetahui perkembangan penyakitnya, dan sejauhmana perhatian klien dan
keluarganya terhadap masalah yang dialami. Retinoblastoma mempunyai prognosis baik bila
ditemukan dini.

2. Riwayat trauma sebelum atau sesudah ada keluhan

Trauma dapat memberikan kerusakan pada seluruh lapis kelopak ataupun bola mata.
Trauma sebelumnya dapat juga memberikan kelainan pada mata tersebut sebelum
meminta pertolongan.

3. Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama sebelumnya

Retinoblastoma bersifat herediter yang diwariskan melalui kromosom, protein yang


selamat memiliki kemungkinan 50 % menurunkan anak dengan retinoblastoma.

4. Apakah pasien merasakan adanya perubahan dalam matanya.

Retinoblastoma dapat menyebabkan bola mata menjadi besar.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 5/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

 
5. Apakah ada keluhan lain yang menyertai

Keluhan sakit kepala merupakan keluhan paling sering diberikan oleh penderita. Adanya
keluhan pada organ lain juga bisa diakibatkan oleh tumor yang bermetastase.

6. Penyakit mata sebelumnya

Kadang-kadang dengan mengetahui riwayat penyakit mata sebelumnya akan dapat


menerangkan tambahan gejala-gejala penyakit yang dikeluhkan penderita.

7. Penyakit lain yang sedang diderita

Bila sedang menderita penyakit lain dengan keadaan yang buruk, dapat pula memperburuk 
keadaan klien

8. Usia penderita

Dikenal beberapa jenis penyakit yang terjadi pada usia tertentu. Retinoblastoma
umumnya ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia di bawah 5 tahun.

9. Riwayat Psikologi

a. Reaksi pasien dana keluarganya terhadap gangguan penglihatan yang dialami pasien:
cemas, takut, gelisah, sering menangis, sering bertanya.

b. Mekanisme koping

10. Pemeriksaan Fisik Umum

Diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya keadaan umum yang dapat merupakan
penyebab penyakit mata yang sedang diderita.

11. Pemeriksaan Khusus Mata

a. Pemeriksaan tajam penglihatan

Pada retinoblastoma, tumor dapat menyebar luas di dalam bola mata sehingga dapat
merusak semua organ di mata yang menyebabkan tajam penglihatan sangat menurun.

b. Pemeriksaan gerakan bola mata

Pembesaran tumor dalam rongga mata akan menekan saraf dan bahkan dapat merusak saraf 
tersebut dan apabila mengenai saraf III, IV, dan VI maka akan menyebabkan mata juling.

c. Pemeriksaan susunan mata luar dan lakrimal

Pemeriksaan dimulai dari kelopak mata, sistem lakrimal, konjungtiva, kornea, bilik mata
depan, iris, lensa dan pupil. Pada retinoblastoma didapatkan:

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 6/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

- Leukokoria

Yaitu reflek pupil yang berwarna putih.

- Hipopion

Yaitu terdapatnya nanah di bilik mata depan.

- Hifema

Yaitu terdapatnya darah di bilik mata depan

- Uveitis

d. Pemeriksaan Pupil

Leukokoria (refleks pupil yang berwarna putih) merupakan keluhan dan gejala yang
paling sering ditemukan pada penderita dengan retinoblastoma.

e. Pemeriksaan funduskopi

Menggunakan oftalmoskopi untuk pemeriksaan media, papil saraf optik, dan retina.
Refleksi tak ada (atau gelap) akibat perdarahan yang banyak dalam badan kaca.

f. Pemeriksaan tekanan bola mata

Pertumbuhan tumor ke dalam bola mata menyebabkan tekanan bola mata meningkat.

B. Pengelompokan Data

• Data Subjektif 

- Mengeluh nyeri pada mata

- Sulit melihat dengan jelas

- Mengeluh sakit kepala

- Merasa takut

• Data Objektif 

- Mata juling (strabismus)

- Mata merah

- Bola mata besar

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 7/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

- Aktivitas kurang

- Tekanan bola mata meningkat

- Gelisah

- Refleks pupil berwarna putih (leukokoria)

- Tajam penglihatan menurun

- Sering menangis

- Keluarga sering bertanya

- Ekspresi meringis

- Tak akurat mengikuti instruksi

- Keluarga nampak murung

- Keluarga nampak gelisah

- Pertanyaan/pernyataan keluarga salah konsepsi

II. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan proses penyakitnya

(kompresi/dekstruksi jaringan saraf, inflamasi), ditandai dengan:

- Keluhan nyeri

- Aktivitas kurang (distraksi/perilaku berhati-hati)

- Gelisah (respons autonomik)

- Sering menangis

- Keluhan sakit kepala

- Ekspresi meringis

2. Gangguan persepsi sensorik penglihatan sehubungan dengan gangguan


penerimaan sensori dari organ penerima, ditandai dengan:

- Menurunnya ketajaman penglihatan

- Mata juling (strabismus)

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 8/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

 
- Mata merah

- Bola mata membesar

- Tekanan bola mata meningkat

- Refleks pupil berwarna putih (leukokoria)

3. Gangguan rasa aman cemas, sehubungan dengan:

- Perubahan status kesehatan

- Adanya nyeri

- Kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan

Ditandai dengan:

- Merasa takut

- Gelisah

- Sering menangis

- Sering bertanya

4. Resiko tinggi cedera, sehubungan dengan keterbatasan lapang pandang yang ditandai
dengan:

- Menurunnya ketajaman penglihatan

- Mata juling (strabismus)

- Tekanan bola mata meningkat

- Refleks pupil berwarna putih (leukokoria)

5. Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan dengan kurangnya informasi mengenai


penyakit anaknya yang ditandai dengan:

- Tak akurat mengikuti instruksi

- Keluarga nampak murung

- Keluarga nampak gelisah

- Pertanyaan/pernyataan keluarga salah konsepsi


DAFTAR PUSTAKA

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 9/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

Doenges, Marilynn, E., et. al., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk 
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta.

Ganong, William, F., 1998, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 17, EGC, Jakarta.

Mansjoer, A., et. al. 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi III, Cetakan IV, Media
Aekulapius. FK-UI, Jakarta.

http://vhieraquw.blogspot.com/2011/02/askep-retino-blastoma.html 

Retino blastoma 

KONSEP MEDIK 

A. Pengertian

Retinoblastoma adalah suatu neoplasma yang berasal dari neuroretina (sel kerucut sel

batang) atau sel glia yang bersifat ganas. Merupakan tumor ganas intraokuler yang ditemukan pada

anak-anak, terutama pada usia dibawah lima tahun. Tumor berasal dari jaringan retina embrional.
Dapat terjadi unilateral (70%) dan bilateral (30%). Sebagian besar kasus bilateral bersifat herediter

yang diwariskan melalui kromosom.

Massa tumor diretina dapat tumbuh kedalam vitreus (endofitik) dan tumbuh menembus

keluar (eksofitik). Pada beberapa kasus terjadi penyembuhan secara spontan. Sering terjadi

perubahan degeneratif, diikuti nekrosis dan kalsifikasi. Pasien yang selamat memiliki kemungkinan

50% menurunkan anak dengan retinoblastoma. Pewarisan ke saudara sebesar 4-7%.

