Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN

KEGIATAN KELOMPOK PENDUKUNG ASI ( KP-ASI)


WILAYAH KELURAHAN KESENDEN

Kelompok pendukung ASI adalah beberapa orang yang mengalami


situasi yang sama atau memiliki tujuan yang sama yang bertemu secara rutin
untuk saling menceritakan kesulitan, keberhasilan, informasi dan ide berkaitan
dengan situasi yang dihadapi atau upaya mencari tujuan yang diinginkan. Peserta
KP ASI adalah ibu hamil dan ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan.
Dala pertemuan KP ASI juga dihadiri oleh pembina motivator menyusui. Pembina
motivator menyusui adalah konselor menyusui atau petugas kesehatan setempat
yang mempunyai sikap positif terhadap pemberian ASI dan telah mendapatkan
pelatihan khusus untuk membina dan mendampingi motivator menyusui agar
optimal dalam menjalankan peran-peranya.
Materi yang diberikan pada kegiatan KP ASI adalah seputar kehamilan,
menyusui dan melahirkan ditambah dengan pengetahuan penyakit,imunisasi,dan
perlindungan anak dengan 10 topik utama yaitu :
1. Masa kehamilan yang menyenangkan berisi tentang penyuluhan gizi ibu
hamil,gangguan pada kehamilan,pemeriksaan kehamilan,perawatan tubuh
saat hamil serta hubungan seksual yang aman saat hamil.
2. ASI ekslusif yang membahas tentang definisi ASI,manfaat ASI bagi bayi
dan ibu dan komposisi ASI
3. IMD ( Inisiasi Menyusu Dini)
4. Payudara dan Produksi ASI, pada sesi ini peserta diajak untuk memahami
bahwa produksi ASI tidak dipengaruhi dari bentuk dan ukuran payudara.
5. Menyusui yang nyaman untuk ibu dan bayi dengan mempraktekan posisi
dan perlekatan saat meyusui
6. Bayi menangis bukan berarti lapar. Dalam hal ini memberikan pemahaman
agar tidak tergesa- gesa memberikan makan pada bayi yang sering nangis.
7. ASI diberikan dimana saja dan kapan saja hal ini berlaku juga untuk ibu
bekerja dimana ASI bisa diperah dan disimpan dalam berbagai keadaan

1
8. ASI ku cukup tidak ya? Untuk membangun percaya diri ibu yang selalu
merasa ASInya kurang
9. Menyusui dan Gizi ibu yang menekankan agar ibu lebih memperhatikan
kualitas makanannya dan bukan kuantitas makanan nya yang dapat
berpengaruh pada status gizi ibu
10. Setelah usia 6 bulan, memberikan pelajaran pada ibu bahwa pemberian
Makanan Pendampnig ASI (MP ASI) adalah teruskan pemberian ASI
hingga 2 (dua) tahun dengan prinsip pemberian makan semakin bertambah
usia semakin kasar teksturnya dengan frekuensi yang makin sering, jumlah
semakin banyak dan semakin beragam.
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi.
Menyusui merupakan suatu proses alamiah namun banyak ibu-ibu tidak berhasil
menyusui atau menghentikan menyusu lebih dini dari yang semestinya.Oleh
karena itu ibu-ibu memerlukan bantuan agar proses menyusui berhasil.Banyak
alasan yang dikemukakan ibu-ibu antara lain, Ibu merasa bahwa ASI-nya kurang,
atau ASI tidak keluar pada hari-hari pertama kelahiran bayi. Sesungguhnya hal itu
tidak disebabkan karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup, melainkan
karena ibu tidak percaya diri bahwa ASI-nya cukup untuk bayinya. Disamping itu
informasi tentang cara-cara menyusui yang baik dan benar belum menjangkau
sebagian besar ibu-ibu.
Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang keunggulan ASI dan manfaat menyusui menyebabkan mereka mudah
dipengaruhi oleh promosi susu formula yang sering dinyatakan sebagai pengganti
ASI (PASI), sehingga semakin banyak ibu bersalin yang memberikan susu
formula pada bayinya dikarenakan banyak hal yang dikemukakan ibu-ibu
diantaranya ibu merasa ASI tidak cukup atau ASI tidak keluar pada hari-hari
pertama kelahiran bayi. Sesungguhnya hal itu disebabkan karena ibu tidak percaya
diri bahwa ASInya cukup untuk bayinya. Selain itu kurangnya informasi tentang
cara-cara menyusui yang baik dan benar yang belum menjangkau semua ibu hamil
dan bersalin.
Untuk meningkatkan cakupan ASI Ekslusif maka harus ada wadah di
masyarakat untuk ibu hamil dan ibu menyusui saling berbagi pengalaman tanpa

2
harus merasa rendah diri sehingga dibentuklah Kelompok Pendukung ASI (KP
ASI).
KP ASI di Puskesmas Kejaksan difokuskan mulai dibentuk di daerah “RW
10 Samadikun Selatan” dengan pertimbangan merupakan daerah pesisir pantai
dengan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakatnya rendah selain itu
juga jumlah ibu hamil dan ibu menyusui lebih dari 10 orang.
Pembentukan KP ASI melewati tahapan sosialisasi tingkat Kelurahan di
Kelurahan Kesenden. Pada tanggal 30 september 2017 dilakukan kegiatan
sosialisasi yang merupakan kegiatan lintas sektor dan lintas program dengan turut
mengundang Lurah Kelurahan Kesepuhan dan Aparat terkait, Bapak RW
setempat dan Aparatnya, Kepala Puskesmas dan Dokter koordinator, Ketua PKK
Kelurahan, Kader PKK, Kader Posyandu, TOMA, TOGA, dan LSM
Tujuan dari sosialisasi adalah untuk memberitahukan cakupan program yang
masih belum mencapai target dan rencana pembentukan KP ASI.

