Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN

PRAKTIK PRA PROFESI KEPERAWATAN METERNITAS


GANGGUAN SISTEM PEREKEMIHAN
DENGAN KASUS ISK (INFEKSI SALURAN KEMIH) DI RUANG
MARWA RS SEHAT MULYA

Disusun Oleh Kelompok 6 :


1. Endar Pristiwana R 1130017154
2. Muzaini 1130017155
3. Lukmanul Hakim 1130017156
4. Nuril Husna 1130017157
5. Fatimahtuzzahro Salsabila 1130017158
6. Areta Salsabila N 1130017159
7. Noer Jamilah 1130017160
8. Nadjunda Sari 1130017163

DOSEN :
Riska Rohmawati, S.Kep., Ns, M.Tr.Kep
NPP:

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
Contoh Kasus
Seorang wanita bernama Ny.Y berusia 30 tahun datang ke IGD Rumah
Sakit Sehat Mulya pada tanggal 29 maret 2021 pukul 11.05 WIB dengan dengan
keluhan pusing setelah memakai alat kontasepsi implant. Hasil anamnesis, px
mengatakan nyeri pada vagina setelah dilakukan pemasangan KB IUD seminggu
yang lalu, px mengatakan baru pertama kali menggunakan KB setelah mempunyai
anak ke-2 dan px mengatakan kurang begitu paham terkait dengan apa
keuntungan dan kerugian pemasangan IUD. Selain itu px mengatakan badannya
terasa lemah, kepala terasa pusing, tidak nafsu makan karena mual saat melihat
makanan. Dari hasil anamesis pasien terlihat lemah, wajahnya menyeringai karena
nyeri, dari skala nyeri (1-10) yang dirasakan ada di skala 4, BB menurun,
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB sebelum sakit : 60 kg dan
setelah sakit menjadi 55 kg, TB: 159 cm, suhu 36,4°C, nadi: 92x/menit, respirasi:
24x/menit, TD: 120/80 mmHg. Turgor kulit kembali segera, kulit kering,
membrane mukosa pucat, wajah px menyeringai, berkeringat dan gelisah karena
takut penyakitnya, konjungtiva anemis. Dari hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan: Hb: 13,2gr/dl, Hematokrit: 39,5%, Eritrosit (RBC) : 4,0(x106/uL),
trombosit: 220000/mm3, Leukosit: 14250/uL, Glukosa darah 195 mg/dl, Eosinofil
0,1%, Monosit 6,0%, Limfosit 10,0%, Basofil 0,2%, Neutrofil 83,7%, LED
20mm/jam, Kalsium darah 138,8Meq/L, Kalium 180,0Meq/L, Natrium 0,45mg/dl,
Kreatin 20 mg/dl, Urea 14250/uL.
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508,
FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57
SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

FORMAT PENGKAJIAN
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI KEPERAWATAN MATERNITAS
Nama Mahasiswa : ………………………….. RS : Sehat Mulya
N I M : ………………. Ruangan :
Marwa
Tanggal Pengkajian : 30 Maret 2021 Jam : 08.00 WIB