B. Etiologi 

Terjadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu pasang alel dominant protektif yang

berada dalam pita kromosom 13q14. Bisa karena mutasi atau diturunkan. Penyebabnya adalah tidak

terdapatnya gen penekan tumor, yang sifatnya cenderung diturunkan. Kanker bisa menyerang salah

satu mata yang bersifat somatic maupun kedua mata yang merupakan kelainan yang diturunkan

secara autosom dominant. Kanker bisa menyebar ke kantung mata dan ke otak (melalu saraf 

penglihatan/nervus optikus).

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 10/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

C. Patofisiologi  

Jika letak tumor di macula, dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa tumor yang semakin

membesar akan memperlihatkan gejala leukokoria, tanda-tanda peradangan vitreus yang

menyerupai endoftalmitis. Jika sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata, akan
menyebabkan glaucoma atau tanda peradangan berupa hipopion atau hifema. Pertumbuhan tumor

ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui; nervus optikus ke otak, sclera ke

 jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh kesumsum tulang melalui pembuluh darah.

Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol ke badan kaca. Dipermukaan terdapat

neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris tidak normal. Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar

limfe preaurikuler dan submandibula serta secara hematogen ke sumsum tulang dan visera ,

terutama hati.

D. Klasifikasi  

1. Golongan I

Tumor soliter/multiple kurang dari 4 diameter papil.

Terdapat pada atau dibelakang ekuator

Prognosis sangat baik

2. Golongan II

Satu atau beberapa tumor berukuran 4-10 diameter papil

Prognosis baik

3. Golongan III

Tumor ada didepan ekuator atau tumor soliter berukuran >10 diameter papil

Prognosis meragukan

4. Golongan IV

Tumor multiple sampai ora serata

Prognisis tidak baik

5. Golongan V

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 11/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

Setengah retina terkena benih di badan kaca

Prognosis buruk

Terdapat tiga stadium dalam retinoblastoma :

• Stadium tenang

Pupil lebar, dipupil tampak refleks kuning yang disebut “automatic cats eye”. 

• Stadium glaukoma

Oleh karena tumor menjadi besar, menyebabkan tekanan intraokular meninggi.

• Stadium ekstraokuler

Tumor menjadi lebih besar, bola mata memebesar menyebabakan eksoftalmus kemudian dapt

pecah kedepan sampai keluar dari rongga orbita disertai nekrose diatasnya

E. Manifestasi Klinis 

Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata. Bila letak tumor dimakula,

dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa tumor yang semakin membesar akan memperlihatkan

gejala leukokoria, tanda-tanda peradangan di vitreus (Vitreous seeding) yang menyerupai


endoftalmitis. Bila sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata , akan menyebabkan

glaucoma atau tanda-tanda peradangan berupa hipopion atau hifema. Pertumbuhan tumor ini dapat

menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui nervus optikus ke otak, melalui sclera ke

 jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh ke sumsum tulang melalui pembuluh darah.

Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol kebadan kaca. Di permukaan terdapat

neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris tidak normal. Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar

limfe preaurikular dan submandibula dan, hematogen, ke sumsum tulang dan visera, terutama hati.

F. Diagnosis Banding 

Fibroplasia retrolental, displasia retina , endoftalmitis nematoda, katarak, dan ablasi retina.

G. Pemeriksaan Penunjang 

Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan terutama untuk pasien dengan metastasis ke luar,

misalnya dengan gejala proptosis bola mata.

H. Penatalaksanaan  

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 12/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

Jika satu mata yang terserang, pengobatan bergantung pada kalsifikasi tumor:

1.  Golongan I dan II dengan pengobatan local (radiasi, cryotherapy, fotokoagulasi laser). Kadang-kadang

digabung dengan kemoterapi.

2.  Jika tumor besar (golongan IV dan V) mata harus dienukleasi segera. Mata tidak terkena dilakukan

radiasi sinar X dan kemoterapi.

Pada tumor intraokuler yang sudah mencapai seluruh vitreus dan visus nol, dilakukan enukleasi. Jika

tumor telah keluar kebulbus okuli tetapi masih terbatas di rongga orbita, dilakukan kombinasi

eksenterasi, radioterapi dan kemoterapi. Klien harus terus dievaluasi seumur hidup karena 20-90%

klien retinoblastoma bilateral akan menderita tumor ganas primer, terutama osteosarkoma.

KONSEP KEPERAWATAN 

A. Pengkajian 

1. Biodata

 
a. Identitas klien meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, alamat, tanggal masuk rumah
sakit, tanggal pengkajian, No register, dan diagnosa medis.

b.  Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, usia, pendidikan, pekerjaan/sumber
penghasilan, agama, dan alamat.

c.  Identitas saudara kandung meliputi nama, usia, jenis kelamin, hubungan dengan klien, dan status
kesehatan.

2. Keluhan utama

Keluhan dapat berupa perubahan persepsi penglihatan, demam, kurang nafsu makan, gelisah,
cengeng, nyeri pada luka post operasi, terjadi infeksi pada luka post op, serta perawatan dan
pengobatan lanjutan dari tindakan operasi.

3. Riwayat kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Gejala awal yang muncul pada anak. Bisa berupa bintik putih pada mata tepatnya pada retina,
terjadi pembesaran, mata merah dan besar.

 
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 13/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan Kemungkinan memakan makanan/minuman yang
terkontaminasi, infeksi ditempat lain misal: pernapasan.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Berkaitan erat dengan penyakit keturunan dalam keluarga, misalnya ada anggota keluarga yang
pernah menderita penyakit yang sama.

4. Pemberian Sistem

a. Aktivitas

Gejala: kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas biasanya.

Tanda: kelelahan otot.

Peningkatan kebutuhan tidur, somnolen.

b. Sirkulasi

Gejala: palpitasi.

Tanda: takikardi, mur-mur jantung.

Kulit, membran mukosa pucat.

Defisit saraf kranial dan/atau tanda perdarahan cerebral.

c. Eliminasi
Gejala: diare; nyeri tekan perianal, nyeri.

Darah merah terang pada tisu, feses hitam.

Darah pada urine, penurunan haluaran urine.

d. Integritas ego

Gejala: perasaan tak berdaya/tak ada harapan.

Tanda: depresi, menarik diri, ansietas, takut, marah, mudah terangsang.

Perubahan alam perasaan, kacau.

e. Makanan/cairan

Gejala: kehilangan nafsu makan, anoreksia, muntah.

Perubahan rasa/penyimpangan rasa.

Penurunan berat badan.

f. Neurosensori

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 14/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

Gejala: kurang/penurunan koordinasi.

Perubahan alam perasaan, kacau, disorientasi, ukuran konsisten.

Pusing, kebas, kesemutan parastesi.

Tanda: otot mudah terangsang, aktivitas kejang.

g. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala: nyeri orbital, sakit kepala, nyeri tulang/sendi, nyeri tekan sternal, kram otot.

