Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Demam Berdarah Dengue (DBD)

1. Pengertian

a. Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh nyamuk aedes aegypty, yang ditandai dengan demam

mendadak dan sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lelah dan

lesu, serta nyeri ulu hati disertai pendarahan dibawah kulit berupa bintik

pendarahan (petechiae), lebam (echymsis) atau ruam (purpura), kadang-

kadang ada epitaksis, muntah darah, kesadaran menurun, atau renjatan

(shock) (Amiruddin, 2012).

b. Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang ditemukan di

daerah tropis dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria.

Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe

(hiperendemistas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan pada kepada

manusia oleh nyamuk Aedes Aegypti (Tosepu, 2016).

2. Etiologi

DBD disebabkan oleh virus dengue yang termasuk kelompok B

Arthropoda Bore Virus (Arboviroses). Virus tersebut dikenal sebagai Genus

Flaviviridae dan mempunyai 4 jenis serotype, yaitu : DEN 1, DEN 2, DEN 3,

dan DEN 4, infeksi salah satu serotype akan menimbulkan antibody yang

terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang sehingga tidak dapat

7
8

memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe yang lain tersebut

(Wulandari, 2016).

Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di

Indonesia, Serotipe DEN 2 dan DEN 3 merupakan serotipe yang dominan

dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinis yang berat.

Serotipe DEN 3 merupakan serotipe virus yang dominan menyebabkan kasus

yang berat (Masriadi, 2017).

3. Tanda dan gejala

a. Demam : Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus

menerus berlangsung 2-7 hari, kemudian turun secara cepat.

b. Tanda-tanda pendarahan : Sebab pendarahan pada penderita penyakit

DBD gangguan fungsi trombosit, timbul bitnik-bintik atau ruam merah

pada kulit, bahkan bisa timbul pendarahan pada gusi, dan hidung.

c. Renjatan atau shock : Tanda-tanda renjatan yaitu kulit terasa dingin dan

lembab terutama pada ujung jari dan kaki, penderita menjadi gelisah, nadi

cepat dan lemah kecil sampai tak teraba, tekanan nadi menurun (menjadi

20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau

kurang). Sebab renjatan karena pendarahan atau karena kebocoran plasma

ke darah ekstravaskuler melalui kapiler yang rusak.

d. Trombositopeni : Jumlah trombosit dibawah 150.000/mm3 biasanya

ditemukan diantara hari ketiga sampai ketujuh sakit, pemeriksaan

trombosit dilakukan minimal dua kali yang pertama pada waktu pasien

masuk dan apabila normal diulangi pada hari kelima sakit (Eka, 2009).
9

Trombosit merupakan partikel kecil, berdiameter 2-4 mm yang terdapat

dalam sirkulasi plasma darah. Oleh karena dapat mengalami disintegrasi

cepat dan mudah, jumlahnya selalu berubah antara 200.000 dan 400.000/3

darah, bergantung pada jumlah yang dihasilkan. Dibentuk oleh fragmentasi

sel raksasa sum-sum tulang yang disebut megakarosit. Produksi trombosit

diatur oleh trombopotein. Trombosit berperan penting dalam mengontrol

pendarahan, substansi yang dilepaskan dari granula trombosit dan sel darah

lainya menyebabkan trombosit menempel satu sama lain dan membentuk

tambahan atau sumbatan yang dapat mengehentikan perdarahan untuk

smentara. Substansi lain dilepaaskan dari trombosit untuk mengaktivasi

faktor pembekuan dalam plasma darah (Muttaqin, 2014).

4. Derajat dan klasifikasi

Demam berdarah dengue diklasifikasi berdasarkan beratnya penyakit

menjadi 4 derajat, derajat III dan IV dikelompokkan pada Dengue Shock

Syndrome (DSS). Adanya trombositopenia dan hemokonsentrasi

membedakan DBD derajat I dan II dari demam dengue (Soedarto, 2012).

a. Derajat I : Demam dengan gejala tidak jelas, manifestasi perdarahan

hanya dalam bentuk tourniquet positif dan atau mudah memar.

Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000 µl) peningkatan hematrokit

≤20%.

b. Derajat II : Manifestasi derajat I ditambah perdarahan spontan, biasanya

berupa perdarahan kulit atau perdarahan pada jaringan lainya.

Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000 µl) peningkatan

hematrokit≤20%.
10

c. Derajat III : kegagalan sirkulasi berupa nadi tekanan sempit dan lemah,

atau hipotensi dengan gejala kulit dingin dan lembab dan penderita

gelisah. Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000 µl) peningkatan

hematrokit ≤20%.

d. Derajat IV : Terjadi gejala awal syok berupa tekanan darah rendah dan

nadi tidak dapat diukur. Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000

µl); peningkatan hematrokit ≤20%.

5. Penatalaksanaan DBD

a. Farmakologi

Pada dasarnya pengobatan pasien DBD bersifat simtomatis dan

suportif. Pengobatan terhadap virus ini sampai sekarang bersifat

menunjang agar pasien dapat bertahan hidup, obat yang tepat belum

ditemukan. Pengobatan yang diberikan biasanya bersifat penurun demam

dan hanya menghilangkan rasa sakit pada otot-otot atau sendi seperti

paracetamol atau novalgin selain harus istirahat mutlak dan banyak

minum jika suhu tinggi di kompres dingin secara intensif. Pasien yang

diduga menderita demem berdarah dengue harus dirawat di rumah sakit

karena memerlukan pengawasan terhadap kemungkinan terjadi syok atau

pendarahan yang dapat mengancam keselamatan jiwa pasien (Hapsari,

2016).

b. Non farmakologi

Penatalaksanaan perawatan menurut Hapsari (2016) adalah sebagai

berikut :
11

1) Pengawasan tanda-tanda vital secara kontinue tiap jam. Perhatikan

gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun,

anuria dan sakit perut

2) Pemeriksaan hemoglobin, hematrokit, trombosit setiap 4 jam sekali

3) Observasi intake output, jika perlu berikan infus

4) Beri minum 1 ½ liter air perhari, termasuk pemberian jus jambu biji

untuk meningkatkan trombosit

5) Kompres jika pasien demam

B. Jus Jambu Biji

1. Pengertian jus jambu biji

a. Jambu biji adalah suatu bentuk terapi herbal yang dapat meningkatkan

trombosit pada DHF, diberikan dalam bentuk jus sehingga dapat

menimbulkan peningkatan trombosit yang banyak digunakan untuk

melawan DHF (Huda, 2010).

b. Jambu biji merah (Psidium Guava) adalah buah yang memiliki daging

dan bulir-bulir biji yang berjumlah banyak didalamnya. Buah ini salah

satu buah yang memiliki manfaat yang baik bagi tubuh karena banyaknya

gizi yang terkandung dalam buah tersebut. Buah jambu biji merah

mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang tinggi. Senyawa-

senyawa tersebut efektif sebagai penangkap radial DPPH (Rohman, et al.

2009).
12

c. Jus jambu biji adalah cairan yang berasal dari jambu biji yang digunakan

untuk terapi herbal meningkatkan trombosit dalam dalam (Wirakusuma,

2007).

2. Kandungan jus jambu biji

a. Buah jambu biji (pidiumguajava L.) kaya dengan vitamin C, B1, B2 dan

B6. Buah jambu biji mengandung vitamin C dalam jumlah besar.

Dilaporkan 100 g buah jambu biji mengandung 100 mg vitamin C

(Hapsari, 2016).

b. Kandungan dalam jambu merah salah satunya senyawa quarcentin

golongan flavonoid, sitokin yang berfungsi meningkatkan kekenyalan

pembuluh darah. dimana quarcentin bekerja dengan cara menghambat

enzim pembetuk RNA virus dengue. RNA berperan dalam system

protein, jika pembentukan virus RNA virus dengue. RNA berperan dalam

system protein, jika pembentukan virus RNA terganggu, virus meningkat

(Huda, 2010).

c. Buah jambu biji kaya akan kandungan serat, khususnya pektin (serat larut

air), pada umumnya peran fisiologis serat makanan adalah meningkatkan

massa feses, memperlambat waktu pengkosongan lambung,

meningkatkan rasa kenyang setelah makan, menurunkan absorbsi

glukosa, dan meningkatkan ekskresi asam empedu (Wirakusumah, 2007).