A. IDENTITAS
Nama pasien : Ny. Y Nama suami : Tn. S, Ke- 1
Umur : 30 Tahun Umur : 36 Tahun
Suku/ Bangsa : Jawa Suku/ Bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tukang Cuci Pakaian Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Surabaya Alamat : Surabaya
Status Perkawinan : Menikah
B. STATUS KESEHATAN SAAT INI :
1. Alasan kunjungan ke rumah sakit
Px setelah dipasang alat kontrasepsi IUD terjadi masalah pada kesehatan pasien
dan px mengatakan ingin melepaskan KB IUD dan ingin mengulang
pemasangan KB IUD karena takut akan menimbulkan bahaya yang serius.
2. Keluhan utama saat ini
Px mengatakan merasakan nyeri di bagian vagina setelah dipasang alat
kontasepsi IUD seminggu yang lalu, px mengatakan belum pernah memakai
alat kontrasepsi sebelumnya maka dari itu px kurang begitu paham terkait
dengan apa keuntungan dan kerugian pemasangan IUD, px mengatakan
badannya terasa lemah, kepala terasa pusing, tidak nafsu makan.
Timbulnya keluhan: () bertahap ( √) mendadak
3. Faktor yang memperberat :-
4. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : -
C. RIWAYAT KEPERAWATAN :
1. Riwayat Obstetri
A. Riwayat Menstruasi
Menarche : umur 12 Tahun Siklus : 30 hari
Banyaknya : 2-3 ganti Lamanya : 3-5 Hari
HPHT : November Keluhan : px mengatakan
Penanganan : Istirahat saja terkadang terasa nyeri
saat haid (dilep)
B. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
Umur
No Tahun Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi PDRH Jenis BB PJ
Kehamilan
1. 2019 Nor Bidan Deraj Tidak Tida Laki 6,7 46C
mal Desa at 1 ada k -laki Kg m
(laser Ada
asi
hanya
a pada
muko
sa
vagin
a kulit
perine
um)
2. 2020 Trimest Nor Dokte - - Tidak Tida Pere 5, 2 39
er III mal r RS ada k mpu Kg Cm
ada an
C. Genogram
Ibu Ayah

Keterangan :
= Perempuan = Laki- Laki meninggal = Pasien
= Laki-Laki = Tinggal Satu Rumah
D. Post partum sekarang
 Riwayat Persalinan Sekarang
Spontan
 Tipe persalinan : Spontan
 Lama persalinan
 Kala I : jam
 Kala II : jam
 Kala III : jam
 Kala IV : jam
D. Rencana perawatan bayi : (√) sendiri ( ) orang tua ( ) lain –lain
Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :
• Breast care :
• Perineal care :
• Nutrisi :
• Senam nifas :
• KB : menggunakan KB IUD
• Menyusui : ASI