Tanda: perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah, fokus, pada diri sendiri.

h. Pernapasan

Gejala: napas pendek dengan kerja minimal.

Tanda: dispnea, takipnea, batuk.

Gemericik, ronki.

Penurunan bayi napas.

i. Keamanan

Gejala: riwayat infeksi saat ini/dahulu, jatuh..

Gangguan penglihatan/kerusakan.

Perdarahan spontan tak terkontrol dengan trauma minimal.

Tanda: demam, infeksi.

Kemerahan, purpura, perdarahan retinal, perdarahan gusi, atau epistaksis.

Pembesaran nodus limfe, limpa, atau hati (sehubungan dengan invasi jaringan)

Papil edema dan eksoftalmus.

 
 j. Seksualitas
Gejala: perubahan libido.

Perubahan aliran menstruasi, menoragia.

Lipopren.

k. Penyuluhan/pembelajaran

Gejala: riwayat terpajan pada kimiawi, mis; benzene, fenilbutazon, dan kloramfenikol(kadar ionisasi radiasi
berlebihan, pengobatan kemoterapi sebelumnya, khususnya agen pengkilat.

Gangguan kromosom, contoh sindrom down atau anemia franconi aplastik.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 15/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

http://jatiarsoeko.blogspot.com/2012/01/askep-retino-blastoma.html 

ANATOMI FISIOLOGI RETINA

Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran daripada serabut-
serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid. Bagian anterior berakhir pada ora
serata, di bagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea
(bintik kuning) kira-kira berdiameter 1  – 2 mm yang berperan penting untuk tajam penglihatan.
Di tengah makula lutea terdapat bercak mengkilap yang merupakan reflek fovea. Kira-kira 3 mm
ke arah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah bulat putih kemerah-merahan, disebut
papil saraf optik, yang di tengahnya agak melekuk dinamakan eksvakasi foali. Arteri retina

sentral bersama venanya masuk ke dalam bola mata di tengah papil saraf optik.

Retina meluas ke depan hampir mencapai badan siliaris. Struktur ini tersusun dalam 10 lapisan dan
mengandung sel batang (rods) dan sel kerucut (cones), yang merupakan reseptor penglihatan,
ditambah 4 jenis neuron:

1. Sel bipolar

2. Sel ganglion

3. Sel horizontal

4. Sel amakrin

Karena lapisan saraf pada retina disatukan bersama-sama oleh sel-sel glia yang disebut sel muller.
Tonjolan-tonjolan dari sel-sel ini membentuk membran pembatas dalam di permukaan dalam retina
dan membran pembatas luar di lapisan reseptor.

Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas lapisan:

1. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang mempunyai
bentuk ramping, dan sel kerucut.

2. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.

3. Lapis nukleus, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang.

Ketiga lapis di atas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.

4. Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aseluler dan merupakan tempat sinapsis sel fotoreseptor
dengan sel bipolar dan sel horizontal.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 16/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

 
5. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel muller lapis ini
mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.

6. Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aseluler merupakan tempat sinaps sel tripolar, sel
amakrin dengan sel ganglion.

7. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.

8. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik. Di dalam
lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.

9. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.

Warna retina biasanya jingga dan kadang-kadang pucat pada anemia dan iskemia dan merah
pada hyperemia.

Untuk melihat fungsi retina maka dilakukan pemeriksaan subjektif retina seperti: tajam
penglihatan, penglihatan warna, dan lapang pandangan. Pemeriksaan objektif adalah:

- Elektroretino-gram (ERG)

- Elektro-okulogram (EOG)

- Visual Evoked Respons (VER)

• Fungsi Retina

Fungsi retina pada dasarnya adalah menerima bayangan visual yang dikirim ke otak. Bagian
sentral retina atau daerah makula mengandung lebih banyak fotoreseptor kerucut daripada
bagian perifer retina.

- Sel kerucut (cones) yang berjumlah 7 juta dan paling banyak di region fovea, berfungsi untuk

sensasi yang nyata (penglihatan yang paling tajam) dan penglihatan warna.

- Sel batang (rods) untuk sensasi yang sama-samar pada waktu malam atau cahaya remang. Sel
ini mengandung pigmen visual ungu yang disebut rhodopsin.

• Komponen-komponen Retina

II. PENGERTIAN

Retinoblastoma adalah tumor retina yang terdiri atas sel neuroblastik yang tidak berdiferensiasi dan
merupakan tumor ganas retina pad anak.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 17/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

40 % penderita retinoblastoma merupakan penyakit herediten. Retinoblastoma merupakan


tumor yang bersifat autosomal dominan dan merupakan tumor embrional.

Sebagian besar penderita dengan retinoblastoma aktif ditemukan pada usia 3 tahun, sedang bila
terdapat binokuler biasanya terdapat pada usia lebih muda atau 10 bulan.

Retinoblastoma dapat ditemukan dalam bentuk yang regresi terutama pada anak-anak.

Pada saat terakhir ini terlihat kenaikan jumlah anak menderita retinoblastoma di Indonesia.
Kenaikan insiden tumor ini mungkin sekali akibat sudah meningkatnya penerangan akan tumor
pada anak, sehingga prang tua penderita lebih cepat memeriksakan mata anaknya.

III. PENYEBAB

Retinoblastoma terjadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu alel dominan protektif 
yang berada dalam pita kromosom 13g14. Bisa karena mutasi atau diturunkan.

Mutasi terjadi akibat perubahan pada rangkaian basa DNA. Peristiwa ini dapat timbul karena
kesalahan replikasi, gerakan, atau perbaikan sel. Mutasi dalam sebuah sel benih akan ditransmisikan
kepada turunan sel tersebut. Sejumlah faktor, termasuk virus, zat kimia, sinar ultraviolet, dan radiasi
pengion, akan meningkatkan laju mutasi. Mutasi kerapkali mengenai sel somatic dan kemudian
diteruskan kepada generasi sel berikutnya dalam suatu generasi.

IV. PATOFISIOLOGI

Retinoblastoma merupakan tumor ganas utama intraokuler yang ditemukan pada anak-anak,
terutama pada usia di bawah 5 tahun. Tumor berasal dari jaringan retina embrional, dapat terjadi
unilateral (70 %) dan bilateral (30 %). Sebagian besar kasus bilateral bersifat herediten yang
diwariskan melalui kromosom.

Massa tumor dapat tumbuh ke dalam vitreous (endofilik) dan tumbuh menembus keluar

lapisan retina atau ke ruang sub retina (endofilik). Kadang-kadang tumor berkembang difus.

Pertumbuhan endofilik lebih umum terjadi. Tumor endofilik timbul dari lapisan inti dalam
lapisan serabut saraf dan lapisan ganglion retina. Tipe eksofilik timbul dari lapisan inti luar dan dapat
terlihat seperti ablasio retina yang solid.