3. Manfaat jambu biji merah

Menurut Bambang (2010), buah jambu biji merah bermanfaat untuk

pengobatan bermacam-macam penyakit antara lain :


13

a. Menurunkan kolestrol

Jambu biji merah merupakan salah satu tanaman yang memiliki

manfaat sebagai penurunan kadar kolestrol dalam tubuh. Vitamin C salah

satu fungsinya adalah sebagai antioksidan yang berguna membantu reaksi

hidroksilasi dalam pembentukan garam empedu. Tingginya kandungan

vitamin C pada buah jambu biji merah dapat meningkatkan pembentukan

garam empedu dan ekskresi kolestrol meningkat sehingga dapat

menurunkan kadar kolestrol darah (Rahma dkk, 2010).

b. Antioksidan

Antioksidan adalah zat yang menghambat proses penuaan atau

kematian sela tau jaringan. Oleh karenanya pengonsumsi buah-buahan

akan terjaga kulitnya dari keriput, awet muda, dan pencegahan kanker.

c. Mengobati demam berdarah

Demam berdarah disebabkan virus dengue yang menyerang sel

tubuh dan kerusakan sel trombosit, karena dinding sel paling sensitive dan

tipis dibandingkan dinding sel darah yang lain. Buah jambu biji memiliki

kandungan vitamin C yang tinggi dan terdapat senyawa senyawa tanin

dan flavonoid yang bermanfaat untuk mengobati demam berdarah.

4. Mekanisme pemberian terapi jus jambu biji terhadap peningkatan trombosit

Mekanisme keerja jus jambu biji dalam peningkatan jumlah

trombosit, tanin dan flavoid yang dinyatakan sebagai quersettin dalam ekstrak

jambu biji dapat menghambat aktivitas enzim reverse transkriptase, yang

berarti khasiat untuk mengatasi penyakit demam dengan menghambat

pertumbuhan virus berinti RNA. Bahan itu juga disebutkan mampu


14

meningkatkan jumlah trombosit hingga 100 ribu milimeter per kubik tanpa

efek samping dalam meningkatkan trombosit dan penderita demam berdarah,

pemberian jus jambu biji sangat bermanfaat dalam hal vitamin C dan cairan

yang membantu pproses penyembuhan (hapsari, 2016).

5. Prosedur pemberian jus jambu biji

a. Menyiapkan 1 buah jambu biji merah kemudian dicuci dengan bersih

b. Buah jambu biji dipotong menjadi beberapa bagian

c. Buah yang telah dipotong di ekstra menggunakan blender dengan

penambahan 100 ml air.

d. Ekstra dimasukkan kedalam gelas dan siap untuk diminum

Langkah-langkah pemberian jus jambu biji :

a. Mencuci tangan

b. Menyiapkan alat

c. Memposisikan pasien semi fowler

d. Memberikan jus jambu biji kepada klien

e. Menganjurkan klien untuk meminum jus jambu biji 2 kali sehari (1.000

ml)

f. Membersihkan mulut pasien dengan tisu

g. Merapikan alat

C. Kajian Penelitian Terkait Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan adalah studi literatur tentang “Penerapan

Pemberian Jus Jambu Biji Merah Terhadap Perubahan Kadar Trombosit Pada

Anak Dengan Demam Berdarah Dengue”. Beberapa penelitian sebelumnya


15

mempunyai kesamaan tema (kata kunci) dengan penerapan pemberian jus jambu

biji merah terhadap peningkatan trombosit dengan DBD. Dengan studi literatur

ini telah memberikan inspirasi dan referensi dalam latar belakang penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rahayuningrum dan Morika tahun 2019,

dalam jurnal kesehatan Saintika Meditory, volume 2 No. 1 berjudul

“Pengaruh Konsumsi Jambu Biji Merah Terhadap Peningkatan Kadar

Trombosit Pada Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD)”.

Desain penelitian ini menggunakan metode Quasy Eksperiment.

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah

sampel sebanyak 16 orang yang terbagi 8 orang kelompok intervensi dan 8

orang kelompok kontrol. Hasil penelitian didapatkan nilai rerata kadar

trombosit pada kelompok kontrol 178,625 mcL, sedangkan pada kelompok

intervensi 301.125 mcL. Berdasarkan uji hipotesis didapatkan value = 0,003.

≤ 0,005.