3. Riwayat Keluarga Berencana


Melaksanakan KB : (√ ) ya
Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan : IUD
Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : Setelah memiliki anak ke 2
Masalah yang terjadi : Px mengatakan merasakan nyeri
di bagian vagina setelah dipasang alat kontasepsi IUD, px mengatakan belum pernah memakai
alat kontrasepsi sebelumnya maka dari itu px kurang begitu paham terkait dengan apa
keuntungan dan kerugian pemasangan IUD
4. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah dialami ibu : Asam Lambung
Pengobatan yang didapat : Minum obat Mylanta Tablet
Riwayat penyakit keluarga
( ) Penyakit diabetes mellitus ( ) Penyakit jantung
( ) Penyakit hipertensi
( ) Penyakit lainnya : sebutkan ..................................................................
5. Riwayat Lingkungan :
Kebersihan : cukup kotor
Bahaya : banyak bakteri yang bisa menimbulkan beberapa
penyakit
Lainnya sebutkan :-
6. Aspek Psikososial :
Pasien mengatakan awal mula ia memakai KB .
Kesiapan mental untuk menjadi ibu : (√) Ya ( ) Tidak
7. Kebutuhan Dasar Khusus :
1) Pola nutrisi
Frekuensi makan : 2-3x / hari dengan porsi ½ piring
Nafsu makan : () baik (√) tidak nafsu, Alasan : merasakan
pusing, dan mual saat makan
Jenis makanan rumah : nasi, lauk, sayur
Yang tidak disukai : Tidak suka dengan makanan seafood
Alergi / pantangan : Seafood
2) Pola Eliminasi BAK
Frekuensi : 5x dalam sehari ( Normal : 4-8x/hari)
Output dan Input : Input = 2000 cc /hari
Output = 800-1000 cc /hari
Warna : Kuning muda ( Normal : Kuning Muda sampai
warna Jernih)
Keluhan saat BAK :-
3) Pola Eliminasi BAB
Frekuensi : 1x /hari (Normal :1-3x dalam sehari)
Warna : Kuning Kecoklatan (Normal :kecoklatan )
Bau : Tidak Sedap
Konsistensi : bentuk panjang lunak ( Normal :bentuk Panjang seperti
sosis dengan teksturnya lembut/lunak)
Keluhan :-
4) Pola Personal Hygiene
1) Mandi
Frekwensi : 2x / hari
Sabun : (√) ya ( ) tidak
2) Oral hygiene
Frekwensi : 3x / hari
Pasta Gigi : (√) ya( ) tidak
3) Cuci rambut
Frekwensi : 2 hari sekali
Shampo : (√) ya( ) tidak
5) Pola Istirahat dan Tidur
Lama tidur : 7-8 jam/hari (Normal dewasa : 7-9
jam/hari)
Kebiasaan sebelum tidur : Menonton TV, dan mengurus anak
Keluhan :-
6) Pola aktifitas dan latihan
Kegiatan dalam pekerjaan : mencuci baju, membersihkan rumah, dan
mengurus anak-anaknya
Waktu bekerja : pagi dan siang
Olah raga : tidak
Jenisnya :-
Frekwensi :-
Kegiatan waktu luang : menonton TV, pergi dengan suami dan
anak
Keluhan dalam aktifitas :-
7) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok :-
Minuman keras : -
Ketergantungan obat :-
8. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : cukup baik Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 92x / menit
 Respirasi : 24x/menit Suhu : 36,4 °C
 Berat badan : 55 Kg Tinggi badan : 159 Cm
Kepala, mata, kuping, hidung, dan tenggorokan
 Kepala : Bentuk Bulat Simetris, bersih, tidak ada benjolan dan lesi
 Rambut : tidak ada tanda-tanda rontok
 Telinga : simetris kanan dan kiri, bersih tidak ada cairan yang keluar dari
telinga
 Mata
Sklera : Ikterik
Gerakan mata : Normal
Konjungtiva : Normal
Pupil : Isokor
Lainnya sebutkan :....................................................................................
 Hidung
Bentuk : simetris kanan dan kiri
Reaksi alergi : alergi dengan debu
Sinus : Tidak Ada Sinus
Lainnya, :-
 Mulut dan Tenggorokan
Gigi geligi : gigi tidak ada Karies, tidak ada pendarahan pada
gusi
Membran Mukosa : pucat, kering
Kesulitan menelan : tidak ada
Lainnya sebutkan : tidak ada
 Leher :
Tidak adanya pembesaran kelenjar getah bening, dan pembengkakan pada
tiroid
 Paru-paru (Thoraxs)
Inspeksi : dada simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : dilakukan fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, tidak ada bunyi tambahan (ronkhi/wheezing)
 Dada dan Axilla
Mammae : membesar ( √ ) ya ( ) tidak
Areolla mammae : melebar
Papila mammae : menonjol
Colostrum : kuning keemasan
 Pernafasan
Jalan nafas : tidak ada sumbatan/bebas
Suara nafas : tidak ada tambahan suara/ Normal
Menggunakan otot-otot bantu paernafasan : tidak ada
Lainnya sebutkan :-
 Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical : 80 bpm / menit ( Normal : 60-100 bpm/menit)
Irama : teratur
Kelainan bunyi jantung : tidak ada
Sakit dada : tidak ada
Timbul : tidak ada
Lainnya sebutkan :
 Abdomen
Dilakukan inspeksi terdapat bekas operasi Sc
 Vagina : bersih, tidak terdapat pendarahan pada vagina
 Ekstremitas ( Integumen / Muskuloskeletal )
Turgor kulit : Segera kembali/ Normal
Warna kulit : Sawo Matang
Kontraktur pada persendian ekstremitas :tidak ada
Kesulitan dalam pergerakan : sering merasakan kram pada ekstremitas
atas
Lainnya sebutkan :-
8) Data Penunjang
a. Laboratorium
 Hb: 13,2gr/dl
 Hematokrit: 39,5%
 Eritrosit (RBC) : 4,0(x106/uL)
 trombosit: 220000/mm3
 Leukosit: 14250/Ul
 Glukosa darah 195 mg/dl
 Eosinofil 0,1%
 Monosit 6,0%
 Limfosit 10,0%
 Basofil 0,2%
 Neutrofil 83,7%
 LED 20mm/jam
 Kalsium darah 138,8Meq/L
 Kalium 180,0Meq/L
 Natrium 0,45mg/dl
 Kreatin 20 mg/d
 Urea 14250/uL.
b. USG
c. Rontgen : -
d. Terapi yang didapat
9) Data Tambahan : -
Surabaya, 30 Maret 2021
Pemeriksa