Perluasan retina okuler ke dalam tumor vitreous dapat terjadi pada tipe endofilik dan dapat
timbul sebaran metastase lewat spatium subretina atau melalui tumor vitreous. Selain itu tumor
dapat meluas lewat infiltrasi pada lamina cribrosa langsung ke nervus optikus dengan perluasan ke
lapisan koroid dapat ditemukan infiltrasi vena-vena pada daerah tersebut disertai metastasis
hematogen ke tulang dan sumsung tulang.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 18/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

Tumor mata ini, terbagi atas IV stadium, masing-masing:

• Stadium I: menunjukkan tumor masih terbatas pada retina (stadium tenang)

• Stadium II: tumor terbatas pada bola mata.

• Stadium III: terdapat perluasan ekstra okuler regional, baik yang melampaui ujung nervus
optikus yang dipotong saat enuklasi.

• Stadium IV: ditemukan metastase jauh ke dalam otak.

Pada beberapa kasus terjadi penyembuhan secara spontan, sering terjadi perubahan
degeneratif, diikuti nekrosis dan klasifikasi. Pasien yang selamat memiliki kemungkinan 50 %
menurunkan anak dengan retinoblastoma.

V. TANDA DAN GEJALA

1. Leukokoria merupakan keluhan dan gejala yang paling sering ditemukan.

2. Tanda dini retinoblastoma adalah mata juling, mata merah atau terdapatnya warna iris yang
tidak normal.

3. Tumor dengan ukuran sedang akan memberikan gejala hipopion, di dalam bilik mata depan,
uveitis, endoftalmitis, ataupun suatu panoftalmitis.

4. Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam bola mata.

5. Bila terjadi nekrosis tumor, akan terjadi gejala pandangan berat.

6. Tajam penglihatan sangat menurun.

7. Nyeri

8. Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga badan kaca terlihat
benjolan berwarna putih kekuning-kuningan dengan pembuluh darah di atasnya.

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan terutama untuk pasien dengan metastase ke
luar misalnya dengan gejala proptosis bola mata.

- Elektroretino-gram (ERG), berguna untuk menilai kerusakan luas pada retina.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 19/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

 
- Elektro-okulogram (EOG)

- Visual Evoked Respons (VER), berguna untuk mengetahui adanya perbedaan rangsangan
yang sampai ke korteks sehingga dapat diketahui adanya gangguan rangsangan/penglihatan pada
seseorang.

VII. PENATALAKSANAAN

Semua tujuan terapi adalah merusak tumor dan mempertahankan penglihatan yang
memungkinkan tanpa membahayakan hidup. Terapi primer retinoblastoma unilateral biasanya
enuklasi, kendatipun pada kasus-kasus tertentu, alternatif seperti krioterapi, fotokoagulan atau

radiasi dapat dipertimbangkan.

• Bila tumor masih terbatas intraokuler, pengobatan dini mempunyai prognosis yang baik,
tergantung dari letak, besar dan tebal.

• Pada tumor yang masih intraokuler dapat dilakukan krioterapi, fotokoagulasi laser, atau
kombinasi sitostatik dan fotokoagulasi laser untuk mempertahankan visus.

• Pada tumor intraokuler yang sudah mencapai seluruh vitreous dan visus nol, dilakukan
enuklasi.

• Bila tumor telah keluar bulbus okuli, tapi masih terbatas di rongga orbita, dilakukan
kombinasi eksenterasi, radioterapi, dan kemoterapi.

Pasien harus terus dievaluasi seumur hidup karena 20  – 90 % pasien retinoblastoma bilateral
akan menderita tumor ganas primer, terutama osteosarkoma.

VIII. PROGNOSIS

Tumor mempunyai prognosis baik bila ditemukan dini dan intraokuler. Prognosis sangat buruk
bila sudah tersebar ekstra ocular pada saat pemeriksaan pertama. Tumor dapat masuk ke dalam
otak melalui saraf optik yang terkena infiltrasi sel tumor.

ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 20/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

A. Pengkajian yang penting untuk retinoblastoma

1. Sejak kapan sakit mata dirasakan

Penting untuk mengetahui perkembangan penyakitnya, dan sejauhmana perhatian klien dan
keluarganya terhadap masalah yang dialami. Retinoblastoma mempunyai prognosis baik bila
ditemukan dini.

2. Riwayat trauma sebelum atau sesudah ada keluhan

Trauma dapat memberikan kerusakan pada seluruh lapis kelopak ataupun bola mata. Trauma
sebelumnya dapat juga memberikan kelainan pada mata tersebut sebelum meminta
pertolongan.

3. Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama sebelumnya

Retinoblastoma bersifat herediter yang diwariskan melalui kromosom, protein yang selamat
memiliki kemungkinan 50 % menurunkan anak dengan retinoblastoma.

4. Apakah pasien merasakan adanya perubahan dalam matanya.

Retinoblastoma dapat menyebabkan bola mata menjadi besar.

5. Apakah ada keluhan lain yang menyertai

Keluhan sakit kepala merupakan keluhan paling sering diberikan oleh penderita. Adanya
keluhan pada organ lain juga bisa diakibatkan oleh tumor yang bermetastase.

6. Penyakit mata sebelumnya

Kadang-kadang dengan mengetahui riwayat penyakit mata sebelumnya akan dapat


menerangkan tambahan gejala-gejala penyakit yang dikeluhkan penderita.

7. Penyakit lain yang sedang diderita

Bila sedang menderita penyakit lain dengan keadaan yang buruk, dapat pula memperburuk keadaan
klien

8. Usia penderita

Dikenal beberapa jenis penyakit yang terjadi pada usia tertentu. Retinoblastoma
umumnya ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia di bawah 5 tahun.

9. Riwayat Psikologi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 21/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

a. Reaksi pasien dana keluarganya terhadap gangguan penglihatan yang dialami pasien: cemas,
takut, gelisah, sering menangis, sering bertanya.

b. Mekanisme koping

10. Pemeriksaan Fisik Umum

Diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya keadaan umum yang dapat merupakan
penyebab penyakit mata yang sedang diderita.

11. Pemeriksaan Khusus Mata

a. Pemeriksaan tajam penglihatan

Pada retinoblastoma, tumor dapat menyebar luas di dalam bola mata sehingga dapat merusak
semua organ di mata yang menyebabkan tajam penglihatan sangat menurun.

b. Pemeriksaan gerakan bola mata

Pembesaran tumor dalam rongga mata akan menekan saraf dan bahkan dapat merusak saraf 
tersebut dan apabila mengenai saraf III, IV, dan VI maka akan menyebabkan mata juling.

c. Pemeriksaan susunan mata luar dan lakrimal

Pemeriksaan dimulai dari kelopak mata, sistem lakrimal, konjungtiva, kornea, bilik mata depan,
iris, lensa dan pupil. Pada retinoblastoma didapatkan:

- Leukokoria

Yaitu reflek pupil yang berwarna putih.

- Hipopion

Yaitu terdapatnya nanah di bilik mata depan.

- Hifema

Yaitu terdapatnya darah di bilik mata depan

- Uveitis

d. Pemeriksaan Pupil

Leukokoria (refleks pupil yang berwarna putih) merupakan keluhan dan gejala yang paling
sering ditemukan pada penderita dengan retinoblastoma.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 22/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

 
e. Pemeriksaan funduskopi

Menggunakan oftalmoskopi untuk pemeriksaan media, papil saraf optik, dan retina. Refleksi tak
ada (atau gelap) akibat perdarahan yang banyak dalam badan kaca.

f. Pemeriksaan tekanan bola mata

Pertumbuhan tumor ke dalam bola mata menyebabkan tekanan bola mata meningkat.

