DOSEN :
Riska Rohmawati, S.Kep., Ns, M.Tr.Kep
NPP:
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
Contoh Kasus
Seorang wanita bernama Ny.Y berusia 30 tahun datang ke IGD Rumah
Sakit Sehat Mulya pada tanggal 29 maret 2021 pukul 11.05 WIB dengan dengan
keluhan pusing setelah memakai alat kontasepsi implant. Hasil anamnesis, px
mengatakan nyeri pada vagina setelah dilakukan pemasangan KB IUD seminggu
yang lalu, px mengatakan baru pertama kali menggunakan KB setelah mempunyai
anak ke-2 dan px mengatakan kurang begitu paham terkait dengan apa
keuntungan dan kerugian pemasangan IUD. Selain itu px mengatakan badannya
terasa lemah, kepala terasa pusing, tidak nafsu makan karena mual saat melihat
makanan. Dari hasil anamesis pasien terlihat lemah, wajahnya menyeringai karena
nyeri, dari skala nyeri (1-10) yang dirasakan ada di skala 4, BB menurun,
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB sebelum sakit : 60 kg dan
setelah sakit menjadi 55 kg, TB: 159 cm, suhu 36,4°C, nadi: 92x/menit, respirasi:
24x/menit, TD: 120/80 mmHg. Turgor kulit kembali segera, kulit kering,
membrane mukosa pucat, wajah px menyeringai, berkeringat dan gelisah karena
takut penyakitnya, konjungtiva anemis. Dari hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan: Hb: 13,2gr/dl, Hematokrit: 39,5%, Eritrosit (RBC) : 4,0(x106/uL),
trombosit: 220000/mm3, Leukosit: 14250/uL, Glukosa darah 195 mg/dl, Eosinofil
0,1%, Monosit 6,0%, Limfosit 10,0%, Basofil 0,2%, Neutrofil 83,7%, LED
20mm/jam, Kalsium darah 138,8Meq/L, Kalium 180,0Meq/L, Natrium 0,45mg/dl,
Kreatin 20 mg/dl, Urea 14250/uL.
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508,
FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57
SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id
FORMAT PENGKAJIAN
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI KEPERAWATAN MATERNITAS
Nama Mahasiswa : ………………………….. RS : Sehat Mulya
N I M : ………………. Ruangan :
Marwa
Tanggal Pengkajian : 30 Maret 2021 Jam : 08.00 WIB
A. IDENTITAS
Nama pasien : Ny. Y Nama suami : Tn. S, Ke- 1
Umur : 30 Tahun Umur : 36 Tahun
Suku/ Bangsa : Jawa Suku/ Bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tukang Cuci Pakaian Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Surabaya Alamat : Surabaya
Status Perkawinan : Menikah
B. STATUS KESEHATAN SAAT INI :
1. Alasan kunjungan ke rumah sakit
Px setelah dipasang alat kontrasepsi IUD terjadi masalah pada kesehatan pasien
dan px mengatakan ingin melepaskan KB IUD dan ingin mengulang
pemasangan KB IUD karena takut akan menimbulkan bahaya yang serius.
2. Keluhan utama saat ini
Px mengatakan merasakan nyeri di bagian vagina setelah dipasang alat
kontasepsi IUD seminggu yang lalu, px mengatakan belum pernah memakai
alat kontrasepsi sebelumnya maka dari itu px kurang begitu paham terkait
dengan apa keuntungan dan kerugian pemasangan IUD, px mengatakan
badannya terasa lemah, kepala terasa pusing, tidak nafsu makan.
Timbulnya keluhan: () bertahap ( √) mendadak
3. Faktor yang memperberat :-
4. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : -
C. RIWAYAT KEPERAWATAN :
1. Riwayat Obstetri
A. Riwayat Menstruasi
Menarche : umur 12 Tahun Siklus : 30 hari
Banyaknya : 2-3 ganti Lamanya : 3-5 Hari
HPHT : November Keluhan : px mengatakan
Penanganan : Istirahat saja terkadang terasa nyeri
saat haid (dilep)
B. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
Umur
No Tahun Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi PDRH Jenis BB PJ
Kehamilan
1. 2019 Nor Bidan Deraj Tidak Tida Laki 6,7 46C
mal Desa at 1 ada k -laki Kg m
(laser Ada
asi
hanya
a pada
muko
sa
vagin
a kulit
perine
um)
2. 2020 Trimest Nor Dokte - - Tidak Tida Pere 5, 2 39
er III mal r RS ada k mpu Kg Cm
ada an
C. Genogram
Ibu Ayah
Keterangan :
= Perempuan = Laki- Laki meninggal = Pasien
= Laki-Laki = Tinggal Satu Rumah
D. Post partum sekarang
Riwayat Persalinan Sekarang
Spontan
Tipe persalinan : Spontan
Lama persalinan
Kala I : jam
Kala II : jam
Kala III : jam
Kala IV : jam
D. Rencana perawatan bayi : (√) sendiri ( ) orang tua ( ) lain –lain
Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :
• Breast care :
• Perineal care :
• Nutrisi :
• Senam nifas :
• KB : menggunakan KB IUD
• Menyusui : ASI
ANALISA DATA
Nama klien : Ny. Y No. Register : 345XXX
Umur : 30 tahun Diagnosa Medis : Infeksi KB
Ruang Rawat : Marwa Alamat : Darmo, Surabaya
NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
1. DS : Proses Pemasangan Nyeri
Px mengatakan merasakan nyeri KB IUD
di bagian vagina setelah
dipasang alat kontasepsi IUD,
skala nyeri ada di skala 4. Adaptasi Uterus
DO : terhadap Benda
Wajah px tampak Asing
menyeringai
Px berkeringat
Px tampak lemas Nyeri
Gelisah
Suhu = 36,4°C
Nadi = 92x/menit
Respirasi = 24x/menit
TD = 120/80 mmHg
2. DS : Px mengatakan baru Kurangnya Informasi Defisit Pengetahuan
pertama kali menggunakan KB terkait dengan KB
setelah mempunyai anak ke-2 IUD
dan px mengatakan kurang
begitu paham terkait dengan
apa keuntungan dan kerugian Kondisi Klinis yang
pemasangan IUD Baru dihadapi
DO :
Wajah px terlihat bingung
Wajah terlihat cemas Defisit Pengetahuan
Suhu = 36,4°C
Nadi = 92x/menit
Respirasi = 24x/menit
TD = 120/80 mmHg
PRIORITAS DIAGNOSA
1. Nyeri berhubungan dengan Adaptasi Uterus terhadap Benda Asing yang
ditandai dengan Proses Pemasangan KB IUD
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kondisi klinis yang baru
dihadapi yang di tandai dengan kurangnya informasi terkait KB IUD
RENCANA TINDAKAN
Nama klien : Ny. A No. Register : 345XXX
Umur : 32 tahun Diagnosa Medis : ISK
Ruang Rawat : Marwa Alamat : Darmo, Surabaya
SLKI SIKI
No Kode DIAGNOSA
KODE HASIL KODE HASIL
1. D.0077 Nyeri L.08063 Kontrol Nyeri I.08238 Manajemen Nyeri
Tujuan:
Kategori: Psikologis Setelah dilakukan Definisi: Mengidentifikasi
Subkategori: Nyeri dan Kenyamanan perawatan selama 1x24jam, dan mengelola pengalaman
Definisi: Pengalaman sensorik atau diharapkan nyeri akut dapat sensorik atau emosional yang
emosional yang berkaitan dengan kerusakan teratasi dengan kriteria berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional, dengan onset sebagai berikut: jaringan atau fungsional
mendadak atau lambat dan berintensitas a. Kemampuan mengenali dengan onset mendadak atau
ringan hingga berat yang berlangsung kurang onset nyeri dari skala 2 lambat dan berintensitas
dari 3 bulan. (cukup menurun) ringan hingga berat dan
menjadi skala 4 (cukup konstan.