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

ANALISA DATA
Nama klien : Ny. Y No. Register : 345XXX
Umur : 30 tahun Diagnosa Medis : Infeksi KB
Ruang Rawat : Marwa Alamat : Darmo, Surabaya
NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
1. DS : Proses Pemasangan Nyeri
Px mengatakan merasakan nyeri KB IUD
di bagian vagina setelah
dipasang alat kontasepsi IUD,
skala nyeri ada di skala 4. Adaptasi Uterus
DO : terhadap Benda
 Wajah px tampak Asing
menyeringai
 Px berkeringat
 Px tampak lemas Nyeri
 Gelisah
 Suhu = 36,4°C
 Nadi = 92x/menit
 Respirasi = 24x/menit
 TD = 120/80 mmHg
2. DS : Px mengatakan baru Kurangnya Informasi Defisit Pengetahuan
pertama kali menggunakan KB terkait dengan KB
setelah mempunyai anak ke-2 IUD
dan px mengatakan kurang
begitu paham terkait dengan
apa keuntungan dan kerugian Kondisi Klinis yang
pemasangan IUD Baru dihadapi
DO :
 Wajah px terlihat bingung
 Wajah terlihat cemas Defisit Pengetahuan
 Suhu = 36,4°C
 Nadi = 92x/menit
 Respirasi = 24x/menit
 TD = 120/80 mmHg
PRIORITAS DIAGNOSA
1. Nyeri berhubungan dengan Adaptasi Uterus terhadap Benda Asing yang
ditandai dengan Proses Pemasangan KB IUD
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kondisi klinis yang baru
dihadapi yang di tandai dengan kurangnya informasi terkait KB IUD
RENCANA TINDAKAN
Nama klien : Ny. A No. Register : 345XXX
Umur : 32 tahun Diagnosa Medis : ISK
Ruang Rawat : Marwa Alamat : Darmo, Surabaya