B. Pengelompokan Data

• Data Subjektif 

- Mengeluh nyeri pada mata

- Sulit melihat dengan jelas

- Mengeluh sakit kepala

- Merasa takut

• Data Objektif 

- Mata juling (strabismus)

- Mata merah

- Bola mata besar

- Aktivitas kurang

- Tekanan bola mata meningkat

- Gelisah

- Refleks pupil berwarna putih (leukokoria)

- Tajam penglihatan menurun

- Sering menangis

- Keluarga sering bertanya

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 23/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

 
- Ekspresi meringis

- Tak akurat mengikuti instruksi

- Keluarga nampak murung

- Keluarga nampak gelisah

- Pertanyaan/pernyataan keluarga salah konsepsi

II. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan proses penyakitnya

(kompresi/dekstruksi jaringan saraf, inflamasi), ditandai dengan:

- Keluhan nyeri

- Aktivitas kurang (distraksi/perilaku berhati-hati)

- Gelisah (respons autonomik)

- Sering menangis

- Keluhan sakit kepala

- Ekspresi meringis

2. Gangguan persepsi sensorik penglihatan sehubungan dengan gangguan penerimaan


sensori dari organ penerima, ditandai dengan:

- Menurunnya ketajaman penglihatan

- Mata juling (strabismus)

- Mata merah

- Bola mata membesar

- Tekanan bola mata meningkat

- Refleks pupil berwarna putih (leukokoria)

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 24/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

 
3. Gangguan rasa aman cemas, sehubungan dengan:

- Perubahan status kesehatan

- Adanya nyeri

- Kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan

Ditandai dengan:

- Merasa takut

- Gelisah

- Sering menangis

- Sering bertanya

4. Resiko tinggi cedera, sehubungan dengan keterbatasan lapang pandang yang ditandai
dengan:

- Menurunnya ketajaman penglihatan

- Mata juling (strabismus)

- Tekanan bola mata meningkat

- Refleks pupil berwarna putih (leukokoria)

5. Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan dengan kurangnya informasi mengenai


penyakit anaknya yang ditandai dengan:

- Tak akurat mengikuti instruksi

- Keluarga nampak murung

- Keluarga nampak gelisah

- Pertanyaan/pernyataan keluarga salah konsepsi


DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn, E., et. al., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 25/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

Ganong, William, F., 1998, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 17, EGC, Jakarta.

Mansjoer, A., et. al. 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi III, Cetakan IV, Media Aekulapius.
FK-UI, Jakarta.

ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP)


RETINOBLASTOMA 
BAB 1 

PENDAHULUAN 

1.  Latar Belakang

Retinoblastoma adalah salah satu penyakit kanker primer pada mata yang paling sering
dijumpai pada bayi dan anak. Penyakit ini tidak hanya dapat mengakibatkan kebutaan,
melainkan juga kematian. Di negara berkembang, upaya pencegahan dan deteksi dini belum
banyak dilakukan oleh para orang tua. Salah satu sebabnya adalah pengetahuan yang masih
minim mengenai penyakit kanker tersebut.

Dalam penelitian menyebutkan bahwa 5-10% anak usia prasekolah dan 10% anak usia
sekolah memiliki masalah penglihatan. Namun seringkali anak-anak sulit menceritakan
masalah penglihatan yang mereka alami. Karena itu, skrining mata pada anak sangat
diperlukan untuk mendeteksi masalah penglihatan sedini mungkin. Skrining dan pemeriksaan
mata anak sebaiknya dilakukan pada saat baru lahir, usia 6 bulan, usia 3-4 tahun, dan
dilanjutkan pemeriksaan rutin pada usia 5 tahun ke atas. Setidaknya anak diperiksakan ke
dokter mata setiap 2 tahun dan harus lebih sering apabila telah ditemukan masalah spesifik 
atau terdapat faktor risiko.

Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan tujuan berbagi pengetahuan tentang penyakit
retina blastoma ke masyarakat luas yang mana di negara Indonesia masih kurang di
perhatikan. Dan kami sebagai perawat perlu memahami dan mengetahui mengenai asuhan
keperawatan terhadap pasien dengan retino blastoma.

1.  Rumusan Masalalah


1.  Bagaimanakah konsep teori retino blastoma?
1.  Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan retinoblastoma?
2.  Tujuan

Tujuan Umum:

Mengetahui secara umum mengenai penyakit retini blastoma serta asuhan


keperawatan yang tepat terhadap penyakit retino blastoma tersebut.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 26/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

Tujuan khusus :

1.  Mengetahui Pengertian dari penyakit retino blastoma.


2.  Mengetahui etiologi dari penyakit retino blastoma.
3.  Mengetahui manifestasi klinis dari penyakit retina blastoma.
4.  Mengetahui patofisiologi dari penyakit retino blastoma.
5.  Mengetahui penatalaksanaan terhadap pasien retino blastoma.
6.  Mengetahui asuhan keperawatan yang tepat pada pasien retino blastoma
7.  Mengetahui Web Of Caution (WOC) dari penyakit Retinoblastoma
8.  Manfaat

Kita yang nantinya sebagai tenaga kesehatan dapat mengetahui dan faham akan asuhan
keperawatan yang tepat untuk pasien retina blastoma,sehinggga didunia rumah sakit nanti
dapat menerapkan asuhan keperawatan ke pasien retino blastoma dengan tepat.

BAB 2 

TINJAUAN PUSTAKA 

2.1 Definisi 

Retinoblastoma adalah tumor endo-okular pada anak yang mengenai saraf embrionik retina.
Kasus ini jarang terjadi, sehingga sulit untuk dideteksi secara awal. Rata rata usia klien saat
diagnosis adalah 24 bulan pada kasus unilateral, 13 bulan pada kasus kasus bilateral.
Beberapa kasus bilateral tampak sebagai kasus unilateral, dan tumor pada bagian mata yang
lain terdeteksi pada saat pemeriksaan evaluasi. ini menunjukkan pentingnya untuk memeriksa
klien dengan dengan anestesi pada anak anak dengan retinoblastoma unilateral, khususnya
pada usia dibawah 1 tahun. (Pudjo Hagung Sutaryo, 2006 ).

2.2 Etiologi 

Retinoblastoma terjadi secara


menjadi dua subkelompok yagfamiliar
berbeda,atau sporadik.
yaitu bilateralNamun dapat juga
atau unilateral dandiklasifikasikan
diturunkan atau
tidak diturunkan. Kasus yang tidak diturunkan selalu unilateral, sedangkan 90 % kasus yang
diturunkan adalah bilateral, dan unilateral sebanyak 10%. Gen retinoblastoma (RBI) diisolasi
dari kromosom 13q14, yang berperan sebagai pengatur pertumbuhan sel pada sel normal.
Penyebabnya adalah tidak terdapatnya gen penekan tumor, yang sifatnya cenderung
diturunkan. Kanker bisa menyerang salah satu mata yang bersifat somatic maupun kedua
mata yang merupakan kelainan yang diturunkan secara autosom dominant. Kanker bisa
menyebar ke kantung mata dan ke otak (melalu saraf penglihatan/ nervus optikus).