Penyebab : meningkat) (1) Intervensi:
Agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, b. Kemampuan mengenali Observasi:
iskemia, neoplasma). penyebab nyeri dari a. Identifikasi lokasi,
Gejala dan Tanda Mayor : skala 2 (cukup karakteristik, durasi,
Subjektif: menurun) menjadi frekuensi, kualitas,
a. Mengeluh nyeri skala 4 (cukup intensitas nyeri (1)
Objektif: meningkat) (2) b. Identifikasi skala nyeri
a. Tampak meringis c. Kemampuan (2)
b. Bersikap protektif menggunakan teknik c. Identifikasi respons
c. Gelisah non-farmakologis dari nyeri non verbal (3)
d. Sulit tidur skala 2 (cukup d. Identifikasi faktor yang
Gejala dan Tanda Minor : menurun) menjadi memperberat dan
Subjektif : skala 4 (cukup memperingan nyeri (4)
(tidak tersedia) meningkat) (3) Terapeutik:
Objektif : d. Keluhan nyeri dari a. Berikan teknik
a. Tekanan darah meningkat skala 2 (cukup nonfarmakologis untuk
b. Pola napas berubah meningkat) menjadi mengurangi rasa nyeri
c. Nafsu makan berubah skala 4 (cukup (5)
d. Proses berfikir terganggu menurun) (4) b. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (6)
c. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri. (7)
Edukasi:
a. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri (8)
b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri (9)
c. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
(10)
d. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mrngurangi rasa nyeri
(11)
Kolaborasi:
e. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu (12)
2. D.0111 Defisit Pengetahuan L.12111 Tingkat Pengetahuan 1.1241 Edukasi penggunaan Alat
1 Kontrasepsi
Kategori : Perilaku Tujuan:
Subkategori : Penyuluhan dan Pengetahuan Setelah dilakukan Definisi : mangajarkan ibu
Definisi : Ketiadaan atau kurangnya perawatan selama 1x24jam, dan pasangan tentang metode
kognitif yang berkaitan dengan topic tertentu diharapkan tingkat atau alat yang digunakan
Penyebab : pengetahuan dapat teratasi untuk mencegah kehamilan
1. Keterratasan kognitif dengan kriteria sebagai
2. Gangguan fungsi kognitif berikut: Tindakan :
3. Kekeliruan mengikuti anjuran 1. Perilaku sesuai Observasi :
4. Kurang terpapar informasi anjuran dari skala 2 1. Identifikasi
5. Kurang minat dalam belajar (cukup menurun) pengetahuan,keadaan
6. Kurang mampu mengingat menjadi skala 4 umum, penggunaan
7. Ketidaktahuan menemukan sumber ( cukup meningkat) alat kontrasepsi
informasi (1) sebelumnya, riwayat
2. Kemampuan obsentri dan
Gejala dan tanda mayor : menggambarkan ginekologi ibu
Subjektif : pengalama Teraputik :
1. Menanyakan masalah yang dihadapi sebelumnya yang 1. Sediakan materi dan
Objektif sesuai dengan topic media pendidikan
1. Menunjukan perilaku tidak sesuai dari skala 2 (cukup kesehatan
anjuran menurun) menjadi 2. Jadwalkan
2. Menunjukan persepsi yang keliru skala 4 ( cukup pendidikan kesehatan
terhadap masalah meningkat) (2) sesuai kesepakatan
Gejala dan tanda minor : 3. Perilaku sesuai 3. Fasilitasi ibu memilih
Objektif : dengan pengetahuan kontraksepsi yang
1. Mejalani pemeriksaan yang tidak dari skala 2 (cukup tepat
tepat menurun ) menjadi 4. Berikan kesempatan
2. Menunjukan perilaku erlebihan skala 4 (cukup untuk bertanya
(mis.apatis, bermusuhan, agitasi, meningkat) (3) Edukasi
hysteria ) 4. Persepsi yang keliru 1. Jelaskan kepada ibu
terhadap masalah dan pasangan tentang
dari skala 2 ( cukup tujuaan, manfaat ,
meningkat ) menjadi dan efek samping
skala 4 ( cukup penggunaan alat
menurun) (4) kontrasepsi
5. Perilaku dari skala 2 2. Jelaskan ibu dan
( cukup memburuk ) pasangan tentang
menjadi skala 4 jenis –jenis alat
( cukup membaik) kontrasepsi
(5) 3. Jelaskan ibu dan
pasangan tentang
faktor resiko jika
terlalu sering atau
terlalu dekat jarak
persalinan
4. Jelaskan ibu dan
pasangan tentang usia
produksi dan aman
untuk melahirkan dan
jarak ideal
melahirkan
5. Anjurkan ibu dan
pasangan memantau
keluhan yang timbul
selam menggunakan
alat kontrasepsi
6. Anjurkan ibu
mengidentifikasi
tanda-tanda masalah
ginekologi
7. Anjurkan ibu dan
pasangan untuk
merencanakan jumlah
anak
8. Anjurkan ibu
konsultasi dengan
doktor atau tenaga
medis lainnya
segabagai
pertimbangan
9. Ajarkan ibu dan
pasangan menghitung
masa usia subur dan
siklus menstruasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien : Ny. A No. Register : 345XXX
Umur : 32 tahun Diagnosa Medis : ISK
No. Diagnosa Tanggal/ Jam Implementasi Evaluasi Nama/Ttd
1. Manajemen Nyeri Senin Hari : Senin AF
29-03-2021 Tanggal :29-03-2021
Jam : 14.00 WIB
09.00 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri S:
Pasien dan keluarga mengetahui
09.10 1) Identifikasi skala nyeri penyebab nyeri
Pasien mengatakan tidak merasakan
nyeri
09.20 2) Identifikasi respons nyeri non verbal
O:
Px tampak lebih segar
09.30 3) Identifikasi faktor yang memperberat dan Wajah sudah tidak pucat
memperingan nyeri Kemampuan mengenal penyebab
menjadi skala 2 cukup menurun
Kemampuan menggunakan tekni non-
09.40 4) Berikan teknik nonfarmakologis untuk farmakologis skala 2 cukup menurun
mengurangi rasa nyeri
Keluhan nyeri menjadi skala 4 cukup
menurun
09.50 5) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi di lanjutkan (5b.10b)
10.00 6) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri.
Definisi :
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra-Uterine Device (IUD) adalah
alat yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terbuat
dari plastik yang dililit tembaga atau tembaga bercampur perak yang dapat berisi
hormon. Waktu penggunaannya bisa mencapai 10 tahun.
Cara Kerja :
1. Mencegah masuknya spermatozoa / sel mani ke saluran tuba
2. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas
Kerugian :
Dapat keluar sendiri jika IUD tidak cocok dengan ukuran rahim pemakai.
Cara Penggunaan :
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat menstruasi. Pemilihan IUD yang
akan digunakan tergantung :
1. IUD yang dipasang harus mempunyai efektivitas kontrasepsi yang tinggi dan
angka kegagalan serta efek samping yang rendah
2. Prinsip yang penting adalah IUD harus mudah dipasang, tetapi tidak bisa
lepas sendiri (ekspulsi)
3. Ukuran IUD harus sesuai dengan besar rahim
4. Riwayat pemakaian IUD jenis tertentu sebelumnya
Kontraindikasi :
1. Kehamilan
2. Gangguan perdarahan
3. Peradangan alat kelamin
4. Kecurigaan kanker pada alat kelamin
5. Tumor jinak rahim
6. Radang panggul
Efek Samping :
1. Terjadi perdarahan yang lebih banyak dan lebih lama pada masa menstruasi
2. Keluar bercak-bercak darah (spotting) setelah 1 atau 2 hari pemasangan
3. Kram / nyeri selama menstruasi
4. Keputihan
Kunjungan Ulang :
1. Pemakai harus datang ke klinik dalam 1 minggu – 6 minggu untuk
pengecekan
2. Jika ada keluhan atau masalah, pemakai harus segera kembali ke klinik
Cara dorong digunakan untuk IUD Lippes Loop, sedangkan cara tarik digunakan
untuk IUD Copper-T.