Penelitian ini dilakukan di ruangan penyakit dalam yaitu pada pada

bulan Januari- Februari 2019. Populasi pada penelitian seluruh pasien yang

mengalami DBD yaitu sebanyak 55 orang. Jumlah sample adalah sebanyak

16 orang, terbagi menjadi 8 orang kelompok intervensi dan 8 orang kelompok

kontrol, kriteria sample pada penelitian ini pasien dengan kadar trombosit

<150.000 mcL. Metode dalam penelitian yaitu dengan mengukur kadar

trombosit responden dengan hasil laboratorium yang ada di status kepada 16

orang sampel (diambil sebagai data pretest), menjelaskan jadwal kontrak

kegiatan pemberian jus jambu biji kepada kelompok intervensi, memberikan


16

jus jambu biji setiap 2 kali sehari selama 4 hari kepada kelompok intervensi,

diberikan pada jam 07.00, dan 17.00 WIB dengan bantuan enumerator,

pengukuran kadar trombosit hari ke-1 sebelum pemberian jus jambu biji dan

hari ke- 4 pada responden yang menderita DBD.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Widhawati dan Solehah tahun 2018, dalam

jurnal kesehatan, vol. 6 No. 2 berjudul “Pengaruh Jambu Biji Terhadap

Kenaikan Trombosit Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di ruang Ayana

Rumah Sakit Permata Ibu Kunciran Tangerang”.

Desain penelitian ini Quasy Eksperiment dengan control time design

dan menggunakan pendekatan nonprobabilty purposive sampling dengan

metode pre-test dan post-test. Populasi berjumlah 30 responden dengan

proporsi 15 kelompok yang tidak diberikan jus jambu merah dan 15

kelompok yang diberikan jus jambu merah dan 15 kelompok yang diberikan

jus jambu merah. Analisa statistik dengan menggunakan uji t-test dan t-

independen. Hasil penelitian didaptkan hasil uji t-test dan t-independen

statistik dihasilkan p = 0,00 (p< 0,05) artinya ada perbedaan signifikan rata-

rata jumlah trombosit pada pasien yang diberikan jambu merah dengan yang

tidak diberikan.

Penelitian ini akan dilakukan di Ruang Ayana RS Permata Ibu pada

Desember 2016 sampai dengan Februari 2017 diberikan pada masing-masing

pasien selama 5 hari perawatan, dengan menggunakan Software Sample Size

Versi 2.0 didapatkan sample minimal dalam penelitian ini yaitu 15 responden

pada tiap-tiap kelompok sehingga total sampel yang digunakan ialah 30


17

responden yang terdiri 15 responden yang terdiri 15 responden kelompok

eksperimen dan 15 responden kelompok kontrol.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Rinta Crismonia tahun 2019, dalam jurnal

Universitas Negeri Padang Indonesia berjudul “Studi Kinetika Ekstrak Jambu

Biji Terhadap Penyembuhan Demam Berdarah”.

Desain penelitian ini menggunakan metode eksperiment dan uji

aktivitas katalitik secara langsung. Uji aktivitas langsung dilakukan dengan

variasi dan dua kali minum selama satu hari sebanyak satu gelas. Hasil

eksperiment membuktikan bahwa ekstrak buah jambu biji merah dapat

membantu proses penyembuhan demam berdarah. Kondisi optimum ekstrak

buah jambu biji merah tercapai pada dua hari konsumsi ekstrak sebanyak

empat gelas. Penyembuhan ini diduga karena aktivitas katalitik ekstrak buah

jambu biji merah terhadap pembentukan trombosit darah.

Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terkait

No Sumber Judul Penulisan Rumusan Hasil penelitian


tahun masalah

1. Jurnal Pengaruh Dr. Bagaimana Hasil penelitian


Kesehatan, Jambu Biji Riswahyun pengaruh ini menunjukan
Vol. 6 No. Terhadap i jambu biji hasil uji statistik
2 (2018) Kenaikan Whidawati, terhadap dengan
Trombosit M . Si, kenaikan menggunakan
Pasien Mar’atus trombosit uji t-test
Demam Solehah. pasien independent
Berdarah 2018 demam didapatkan nilai
Dengue Di berdarah p = 0,003 (p ≤
Ruang dengue 0,05)
Ayana (DBD) ?
Rumah Sakit
Permata Ibu
Kunciran
Tangerang
18

No Sumber Judul Tahun Rumusan Hasil peneliti


penulis masalah
2. Jurnal Pengaruh Widhawati, Bagaimana Hasil penelitian
Kesehatan, Jambu Biji solehah, pengaruh jus ini menunjukan
Vol. 6 No. Terhadap 2018 jambu biji hasil uji t-test
2, Kenaikan merah dan t-
Trombosit terhadap independen
Pasien kenaikan statistik
Demam trombosit dihasilkan p=
Berdarah pasien 0,00 ( p< 0,05 )
Dengue demam
(DBD) Di berdarah
Ruang dengue
Ayana (DBD) ?
Rumah Sakit
Permata Ibu
Kunciran
Tangerang

3. Jurnal Studi Rinta Bagaimana Hasil penelitian


Universitas Kinetika Crismonia, pengaruh jus ini
Negeri Ekstrak 2019 jambu biji menunjukkan
Padang Jambu Biji merah bahwa ekstrak
Indonesia Terhadap terhadap buah jambu biji
Penyembuha kenaikan merah dapat
n Demam trombosit membantu
Berdarah pasien proses
demam penyembuhan
berdarah demam
dengue berdarah.
(DBD) ?