2.3 Manifestasi klinis 

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 27/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata. Bila letak tumor dimakula,
dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa tumor yang semakin membesar akan
memperlihatkan gejala leukokoria, tanda-tanda peradangan di vitreus (Vitreous seeding) yang
menyerupai endoftalmitis. Bila sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata ,
akan menyebabkan glaucoma atau tanda-tanda peradangan berupa hipopion atau hifema.
Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui nervus
optikus ke otak, melalui sclera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh ke
sumsum tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat
menonjol kebadan kaca. Di permukaan terdapat neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris
tidak normal. Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar limfe preaurikular dan submandibula
dan, hematogen, ke sumsum tulang dan visera, terutama hati.

Kanker retina ini pemicunya adalag faktor genetik atau pengaruh lingkungan dan infeksi
virus. Gejala yang ditimbulkan retinoblastoma adalah timbulnya bercak putih di bagian
tengah mata atau retina, membuat mata seolah-olah bersinar bila terkena cahaya. Kemudian
kelopak mata menurun dan pupil melebar, penglihatan terganggu atau mata kelihatan juling.
Tapi apabila stadium berlanjut mata tampak menonjol. Jadi apabila terihat tanda-tanda berupa
mata merah, berair, bengkak, walaupun sudah diberikan obat mata dan pada kondisi gelap
terlihat seolah bersinar seperti kucing jadi anak tersebut bisa terindikasi penyakit
retinoblastoma.

2.4 Patofisiologi 

Jika letak tumor di macula, dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa tumor yang

semakin membesar
yang menyerupai akan memperlihatkan
endoftalmitis. gejala
Jika sel-sel tumorleukokoria, tanda-tanda
terlepas dan masuk ke peradangan vitreus
segmen anterior
mata, akan menyebabkan glaucoma atau tanda peradangan berupa hipopion atau hifema.
Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui; nervus
optikus ke otak, sclera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh kesumsum
tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat
menonjol ke badan kaca. Dipermukaan terdapat neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris
tidak normal. Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar limfe preaurikuler dan submandibula
serta secara hematogen ke sumsum tulang dan visera , terutati.

2.5 Klasifikasi Stadium

Menurut Reese-Ellsworth, retino balastoma digolongkan menjadi

1. Golongan I
a. Tumor soliter/multiple kurang dari 4 diameter pupil.
b. Tumor multiple tidak lebih dari 4dd,dan terdapat pada atau dibelakang ekuator
2. Golongan II
a. Tumor solid dengan diameter 4-10 dd pada atau belakang ekuator

b. Tumor multiple dengan diameter 4-10 dd pada atau belakang ekuator


3. Golongan III
a. Beberapa lesi di depan ekuator

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 28/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

b. Tumor ada didepan ekuator atau tumor soliter berukuran >10 diameter papil
4. Golongan IV
a. Tumor multiple sebagian besar > 10 dd

b. Beberapa lesi menyebar ke anterior ke ora serrata


5. Golongan V
a. Tumor masif mengenai lebih dari setengah retina
b. Penyebaran ke vitreous

Tumor menjadi lebih besar, bola mata memebesar menyebabakan eksoftalmus kemudian dapt
pecah kedepan sampai keluar dari rongga orbita disertai nekrose diatasnya.

Menurut Grabowski dan Abrahamson, membagi penderajatan berdasarkan tempat utama


dimana retinoblastoma menyebar sebagai berikut :

1. Derajat I intraokular

a. tumor retina.

b. penyebaran ke lamina fibrosa.

c. penyebaran ke ueva.

2. Derajat II orbita

a. Tumor orbita : sel sel episklera yang tersebar, tumor terbukti dengan biopsi.

b. Nervous optikus.

2.6 Penatalaksanaan

Dua aspek pengobatan retinoblastoma harus diperhatikan, pertama adalah pengobatan local
untuk jenis intraocular, dan kedua adalah pengobatan sistemik untuk jenis ekstrokular,
regional, dan metastatic.

Hanya 17% pasien dengan retinoblastoma bilateral kedua matanya masih terlindungi.
Gambaran seperti ini lebih banyak pada keluarga yang memiliki riwayat keluarga, karena
diagnosis biasanya lebih awal. Sementara 13% pasien dengan retinoblastoma bilateral kedua
matanya terambil atau keluar karena penyakit intraocular yang sudah lanjut, baik pada waktu
masuk atau setelah gagal pengobatan local.

Jenis terapi 

1.  Pembedahan

Enukleasi adalah terapi yang paling sederhana dan aman untuk retinoblastoma. Pemasangan
bola mata palsu dilakukan beberapa minggu setelha prosedur ini, untuk meminimalkan efek 
kosmetik. Bagaimanapun, apabila enukleasi dilakukan pada dua tahun pertama kehidupan,

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 29/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

asimetri wajah akan terjadi karena hambatan pertumbuhan orbita. Bagaimanapun, jika mata
kontralateral juga terlibat cukup parah, pendekatan konservatif mungkin bisa diambil.

Enukleasi dianjurkan apabila terjadi glaukoma, invasi ke rongga naterior, atau terjadi
rubeosis iridis, dan apabila terapi local tidak dapat dievaluasi karena katarak atau gagal untuk 
mengikuti pasien secara lengkap atau teratur. Enuklasi dapat ditunda atau ditangguhkan pada
saat diagnosis tumor sudah menyebar ke ekstraokular. Massa orbita harus dihindari.
Pembedahan intraocular seperti vitrektomi, adalah kontraindikasi pada pasien retinoblastoma,
karena akan menaikkan relaps orbita.

1.  External beam radiotherapy (EBRT)

Retinoblastroma merupakan tumor yang radiosensitif dan radioterapi merupakan terapi


efektif lokal untuk khasus ini. EBRT mengunakan eksalator linjar dengan dosis 40-45 Gy
dengan pemecahan konvensional yang meliputi seluruh retina. Pada bayi mudah harus
dibawah anestesi dan imobilisasi selama prosedur ini, dan harus ada kerjasama yang erat
antara dokter ahli mata dan dokter radioterapi untuk memubuat perencanan. Keberhasilan
EBRT tidak hanya ukuran tumor, tetapi tergantung teknik dan lokasi. Gambaran regresi
setelah radiasi akan terlihat dengan fotokoagulasi. Efek samping jangka panjang dari
radioterapi harus diperhatikan. Seperti enuklease, dapat terjadi komplikasi hambatan
pertumbuhantulang orbita, yang akhirnya akan meyebabkan ganguan kosmetik. Hal yang
lebih penting adalah terjadi malignasi skunder.

