Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DASAR DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Keperawatan Intensif


Fasilitator : Ns. Rudiyanto, S.Kep., M.Kep

OLEH :
RESY DIWI PRAWITA SARY
2016.02.082

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
JANUARI, 2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat taufiq dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dasar dasar keselamatan dan kesehatan
kerja”. Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. DR. H. Soekardjo, selaku Ketua STIKES Banyuwangi yang telah memberi izin dan
menyediakan sarana dan prasarana kepada penulis untuk menyusun makalah guna
menyelesaikan tugas UAS mata kuliah Keperawatan Intensif.
2. Ns. Anita Dwi Ariyani, S.Kep., M.Kep, selaku Ka Prodi S1 Keperawatan
3. Ns. Rudiyanto, S.Kep., M.Kep, selaku PJMK Mata Kuliah Keperawatan Intensif sekaligus
Pembimbing dalam Penyusunan Makalah.
4. Teman-teman semua yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam penyusunan makalah.

Makalah ini disusun dari berbagai literatur baik buku maupun internet. Diajukan untuk
memenuhi tugas UAS Mata Kuliah Keperawatan Intensif.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran sangat diharapkan penulis.
Akhirnya penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia
pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 5
BAB 2 PEMBAHASAN .............................................................................. 6
2.1 Pengertian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.......................... 6
2.2 Dasar Hukum Keselamatan Dan Kesehatan Kerja..................... 8
2.3 Tujuan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja................. 10
2.4 Istilah Dan Definisi Dalam K3................................................... 11
2.5 Usaha Dalam Mencapai Keselamtan Kerja................................ 13
2.6 Masalah Kesehatan Karyawan................................................... 16
2.7 Tenaga Kerja Wanita Dan Kesehatan Profesi.............................17
2.8 Karakteristik Tenaga Kerja Wanita.............................................17
2.9 Masalah Kesehatan Utama…......................................................17
BAB 3 PENUTUP ....................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan.................................................................................19
3.2 Saran…………………………………………………………......19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang


Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya,
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan
makmur.
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor
kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-hal yang
negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit yang
diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas (K3), seharusnya pengawasan terhadap
kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan
pekerja saat akan memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan
dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang
baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja
terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat
kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para
pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana
yang terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah
kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-
masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik
kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungan,
perilaku, dan pelayanan kesehatan.

4
1.2 Rumusan Masalah

Penulisan makalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, dimaksudkan


untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Berdasarkan hal tersebut, dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1.      Apa pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) itu?


2.     Apa yang menjadi dasar pemberlakuan kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) di
Indonesia?
3.      Apa fokus dan tujuan dari program kesehatan dan keselamatan kerja?
4.      Apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan?
5.      Apa saja usaha untuk mencapai keselamatan kerja?
6.      Apa saja yang menjadi masalah kesehatan karyawan?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sejarah keselamatan dan kesehatan kerja pada era Kuno


Pertambangan industri tertua pekerjaan membahayakan Agricola (1494-1555) di daerah
pertambangan di Pegunungan Carpathian, para wanita menikah 7 kali karena para suami
meninggal di usia muda Paracelcus (1493-1541) mendiskripsikan tentang penyakit pada
para penambang (meningkatnya PAK berkaitan dengan perkembangan industri) BAPAK
HIPERKES, Bernadino Ramazzini (1633-1714) dalam buku “Discurse On The Diseases of
Workers (De Morbis Artrificum Diatriba)” menulis mengenai kaitan penyakit yang diderita
oleh pasien dengan pekerjaannya.

Keselamatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan manusia baik jasmani maupun rohani serta karya dan budayanya
yang tertuju pada kesejahteraan manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada
khususnya.
Kesehatan kerja adalah Aspek atau unsur kesehatan yang erat bertalian dengan
lingkungan kerja dan pekerjaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja (ILO dan WHO).
Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari
luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko
keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian
alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.

6
Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari kekerasan
fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja
melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau
gangguan fisik.

Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja antara


lain:

a)   Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu


pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
b)  Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan.
c)  Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang
bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup
tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi
pekerja.
d)  Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan
stabilitas emosi secara umum.
e)      Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000), mengartikan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan
aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan
sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
f)       Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan
kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan
oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

7
Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena kecelakaan.
Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja secara material, selain
itu mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih nyaman, sehingga secara
keseluruhan para pekerja akan dapat bekerja secara lebih produktif.

