Anda di halaman 1dari 39

TINJAUAN TENTANG KONSEP KEHARMONISAN KELUARGA

Suparman

Abstrak
Setiap keluarga pasti menginginkan keluarganya harmonis.
Keluarga yang saling mendukung, mengasihi, menyanyangi sehingga
setiap anggota keluarga akan merasa betah dan bahagia. Untuk dapat
menciptakan keluarga harmonis, Alkitab menjadi dasarnya. Dimana
setiap anggota keluarga baik suami, istri dan anak dapat menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya seperti yang dijelaskan dalam Alkitab.
Dalam Efesus 5:22,23,25 berbunyi “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu
seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti
Kristus adalah kepala jemaat. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana
Kristus telah mengasihi jemaat…” Efesus 6:1-3 berbunyi “ Hai anak-anak,
taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
Hormatilah ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting,
seperti yang nyata dari janji ini, supaya kamu berbahagia dan panjang
umurmu di bumi. Dengan setiap anggota keluarga baik suami, istri dan
anak dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya seperti yang
dijelaskan dalam Alkitab maka keluarga harmonis dapat tercipta dan nama
Tuhan dipermuliakan.

Kata kunci: Tinjauan, Harmonis, Keluarga.

Pendahuluan

Setiap keluarga pasti menginginkan kehidupan yang harmonis.

Keluarga yang saling mendukung, mengasihi, menyanyangi sehingga

setiap anggota keluarga akan merasa betah dan bahagia. Bagaimana

keluarga itu bisa harmonis. Dibawah ini akan dijelaskan konsep

keharmonisan keluarga.

1
2

Keluarga Yang Harmonis

Keluarga harmonis hanya didapat apabila setiap anggota keluarga

dapat menjalankan tugas dan kewajibannya yang sesuai dengan apa

yang Tuhan inginkan. Dalam keluarga Kristen Alkitab menjadi dasar

keluarga yang harmonis.

Definisi Keluarga Yang Harmonis Menurut Alkitab

Kata harmonis berarti: selaras, serasi. Harmoni berarti keselarasan.

Keharmonisan merupakan suatu keadaan yang selaras, serasi atau

keselarasan, keserasian. Misalnya, keharmonisan dalam keluarga perlu

di jaga. Dalam bahasa Inggris disebut harmony artinya laras, persetujuan,

persesuaian. Jadi Keluarga Kristen Yang Harmonis berarti keluarga inti

yang terdiri dari suami, isteri, dan anak dimana di dalamnya tercipta

keselarasan, keserasian dan kesesuaian dalam kehidupannya sehari-hari

sesuai dengan terang Firman Tuhan.1

Keluarga merupakan unit sosial yang terkecil atau sebagai sel


masyarakat yang mempunyai peranan yang sangat menentukan.
Boleh dikatakan, sejahtera atau tidaknya suatu masyarakat
tergantung pada sejahtera-tidaknya keluarga-keluarga yang ada di
dalam masyarakat tersebut. Lagi pula keluarga juga mempunyai
panggilan yang luhur, yaitu menyediakan tempat dan suasana cinta
kasih yang tumbuh dan berkembang menjadi peribadi yang dewasa. 2

Dari pengertian keluarga yang harmonis, patut dimengerti bahwa

sebuah keluarga merupakan keluarga yang Allah bentuk dengan tangan-

1
http://jahenos.wordpress.com/2011/04/22/keluarga-kristen-yang-harmonis/
2
M.S.Hadisubrata,M.A, Keluarga dalam Dunia Modern, (Jakarta:BPK Gunung Mulia
1992), hal.1
3

Nya sendiri. Oleh sebab itu sebuah keluarga seharusnya hidup dengan

penuh sukacita dan juga damai sejahtera sebab di dalanya terdapat

keselarasan. Di dalam kejadian 1:26-31, di sana dapat ditemukan

bagaimana keluarga Adam dan Hawa. Dari keluarga ini setiap keluarga

dapat mengambil dan juga mendapatkan prinsip yang Allah berikan bagi

kehidupan keluarga Kristen.3

Konsep Alkitab Tentang Keluarga Yang Harmonis

Alkitab menegaskan bahwa Manusia adalah segambar dan serupa

dengan Allah, artinya bahwa ada kedekatan atau hubungan yang khusus

antara Allah dan manusia (Kejadian 1:26-28). Keadaan ini

menggambarkan bahwa perkawinan orang Kristen bukanlah perkawinan

sekedar suka sama suka atau saling mencitai belaka, akan tetapi

perkawinan Kristen juga cerminan dari gambar Allah, ada keterlibatan

Allah, ada persekutuan dengan Allah.4

Hubungan laki-laki dan perempuan yang diwujudkan di dalam

perkawinan Kristen memperlihatkan hubungan persekutuan yang unik

sebab merupakan kehendak Allah dan persekutuan ilahi. Dalam bagian

ini persekutuan mencakupseluruh aspek kehidupan (Efesus 5:23) yang

3
Larry Cristenson, Keluarga Kristen, (Semarang:Yayasan Persekutuan Betania
1970), hal. 15
4
Kejadian 1:26-28, “Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala jenis
binatang yang melata yang merayap di bumi”…..
4

terjadi terus menerus sampai akhir hayat yang tidak akan pernah

terceraikan (Matius 19:6).5

Namun, sekalipun laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan dan

status yang sama di hadapan Allah namun keduanya tetaplah memiliki

perbedaan baik itu secara fisik maupun dalam hal peran. Suami sebagai

kepala bagi istri atau rumah tangga, dalam bagian ini menekankan fungsi

dan bukan status ataupun derajat. Tanggung jawab kepada keluarga

merupakan suatu kewajiban yaitu dengan cara mengasihi, setia,

pengabdian, penyerahan dan juga pengorbanan, melindungi anak dan

istri.6

Suami harus mengasihi istri, sebab dalam keberadaan istri sebagai

wanita hanyalah membutuhkan sikap dan perlakuan kasih dari suaminya.

Tindakan istri kepada suami sama seperti tindakan jemaat pada Tuhan

yaitu penuh kesetiaan, cinta kasih, hormat, pelayanan, pengudusan dan

ketaatan. Istri tunduk kepada suami sebab keberadaan suaminya sebagai

pria membutuhkan perlakuan hormat dari istrinya sehingga suami di

letakkan pada tempat yang benar.7

Keluarga Kristen juga merupakan komunitas cinta kasih, komunitas

hidup dan komunitas keselamatan. Komunitas cinta kasih berarti keluarga

adalah gambar dan citra Allah, komunitas hidup berarti tempat tumbuh

bersama, bertambah dan berkembang untuk mengekspresikan gambar

dan kesurapaan Allah, tempat anak-anak mendapatkan pendidikan paling


5
Keluarga Yang Bahagia, ibid, hal 7-8
6
Keluarga Yang Bahagia, ibid, hal 8
7
http://sudilahmampir.blogspot.com/2012/12/keluarga-kristen-yang-harmonis.html
5

dasar. Komunitas keselamatan berarti Kristus hadir di dalam kehidupan

keluarga dan melanjutkan misi penyelamatannya, keluarga sebagai gereja

rumah tangga sebab di dalam rumah tangga orang tua menjadi pewarta

iman kepada anak-anaknya melalui perkataan dan perbuatan atau

keteladanan.8

Keluarga sebagai evangelisasi, pemberitaan karya dan kabar baik

bagi sekitarnya melalui praktek kehidupan keluarga. Keluarga Kristen

dibentuk oleh seorang laki-laki dan juga perempuan yang yang dikasihi

oleh Tuhan dan juga memiliki ikatan pernikahan dalam suatu upacara

yang diberkati oleh pendeta.9 Oleh sebab itu di dalam keluarga Kristen,

hal ini harus selalu tercipta dan ada dalam keluarga tersebut maka

suasana yang ada adalah suasana keluarga yang harmonis dan juga akan

menjadi teladan bagi keluarga yang lain.

Tugas Anggota Masing-Masing Keluarga Terpenuhi

Dalam setiap anggota keluarga memiliki tugas dan tanggung jawab

yang harus dilaksanakan atau yang harus dipenuhi, baik itu suami, isteri

dan juga anak memiliki tugas dan tanggung jawab. Di bawah ini akan

menjelaskan mengenai tugas dari setiap anggota keluarga, diantaranya:

8
http://sudilahmampir.blogspot.com/2012/12/keluarga-kristen-yang-
bahagia.html#more
9
Melvina A.Jonas, Keluarga Yang Bahagia, ( Surabaya: Yakin), hal. 7
6

Tugas suami

Dibawah ini akan menjelaskan mengenai tugas dari suami,

diantaranya:

Kepala Rumah Tangga

Sejak Allah menciptakan Hawa untuk menjadi penolong Adam,

maka laki-laki sebagai kepala keluarga bertanggung jawab kepada Allah.

Suami harus memelihara keluarga dan memberi tanggung jawab kepada

Allah untuk apa yang terjadi di dalam rumah tangganya. “Karena suami

adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat”, Efesus

5:23. Hal ini tidaklah berarti bahwa suami harus memerintah isterinya

seperti seorang budak, namun seorang suami haruslah membela apa

yang benar. Oleh sebab itu sebagai kepala rumah tangga yang baik,

seorang suami haruslah menolong keluarga dalam mengatasi pencobaan

dan bukannya menyerah pada pencobaan. Selain itu juga tugas seorang

suami adalah adalah menyatukan rumah tangga dan juga menjadi tuan

rumah, orang yang mengorganisir dan mengontrol rumah tangga.10

Mengasihi Isteri

Selain sebagai kepala rumah tangga, tugas seorang suami adalah

mengasihi isteri. Dalam bagian ini mengasihi isteri terbagi dalam

beberapa bagian, diantaranya:

10
Rex Jackson, Pernikahan dan Rumah Tangga, (Malang: Gandum Mas 1969),
hal. 112-113
7

Hidup Bahagia Bersama-sama

Alkitab mengatakan bahwa siapa yang mendapat isteri, juga

mendapat sesuatu yang baik. Seorang suami harus menganggap isteri

sebagai satu berkat yang berasal dari Allah, selalu mengucap syukur Allah

sebab mendapatkan isteri, dan juga berbahagia bersama isteri. Jika

mempunyai seorang isteri, sisikanlah waktu di rumah untuk menikmati

kasih persahabatan dengan isteri. “Pengkhotbah 9:9. Nikmatilah hidup

dengan isteri yang kau kasihi seumur hidup.” Hal ini menunjukkan bahwa

jika seorang suami yang ingin berbahagia dengan isteri, maka nikmatilah

keluarga dengan tidak selalu memikirkan kelasahan-kesalahan. Namun

sebaliknya pikirkanlah yang baik dan beritahukan kepada isteri mengenai

kebaikkannya.11

Mengasihi Isteri Tanpa Mementingkan Diri Sendiri

Di dalam Akitab banyak sekali berbicara tentang kasih, baik itu

kasih Allah kepada manusia, kasih manusia kepada Allah dan kasih

kepada sesama manusia. Alkitab mengajarkan bahwa kasih suami

kepada isteri merupakan kasih yang sangat istimewa, dan hal ini berbeda

dengan kasih yang lainnya. Sebab seorang isteri adalah wanita yang

diperuntukkan untuk menjadi teman hidup seorang laki-laki. Oleh sebab

itu, seorang suami haruslah mengasihi isterinya sama seperti mengasihi

11
Ibid, hal 114
8

diri sendiri. Dalam bagian ini dapat mengambil contoh dari Kristus yang

rela berkorban bagi jemaatNya, begitu pula seorang suami harus seperti

Kristus.12 Kasih sejati antara suami dan isteri dapat menyelamatkan

keluarga dari banyak bahaya, termasuk dengan bahaya perceraian.

Suami yang mengasihi isterinya tidak akan menceraikan isterinya dan

juga tidak akan mengejar wanita lain. Kasih sejati tidak akan dijumpai

pada waktu awal pernikahan, namun kasih itu dapat dipupuk dan Allah

mengarunikan hal itu.13

“Hai suami, kasihilah isterimu sebagimana Kristus telah mengasihi


jemaat dan telah menyerahkan diriNya bagi untuk menguduskannya,
sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan
firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat dihadapan
diriNya dengan cemelang tanpa cacat atau kerut atau yan serupa itu,
tetapi supaya jemaat kudus dan tak bercacat.” (Efesus 5:25).14

Menghormati Dan Melindungi

Kasih menghasilkan penghormatan. Oleh sebab itu, seorang suami

tidak diperbolehkan untuk kasar terhadap isteri, namun sebaliknya

seorang suami haruslah menghormati dan juga melindungi isteri serta

mengasihi isteri layaknya seorang suami mengasihi dirinya sendiri. Dalam

I Petrus 3:7, berkata bahwa, “Demikian juga kamu, hai suam-suami,

hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lemah!

Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu

12
Jay,E.Adams, Masalah-masalah Dalam Rumah Tangga Kristen, (Jakarta:Bpk
Gunung Mulia 2012, hal. 123
13
Ibid, hal. 115-116
14
Efesus 5:25.
9

kehidupan, supaya doamu jangan terkendala”.15 Memang terkadang

banyak ditemukan bahwa banyak perempuan yang kasar dan juga susah

untuk dikendalikan, namun sebagai seorang suami tidaklah baik berbalik

kasar terhadap isteri tetapi seorang suami tetaplah harus menghormati

isteri dan juga melindungi isteri.16

Memelihara Keluarga

Pada bagian ini akan memaparkan mengenai tugas suami yaitu

yang berkaitan dengan memelihara keluarga akan dijelaskan di bawah ini.

Memperlengkapi Kebutuhan Jasmani dan Rohani

Allah mengharapkan suami dapat bekerja untuk memperlengkapi

kebutuhan keluarganya. Suami bertanggung jawab atas apa yang di

butuhkan dalam keluarga, baik itu makanan, rumah, pakaian serta

pendidikan anak. Selain itu juga, suami harus berusaha agar anak-

anaknya dapat belajar dan bekerja agar bisa mencari nafkah untuk diri

sendiri. Dalam I Timotius 5:8 nats ini berkata bahwa, “Tetapi jika ada

seorang yang tidak memelihara sanak saudaranya, apalagi seisi

rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak

beriman”. Selain dari kebutuhan jasmani yang harus terpenuhi,

kebutuhan rohani tidak kalah pentingnya untuk dipenuhi. Oleh sebab itu

selain tanggung jawab jasmani yang harus terpenuhi, maka kebutuhan

15
I Petrus 3:7
16
Jusuf B.S, Pernikahan, Pokok-Pokok Kekristenan, (Surabaya: Kursus Alkitab
Tertulis 1978), hal. 27-28
10

rohani juga harus terpenuhi maka, suami ikut bertanggung jawab dalam

hal mendidik anak. Perkembangan moral dan juga rohani anak-anak

sangatlah bergantung pada contoh dan pengajaran yang diberikan orang

tua kepada anak-anak. Tugas seorang ayah adalah mengajar keluarga

mengenai Allah. Dalam Ulangan 4:9, di sana jelas dikatakan bahwa

“Waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-

hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu…Beritahukanlah kepada anakmu

dan kepada cucu cicitmu. 17

Tugas Isteri

Di bawah ini akan dipaparkan mengenai tugas dari seorang isteri,

diantaranya:

Tunduk Terhadap Suami

Demikianlah juga kamu, hai isteri-ister, tunduklah kepada suamimu,


supaya jika ada diantara mereka yang tidak taat kepada Firman,
mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kekuatan isterinya,
jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri
mereka itu. I Petrus 3:1-2.18

Sebagaimana yang tertulis didalam Firman Tuhan, seorang isteri

haruslah tunduk kepada suami yaitu tunduk dalam segala sesuatu.

Alkitab menempatkan seorang isteri di bawah perlindungan suaminya,

sebab kepala seorang isteri adalah sang suami. Namun terlepas dari itu,

Alkitab juga banyak menambahkan bahwa walaupun suami adalah kepala


17
Pernikahan dan Rumah Tangga, ibid. hal 121-122
18
Y.Eddy S, Ajaran Alkitab Tentang Etika Kemasyarakatan, (Sekolah Alkitab
Ringkas Alternatif: GSPII), hal.5
11

sang isteri, namun suami juga mempunyai kepala yaitu Kristus. Setiap

isteri harus mengerti posisinya dalam pernikahan. Sebagaimana jemaat

tunduk kepada Kristus yang adalah kepala, maka begitu juga dengan

seorang isteri harus tunduk kepada suami yang merupakan kepala rumah

tangga. Oleh karena itu, Firman Tuhan dengan tegas mengatakan agar

seorang isteri haruslah tunduk kepada sang suami. 19

Mengasihi Dan Menghormati

Setiap orang banyak yang bertanya apakah yang menjadi tugas

utama dari seorang isteri? Banyak orang yang mengasihi dan

menghormati suami. Begitu pula dengan Alkitab, Alkitab jelas

mengatakan bahwa tugas utama seorang isteri adalah mengasihi dan

menghormati suami. “Isteri hendaklah menghormati suaminya” Efesus

5:33. Dalam bagian ini, seorang isteri menunjukkan penghormatannya

dalam bentuk perkataan dan juga perbuatan. Kata-kata makian, saling

mengomeli, dan juga mengolok suami dalam kehidupan keluarga Kristen

hal itu tidak boleh timbul. Oleh sebab itu, sebagai keluarga Kristen yang

menjadi tugas isteri adalah berbicara baik sebagai wujud dari kasih dan

juga penghormatan kepada suami.20

19
D. Scheunemann, Romantika Kehidupan Suami-Isteri, (Malang, Batu: Yayasan
Pekabaran Injil Indonesia, Gandum Mas 1988), hal. 28
20
Pernikahan dan Rumah Tangga, ibid. hal 127-128
12

Setia Kepada Suami

Baik isteri maupun suami ketika sudah mengambil komiten untuk

bersatu menjadi satu keluarga, maka harus berjanji untuk meninggalkan

semuanya. Isteri harus memegang janji dan setia kepada sang suami.

Suami-isteri saling menerima, baik itu dalam keadaan kaya maupun dalam

keadaan miskin, dalam masa kesenangan maupun dalam masa

kesukaran, isteri haruslah tetap bersama-sama dan bukan menyerah

dengan satu keadaan yang sulit.21

Penopang Suami Dalam Pelayanannya

Dalam bagain ini ada beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh

seorang isteri dalam menopang suaminya. Pertama, mengerti tugas dan

kedudukan suami. Kedua, ikut serta dalam panggilan dan pelayanan

suami. Ketiga, menghibur suami bila sedang sedih atau putus asa dalam

tugas dan pelayanannya. Keempat, memberi semangat kepada suami. 22

Pengurus Rumah Tangga Tangga Yang Baik

“Mengurus rumah tangga adalah tugas yang berat bagi seorang

wanita. Namun jika seorang isteri mengurus suami dengan baik, maka

suami akan selalu senang jika pulang rumah. Namun sebaliknya juka

suami pulang mendapatkan rumah yang berantakan, makanan tidak

tersedia dan kotor, maka sang suami akan cenderung ke tempat lain

21
Ibid, hal 130
22
Eddy Wiriadinata, Isteri Gembala Sidang, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis
2001), hal. 29-30
13

untuk medapatkan tempat yang nyaman dan juga menyenangakan. Oleh

karena itu, sang isteri tidak diperbolehkan untuk menelantarkan tugas

keluarga yaitu mengurus rumah tangga demi kepentingan diluar.23

Tugas Anak

Peraturan Allah untuk anak-anak di tulis dalam satu perintah: “Hai

anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang

indah di dalam Tuhan” (Kolose 3:20). Dari ayat ini dapat dilihat bahwa

tugas seorang anak adalah taat kepada orang tua. Dibawah ini akan

menjelaskan beberapa tugas dari anak, diantaranya:

Menghargai, Menghormati, dan Mentaati Orang Tua

Sikap ini haruslah dilakukan oleh setiap anak kepada orang tua.

Sebab hal ini merupakan perintah dari Allah sendiri. Dalam keluaran

20:12, dikatakan bahwa “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut

umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu,” dalam

Efesus 6:1-3 perintah serupa ditekankan kembali oleh Rasul Paulus.

Pada zaman Perjanjian Lama ketidaktaatan kepada orang tua merupakan

suatu pelanggaran yang sangat hebat, sebab jika seorang anak dengan

keras hati menolak untuk mentaati orang tuanya maka ia akan

menadapatkan hukuman mati.24

23
Ibid. hal 132
24
Larry Christenson, Keluarga Kristen, (Semarang: Yayasan Persekutuan
Betania 1970), hal. 53-54
14

Selain karena perintah Tuhan, sikap ini harus ditaati oleh anak

karena kedudukan orang tua. Kedudukan orang tua dalam arti bahwa,

anak berada dalam asuhan orang tua. Ibu banyak menderita dan

mengancam nyawa sendiri pada saat melahirkan. Oleh sebab itu anak

berhutang penghargaan dan juga penghormatan kepada orang tua,

karena itu hormat dan taatlah karena kedudukan mereka. Karena kasih

menjadi penyebab anak harus taat kepada orang tua. Jika anak

mengasihi orang tua maka anak akan membahagiakan orang tua.25

Dalam bukunya Making the home Happy, R.T. Cross menulis: “Ada
dua alasan untuk menghormati orang tua kita: pertama, karena
kedudukan mereka sebagi pelindung, pemimpin dan pengasuh kita;
dan kedua, karena kasih mereka untuk kita, karena sifat baik apapun
yang ada pada mereka, dan kebaikan apapun yang dikerjakannya
bagi kita.”26

Oleh sebab itu, kasih merupakan taanggung jawab dan juga hutang

anak kepada orang tua. Setiap anak tidak dapat menghormati orang tua

tanpa mengasihi, ataupun mengasihi namun tidak menghormati.

Menolong Orang Tua

Anak bertanggung jawab untuk membantu orang tua di rumah.

Membantu orang tua merupakan sebagian dari pendidikan. Sebab

seorang yang tumbuh besar tanpa bertanggung jawab atas pekerjaan di

rumah, maka anak tersebut akan tumbuh dengan jiwa yang malas dan

akan mengalami kesuliatan dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhannya

sendiri kelak. Selain dari menolong orang tua di rumah, tugas dari anak
25
Pernikahan dan Rumah Tangga, ibid. hal 165
26
Pernikahan dan Rumah Tangga, ibid. hal 166
15

adalah memelihara oang tua yang sudah lanjut usia. Bila orang tua sudah

sangat tua dan tidak dapat berbuat apa-apa, maka sebagai anak harus

menunjukkan kasih dan penghargaan melalui memelihara orang tua. satu

contoh yang perlu untuk diteladani adalah sikap Yesus, pada waktu Yesus

di salib Ia masih memikirkan ibuNya hal itu terbukti ketika Yesus

menyarahkan ibunya dalam pemeliharaan dari salah seorang muridNya.

Dalam amsal 23:22, dikatakan bahwa “Dengarkanlah ayahmu yang

memperanakan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah

tua.”27

Mentaati, Mengasihi dan Menghormati Allah

Sejak usia muda setiap anak harus belajar untuk mengasihi,

menghormati dan mentaati Allah. Sebab alangkah lebih baiknya sejak

muda anak-anak sudah bertobat dan menerima Yesus sebagai

Juruselamat. Sebab, makin cepat seorang anak menerima Yesus

sebagai Juruselamat akan lebih baik. Selain itu juga tugas anak adalah

menyembah Tuhan. Menyembah Tuhan menyatakan kasih kepada Allah,

menyembah Tuhan juga merupakan hal memberi diri kepada Allah.

Dalam Alkitab menunjukkan bahwa Allah menginginkan supaya setiap

anak dapat menyembah Dia, mengambil bagian dalam ibadat keluarga,

dan juga harus ke rumah Tuhan bersama orang tua.28

27
Ibid, hal 167-168
28
Ibid, hal 169-170
16

Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak Terpenuhi

Sebagai orang tua yang baik, mempunyai kewajiban untuk

mendidik anak-anak sehingga tumbuh dewasa menjadi anak yang baik

dalam tindakan maupun dalam cara berpikirnya. Di bawah ini akan

menjelaskan mengenai tanggung jawab orang tua. Diantaranya:

Berkeluarga Berarti Menerima Tanggung Jawab

“Beranakcuculah dan bertambah banyak;…” ini merupakan

perintah pertama bagi manusia sekaligus juga perintah yang sederhana”.

Sebuah keluarga memiliki banyak tanggung jawab yang harus dipenuhi,

dan bagian ini merupakan ada beberapa tanggung jawab keluarga yang

harus dilakukan diantaranya sebagai berikut.

Mengasihi Anak-anak.

Baik itu ahli jiwa spesialis anak, dan juga dalam Firman Tuhan juga

menyetujui bahwa kebutuhan anak adalah cinta kasih dari kedua orang

tuanya. Cinta kasih orang tua lebih penting bagi seorang anak dibanding

dengan kekayaan, pendidikan ataupun harta milik dan materi yang

manapun.29 Oleh sebab itu, didalam keKristenan penting bagi setiap

orang tua untuk mengerti bahwa anak merupakan anugerah yang di

berikan Allah kepada orang tua sebagai satu titipan yang suci yang patut

diterima dengan sukacita, dan bukan dibiarkan dengan acuh tak acuh atau

29
TIM Lahaye, Kebahagiaan Pernikahan Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia
2001), hal. 79-80
17

tanpa perhatian. Allah mengharapkan orang tua mengasihi anak-anaknya

dan memelihara dengan sebaik-baiknya Kasih dimulai dengan sikap

orang tua terhadap anaknya. Oleh sebab itu, orang tua harus

menginginkan anaknya dan juga menerima anak-anaknya apapun

keadaannya, dalam mazmur 127:3, “Anak-anak itulah bagian pusaka dari

Tuhan”…30

Melengkapi Kebutuhan Jasmani

Dalam melengkapi kebutuhan keluarga, banyak hal yang harus

terpenuhi. Di bawah ini akan menjelaskan mengenai kebutuhan jasmani

apa saja yang harus terpenuhi , diantaranya

Mempertahankan Hidup

“Hidup itu perlu untuk dipertahankan. Salah satu kebutuhan hidup

yang perlu untuk dipertahankan adalah mempertahankan kebutuhan

jasmani. Kebutuhan jasmani yang perlu dipertahankan adalah makanan

sehat, pakaian untuk menghangatkan tubuh, rumah untuk tempat teduh

dan pendidikan.” Setiap keluarga secara khsusunya keluarga Kristen,

mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anak merupakan sebuah

keharusan. Sebab tugas seorang suami adalah mencari nafkah guna

memenuhi kebutuhan keluarga, sedangkan tugas seorang isteri adalah

mengatur rumah. Jadi, baik suami maupun isteri menelantarkan tugas

30
Rex Jakson, Pernikahan dan Rumah Tangga, (Malang: Gandum Mas 1969),
hal. 143
18

masing-masing apa lagi menelantarkan anak, maka baik suami maupun

isteri berdosa dihadapan Tuhan.31

Mendidik Anak-anak

Selain dari kebutuhan jasmani yang harus terpenuhi, kebutuhan

lain juga harus terpenuhi. Dalam bagian ini adalah mendidik anak

haruslah dipenuhi oleh setiap orang tua. Oleh sebab itu, dalam bagian ini

akan menjelaskan mengenai kebutuhan jasmani yang terpenuhi dalam hal

ini adalah masalah pendidikan anak. Diantaranya sebagai berikut:

Menyekolahkan Anak

Dalam jaman ini, anak-anak yang tidak berpendidikan sangat kecil

harapan untuk memperoleh pekerjaan yang baik pada waktu dewasa

nanti. Tentulah setiap orang tua akan mengeluarkan banyak biaya untuk

menyekolahkan anak, tetapi bagian ini merupakan satu tanggung jawab

yang harus dilaksanakan oleh setiap orang tua. Setiap orang tua harus

memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anak.32

Pendidikan di Rumah

Selain pendidikan di sekolah dan juga di gereja yang membantu

mendidik anak-anak, namun terlepas dari itu tidak ada yang lebih penting

untuk mendidik anak yaitu pendidikan yang diterima anak-anak di dalam

rumah. “Amsal 22:6 Didiklah orang muda menurut jalan yang patut

31
Isteri Yang Cakap Melebihi Permata, ibid.hal 3
32
Pernikahan dan Keluarga. ibid, hal. 147
19

baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang”…

Pengajaran dan juga pendidikan haruslah diajarkan sejak dini, yaitu sejak

awal pada masa kanak-kanak. Banyak hal yang orang tua dapat ajarkan

dalam rumah diantaranya, mengajarkan anak-anak untuk merawat

tubuhnya, mengajarkan untuk hidup bersih dan juga rapi. Alam

kesemuanya ini, haruslah orang tua untuk memberikan contoh dan juga

memberitahukan anak apa yang harus dilakukan.33

Teguran dan Disiplin

Selanjutnya, tanggung jawab dari orang tua adalah menegur anak-

anak bila berbuat salah. Bagian ini merupakan hal yang sangat penting

yang dilakukan oleh orang tua dalam pengajaran kepada anak. Sebab

orang tua harus mengerti bahwa sekali waktu seorang anak dapat tidak

taat kepada orang tua, dan hal ini harus menjadi satu teguran kepada

anak agar kedepannya anak menjadi taat dan menghormati orang tua.

Sebab, bila anak-anak telah belajar menghormati dan mentaati orang tua,

maka anak-anak tersebut akan jauh lebih mudah untuk menghormati

Negara dan terlebih perintah dari Allah.34

Selain menegur, orang tua juga harus melakukan pendisiplinan

terhadap anak. Disiplin dalam bagian ini, yaitu menjelaskan kepada anak

mengenai apa saja yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh

dilakukan oleh anak. Dalam bagian ini, tidak berarti bahwa setiap orang

33
Ibid, hal 148
34
Ibid.hal 149
20

tua harus memukul pantat anak sebagai wujud pendisiplinan. Namun

setiap orang Kristen secara khususnya bagi setiap orang tua, harus

mengerti bahwa pelaksanaan disiplin haruslah dengan penuh kesabaran

dan juga kasih. Oleh sebab itu, pelaksanaan disiplin haruslah dengan

penuh kemantapan bersama Kristus.35

Melengkapi Kebutuhan Rohani Anak

Selain kebutuahan jasmani yang harus terpenuhi, kebutuhan rohani

tidak kalah penting untuk diajarkan kepada anak sejak dini. Sebagai

orang tua semaksimal mungkin harus mendorong anak untuk menjadi apa

yang Tuhan kehendaki dan juga inginkan. Di bawah ini adalah kebutuhan

rohani anak yang harus terpenuhi.

Menyerahkan Anak

Setiap orang tua Kristen memiliki hak yang istimewa untuk

menyerahkan anaknya pada waktu bayi kepada Tuhan. Orang tua

membawa anaknya ke rumah Tuhan. Setiap Orang tua menyadari bahwa

Allah yang telah memberi anak dan juga orang tua tersebut telah berjanji

untuk menolong hidup anak untuk melakukan kehendak Allah.36

Dalam penyerahan anak tersebut, anak didoakan oleh pendeta

untuk menyerahkannya kembali kepada Allah untuk memohonkan

perlindungan, pemeliharaan serta berkat untuk seumur hidup anak.