1.  Radioterapi plaque

Radioaktif episkeral plaque menggunakan 60 Co, 106 Ro, 125 I sekarang makin sering

digunakan
ukurannya untuk mengobati
kecil sa,pai retinoblastoma.
sedang Caradengan
yang tidak setuju itu biasanya digunakan
kryo atau untuk tumoryang
fotokoagulasi, pada kasus
yang residif setelah EBRT, tetapi akhir-akhir ini juga digunakan pada terapi awal, khusunya
setelah kemoterapi. Belum ada bukti bahwa cara ini menimbulkan malignansi sekunder.

1.  Kryo atau fotokoagulasi

Cara ini digunakan untuk mengobati tumor kecil (kurang dari 5 mm) dan dapat diambil. Cara
ini sudah secara luas digunakan dan dapat diulang beberapa kali sampai kontrol lokal terapi.
Kryoterapi biasanya ditujukan unntuk tumorbagian depan dan dilakukan dengan petanda
kecil yang diletakkan di konjungtiva. Sementara fotokoagulasi secara umum digunakan untuk 
tumor bagian belakang baik menggunakan laser argon atau xenon. Fotokoagulasi tidak boleh
diberikan pada tumor dekat makula atau diskus optikus, karena bisa meninggalkan jaringan
parut yang nantinya akan menyebabkan ambliopi. Kedua cara ini tidak akan atau sedikit
menyebabkan komplikasi jangka panjang.

1.  Modalitas yang lebih baru

Pada beberapa tahun terakhir,banyak kelompok yang menggunakan kemoterapi sebagai terapi
awal untuk kasus interaokular, dengan tujuan untuk mengurabgi ukuran tumor dan membuat
tumor bisa diterapi secara lokal. Kemoterapi sudah dibuktikan tidak berguna untuk kasus
intraocular, tetapi dengan menggunakan obat yang lebih baru dan lebih bisa penetrasi ke
mata, obat ini muncul lagi. Pendekatan ini digunakan pada kasus-kasus yang tidak dilakukan
EBICT atau enukleasi, khususnya kasus yang telah lanjut. Carboplatin baaik sendiri atau

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 30/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

dikombinasi dengan vincristine dan VP16 atau VM26 setelah digunakan. Sekarang
kemoreduksi dilakukan sebagai terspi awal kasus retinoblastoma bilateral dan mengancam
fungsi mata.

1.  Kemoterapi

Protocol adjuvant kemoterapi masih kontrovensial. Belum ada penelitian yang luas,
prospektif dan random. Sebagian besar penelitian didasarkan pada sejumlah kecil pasien
dengan perbedaan resiko relaps. Selain itu juga karena kurang diterimanya secra luas sistem
stadium yang dibandingkan dengan berbagai macam variasi. Sebagian besar penelitian
didasarkan pada gambaran factor risiko secara histopatologi.

Penentuan stadium secara histopatologi setelah enukleasi sangat penting untuk menentukan
risiko relaps. Banyak peneliti memberikan kemoterapi adjuvant untuk pasien-pasien
retinoblastoma intraokular dan memiliki faktor risiko potensial seperti nervus optikus yang
pendek (< 5 mm), tumor undifferentiated, atau invasi ke nervus optikus prelaminar.
Kemoterapi ingtratekal dan radiasi intracranial untuk mencegah penyebaran ke otak tidak 
dianjurkan.

Apabila penyakitnya sudah menyebar ke ekstraokuler, kemoterapi awal dianjurkan. Obat


yang digunakan adalah carboplatin, cis;platin, etoposid, teniposid, sikofosfamid, ifosfamid,
vinkristin, adriamisin, dan akhir-akhir ini adalah dikombinasi dengan idarubisin. Meskipun
laporan terakhir menemukan bahwa invasi keluar orbita dan limfonodi preauricular
dihubungkan dengan keluaran yang buruk, sebagian besar pasien ini akan mencapai harapan
hidup yang panjang dengan pendekatan kombinasi kemoterapi, pembedahan, dan radiasi.
Meskipun remisi bisa dicapai oleh pasien dengan metastasis, biasanya mempunyai kehidupan

pendek. Hal ini biasanya


retinoblastoma, dikaitkan dengan
yang dihubungkan ekspresi yang
dengan multidrug belebihan
resistance p 170kemoterapi.
terhadap glikoprotein pada

DOWNLOAD : WOC ASKEP RETINOBLASTOMA 

BAB 3 

ASUHAN KEPERAWATAN 

RETINO BLASTOMA 

Kasus Retino Blastoma Pada Anak 


Anak T umur 3 tahun di diagnosa retino blastoma pada mata kanannya setahun yang lalu.
Lima bulan yang lalu, mata kanan anak T di lakukan oprasi pengangkatan tumor . Saat ini
anak T masuk rumah sakit karena di mata kirinya terdapat bercak putih di mata tengahnya.
Matanya menonjol terdapat stabismus. Anak T mata kirinya visusnya 1/60 dan dari hasil
pemriksaan patologi anatomi d temukan metastase ke otak dan mata kiri. Dari keterangan
keluarga, ternyata nenek pasien pernah menderita kanker servix.

3.1 Pengkajian 

Anamnesa:

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 31/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

1. Identitas pasien

a. Nama : T

b. Usia : 3 Tahun

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

2. Keluhan Utama :

Keluhan utama yang di rasakan pasien adanya penurunan fungsi penglihatan

3. Riwayat Penyakit Sekarang :

Satu tahun yang lalu pasien mengalami retino blastoma di mata sebelah
kanan. Kemudian dilakukan tindakan operasi pengangkatan mata. Saat ini di mata kiri pasien
terdapat retino blastoma. Terdapat bintik putih pada mata tepatnya pada retina, terjadi
penonjolan,dan terdapat stabismus.

4. Riwayat penyakit keluarga

Dari keterangan keluarga di temukan data bahwa nenek dari pasien pernah menderita
kanker servix.

5. Riwayat penyakit masa lalu

Pemeriksaan Fisik 

 
 § B1 : Breathing (Respiratory System)

Normal

 
 § B2 : Blood (Cardiovascular system)

Normal

 
 B3 : Brain (Nervous system)nyeri kepala, visus 1/60, strabismus, bola mata
menonjol
 
 § B4 : Bladder (Genitourinary system)

Normal

 
 § B5 : Bowel (Gastrointestinal System)

Normal

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 32/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

 
 § B6 : Bone (Bone-Muscle-Integument)

Gejala : kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas.

 
 § Biopsikososial spiritual

Gejala : Perasaan tidak percaya diri ,berbeda dengan teman sebayanya.