2.3      Dasar Hukum

Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun Undang-


undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada
tanggal 6 januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah Tentang
Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948), yang
merupakan bukti tentang disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam perusahaan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992, menyatakan bahwa sudah
sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan ikut bertanggung jawab atas
pelaksanaan program pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan demi terwujudnya
perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan baik. Jadi, bukan hanya
perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah ini, tetapi para karyawan
juga harus ikut berperan aktif dalam hal ini agar dapat tercapai kesejahteraan
bersama.
Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan landasan
hukum penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebut memberikan
pijakan yang jelas mengenai aturan yang menentukan bagaimana K3 harus
diterapkan.
Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat keselamatan
kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah :

a.       Mencegah dan mengurangi kecelakaan.


b.      Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
8
c.       Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d.     Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian- kejadian lain yang berbahaya.
e.       Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f.       Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g.      Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan
getaran.
h.      Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun
psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i.        Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai udara yang baik.
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab
k.      Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l.        Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m.    Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
n.      Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
barang.
o.      Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p.     Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
q.      Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r.       Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Undang-Undang tersebut selanjutnya diperbaharui menjadi Pasal 86 ayat 1
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa setiap pekerja/ buruh
berhak untuk memperoleh perlindungan atas:
a)      Keselamatan dan kesehatan kerja
b)      Moral dan kesusilaan
c)      Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

9
Sedangkan ayat 2 dan 3 menyebutkan bahwa “untuk melindungi keselamatan
pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal   diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja.” (ayat 2), “Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang
berlaku.” (ayat 3). Dalam Pasal 87 juga dijelaskan bahwa Setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistem manajemen.

2.3.    Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang
kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan penyakit
kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak yang
bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan menurut Rizky Argama (2006),
tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi
biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah:
1.      Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan perusahaan
2.      Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan
3.      Menghemat biaya premi asuransi
4.      Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan kepada
karyawannya.

2.4 Istilah dan Definisi dalam K3


1. Accident
Suatu kejadian yang tidak diinginkan berakibat cedera pada manusia, kerusakan
barang, gangguan terhadap pekerjaan dan pencemaran lingkungan.
10
2. Near Miss (Hampir Celaka)
Kejadian yg tidak terduga, yg tidak menghasilkan kerusakan atau cedera tapi memiliki
potensi utk mengarah kesana.

3. Unsafe Action (Tindakan Tidak Aman)

Tindakan manusia/pekerja yg tidak memperhatikan dan tidak mematuhi peraturan di


tempat kerja khususnya peraturan tentang K3.

4.Unsafe Condition (Kondisi Tidak Aman)


Kondisi di lingkungan kerja baik alat, material atau lingkungan yang tidak aman dan
membahayakan.

5..Hazard (Bahaya)
suatu sumber/kondisi/situasi yang berpotensi menyebabkan gangguan/kecelakaan dan
dapat melukai manusia serta menimbulkan kerugian.
6.Risk (Risiko)
Kombinasi dari kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya/paparan dengan keparahan
dari cedera/gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kejadian/paparan tersebut.
7. Danger (Tingkat Bahaya)

Merupakan ungkapan adanya potensi bahaya secara relatif. Kondisi yang berbahaya
mungkin ada tetapi menjadi tidak begitu bahaya karena telah dilakukan tindakan
pencegahan.

2.4    Penyebab Kecelakaan Kerja

Menurut Mangkunegara (2008) faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja,


yaitu:
1.      Keadaan Tempat Lingkungan Kerja

11
a)     Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang
diperhitungkan keamanannya.
b)      Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
c)      Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
2.      Pengaturan Udara
a)      Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor,
berdebu, dan berbau tidak enak).
b)      Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
3.      Pengaturan Penerangan
a)      Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
b)      Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.
4.      Pemakaian Peralatan Kerja
a)      Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
b)      Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan yang baik.
5.      Kondisi Fisik dan Mental Pegawai
a)      Stamina pegawai yang tidak stabil.
b)      Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara
berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap
pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan dalam penggunaan
fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa risiko bahaya.

