Anda di halaman 1dari 9

DONOR ASI

DALAM PANDANGAN ISLAM

BY: SUNIRAH
HUKUM DONOR ASI

 HUKUM nya boleh


Nabi Muhammad SAW di susui oleh Halimah,

Al-Qur’an menyatakan:

“Jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,


maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
upah menurut yang patut.” (QS. al-Baqarah: 233)
 Syarat menerima ASI :
1. ibu sepersusuan muslimah
2. berakhlak baik
3. Sehat
4. ibadah nya baik.

 Imam Malik memberikan fatwa makruh untuk menerima


ibu susu yang bukan muslim.
 Yusuf Qardhawi  memperingatkan untuk berhati-hati & tidak sembarangan

memberikan donor ASI.


 Hal ini berkaitan dengan mahram dan nasab  menganjurkan, donor ASI hanya

bisa dilakukan dalam keadaan darurat, jika bayi sangat butuh ASI dan tidak

ada ibu lain yang bisa memberikannya


 Majelis Ulama Indonesia (MUI)  memberikan donor ASI.  dasarnya

membolehkan, karena melihat sejarah di jaman Nabi bahwa praktek ibu susu

sudah dilakukan.
PRAKTEK DONOR ASI
Praktek donor ASI bisa dilakukan dengan 2
cara:
1. melalui Bank ASI
2. donor langsung ke penerima.

Para ulama  “berhati-hati dalam menerima


donor ASI dari Bank ASI, karena tidak
diketahui identitas pendonor dan penerima”.
 “Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu;
anak-anakmu yang perempuan; saudara-
saudaramu yang perempuan, saudara-saudara
bapakmu yang perempuan; saudara-saudara
ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan
dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak
perempuan dari saudara-saudaramu yang
perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu;
saudara perempuan sepersusuan…”(QS. An-Nisa:
23)
 Hukum donor ASI dibolehkan  namun seorang
ibu tidak boleh sembarangan memberi ASI ke
seorang bayi yang bukan anaknya, tanpa
sepengetahuan orangtua atau keluarga bayi
tersebut.
 Tidak
ada keharaman bagi ibu yang
mendonorkan ASI-nya untuk menerima
bayaran, namun jika si ibu ikhlas dan
memberikan ASI-nya secara gratis, maka hal ini

Anda mungkin juga menyukai