Tanda : murung, ansietas, takut, marah, mudah tersinggung

3.2 Analisis Data 

No Data Etiologi Masalah


1. Data Subjektif : Gangguan penerimaan Gangguan persepsi
sensori pada lapisan sensori penglihatan
  Pasien mengeluh buram saat fotoreseptor
melihat sesuatu.
↓ 
Data objektif :
Ketajaman penglihatan
  Visus mata kiri 1/60 menurun

2. Data subjektif: Keterbatasan lapang Resiko cedera


pandang (trauma)
  Klien mengeluh pandanganya
kabur ↓ 

Data objektif : Resiko tinggi cedera

  Tajam penglihatan menurun 

3. Data subjektif : Retinoblastoma Nyeri Kronis

  Mengeluh nyeri di bagian ↓ 


mata kiri
  Keluhan nyeri saat
menggerakan mata
Metastase lewat aliran darah
Data objektif :
↓ 
  Ekspresi meringis
  Sering menangis
Ke otak 

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 33/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

  Bola mata menonjuol 

4. Data subjektif : Perubahan penampilan Gangguan citra diri


setelah operasi
  Klien mengeluh malu

  Klien mengeluh takut ↓ 

Data objektif : Malu

  Rasa percaya diri berkurang ↓ 


  Menutup diri 
Gangguan citra diri

5. Data objektif : Pembatasan aktivitas Risiko keterlambatan

  Kurang percaya diri ↓  perkembangan


  Suka menyendiri 
Fungsi motorik terganggu

↓ 

Kurang percaya diri

↓ 

Risiko keterlambatan
perkembangan

3.3 Diagnosa Keperawatan 

1.  Gangguan persepsi sensorik penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan


sensori dari mata
2.  Resiko tinggi cidera, berhubungan dengan keterbatasan lapang pandang
3.  Nyeri berhubungan dengan metastase ke otak, penekanan tumor ke arah otak.
4.  d. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan penampilan pasca operasi 
5.  Risiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan pembatasan aktivitas.

3.4 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Goal Statement (NOC) Intervensi (NIC) Rasional

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 34/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

Keperawatan
1. Gangguan  
 Mempertahankan lapang
persepsi ketajaman penglihatan tanpa
sensori kehilangan lebih lanjut.  
 Orientasikan pasien terhadap    Deng
penglihatan  
 Tentukan ketajaman lingkungan, staf, orang lain di men
penglihatan, catat apakah satu areanya. eksp
atau kedua mata terlibat.   
 Letakkan barang yang pasie
dibutuhkan/posisi bel pemanggil mem
dalam jangkauan. tinda
 
 Dorong klien untuk kepe
mengekspresikan perasaan tentang selan
kehilangan/kemungkinan
kehilangan penglihatan.  
 
 Lakukan tindakan untuk membantu
pasien untuk menangani
keterbatasan penglihatan, contoh,
atur perabot/mainan, perbaiki sinar
suram dan masalah penglihatan
malam
o  Ketajaman penglihatan
dapat digunakan untuk
mengetahui gangguan
penglihatan yang terjadi
o  Orientasi akan
mempercepat penyesuaian
diri pasien di lingkungan
baru
  Mempermudah
o

pengambilan barang jika


dibutuhkan

2. Nyeri akut  
 Rasa nyeri yang ri rasakan
pasien berkurang / hilang
o  Tentukan riwayat  
 Berikan tindakan kenyamanan
nyeri, misalnya lokasi dasar (misalnya: reposisi) dan
nyeri, frekuensi, aktifitas hiburan (misalnya: mudik,    Pers
durasi, dan intensitas telefisi). dan k
(skala 0 – 10) dan  
 Bicarakan dengan individu dan mem
tindakan penghilangan keluarga penggunaan terapi pelak
yang digunakan  distraksi, serta metode pereda terap
nyeri lainnya.
 
 Ajarkan tindakan pereda nyeri  
 
 Beri individu pereda rasa sakit yang
optimal dengan analgesik Untuk selan
 
 Dengan mengetahui skala nyeri dapat melak
penderita maka dapat ditentukan tindakan pe
tindakan yang sesuai untuk secara man
menghilangkan rasa nyeri tersebut
 
 Tindakan kenyamanan dasar dapat   
menurunkan rasa nyeri 

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 35/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

3 Cemas  
 Kecemasan dapat segera
berhubungan teratasi.
dengan  
 Kaji tingkat ansietas, derajat
penyakit yang pengalaman nyeri/timbulnya
diderita klien. gejala tiba – tiba dan
pengetahuan kondisi saat ini.
 
 Berikan informasi yang akurat
dan jujur. Diskusikan dengan
keluarga bahwa pengawasan
dan pengobatan dapat
mencegah kehilangan
penglihatan tambahan.
 
 Dorong pasien untuk mengakui
masalah dan mengekspresikan
perasaan.
 
 Identifikasi sumber/orang yang
menolong.
 
 Untuk mempermudah rencana
tindakan keperawatan yang
akan diberikan selanjutnya
 
 Kolaborasi dengan keluarga
pasien akan mempercepat
proses penyembuhan. 

4 Resiko cidera  
 Resiko cedera berkurang.
trauma.  
 Orientasikan pasien klien
terhadap lingkungan, staf, dan
orang lain yang ada di areanya.
 
 Anjurkan keluarga memberikan    Duku
mainan yang aman (tidak pent
pecah), dan pertahankan pagar pros
tempat tidur. peny
 
 Arahkan semua alat mainan pasie
yang dibutuhkan klien pada
tempat sentral pandangan  
klien dan mudah untuk
dijangkau.
 
 Orientasi akan mempercepat
penyesuaian diri pasien di
lingkungan baru 

   Mem
peng
main

5 Risiko  
 Proses perkembangan klien
keterlambatan berjalan dengan normal.
 
 Berikan kesempatan anak
perkembangan mengambil keputusan dan

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 36/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

melibatkan orang tua dalam


perencanaan kegiatan.
o  Melibatkan orang tua
berperan aktif dalam
perawatan anak

  Lakukan pendekatan
o

melalui metode    Oran


permainan. berp
o  Buat jadwal untuk dala
prosedur terapi dan kem
latihan.    Cara
dan
o  Upaya meningkatkan anak
pola pikir klien 

BAB 4 

PENUTUP 

Kesimpulan

Retinoblastoma adalah suatu neoplasma yang berasal dari neuroretina (sel kerucut sel batang)
atau sel glia yang bersifat ganas. Merupakan tumor ganas intraokuler yang ditemukan pada
anak-anak, terutama pada usia dibawah lima tahun. Tumor berasal dari jaringan retina
embrional. Dapat terjadi unilateral (70%) dan bilateral (30%). Sebagian besar kasus bilateral
bersifat herediter yang diwariskan melalui kromosom.

Pasien dengan retinoblastoma harus diberikan perawatan secara intensif dan perlunya
pengetahuan dari pihak keluarga agar penyakit tersebut tidak mengalami komplikasi. Dan
kita sebagai perawat harus mampu memberikan edukasi tentang gejala dini retinoblastoma
agar dapat segera diobati.

Daftar Pustaka 

(Anonim Oktober 2010,09:00)

(Anonim) retinoblastoma.com/retinoblastoma/frameset1.htm

(07 Oktobebr 2010,10:00)

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan . Jakarta: EGC.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 37/38
5/16/2018 Askepretinoblastoma-slidepdf.com

Voughan, Dale. 2000. Oftalmologi umum. Jakarta :widya medika.

Permono, Bambang, dkk. 2006. Buku ajar hematologi-onkologi anak. Jakarta:Badan Penerbit
IDAI.

http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35544.html

http://slidepdf.com/reader/full/askep-retinoblastoma 38/38

Anda mungkin juga menyukai