2.4      Usaha Mencapai Keselamatan Kerja


Usaha – usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai keselamatan kerja dan
menghindari kecelakaan kerja antara lain:

a. Analisis Bahaya Pekerjaan (Job Hazard Analysis)


Job Hazard Analysis adalah suatu proses untuk mempelajari dan menganalisa
suatu jenis pekerjaan kemudian membagi pekerjaan tersebut ke dalam langkah langkah
menghilangkan bahaya yang mungkin terjadi.

Dalam melakukan Job Hazard Analysis, ada beberapa lagkah yang perlu dilakukan:
12
1)   Melibatkan Karyawan.
Hal ini sangat penting untuk melibatkan karyawan dalam proses job hazard analysis.
Mereka memiliki pemahaman yang unik atas pekerjaannya, dan hal tersebut merupakan
informasi yang tak ternilai untuk menemukan suatu bahaya.

2)   Mengulas Sejarah Kecelakaan Sebelumnya.


Mengulas dengan karyawan mengenai sejarah kecelakaan dan cedera yang pernah
terjadi, serta kerugian yang ditimbulkan, bersifat penting. Hal ini merupakan indikator
utama dalam menganalisis bahaya yang mungkin akan terjadi di lingkungan kerja

3)   Melakukan Tinjauan Ulang Persiapan Pekerjaan.


Berdiskusi dengan karyawan mengenai bahaya yang ada dan mereka ketahui di
lingkungan kerja. Lakukan brainstorm dengan pekerja untuk menemukan ide atau
gagasan yang bertujuan untuk mengeliminasi atau mengontrol bahaya yang ada.

4)   Membuat Daftar, Peringkat, dan Menetapkan Prioritas untuk Pekerjaan Berbahaya.
Membuat daftar pekerjaan yang berbahaya dengan risiko yang tidak dapat diterima atau
tinggi, berdasarkan yang paling mungkin terjadi dan yang paling tinggi tingkat
risikonya. Hal ini merupakan prioritas utama dalam melakukan job hazard analysis.

5)   Membuat Outline Langkah-langkah Suatu Pekerjaan.


Tujuan dari hal ini adalah agar karyawan mengetahui langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan, sehingga kecelakaan kerja dapat
diminimalisir.

b.      Risk Management


Risk Management dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan
kerugian/kehilangan (waktu, produktivitas, dan lain-lain) yang berkaitan dengan
program keselamatan dan penanganan hukum.
Manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta
mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan memperoleh
efektifitas dan efesiensi yang lebih tinggi.

. Tahap Management Resiko

1.Identifikasi bahaya

a.Inspeksi
13
b.Walk trough survey

c.Kejadian kecelakaan kerja

d. Dokumen kerja

2. Penilaian risiko

a. Kualitatif
b. Kualitatif

3. Pengendalian risiko

a.Eliminasi

b.Substitusi

c.Teknis

d.Administratif

e.Alat Pelindung Diri.

• Manfaat pelaksanaan management resiko


- Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi risiko dari setiap kegiatan
yg mengandung bahaya
- Menekan biaya penanggulangan kejadian yg tidak diinginkan
- Menimbulkan rasa aman di kalangan pemegang saham mengenai kelangsungan
dan keamanan investasinya
- Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai risiko operasi bagi setiap
unsur dalam perusahaan
• Sistem Manajemen k3

Bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam


rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (PP No 50 Tahun
2012).

14
• Tujuan Penerapan smk3
• Meningkatkan efektivitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, teratur, terstruktur dan terintegrasi;
• Mencegah dan mengurangi kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh;
• Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk
mendorong produktivitas.

c.       Safety Engineer


Memberikan pelatihan, memberdayakan supervisor/manager agar mampu
mengantisipasi/melihat adanya situasi kurang ‘aman’ dan menghilangkannya

d.      Ergonomika
Ergonomika adalah suatu studi mengenai hubungan antara manusia dengan
pekerjaannya, yang meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas
yang digunakan, serta lingkungan kerjanya.

Selain ke-empat hal diatas, cara lain yang dapat dilakukan adalah:
1.      Job Rotation
2.      Personal protective equipment
3.      Penggunaan poster/propaganda
4.      Perilaku yang berhati-hati.

2.5      Masalah kesehatan karyawan

Beberapa kasus yang menjadi masalaha kesehatan bagi para karyawan adalah:
a) Kecanduan alkohol & penyalahgunaan obat-obatan
Akibat dari beban kerja yang terlalu berat, para karyawan terkadang
menggunakan bantuan dari obata-obatan dan meminum alcohol untuk menghilangkan
stress yang mereka rasakan. Untuk mencegah hal ini, perusahaan dapat melkaukan

15
pemeriksaan rutin kepada karyawan tanpa pemberitahuan sebelumnya dan perusahaan
tidak memberikan kompromi dengan hal-hal yang merusak dan penurunan kinerja
(missal: absen, tidak rapi, kurang koordinasi, psikomotor berkurang)

b)  Stress
Stres adalah suatu reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan
kepada tubuh tersebut. Banyak sekali yang menjadi penyebab stress, namun beberapa
diantaranya adalah:
1.  Faktor Organisasional, seperti budaya perusahaan, pekerjaan itu sendiri, dan kondisi
kerja
2.   Faktor Organisasional seperti, masalah keluarga dan masalah finansial

c) Burnout
"Burnout” adalah kondisi terperas habis dan kehilangan energi psikis maupun
fisik. Biasanya hal itu disebabkan oleh situasi kerja yang tidak mendukung atau tidak
sesuai dengan kebutuhan dan harapan. Burnout mengakibatkan kelelahan emosional
dan penurunan motivasi kerja pada pekerja. Biasanya dialami dalam bentuk kelelahan
fisik, mental, dan emosional yang intens (beban psikologis berpindah ke tampilan fisik,
misalnya mudah pusing, tidak dapat berkonsentrasi, gampang sakit) dan biasanya
bersifat kumulatif.

2.6 Tenaga Kerja Wanita & Kesehatan Profesi


Di seluruh dunia tenaga kerja wanita makin meningkat mencapai 42% dari
jumlah tenaga kerja yang tersedia. Tetapi pada kenyataan di lapangan Akses
pelayanan kesehatan kerja belum memenuhi kebutuhan khususnya bagi tenaga kerja
wanita. Karena wanita punya peranan yang sangat penting sebagai pemelihara
kesehatan baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, terutama anak-anak yang
semuanya masih dalam asuhan ibu.

2.7 Karakteristik Tenaga Kerja Wanita


16
• Fisik kekuatan fisik wanita rata-rata sekitar 2/3 pria

• Biologi haid, hamil, masa nifas, menyusui, menopause

• Perlakuan berbeda dalam segi gaji, kenaikan pangkat, sexual harrasment, sering
dianggap kurang mampu, tidak mendapat kesempatan dalam mengambil
keputusan sendiri.

2.8 Masalah Kesehatan Utama

• Kekurangan gizi
• Stress akibat kerjaàperan ganda, sistem pekerjaan
• Gangguan kesehatan akibat faktor ergonomiàdesain tempat kerja dan APD
sering tidak sesuai dg ukuran naker wanita
• Gangguan kesehatan reproduksi sampai bisa menyebabkan infertil dll.

2.9 Kebijakan Perlindungan Tenaga Kerja Wanita

Undang-undang No 13 Tahun 2003 Pasal 76

 Pekerja/buruh perempuan yg berumur kurang dari 18 tahun dilarang diperkerjakan


antara pukul 23.00-07.00

 Dilarang memperkerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yg menurut keterangan


dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya
apabila bekerja antara pukul 23.00-07.00

 Pengusaha yg memperkerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00-07.00 wajib


memberikan makanan dan minuman bergizi dan menjaga kesusilaan dan keamanan
selama di tempat kerja

 Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja /buruh perempuan yg
berangkat bekerja antara pukul 23.00-07.00

 Pasal 82àcuti hamil, istirahat karena keguguran

 Pasal 83àistirahat haid, hak menyusui.

17
BAB III
PENUTUP

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa


kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun
emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan
keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental,
psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-
undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja.
Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja,
tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan
yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi
kecelakaan kerja.

18
DAFTAR PUSTAKA

Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan),
Jakarta: Penerbit Erlangga
Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(http://prokum.esdm.go.id/uu/2003/uu-13-2003.pdf)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Definisi, Indikator Penyebab dan Tujuan
Penerapan Keselatan dan Kesehatan Kerja (http://jurnal-
sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3.html)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(http://anandasekarbumi.files.wordpress.com/2010/11/sap-9-msdm-10-11.ppt)

19

Anda mungkin juga menyukai