SLKI SIKI
No Kode DIAGNOSA
KODE HASIL KODE HASIL
1. D.0077 Nyeri L.08063 Kontrol Nyeri I.08238 Manajemen Nyeri
Tujuan:
Kategori: Psikologis Setelah dilakukan Definisi: Mengidentifikasi
Subkategori: Nyeri dan Kenyamanan perawatan selama 1x24jam, dan mengelola pengalaman
Definisi: Pengalaman sensorik atau diharapkan nyeri akut dapat sensorik atau emosional yang
emosional yang berkaitan dengan kerusakan teratasi dengan kriteria berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional, dengan onset sebagai berikut: jaringan atau fungsional
mendadak atau lambat dan berintensitas a. Kemampuan mengenali dengan onset mendadak atau
ringan hingga berat yang berlangsung kurang onset nyeri dari skala 2 lambat dan berintensitas
dari 3 bulan. (cukup menurun) ringan hingga berat dan
menjadi skala 4 (cukup konstan.
Penyebab : meningkat) (1) Intervensi:
Agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, b. Kemampuan mengenali Observasi:
iskemia, neoplasma). penyebab nyeri dari a. Identifikasi lokasi,
Gejala dan Tanda Mayor : skala 2 (cukup karakteristik, durasi,
Subjektif: menurun) menjadi frekuensi, kualitas,
a. Mengeluh nyeri skala 4 (cukup intensitas nyeri (1)
Objektif: meningkat) (2) b. Identifikasi skala nyeri
a. Tampak meringis c. Kemampuan (2)
b. Bersikap protektif menggunakan teknik c. Identifikasi respons
c. Gelisah non-farmakologis dari nyeri non verbal (3)
d. Sulit tidur skala 2 (cukup d. Identifikasi faktor yang
Gejala dan Tanda Minor : menurun) menjadi memperberat dan
Subjektif : skala 4 (cukup memperingan nyeri (4)
(tidak tersedia) meningkat) (3) Terapeutik:
Objektif : d. Keluhan nyeri dari a. Berikan teknik
a. Tekanan darah meningkat skala 2 (cukup nonfarmakologis untuk
b. Pola napas berubah meningkat) menjadi mengurangi rasa nyeri
c. Nafsu makan berubah skala 4 (cukup (5)
d. Proses berfikir terganggu menurun) (4) b. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (6)
c. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri. (7)
Edukasi:
a. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri (8)
b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri (9)
c. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
(10)
d. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mrngurangi rasa nyeri
(11)
Kolaborasi:
e. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu (12)
2. D.0111 Defisit Pengetahuan L.12111 Tingkat Pengetahuan 1.1241 Edukasi penggunaan Alat
1 Kontrasepsi
Kategori : Perilaku Tujuan:
Subkategori : Penyuluhan dan Pengetahuan Setelah dilakukan Definisi : mangajarkan ibu
Definisi : Ketiadaan atau kurangnya perawatan selama 1x24jam, dan pasangan tentang metode
kognitif yang berkaitan dengan topic tertentu diharapkan tingkat atau alat yang digunakan
Penyebab : pengetahuan dapat teratasi untuk mencegah kehamilan
1. Keterratasan kognitif dengan kriteria sebagai
2. Gangguan fungsi kognitif berikut: Tindakan :
3. Kekeliruan mengikuti anjuran 1. Perilaku sesuai Observasi :
4. Kurang terpapar informasi anjuran dari skala 2 1. Identifikasi
5. Kurang minat dalam belajar (cukup menurun) pengetahuan,keadaan
6. Kurang mampu mengingat menjadi skala 4 umum, penggunaan
7. Ketidaktahuan menemukan sumber ( cukup meningkat) alat kontrasepsi
informasi (1) sebelumnya, riwayat
2. Kemampuan obsentri dan
Gejala dan tanda mayor : menggambarkan ginekologi ibu
Subjektif : pengalama Teraputik :
1. Menanyakan masalah yang dihadapi sebelumnya yang 1. Sediakan materi dan
Objektif sesuai dengan topic media pendidikan
1. Menunjukan perilaku tidak sesuai dari skala 2 (cukup kesehatan
anjuran menurun) menjadi 2. Jadwalkan
2. Menunjukan persepsi yang keliru skala 4 ( cukup pendidikan kesehatan
terhadap masalah meningkat) (2) sesuai kesepakatan
Gejala dan tanda minor : 3. Perilaku sesuai 3. Fasilitasi ibu memilih
Objektif : dengan pengetahuan kontraksepsi yang
1. Mejalani pemeriksaan yang tidak dari skala 2 (cukup tepat
tepat menurun ) menjadi 4. Berikan kesempatan
2. Menunjukan perilaku erlebihan skala 4 (cukup untuk bertanya
(mis.apatis, bermusuhan, agitasi, meningkat) (3) Edukasi
hysteria ) 4. Persepsi yang keliru 1. Jelaskan kepada ibu
terhadap masalah dan pasangan tentang
dari skala 2 ( cukup tujuaan, manfaat ,
meningkat ) menjadi dan efek samping
skala 4 ( cukup penggunaan alat
menurun) (4) kontrasepsi
5. Perilaku dari skala 2 2. Jelaskan ibu dan
( cukup memburuk ) pasangan tentang
menjadi skala 4 jenis –jenis alat
( cukup membaik) kontrasepsi
(5) 3. Jelaskan ibu dan
pasangan tentang
faktor resiko jika
terlalu sering atau
terlalu dekat jarak
persalinan
4. Jelaskan ibu dan
pasangan tentang usia
produksi dan aman
untuk melahirkan dan
jarak ideal
melahirkan
5. Anjurkan ibu dan
pasangan memantau
keluhan yang timbul
selam menggunakan
alat kontrasepsi
6. Anjurkan ibu
mengidentifikasi
tanda-tanda masalah
ginekologi
7. Anjurkan ibu dan
pasangan untuk
merencanakan jumlah
anak
8. Anjurkan ibu
konsultasi dengan
doktor atau tenaga
medis lainnya
segabagai
pertimbangan
9. Ajarkan ibu dan
pasangan menghitung
masa usia subur dan
siklus menstruasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien : Ny. A No. Register : 345XXX
Umur : 32 tahun Diagnosa Medis : ISK
No. Diagnosa Tanggal/ Jam Implementasi Evaluasi Nama/Ttd
1. Manajemen Nyeri Senin Hari : Senin AF
29-03-2021 Tanggal :29-03-2021
Jam : 14.00 WIB
09.00 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri S:
 Pasien dan keluarga mengetahui
09.10 1) Identifikasi skala nyeri penyebab nyeri
 Pasien mengatakan tidak merasakan
nyeri
09.20 2) Identifikasi respons nyeri non verbal
O:
 Px tampak lebih segar
09.30 3) Identifikasi faktor yang memperberat dan  Wajah sudah tidak pucat
memperingan nyeri  Kemampuan mengenal penyebab
menjadi skala 2 cukup menurun
 Kemampuan menggunakan tekni non-
09.40 4) Berikan teknik nonfarmakologis untuk farmakologis skala 2 cukup menurun
mengurangi rasa nyeri
 Keluhan nyeri menjadi skala 4 cukup
menurun
09.50 5) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi di lanjutkan (5b.10b)
10.00 6) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri.

10.10 7) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

10.20 8) Jelaskan strategi meredakan nyeri

10.30 9) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

10.40 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk


mrngurangi rasa nyeri

10.50 Kolaborasi pemberian analgetik

2. Edukasi Selasa Hari : Selasa


Penggunaan Alat 30-03-2021 Tanggal : 30-03-2021
Kontrasepsi Jam : 15.00
08.00 Identifikasi pengetahuan,keadaan umum,
penggunaan alat kontrasepsi sebelumnya, S:
riwayat obsentri dan ginekologi ibu  Px dan pasangan mulai
memahami dengan penjelasan alat
08.10 Sediakan materi dan media pendidikan kontrasepsi.
kesehatan
O:
 Px dan pasangan tampak sedikit
08.20 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai memahami
kesepakatan  Px dan pasangan mulai
memahami efek samping yang
08.30 Fasilitasi ibu memilih kontraksepsi yang akan terjadi
tepat  Px dan pasangan tampak mulai
memhami tentang jarak ideal
untuk melahirkan
08.40 Berikan kesempatan untuk bertanya  Px dan pasangan tampak masih
bingung memilih alat kontrasepsi
08.50 Jelaskan kepada ibu dan pasangan tentang
tujuaan, manfaat , dan efek samping A: masalah belum teratasi
penggunaan alat kontrasepsi
P : intervendi di lanjutkan (4b)

09.00 Jelaskan ibu dan pasangan tentang jenis –


jenis alat kontrasepsi

Jelaskan ibu dan pasangan tentang faktor


09.10 resiko jika terlalu sering atau terlalu dekat
jarak persalinan

Jelaskan ibu dan pasangan tentang usia


09.20 produksi dan aman untuk melahirkan dan
jarak ideal melahirkan
09.30 Anjurkan ibu dan pasangan memantau
keluhan yang timbul selam menggunakan
alat kontrasepsi
09.40 Anjurkan ibu mengidentifikasi tanda-tanda
masalah ginekologi

Anjurkan ibu dan pasangan untuk


09.50 merencanakan jumlah anak

Anjurkan ibu konsultasi dengan doktor


10.00 atau tenaga medis lainnya segabagai
pertimbangan

10.10 Ajarkan ibu dan pasangan menghitung


masa usia subur dan siklus menstruasi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN IUD
(INTRA-UTERINE DEVICE)

Definisi :
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra-Uterine Device (IUD) adalah
alat yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terbuat
dari plastik yang dililit tembaga atau tembaga bercampur perak yang dapat berisi
hormon. Waktu penggunaannya bisa mencapai 10 tahun.
Cara Kerja :
1. Mencegah masuknya spermatozoa / sel mani ke saluran tuba
2. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas

Efektifitas : Sekitar 99%


Keuntungan :
1. Praktis dan ekonomis
2. Efektivitas tinggi (angka kegagalan kecil)
3. Kesuburan segera kembali jika dibuka
4. Tidak harus mengingat seperti kontrasepsi pil
5. Tidak mengganggu pemberian ASI

Kerugian :
Dapat keluar sendiri jika IUD tidak cocok dengan ukuran rahim pemakai.
Cara Penggunaan :
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat menstruasi. Pemilihan IUD yang
akan digunakan tergantung :
1. IUD yang dipasang harus mempunyai efektivitas kontrasepsi yang tinggi dan
angka kegagalan serta efek samping yang rendah
2. Prinsip yang penting adalah IUD harus mudah dipasang, tetapi tidak bisa
lepas sendiri (ekspulsi)
3. Ukuran IUD harus sesuai dengan besar rahim
4. Riwayat pemakaian IUD jenis tertentu sebelumnya

Kontraindikasi :
1. Kehamilan
2. Gangguan perdarahan
3. Peradangan alat kelamin
4. Kecurigaan kanker pada alat kelamin
5. Tumor jinak rahim
6. Radang panggul

Efek Samping :
1. Terjadi perdarahan yang lebih banyak dan lebih lama pada masa menstruasi
2. Keluar bercak-bercak darah (spotting) setelah 1 atau 2 hari pemasangan
3. Kram / nyeri selama menstruasi
4. Keputihan

Jenis –jenis IUD dalam Program KB Nasional :


1. Lippes Loop (A, B, C dan D)
2. Copper T (220 dan 380 Ag)
3. Multi Load (Mini, Short dan Standard)

Kunjungan Ulang :
1. Pemakai harus datang ke klinik dalam 1 minggu – 6 minggu untuk
pengecekan
2. Jika ada keluhan atau masalah, pemakai harus segera kembali ke klinik

Alat dan Bahan :


1. IUD dan Inserter
2. Sarung tangan
3. Kain steril (duk) lubang
4. Spekulum
5. Tenakulum (cunam peluru)
6. Pinset
7. Klem
8. Sonde rahim
9. Gunting

Prosedur Tindakan / Pelaksanaan :


- Persiapan : Periksa apakah alat-alat sudah disiapkan dengan lengkap dan
sudah disterilkan.
- Ada dua cara pemasangan atau insersi IUD, yaitu cara dorong dan cara tarik.

Cara dorong digunakan untuk IUD Lippes Loop, sedangkan cara tarik digunakan
untuk IUD Copper-T.
Teknik Pemasangan IUD LIPPES LOOP (Cara Dorong)
1. Akseptor dipersilahkan berbaring dengan posisi litotomi, tangan ada
disamping badan atau diatas kepala agar kedudukannya lebih santai dan otot
tidak tegang.
2. Untuk mensterilkan daerah vulva dan sekitarnya, dilakukan toilet dengan
bahan-bahan desinfektan. Agar tidak mudah terkena kontaminasi dari kulit
disekitar alat genetalia pada saat pemasangan IUD, maka dipasang duk (kain)
steril yang berlubang.
3. Spekulum yang ukurannya sesuai yang dipasang secara hati-hati pada vagina,
sampai porsio dapat ditampakkan dengan jelas. Sekali lagi diamati apakah
ada kelainan pada porsio dan vagina yang merupakan kontraindikasi
pemasangan IUD. Rongga vagina dan permukaan porsio dibersihkan dengan
bahan desinfektan.
4. Dengan hati-hati porsio bagian depan dijepit dengan tenakulum, agar porsio
dapat terfiksasi. Dilakukan sondase rongga rahim dengan sonde rahim,
perhatikan kelengkungan sonde terhadap posisi dan kedudukan uterus (ante
atau retrofleksi). Tujuan melaukan sondase adalah mengetahui arah serta
panjang rongga rahim, sehingga dapat menentukan ukuran IUD yang harus
dipasang dan kedudukan elips penghenti pada inserter.
5. Setelah kemasan dibuka, bagian sayap dari IUD Cu-T dilipat kearah
pangkanya dan ikut dimasukkan ke dalam inserter. Cu-T yang terlipat ini
harus sesegera mungkin dipasangkan pada akseptor, agar kedudukannya tidak
menetap (terlipat). Lebih dianjurkan agar pelipatan ini dilakukan pada saat
masih ada dalam kemasan atau kemasan belum dibuka, sehingga lebih
menjamin sterilitasnya.
6. Tangan kiri pemasang memegang pegangan tenakulum. Tabung inserter yang
didalamnya sudah ada IUD dan pendorong inserter secara halus dimasukan
kedalam rongga rahim melalui orifisium uteri eksternum dengan tangan
kanan. Pada waktu memasukkan inserter dengan IUD di dalamnya, harus
sampai elips penghenti tertahan oleh serviks uteri, sehingga ujung inserter
telah mencapai fundus. Dengan menahan pendorong inserter, maka IUD
dapat dipasang dan tertinggal di dalam cavum uteri.
7. Tenakulum dilepas, dan diperiksa apakah bekas jepitan pada porsio
mengeluarkan darah. Darah yang keluar dari bekas luka jepitan dan keluar
dari orifisium uteri eksternum dibersihkan dengan kasa kering. Benang IUD
yang terlalu panjang dipotong dengan gunting, sehingga benang yang
tertinggal terjulur dari orifisium uteri eksternum sampai kira-kira 2 atau 3 cm
dari introitus vagins. Dengan bahan desinfektan dilakukan desinfeksi pada
daerah orifisium uteri eksternum dan luka bekas tenakulum.
8. Spekulum dilepas dan sebelum mengakhiri pemasangan, dilaukan
pemeriksaan colok vagina untuk emmastikan bahwa IUD sudah masuk
kedalam rongga rahim sehingga ujung IUD tidak teraba lagi, serta untuk
menempatkan benang IUD pada forniks anterior vagina agar tidak
memberikan keluhan pada suami saat koitus.
9. Setelah selesai pemasangan ditanyakan pada akseptor, apakah cukup nyaman
dan tidak merasa pusing atau sakit perut yang berlebihan. Awasi juga keadaan
umum akseptor sesudah pemasangan IUD.