Kegiatan KP ASI direncanakan mulai dilaksanakan bulan Oktober yang


dilakukan pertama kali di RW 10 Samadikun selatan ,jadwal pertemuan setiap
tanggal 1 dengan swadaya masyarakat.

Cirebon, 30 September 2017

Mengetahui
Kepala Puskesmas Kejaksan Pelaksana Program Gizi

dr.Hj.Junny Setyawati, MKM Yuni Rifiyanti,SKM


Nip.19710623 200212 2 004 Nip.19710623 1997032004

3
KEGIATAN DONOR ASI

Berdasarkan revolusi mental bapak Presiden Joko Widodo yaitu untuk


meningkatkan kultur budaya yang lebih disiplin,bertanggung
jawab,mengedepankan kebersamaan dan gotong royong, maka di Puskesmas
Kejaksan mulai dibentuk Donor ASI yang dimaksudkan untuk membantu sesama
masyarakat sekitarnya dengan cara gotong royong terutama untuk bayi dari ibu
yang tidak mampu. Ibu pendonor yang memiliki bayi perempuan maka ASI akan
diberikan untuk bayi dengan jenis kelamin perempuan.
Donor ASI merupakan alternatif solusi bagi para ibu yang berkomitmen
memberikan ASI namun mengalami kendala.Diantaranya ibu cacat sehingga tidak
bisa menggerakan tangan dan kakinya serta jika ibu dirawat di rumah sakit juga
ibu yang dilarang oleh dokter untuk memberi Asi karena dapat menularkan
penyakit pada bayi, dan tentu saja bayi yang ibunya meninggal.
Dampak yang harus diwaspadai adalah penerima donor seringkali tidak
tahu ibu pendonor ASI benar-benar sehat ataupun tidak dan juga faktor
budaya,kepercayaan dan agama dari si penerima donor ASI akan menjadi saudara
sepersusuan bagi semua anak pendonor ASI yang berarti mereka muhrim dan
tidak boleh saling menikah selamanya.
Pelaku donor ASI di Indonesia dilindungi oleh peraturan pemerintah
nomor 33 tahun 2012 yang berisi persyaratan-persyaratan khusus untuk para
pendonor ASI, yaitu :
1. Donor ASI dilakukan atas permintaan ibu kandung atau keluarga bayi
yang bersangkutan
2. Identitas,agama dan alamat pendonor ASI diketahui
3. Mendapat persetujuan pendonor ASI setelah mengetahui identitas bayi
yang diberi ASI
4. Pendonor ASI dalam kondisi kesehatan baik dan tidak mempunyai
indikasi medis
5. ASI tidak diperjualbelikan
Mutu dan keamanan ASI meliputi kebersihan, cara penyimpanan ASI,
pemberian dan pemerahan ASI. Calon pendonor ASI harus mendapatkan

4
pelatihan tentang kebersihan, cara memerah dan menyimpan ASI. Sebelum
memerah ASI, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun cair kemudian
keringkan dengan handuk bersih. ASI diperah ditempat bersih, bila menggunakan
pompa gunakan yang bagiannya mudah dibersihkan, pompa ASI tipe balon karet
berisiko terkontaminasi. ASI perah harus disimpan pada tempat tertutup, botol
kaca, kontainer plastik dari bahan polypropylene atau polycarbonate, botol bayi
gelas atau plastik standar dengan memperhatikan tatacara penyimpanan ASI.
Pencatatan menjadi bagian penting dalam proses donor ASI yang mencakup
identitas pendonor, lembar persetujuan, kuesioner dan hasil tes skrining
penyakit,dan data pelengkap administratif.
Puskesmas sebagai pengawas donor ASI dimaksudkan untuk
mempermudah akses pendonor dan penerima, menjamin keamanan, etik dan
terjaminya kesehatan yang optimal sesuai prosedur standar pengelolaan ASI
donor.
Awal mula mulai dibentuknya Donor ASI di Pukesmas Kejaksan adalah
banyaknya keluhan dari ibu yang ingin berkomitmen memberikan ASI namun
mengalami kendala. Diantarannya ibu dirawat di rumah sakit dan ibu yang
dilarang oleh dokter untuk memberikan ASI karena dapat menularkan penyakit
pada bayi, dan tentu saja bayi yang ibunya meninggal. Sehingga ditawarkanlah
pada peserta KP ASI yang ASI nya berlebih untuk dapat mendonorkan ASInya
pada peserta KP ASI lain yang ASInya kurang dengan catatan memenuhi
persyaratan sebagai pendonor ASI.
Kegiatan donor ASI ini baru berjalan awal tahun 2016, dan sudah ada 2
orang pendonor yang mewakili masing-masing KP ASI yaitu ibu Putri dari KP
ASI RW 08 dan ibu Icah dari KP ASI RW 09.
Ibu yang berminat menjadi pendonor terlebih dahulu mendapat pelatihan
terutama tentang kebersihan diri, cara-cara memerah ASI dan cara penyimpanan
ASI tentunya. Sehingga ASI donor penyimpananya dilakukan di rumah pendonor
hal ini bertujuan agar penerima donor lebih mudah untuk mendapatkan ASI
kapanpun dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai