TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
tubuh manusia. Menurut gunawan (2007) dalam suri (2017) istilah “tekanan
darah” berarti tekanan pada pembuluh nadi dari peredaran darah sistemik di
dalam tubuh manusia Darah dengan lancar beredar ke seluruh bagian tubuh
berfungsi sebagai media pengangkut oksigen serta zat lain yang diperlukan
Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah lebih rendah
fisik, yang mana tekanan darah akan lebih tinggi ketika seseorang melakukan
6
7
WHO batas normal tekanan darah adalah 120-140 mmHg tekanan sistolik
2. Hipertensi
lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan
darah manusia secara alami berfluktuasi sepanjang hari. Tekanan darah tinggi
menjadi masalah hanya bila tekanan darah tersebut persisten. Tekanan darah
tersebut membuat sistem sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah
dan pembuluh darah yang di tandai dengan peningkatan tekanan darah (Pikir,
2015). Hipertensi timbul karena interaksi berbagai faktor risiko. Risiko relatif
tergantung pada jumlah dan tingkat keparahan dari faktor risiko yang dapat
dikontrol seperti stres, obesitas, nutrisi, serta gaya hidup, dan faktor yang
tidak dapat dikontrol seperti genetik, usia, jenis kelamin, dan etnis (Santosa,
2014).
Penyakit ini sering disebut sebagai silent killer karena sebagian besar
Gejala umum yang terjadi pada penderita hipertensi antara lain jantung
berdebar, penglihatan kabur sakit kepala disertai rasa berat pada tengkuk,
8
kadang disertai dengan mual dan muntah, telinga berdenging, gelisah, rasa
sakit di dada, mudah lelah, muka memerah, serta mimisan (Sari, 2017).
>140 mmHg, dan tekanan diastolik >90 mmHg yang menyebabkan angka
3. Komplikasi hipertensi
a. Stroke
b. Infark miokardium
c. Gagal ginjal
d. Ketidakmampuan jantung
(Triyanto,2014)
4. Penatalaksanaan hipertensi
a. Olahraga teratur
otot-otot dan memperbaiki metabolism otot itu sendiri. Hal ini akan
turun.
c. Mengurangi kegemukan
rendah.
d. Hentikan merokok
e. Menghindari stress
Hal ini dapat dicegah dengan cara berusaha relaksasi dalam menghadapi
kecepatan 4-6 km/jam. Kelebihan latihan ini adalah latihan ini cukup efektif
Berjalan kaki cepat rata rata bisa menurunkan penyakit menahun sampai
40%. Dengan brisk walking tekanan darah juga turun, kolesterol baik HDL
separuhnya. Kegiatan brisk walking menjadi bagian dari terapi juga. Begitu
juga bila hipertensi masih ringan, tanpa intervensi obat, brisk walking
sedianya menguncup
(Nadesul, 2019).
waktu kurang dari 30 menit, paling kurang dilakukan tiga kali dalam
seminggu.
a. Posisi tubuh
b. Posisi kepala
Kaki melangkah lurus kedepan satu garis bayangan dari badan peserta
jalan. Pada saat menumpu tumit harus mendarat lebih dahulu lalu
Gerakan lengan mengayun dari muka belakang dan sikut ditekuk tidak
yang menyebabkan penurunan tekanan darah. Dalam hal ini olahraga aerobik
brisk walking exercise yang dilakukan secara rutin dapat mengurangi tahanan
sedikit untuk memompakan darah dengan volume yang sama. Olahraga dapat
tema dan judul penelitian sehingga dapat memberikan inspirasi dan referensi
dengan Pre And Post Control Group Design. Penelitian dilakukan pada 42
darah pasien hipertensi di unit rawat jalan dua rumah sakit di Kudus.
Hasil uji paired t test perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik
a= 0,05 dan p= 0,069; a= 0,05). Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan
tidak ada penurunan tekanan darah yang cukup signifikan pada kelompok
kontrol sebelum dan setelah penerapan brisk walking exercise pada kelompok
tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah intervensi brisk
walking exercise yang bermakna (p= 0,000; 0,000; a= 0,005). Artinya ada
15
Desmber 2012 di unit rawat jalan penyakit dalam, dalam dua RS di Kudus
tekhnik jalan cepat dengan kecepatan 4-6 km/jam selama 15-30 menit,
lagi). Target heart rate latihan ini 60-80% dari heart rate maksimal. Tekanan
darah diukur sebelum latihan brisk walking dan setelah brisk walking (pada
hari ke-11).
2. Penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Widiarto, dkk tahun 2018 berjudul
darah.
test sistol p value =0,042 dan diastol p value = 0,002 dengan nilai a= 0,05.
16
Sehingga nilai p 0,000 < 0,05, yang berarti ada pengaruh antara brisk walking
Proses penelitian ini dilakukan selama 8 hari dari tanggal 16 Mei -23
Mei 2018 di desa Sengon, wilayah kerja Jambon. Program brisk walking
exercise dilakukan selama 7 hari dengan frekuensi minimal 3 kali untuk dapat
rancangan Pre-Test and post test group without control. Jumlah sampel
Hasil uji wiloxcon didapatkan nilai sig 0,01 artinya terlihat perbedaan
tekanan darah sebelum dan sesudah dengan uji statistik p value <0,005.
D. Kerangka Teori
dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah
manusia secara alami berfluktuasi sepanjang hari. Tekanan darah tinggi menjadi
masalah hanya bila tekanan darah tersebut persisten. Tekanan darah tersebut
membuat system sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah (termasuk
jaringan dan otak) menjadi tegang (Manutung, 2018). Beberapa faktor yang
genetik, jenis kelamin, usia, diet, obesitas, serta gaya hidup merokok dan
tinggi apabila ditemukan ada kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar
mengatur gaya hidup dan nutrisi seperti membatasi asupan garam, berhenti
penerapan brisk walking exercise pada semua tingkat umur penderita hipertensi
(kowalski, 2010).
b. Mengurangi kegemukan
TEKANAN DARAH
c. Mengurangi stress
d. Berhenti merokok
HIPERTENSI
e. Olahraga jalan cepat
(Brisk walking exercise)
simplikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian, maka
dari rumusan masalah dapat disusun kerangka konsep penelitian berikut ini.
Mengurangi kegemukan
Mengurangi strees
Berhenti merokok
Keterangan :
F. Hipotesis Penelitian
yaitu :
puskesmas Jambon.
Tanjungpinang.