D. Kerangka teori

Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh nyamuk aedes aegypty, yang ditandai dengan demam mendadak

dan sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lelah dan lesu, serta nyeri ulu

hati disertai pendarahan dibawah kulit berupa bitnik pendarahan (petechiae),

lebam (echymsis) atau ruam (purpura), kadang-kadang ada epitaksis, muntah

darah, kesadaran menurun, atau renjatan (shock) (Amiruddin, 2012).

Terbentunya kompleks virus antibodi yang merangsang terjadinya agresi

trombosit Agregat tersebut melewati RES sehingga dihancurkan dan


19

menyebabkan trombosit turun atau trombositopenia. cara untuk meningkatkan

trombosit itu dengan mengkonsumsi gandum utuh, sayuran hijau, kurma, buah

delima, dan pemberian jus jambu biji merah.

Jambu biji adalah suatu bentuk terapi herbal yang dapat meningkatkan

trombosit pada DHF diberikan dalam bentuk jus dapat menimbulkan peningkatan

trombosit sehingga banyak digunakan untuk melawan DHF (Huda, 2010). Buah

jambu biji memiliki kandungan vitamin C yang tinggi dan terdapat senyawa-

senyawa tanin dan flavonoid yang bermanfaat untuk mengobati demam berdarah.

Berdasarkan data yang ada diatas maka kerangka teori penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

Terbentunya kompleks virus


Virus arvovirus dari Nyamuk antibodi yang merangsang
Aides aidepty terjadinya agresi trombosit Agregat
tersebut melewati RES sehingga
dihancurkan

Penatalaksanaan :
Farmakologi : Infus
Non Farmakologi : TROMBOSITOPENIA

a. Pengawasan TTV

b. Pemeriksaan HB, Ht 4 jam


sekali
c. Pemberian cairan termasuk DBD
jus jambu biji
d. Demam berikan infus dan
kompres

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian Penerapan


Pemberian Jus Jambu Biji Merah Terhadap Perubahan Kadar Trombosit Pada Anak
Dengan DBD (Amirudin, 2012)
20

D. Kerangka konsep penelitian

Menurut Notoatmodjo (2010) kerangka konsep merupakan formulasi atau

simplikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian

tersebut, maka dari rumusan masalah dapat disusun kerangka konsep penelitian

sebagai berikut :

a. Pengawasan TTV

b. pemerikasaan HB, Ht 4 jam


sekali

c. pemberian cairan termasuk


TROMBOSITOPENIA
jus jambu biji

d. demam berikan infus dan


kompres

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

E. Hipotesis penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah, kerangka pemikiran dan asumsi

yang dikemukakan diatas, penulis dapat menyusun suatu hipotesis sebagai

berikut dengan dilakukanya “Penerapan Pemberian Jus Jambu Biji Merah Dapat

Mencegah Penurunan Kadar Trombosit Pada Anak Dengan Demam Berdarah

Dengue”.

Hipotesis ini disusun berdasarkan asumsi dan hasil dari penelitian

terdahulu yaitu :

1. Ada hubungan antara pemberian jus jambu biji merah terhadap kenaikan

trombosit pada anak dengan DBD dengan nilai p = 0,003 (p ≤ 0,005),


21

bermakna ada pengaruh antara pemberian jus jambu biji merah terhadap

peningkatan kadar trombosit.

2. Ada hubungan antara pemberian jus jambu biji merah terhadap kenaikan

trombosit pada anak dengan DBD dengan nilai hasil uji t-test dan t-

independen statistik dihasilkan p= 0,00 ( p< 0,05 ) artinya ada perbedaan

signifikan rata-rata jumlah trombosit pada pasien yang diberikan jambu

merah dengan yang tidak diberikan.

3. Ada hubungan antara pemeberian jus jambu biji merah terhadap kenaikan

trombosit pada anak dengan DBD.

Anda mungkin juga menyukai