35
Kebahagiaan Pernikahan Kristen. Ibid. hal 86-87
36
Ibid,hal 152
21

Selain itu, orang tua mengadakan satu perjanjian atau persetujuan

dengan Allah. Dalam bagian ini, orang tua mendidik anak dibawah

kepada terang Firman Allah. Oleh sebab itu, orang tua meminta

pertolongan kepada Allah dan juga memberkati anak serta memelihara

anak. Seperti halnya dalam I Samuel 1:27-28, di sana dikatakan bahwa

“Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan

kepadaku, apa yang kuminta dari padaNya. Maka akupun

menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya

kepada TUHAN.”…37

Mendidik Anak Dalam Firman Tuhan

Glenn Clark adalah seorang guru terbesar dari abad lampau dalam
hal kehidupan doa. Ia berkata bahwa setiap anak kedalam dunia
dengan membawa “surat dalam amplop yang tertutup.” Setiap
manusia mempunyai tugas tertentu yang harus dipenuhinya. Itu
berarti, bahwa orang tua harus membimbing anaknya untuk
membuka sampul yang berisi perintah itu. Artinya untuk menolong
menemukan kehendak Allah dalam kehidupannya yaitu mendidik
anakuntuk hidup sesuai dengan kehendak Allah.38

“Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman

kepadamu,…” Amsal 29:17. Setiap orang pasti mendambakan kehidupan

yang tenteram dan sukacita, hal ini juga tidak terlepas dari keluarga

Kristen. Dalam bagian ini, tentunya salomo yang lebih berpengalaman

dalam mendidik anak-anaknya. Diantara sekian banyak anaknya yang

didapat dari pada isteri-isterinya yang berjumlah seribu, dia hanya

37
Ibid, hal 152
38
Larry christeston, Keluarga Kristen, (Semarang: Yayasan Persekutuan
Betania1970), hal. 63
22

mendapati bahwa anak yang mendatangkan kebaikan dan juga sukacita

keluarga adalah anak yang sungguh-sungguh terdidik dengan baik.

Tetapi sebaliknya, anak-anak yang kurang ajar, yang kerjanya hanyalah

membuat masalah dalam keluarga adalah anak yang tidak terdidik dengan

baik. Oleh sebab itu, tidak salah jika Salomo mengambil kesimpulan

bahwa, didiklah anakmu maka ia akan memberikan ketenteraman dalam

hidupmu.39

Jadi, dapat disimpulkan bahwa alangkah bahagianya jika setiap

orang tua dapat menyaksikan anak-anak dikenal banyak orang, baik

kepada bangsa, terlebih lagi dikenal banyak orang karena pelayanannya

kepada Tuhan.40

Membangun Karakter Kristus Dalam Keluarga

Kehidupan keluarga Kristen ditata untuk memberikan pengaruh,

baik itu pengaruh secara fisik, emosional, mental dan juga rohani kepada

angota keluarga. hubungan-hubungan dengan anggota keluarga,

merupakan ciri khas, sifat dan tujuan yang tersipta secara alamiah dan hal

ini mutlak adanya. Bertolak dari iman, dalam keluarga cara berhubungan

haruslah merupakan satu disiplin rohani yang melekat pada kehidupan

keluarga. Oleh sebab itu, sebagai umat Allah yang telah menyatu dengan

tubuh Kristus maka keluarga Kristen dituntut untuk menyatakan atau

mencerminkan kasih Allah dalam setiap kehidupan. Dalam bagian ini

39
Isteri Yang Cakap Melebihi Permata, ibid, hal 4
40
Ibid. hal 4
23

akan menjelaskan beberapa cara utama keluarga Kristen untuk

membangun dan mencerminkan karakter Allah dalam kehidupan

Keluarga, diantaranya:

Penerimaan dan Komitmen

Ciri khas dari kehidupan rohani seorang Kristen yang paling

mendasar adalah saling menerima tanpa syarat. Kasih tanpa syarat

merupakan ungkapan kasih Allah, cara mengasihi yang sesuai dengan

kasih Allah memerlukan banyak pemberian diri. Begitu pula dengan

kehidupan keluarga, kehidupan keluarga yang sangat vital sangatlah

memerlukan kesediaan besar untuk saling menerima dan juga saling

memberi. Oleh sebab itu, penerimaan tanpa syarat menjadi dasar dan

komitmen bersama dalam hubungan suami-isteri. Kekuatan komitmen

dan juga saling mendukung antara suami-isteri merupakan dasar

kehidupan kelurga yang aman serta sehat. Suami-isteri selaku orang tua

yang menjadi tulang punggung, yang merupakan sarana dari pendukung

finansial, emosiaonal, pendidikan serta rohani. Sebagai suami-isteri

kualitas kebersamaan akan menjadi contoh dan teladan bagi anak-anak.

Jika orang tua menginginkan anak-anak nantinya mengembangkan

hubungan yang sehat dan juga baik dengan saudara-saudaranya, maka

sebagai orang tua yang baik haruslah meneladankan yang baik pula yaitu
24

dengan cara saling menerima dan juga saling mendukung sebagai suami

dan isteri.41

Pengampunan dan Pendamaian

Sikap mengampuni merupakan cara yang paling sulit untuk

mencerimkan karakter Allah dalam kehidupan rumah tangga. Ada

ungkapan yang mengatakan bahwa, “Berbuat salah itu manusiawi,

mengampuni itu ilahi” hal ini menunjukkan kepada setiap keluarga yang

mendalam bahwa pengampuan adalah suatu keikutsertaan keluarga

dalam misteri kasih Allah. Kebanyakan keluarga mengalami kesulitan

mengenai pengampunan, baik itu sakit hati dan amarah yang tercipta oleh

karena luka mendalam yang sulit untuk disingkirkan. Itulah sebabnya

kebanyakan berpikir bahwa mengampuni seseorang merupakan suatu

masa percobaan, dimana pengampunan itu akan ada jika mendapatkan

bukti. Namun pengampunan lebih dari itu sebab pengampunan bukanlah

sekedar memaafkan, pengampunan adalah keputusan aktif yang akan

menimbulkan dan juga membangun kembali kasih yang mendasari

hubungan suami-isteri dan dengan dengan demikian akan melupakan

dendam serta keinginan hati untuk membalas. Oleh sebab itu seperti

Kristus mengampuni tanpa syarat , begitu pula dengan kehidupan suami-

isteri hendaklah pengampunan itu selalu ada. Sebab ketika

41
Marjorie L. Thompson, Keluarga Sebagai Pusat Pembentukan, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia 2012), hal. 58
25

pengampunan itu ada maka akan mengalami kedamaian dalam

keluarga.42

Kelemahlembutan

Keluarga merupakan tempat yang paling baik untuk mempraktikkan

kelemahlembutan baik terhadap kawan-kawan maupun orang-orang asing

yang tidak dikenal. Keluarga adalah tempat yang paling intim,

kelemahlembutan sejatinya digambarkan dalam cara membawa keluarga

dalam lingkaran keintiman. Saling memberi berkat bukan hanya dalam

hal makan dan minum, melainkan cinta kasih pemeliharaan, kehadiran

pribadi, serta kehidupan yang penuh dengan sukacita. Oleh sebab itu,

kelemahlembutan akan terwujud dalam keluarga jika kegiatan saling

memberkati itu terwujud. Selain itu juga praktik kelemahlembutan

merupakan suatu peringatan bahwa keberadaan keluarga Kristen bukan

hanya untuk mementingkan diri sendiri, namun pada dasarnya juga untuk

dapat berhubungan dengan orang lain sehigga dengan melakukan hal

tersebut maka akan mencerminkan kasih Kristus. 43

Kehidupan Keluarga Yang Harmonis

Prinsip hidup dalam keluarga Kristen berbeda jauh dengan prinsip

dalam keluarga-keluarga lainnya di luar kekristenan. Sebab bagi orang

Kristen, pernikahan merupakan satu kali untuk seumur hidup (Maleakhi

42
Ibid, hal. 60-61
43
Keluaraga Sebagai Pusat Pembentukkan. Ibid, hal 63-64
26

2:16). Pernikahan dibuat pertama kali atas ide Allah (Kejadian 2:18).

Pernikahan ini bersifat monogami, hanya boleh memiliki satu suami atau

satu isteri.

Kedua, dua menjadi satu (Matius 19:5-6).

Pernikahan menjadikan antara suami dan isteri menjadi satu di

hadapan Allah. Ketiga, bertanggung jawab. Tanggung jawab suami

terhadap isterinya adalah mencari nafkah dan mendidik keluarganya untuk

takut akan Allah. Suami juga harus mengasihi isteri dan anak-anaknya.

Tanggung jawab isteri adalah tunduk (hormat) dan mendukung suaminya.

Isteri harus juga mengasihi suami dan anak-anaknya, bijaksana, suci,

dapat mengatur rumah tangga dengan baik. Fondasi keluarga Kristen

adalah firman Tuhan yang mengajarkan kepada seluruh anggotanya untuk

hidup takut akan Tuhan dan senantiasa menyertakan Tuhan hadir dalam

rumah tangganya. Kasih menjadi pengikat di antara semua anggota.

Komunikasi menjadi sarana untuk berjalannya hubungan yang baik dan

menghindari dari segala kecurigaan atau prasangka buruk yang bisa

menghancurkan rumah tangga.44

Oleh sebab itu, untuk membangun keluarga yang harmonis maka

ada hal penting yang harus dilkukan oleh setiap kelurga Kristen agar

dalam kehidupan tercipta keluarga yang harmonis.

44
http://agapemedia.blogspot.com
27

Saling Mengasihi

Inilah yang menjadi kunci dari keharmonisan dalam keluarga.

Setiap keluarga Kristen ketika telah merasakan dan juga mengalami kasih

Allah (Roma 5:5), maka setiap pasangan akan mampu saling mengasihi

pasangan dengan kasih yang sejati. Kasih Allah yang berkembang

didalam hati kita, akan memampukan setiap keluarga untuk mencintai

dengan cinta yang murni.Kasih Allah yang berada di dalam hati keluarga

akan menjadi satu perekat yang dapat mempersatukan dan

menyempurnakan dalam kehidupan keluarga ( Kolose 3:14).45 Dengan

tindakan memberi perhatian baik kepada suami, isteri dan juga kepada

anak, maka kasih itu akan terus ada dalam kehidupan keluarga. Oleh

sebab itu setiap pasangan suami-isteri haruslah senantiasa mengasihi

dengan kasih yang tulus, penuh kerendahan hati, dengan melakukan hal

tersebut tersebut maka keharmonisan dalam keluarga akan terwujud

secara terus menerus.46

Saling Melengkapi

Suami isteri dipersatukan bukan untuk menjadi sama, melainkan

untuk saling melengkapi (Kejadian 1:26-28). Perlu diingat kembali bahwa

untuk mewakili sifat Allah, maka Allah menciptakan laki-laki dan

perempuan. Allah butuh dua pribadi, laki-laki dan perempuan. Sebab di

dalamnya ada sifat-sifat Allah yang ada pada laki-laki dan perempuan.
45
Bambang Untoro, Benarkah Aku Mengasihimu?, (Jakarta: BPK Gunung Mulia
2009), hal. 90-91
46
Benarkah Aku Mengasihimu?,ibid, hal 91
28

Artinya bahwa Tuhan menciptakan perempuan untk melengkapi apa yang

tidak apa pada laki-laki.47

Oleh sebab itu, dalam keluarga haruslah saling melengkapi

sehingga gambar Allah mejadi tersa lengkap dalam dua pribadi yang

disatukan. Melalui pernikahan kemuliaan Allah, sifat-sifat Allah terbentuk

dalam keluarga dan juga terpancar secara lengkap.48

Memegang Komitmen

Perceraian selalu mengancam di tengah perjalanan sebuah rumah

tangga Kristen. Ada banyak sebab yang membuat terjadinya perceraian.

Namun setiap keluarga perlu mengingat kembali pada komitmen awal

saat dahulu mengucapkan janji pernikahan di depan jemaat dan Tuhan

bahwa hanya mautlah yang bisa menceraikan pasangan suami istri. Janji

yang diucapkan dulu merupakan janji selamanya, jangan pernah

melupakan janji tersebut apapun masalah yang sedang dihadapi. Harus

ada kemauan dan tekad untuk mempertahankan sebuah keluarga karena

itulah yang Allah kehendaki dalam komitmen merupakan janji dan

keputusan yang baik. Komitmen dalam berkeluarga merupakan komitmen

yang dibuat bersama diantaranya, tetap percaya dan setia kepada Kristus,

tetap mempertahankan hidup pernikahan sampai akhir hayat (matius 9:6-

9). Komitmen secara total telah diteladankan oleh Kristus sendiri dalam

kematian-Nya di kayu salib. Oleh sebab itu, hendaklah juga diterapkan

47
Jarot Wijanarko, Penikahan Bahagia, (Jakarta: Suara Pemulihan 2007), hal. 72
48
Ibid, hal 91
29

dalam keluarga Kristen saat ini. Suami-isteri harus tetap memegang

komitmen pernikahan untuk terus menjaga keutuhan keluarga.49

Menjaga Komunikasi

Hal yang sering mengganggu terciptanya keharmonisan dalam

keluarga Kristen adalah hilangnya komunikasi antara suami dan istri.

Komunikasi sangat penting untuk menjaga keutuhan keluarga.

Komunikasi haruslah berjalan dari dua arah, suami mau menghargai

pendapat istrinya, begitu pula sebaliknya istri mau menerima pendapat

suami. Keluarga Kristen dibangun untuk mencapai keharmonisan sampai

maut memisahkan dan bukan untuk membuatnya “pecah” ditengah

perjalanan.50

Agar dalam keluarga dapat berkomunikasi dengan baik, maka

harus ada pengertian tentang perbedaan-perbedaan baik itu emosional,

mental dan juga jasmani, antara suami dan isteri. Selain itu, perlu juga

dikembangkan suasana persahabatan. Harus terjadi percakapan, bukan

saja berdiskusi ketika muncul perbedaan atau ada masalah, tetapi

pertukar informasi yang berarti baik itu untuk membangun keluarga

maupun dalam pekerjaan, baik dalam tingkat intelektual maupun tingkat

emosional.51

49
Vivian A. Soesilo, Bimbingan Pranikah, (Malang: Literatur SAAT 1998), hal. 26
50
http://www.sabdaharian.com/2013/06/kunci-kebahagiaan-sebuah-keluarga-
yang-kuat/
51
Billy Graham, Buku Pegangan Pelayanan, (Persekutuan Pembaca Alkitab
1993),hal 200-201
30

Oleh sebab itu, komunikasi sangatlah diperlukan untuk

membangun keluarga yang harmonis. Komunikasi sangat perlu untuk

menyampaikan isi hati kepada pasangan, jikalau komunikasi dalam

keluarga tidak tercapai maka kemungkinan besar keinginan suami, isteri

dan juga anak tidak akan terpenuhi akibat komunikasi yang sangat

kurang. Hal yang sama juga di uraikan oleh H. Norman Wright, dengan

mengatakan:

Ada banyak pola komunikasi yang membatasi kemungkinan


terjalinnya keterbukaan dan keintiman. Terkadang suami dan isteri
tidak bener-benar membicarakan banyak hal. Hal ini terjadi karena
salah satu atau keduanya tidak pernah belajar bagaimana berbicara.
Atau mungkin ia tidak pernah belajar memberi kesempatan kepada
pasangannya untuk berbicara dan cenderung menguasai
pembicaraan. Atau mungkin ia tidak berubah belajar bagaimana
mengutarakan emosi dan perasaannya. Juga, mungkin karena
latar belakang pendidikan dan pengalaman hidupnya terbatas,
sehingga tidak dapat masuk ke topik-topik yang sedang
didiskusikan.52

Hubungan Yang Intim Dengan Tuhan

Yang dimaksudkan adalah hubungan pribadi sang suami dan isteri

kepada Tuhan memberi dampak terjadinya hubungan intim masing-

masing pihak. Hubungan pribadi dengan Tuhan dimaksud adalah suami

maupun istri harus benar-benar jatuh cinta kepada Tuhan atau hidup

dekat, rapat dan melekat dengan Tuhan. Bila sang suami maupun istri

begitu dekat dengan Tuhan, pastilah hubungan antar pribadi sang suami

52
H.Norman Wright, Komunikasi Kunci Pernikahan Harmonis, (Yogyakarta: Gloria
Graffa 2004), hal. 125
31

dan istri semakin dekat, rapat, merekat dan nikmat, karena keduanya

berada dalam kasih dan anugerah Allah..53

Persekutuan Dalam Keluarga

Untuk membangun keluarga yang harmonis, persekutuan dengan

Tuhan menjadi salah satu kegiatan yang penting untuk dilakukan, dalam

bagian ini akan dijelaskan mengenai persekutuan apa saja yang harus

dilakukan dalam kehidupan keluarga, diantaranya:

Doa Dalam Keluarga

Doa amatlah penting, bagian ini tidaklah bisa untuk dipisahkan dari
kehidupan rohani. Itulah sebabnya, dikatakan bahwa Injil dapat
menunjukkan kepada setiap orang bahwa Yesus bangun jauh
sebelum fajar dan pergi ke suatu tempat sunyi untuk berdoa. Paulus
menekankan bahwa, “Tetaplah berdoa” I Tesalonika 5:17. Evagrius
Ponticus dari abad keempat: “Seorang teolog adalah seorang yang
doanya benar.” Itulah sebabnya, John Calvin yang lebih dikenal
dengan ajaran predestinasi atau pemilihan Allah sejak semula dari
pada ajarannya tentang doa, menempatkan doa sebagai “latihan
iman yang utama”. Dengan sederhana dan jujur ia mengatakan,
“kata-kata tidak mampu menjelaskan betapa pentingnya doa.54

Apa sebenarnya yang terdapat dalam doa sehingga dikatakan

bahwa, doa adalah nafas kehidupan orang percaya. Satu-satunya

jawaban adalah doa merupakan inti pertemuan dan hubungan setiap

orang percaya dengan Allah. Tanpa doa, tidak ada hubungan bersama,

tidak ada komunikasi dan juga tidak ada pertumbuhan. Sebab doa

merupakan ungkapan terdalam iman setiap orang percaya sebagai sarana


53
Timotius Arifin, Rumah Berkat, (PT .Betlehem Publiser 2002), hal.30-31
54
Marjorie L. Thompson, Keluarga Sebagai Pusat Pembentukan, (Jakarta:Bpk
Gunung Mulia 2012), hal. 79
32

hubungan dengan Allah, sarana yang diberikan Allah dengan anugerah-

Nya. Sama seperti semua wujud ketaatan rohani, doa adalah suatu

anugerah, tetapi anugerah yang peroleh melalui suatu usaha yaitu melalui

doa.55

Maka dapat dikatakan bahwa, jika doa merupakan jiwa dari

kehidupan orang kristen, maka doa juga haruslah menjadi pusat

kerohanian dari keluarga. Marthin Luther menekankan peran keluarga,

menyatakan bahwa, “Saya mempunyai terlalu banyak urusan yang tidak

bisa diselesaikan tanpa meluangkan waktu tiga jam setiap hari untuk

berdoa.” Dalam bagian ini setiap keluarga dapat melihat bahwa kehidupan

keluarga dan doa yang sungguh-sungguh adalah hal yang tidak dapat

terpisahkan, sebab doa yang dilaksanakan setiap hari adalah penting bagi

keseluruhan hidup kerohanian keluarga dan juga hubungan dengan

Tuhan.56

Oleh sebab itu, setiap keluarga haruslah berdoa dengan benar, dan

juga dengan ukuran yang benar sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.

Salah satu doa yang benar adalah doa keluarga.57

Ibadah Dalam Keluarga

Thomas Kelly, seorang guru besar dan penulis beraliran Quacker,


menyampaikan pengalamannya dalam buku klasiknya yang indah,
ATestament Of Devotion: “Ada suatu cara untuk mengatur kehidupan
mental kita lebih dari satu tingkat secara bersamaan. Pada satu
tingkat kita berpikir, berdiskusi, melihat, menghitung dan memenuhi

55
Ibid. hal 80
56
Ibid, hal 80
57
Jarot Wijanarko, Mezbah Keluarga, (Suara Pemulihan), hal. 17
33

semua kebutuhan fisik dalam aktivitas sehari-hari. Tetapi, jauh di


dalam diri kita pada tingkat yang lain, dibalik hal-hal tersebut, kita
juga bisa berdoa dan menyembah, bernyanyi dan beribadah serta
menerima napas-napas ilahi secara lembut”58

Dari pernyataan Kelly di atas mengingatkan setiap keluarga untuk

semakin hari semakin mengarahkan perhatian kepada Allah, dimana mata

semakin terbiasa untuk mengenal Allah yang hadir dalam perjalanan

hidup keluarga sehari-hari. Praktik doa dalam ibadah keluarga,

merupakan hal yang sangat sederhana yang sering dilakukan. Namun hal

ini jika dilakukan oleh setiap keluarga, maka akan mempersiapkan setiap

keluarga untuk mempraktikkan kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-

hari.59

Upaya Untuk Membangun Keluarga Yang Harmonis

Dalam membangun sebuah keluarga yang harmonis, ada upaya

yang harus dilakukan agar keluarga harmonis tersebut dapat terwujud,

dibawah ini akan memaparkan mengenai upaya untuk membangun

keluarga yang harmonis diantaranya:

Komunikasi Dalam Keluarga

Sharod Miller dalam Bukunya: Couple Communication, Talking and


listening together; mengerti diri sendiri dan orang lain baru cara
berkomunikasi. Perhatikan apa yang dikatakan dan juga bahasa non
verbal. Kembangkanlah komunikasi yang baik: berbicara untuk diri
kita sendiri dengan kata-kata; aku, saya, kita. Bagian ini penting
58
Keluarga Sebagai Pusat Pembentukan, ibid. hal 90
59
Ibid. hal 90-91
34

untuk menunjukkan bahwa pasangan suami-isteri bertanggungjawab


atas apa yang dikatakan, tidak membuat orang lain marah dan juga
salah paham, tidak merampas hak orang lain. Mendengarkan apa
yang dikatakan oleh pasangan, bisa dimengerti apa yang dipikirkan,
perasaan, kemauan dan tindakan pasangan suami-isteri.

Komunikasi merupakan pokok utama dan terpenting dalam sebuah

keluarga Kristen, sebab hubungan suami-isteri, orang tua dan anak

dibangun, tumbuh dan juga dipelihara melalui komunikasi. Oleh sebab itu,

tanpa adanya saluran yang terbuka untuk komunikasi yang tulus, maka

sebuah rumah tangga tidak akan ada Kristus didalamnya yang dimana

Kristus sebagai pusat dari keluarga.60

Kesatuan yang mendalam antara suami-isteri akan dapat dicapai

jika didalam keluarga tersebut ada komunikasi yang baik. Dalam

komunikasi setiap keluarga perlu mengerti mengenai prinsip dalam

komunikasi yangi baik. Komunikasi yang baik adalah komunikasi

komunikasi yang didalamnya ada keterbukaan atau kejujuran, dalam

Alkitab mengatakan bahwa jika seseorang ingin saling mengenal maka

satu sama lain haruslah terbuka dan tidak ada rahasia satu terhadap yang

lain. Selain itu juga dalam berkomunikasi sikap murah hati, sabar dan

juga sikap saling menerima. 61

Salah satu penghambat komunikasi dalam keluarga adalah

pasangan suami-isteri memiliki sikap yang saling tetutup satu sama lain.

Ketika terjadi sikap yang saling tertutup maka tidak akan mampu

60
James C. Dobson, Cinta Kasih Seumur Hidup, ( Bandung: Yayasan Kalam Hidup
2002), hal. 55
61
Wayne Mack, Kesatuan Yang Kukuh Dalam Perkawinan, (Surabaya: Yakin 1997), hal.
52,54,60.
35

menyampaikan atau juga menangkap apa yang akan dikomunikasikan

oleh pasangan. Komunikasi yang tidak baik adalah komunikasi

didalamnya terbawa dengan emosi, pemaksaan kehendak dan juga

otoriter. Oleh sebab itu sudah jelas bahwa sebuah komunikai dapat

dibangun dengan hati yang sabar, terbuka atau kejujuran.62

Kedewasaan

Kedewasaan merupakan kunci untuk menjamin kebahagiaan dalam

perkawinan. Dalam bagian ini kedewasaan yang dimaksud adalah tidak

egois, misalnya setiap pasangan hanya mementingkan dirinya sendiri.

Sifat mementingkan diri sendiri merupakan musuh terbesar bagi suatu

pernikahan yang bahagia. Namun yang penting harus diingat oleh setiap

pasangan adalah sesuatu yang dapat lilakukan untuk mengatasi egoisme

adalah Firman Tuhan berkata, “Jadi siapa yang ada didalam Kristus, ia

adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru

sudah datang.” 2 kor 5:17. Dalam bagian ini hal-hal “yang lama”

menyangkut sifat egoisme manusia haruslah ditinggalkan.63

Tunduk

Salah satu hal yang terbesar yang menghalangi kebahagiaan


keluarga adalah banyak orang berpandangan bahwa zaman
sekarang wanita tidak usah tunduk keapada sang suami. Ilmu
psikologi dan pendidikan modern nampaknya memberikan ide pada
para wanita bahwa bersikap tunduk merupakan suatu tindakan yang

62
Sridadi Atiyanto, Kebutuhan Manusia Persoalan dan Pencegahannya,
(Lembaga Literatur Baptis 1980), hal. 55-56
63
Kebahagiaan Pernikahan Kristen, ibid. hal 107
36

dianggap kuno yang telah ditinggalkan pada abad ke-19. Tetapi


ketika sikap tunduk tidak ada lagi dalam keluarga, maka tak ada
kebahagiaan juga.64

Biasanya sebuah keluarga yang didominasi oleh seorang isteri

merupakan keluarga yang rentan terjadi sebuah pertengkaran dan sampai

pada akhirnya suami dan isteri “menyerah”. Oleh sebab itu sebagai

seorang wanita Kristen haruslah dimengerti bahwa tunduk kepada suami

bukanlah sebuah perbudakan melainkan perintah Tuhan. suami haruslah

dijadikan sebagai kepala keluarga, terlepas disukai atau tidak perintah

untuk tunduk kepada suami merupakan suatu perintah Tuhan. Jika

ketundukkan kepada suami tidak dilaksanakan maka tindakan tersebut

adalah tindakan melawan Tuhan.65

Kasih

“Kata “kasih” sudah sangat sering terdengar dikuping atau bahkan

sering diucapkandalam keseharian. Kasih mewakili kata-kata indah,

seperti memiliki magnet yang sangat kuat sehingga dapat menarik hati

siapa saja yang mengucapkannya.” Kata kasih bukanlah sebuah kata

indah belaka, namun kasih merupakan sebuah kata yang mampu

mewakili suatu makna yang mahaluas dari dalam lubuk hati.66

Alkitab berkata kasih seorang suami terhadap isterinya haruslah

sama dengan kasihnya kepada diri sendiri. Allah memeritahkan kepada

64
Ibid. hal 108
65
Ibid, hal 109
66
Bambang Untoro, Benarkan Aku Mengasihimu?, (Jakarta:BPK Gunung Mulia
2009), Hal. 11
37

suami untuk mengasihi isterinya dengan penuh pengorbanan, “ sama

halnya sepert Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan

diriNya baginya” (efesus 5:25). Oleh sebab tu, kasih yang diwajibkan oleh

Allah adalah kasih dari seorang suami kepada isterinya dan begitu pula

sebaliknya kasih isteri kepada suaminya. Baik suami maupun isteri,

haruslah saling mengasihi.67

Doa Bersama

Kunci bagi kebahagiaan keluarga Kristen adalah dengan doa. Doa

kepada Allah Bapa merupakan alat komunikasi yang paling baik, sebab

banyak pernikahan Kristen yang mengalami banyak perubahan yang baik

karena dalam kehidupan keluarga banyak memparaktekkan kehidupan

doa dengan cara yang teratur. Oleh sebab itu, setiap keluarga Kristen

belajarlah untuk mengenal Allah dengan cara berdoa bersama, agar

dikemudian hari akan banyak tekanan dalam kehidupan keluarga yang

dapat menyusahkan keluarga karena itu berdoalah kepada Allah.68

Kesimpulan

Allah menginginkan setiap keluarga Kristen harus harmonis.

Keluarga harmonis hanya terjadi apabila setiap anggota keluarga dapat

menjalankan tugasnya sesuai dengan Firman Tuhan. Yaitu prinsip-prinsip

yang dijelaskan dalam Alkitab.

67
Kebahagiaan Pernikahan Kristen, Ibid. hal 113-114
68
Kebahagiaan Pernikahan Kristen, Ibid. hal 129
38

DAFTAR PUSTAKA

Adams, E Jay. Masalah-masalah dalam Rumah Tangga Kristen. Jakarta:


Bpk Gunung Mulia, 1987.

Alexander Daniel. Keluarga Yang Disukai Tuhan. Yogyakarta: Yayasan


Andi 2006

Atiyanto Sridadi. Kebutuhan Manusia Persoalan dan Pencegahannya.


(Lembaga Literatur Baptis 1980.

Arifin Timotius. Rumah Berkat. PT. Betlehem Publiser 2002.

Bergler Edmund. Unhappy Marriage and Divorce. New York: International


Universitas Press 1964

Crabb Larry. Prinsip Dasar Konseling Alkitabiah. Jakarta: Immanuel 1992

Dobson C. James. Cinta Kasih Seumur Hidup. Bandung: Yayasan Kalam


Hidup 2002

Grunlan Stephen, Marriage and The Famely. Michigan: Zondervan


Publishing 1984

Jackson,. Pernikahan dan Rumah Tangga. Malang-Jawa Timur: Gandum


Mas. 1969.

Jonas A. Melvina. Keluarga Yang Bahagia. Surabaya: Yakin

Jackson Rex. Pernikahan dan Rumah Tangga. Malang: Gandum Mas


1969

Kusnadi Djohan. Penikahan Yang Menuju Keharmonisan Optimal.


Jakarta: Pancajaya 2005

Lindsay Gordon. Marriage Divorce and Remarriage. Jakarta: YPI


Immanuel t.t

Lahaye TIM. Kebahagiaan Pernikahan Kristen. Jakarta: BPK Gunung


Mulia 2001

Mack. A Mayne, Bagaimana Mengembangkan Kesatuan Yang kukuh


Dalam Hubungan Perkawinan, Surabaya : Yakin. 1977
39

Mack Wayne, Kesatuan Yang Kukuh Dalam Perkawinan. Surabaya: Yakin


1997
Moston T.B. The Holy and Family Relations. Nashvile: Broadman 1983

Nahuway Jacob. Isteri Yang Cakap Malebihi Permata. Yogyakarta:


Yayasan Andi 1990

Scheunemann D. Romantika Kehidupan Suami-Isteri. Malang, Batu:


YayasanPekabaranInjil Indonesia, Gandum Mas 1988

Soesilo Vivian. Bimbingan Penikahan. Malang: SAAT, 1979

SusabdaB. Yakub. PastoralKonselingJilid 2. Malang: Gandum Mas 1986

, Pastoral Konseling. Malang: Gandum Mas, 2000

Trisna Yonathan. Konseling Pranikah. Jakarta: Lembaga Pendidikan


Theologia Bethel 1988.

Volkhard dan Gerlinde Scheunemann, Hidup Sebelum dan Sesudah


Nikah. Malang: YPPII 1977

Wiriadinata Eddy. Isteri Gembala Sidang. Bandung: LembagaLiteratur


Baptis 2001

Worthington L.Everett. Counseling Before Marriage. USA:Word 1990

Wright H. Norman. Komunikasi Kunci Pernikahan Harmonis. Yogyakarta:


Gloria Graffa 2004

Wijanarko Jarot. Penikahan Bahagia. Jakarta: Suara Pemulihan 2007

Wijanarko Jarot. Kidung Agung. Jakarta: Suara Pemulihan 2001

Wright Norman. So You’re Getting Married. California: Regal Books, 1985

Willis S. Sofyan, Konseling Keluarga. Bandung: ALFA BETA 2009

Anda mungkin juga menyukai