Teknik Pencabutan IUD


1. Akseptor dipersilahkan berbaring dengan posisi litotomi, tangan ada
disamping badan atau diatas kepala agar kedudukannya lebih santai dan otot
tidak tegang
2. Untuk mensterilkan daerah vulva dan sekitarnya, dilakukan toilet dengan
bahan-bahan desinfektan. Agar tidak mudah terkena kontaminasi dari kulit di
sekitar alat genetalia pada saat pemasangan IUD, maka dipasang duk (kain)
steril yang berlubang
3. Sesudah spekulum dipasang dan rongga vagina dibersihkan sehingga serviks
uteri dan benang IUD tampak jelas, maka benang IUD dijepit dengan klem.
Pada waktu mencabut, benang harus ditarik perlahan-lahan. Pencabutan yang
terlalu kasar atau tergesa-gesa akan berakibat putusnya benang IUD. Lebih
bijaksana pencabutan dilakukan dengan menegangkan benang IUD, dan IUD
akan tercabut dengan sendirinya
4. Apabila benang IUD tidak tampak, benang putus atau pada waktu pencabutan
dirasakan tarikan berat, hendaknya akseptor dikirimkan kepada dokter yang
berwenang menanganinya lebih lanjut dengan surat rujukan.

Tindak Lanjut Pemasangan IUD


1. Akseptor diminta untuk datang kembali ke klinik untuk diperiksa pada 1
minggu, 1 bulan dan 3 bulan setelah pemasangan serta sedikitnya 6 bulan
sesudahnya. Tindak lanjut ini digunakan untuk mengetahui apakah IUD
masih terpasang dengan baik.
2. Salah satu cara untuk mengetahui apakah IUD masih terpasang adalah dengan
mengajar akseptor melakukan pemeriksaan terhadap dirinya sendiri. Akseptor
diajar untuk memeriksa IUD sendiri dengan cara membasuh tangan kemudian
memasukkan jari tangannya ke vagina hingga mencapai serviks uteri, dan
meraba apakah benang IUDnya masih bisa diraba, tetapi dianjurkan agar
tidak menarik benang IUD tersebut. Apabila benang tidak teraba, akseptor
diminta untuk tidak melakukan koitus dan segera datang ke klinik.

Anda mungkin juga menyukai