Teknik Pemasangan IUD LIPPES LOOP (Cara Dorong)
1. Akseptor dipersilahkan berbaring dengan posisi litotomi, tangan ada
disamping badan atau diatas kepala agar kedudukannya lebih santai dan otot
tidak tegang.
2. Untuk mensterilkan daerah vulva dan sekitarnya, dilakukan toilet dengan
bahan-bahan desinfektan. Agar tidak mudah terkena kontaminasi dari kulit
disekitar alat genetalia pada saat pemasangan IUD, maka dipasang duk (kain)
steril yang berlubang.
3. Spekulum yang ukurannya sesuai yang dipasang secara hati-hati pada vagina,
sampai porsio dapat ditampakkan dengan jelas. Sekali lagi diamati apakah
ada kelainan pada porsio dan vagina yang merupakan kontraindikasi
pemasangan IUD. Rongga vagina dan permukaan porsio dibersihkan dengan
bahan desinfektan.
4. Dengan hati-hati porsio bagian depan dijepit dengan tenakulum, agar porsio
dapat terfiksasi. Dilakukan sondase rongga rahim dengan sonde rahim,
perhatikan kelengkungan sonde terhadap posisi dan kedudukan uterus (ante
atau retrofleksi). Tujuan melaukan sondase adalah mengetahui arah serta
panjang rongga rahim, sehingga dapat menentukan ukuran IUD yang harus
dipasang dan kedudukan elips penghenti pada inserter.
5. Setelah kemasan dibuka, bagian sayap dari IUD Cu-T dilipat kearah
pangkanya dan ikut dimasukkan ke dalam inserter. Cu-T yang terlipat ini
harus sesegera mungkin dipasangkan pada akseptor, agar kedudukannya tidak
menetap (terlipat). Lebih dianjurkan agar pelipatan ini dilakukan pada saat
masih ada dalam kemasan atau kemasan belum dibuka, sehingga lebih
menjamin sterilitasnya.
6. Tangan kiri pemasang memegang pegangan tenakulum. Tabung inserter yang
didalamnya sudah ada IUD dan pendorong inserter secara halus dimasukan
kedalam rongga rahim melalui orifisium uteri eksternum dengan tangan
kanan. Pada waktu memasukkan inserter dengan IUD di dalamnya, harus
sampai elips penghenti tertahan oleh serviks uteri, sehingga ujung inserter
telah mencapai fundus. Dengan menahan pendorong inserter, maka IUD
dapat dipasang dan tertinggal di dalam cavum uteri.
7. Tenakulum dilepas, dan diperiksa apakah bekas jepitan pada porsio
mengeluarkan darah. Darah yang keluar dari bekas luka jepitan dan keluar
dari orifisium uteri eksternum dibersihkan dengan kasa kering. Benang IUD
yang terlalu panjang dipotong dengan gunting, sehingga benang yang
tertinggal terjulur dari orifisium uteri eksternum sampai kira-kira 2 atau 3 cm
dari introitus vagins. Dengan bahan desinfektan dilakukan desinfeksi pada
daerah orifisium uteri eksternum dan luka bekas tenakulum.
8. Spekulum dilepas dan sebelum mengakhiri pemasangan, dilaukan
pemeriksaan colok vagina untuk emmastikan bahwa IUD sudah masuk
kedalam rongga rahim sehingga ujung IUD tidak teraba lagi, serta untuk
menempatkan benang IUD pada forniks anterior vagina agar tidak
memberikan keluhan pada suami saat koitus.
9. Setelah selesai pemasangan ditanyakan pada akseptor, apakah cukup nyaman
dan tidak merasa pusing atau sakit perut yang berlebihan. Awasi juga keadaan
umum akseptor sesudah pemasangan IUD.