Anda di halaman 1dari 5

1.

Jelaskan morfologi dan perubahan apa saja yang terjadi pada gambar dibawah ini :
Jawaban :
Morfologi utama dari cedera sel reversibel adalah pembengkakan sel dan perubahan
lemak. Peningkatan permeabilitas membran plasma pada cedera sel dapat menyebabkan
pembengkakan sel. Sedangkan Perubahan lemak dimanifestasikan dengan munculnya
trigliserida yang mengandung vakuola lipid di dalam sitoplasma. Hal ini terutama ditemui
pada organ yang terlibat dalam metabolisme lipid. Hal ini dapat menyebabkan perubahan
pada intraseluler yang terkait dengan cedera sel, termasuk perubahan pada membran
plasma seperti blebbing, blunting, atau distorsi mikrovili dan penlonggaran antar sel yang
melekat. Perubahan mitokondria seperti pembengkakan dan munculnya kepadatan amorf
yang kaya fosfolipid. Perubahan ER dengan pelepasan ribosom dan disosiasi polisom dan
perubahan inti seperti penggumpalan kromatin.
Soal 2. Buatlah ulasan tentang skema ini.

Skema tentang jejas sel reversibel sampai pada kematian sel. Dari sel normal yang
merupakan mikrokosmos yang berdenyut tanpa henti, secara tetap mengubah stuktur dan
fungsinya untuk memberi reaksi terhadap tantangan dan tekanan yang selalu berubah. Bila
tekanan atau rangsangan terlalu berat, struktur dan fungsi sel cenderung bertahan dalam
jangkauan yang relatif sempit. Bila batas kemampuan adaptasi tersebut melampaui batas
maka akan terjadi jejas sel atau cedera sel. Jejas sel (cedera sel) terjadi apabila suatu sel
tidak lagi dapat beradaptasi terhadap rangsangan. Hal ini dapat terjadi bila rangsangan
tersebut terlalu lama atau terlalu berat. Sel dapat pulih dari cedera atau mati bergantung pada
sel tersebut dan besar serta jenis cedera. Apabila suatu sel mengalami cedera, maka sel
tersebut dapat mengalami perubahan dalam ukuran, bentuk, sintesis protein, susunan
genetik, dan sifat transportasinya.
Berdasarkan dari tingkat kerusakannya, jejas sel dikelompokkan menjadi 2 kategori utama
yaitu jejas reversible (degenerasi sel) dan jejas irreversible (kematian sel). Jejas reversible
adalah suatu keadaan ketika sel dapat kembali ke fungsi dan morfologi semula jika
rangsangan perusak ditiadakan. Sedangkan jejas irreversible adalah suatu keadaan saat
kerusakan berlangsung secara terus-menerus, sehingga sel tidak dapat kembali ke keadaan
semula dan sel itu akan mati.  Akibat  jejas yang paling ekstrim adalah kematian sel
( cellular death ). Terdapat dua jenis utama kematian sel utama, yaitu apoptosis dan
nekrosis. adalah kematian sel terprogram (programmed cell death), yang normal terjadi
dalam perkembangan sel untuk menjaga keseimbangan pada organisme multiseluler. Sel-sel
yang mati adalah sebagai respons dari beragam stimulus dan selama apoptosis kematian sel-
sel tersebut terjadi secara terkontrol dalam suatu regulasi yang teratur. Nekrosis Adalah
kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh yang biasanya
disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis.
Soal 4. Buatlah ulasan tentang grafik ini.

Gambar diatas menggambarkan hubungan antara fungsi seluler, kematian sel dan perubahan
morfologi dan jejas sel. Sel dapat dengan cepat menjadi nonfungsional saat awal stimulus cedera
dialami, sel masih dapat hidup dengan potensi kerusakan yang dapat diperbaiki. Jejas sel
reversible hanya terjadi secara cepat dengan mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi sel,
apabila fungsi tersebut dapat meningkat kembali maka sel tersebut akan kembali menjadi
normal. Akan tetapi dengan durasi cedera yang lebih lama, cedera ireversibel dapat terjadi,
berikutnya apabila terus terjadi penurunan fungsi sel maka dapat berakibat pada kematian sel.
Jejas sel yang irreversible ini memiliki durasi waktu yang lebih lama. Setelah terjadinya
penurunan fungsi sel secara terus menerus dalam waktu yang lama maka akan terjadi kematian
sel. Dapat dilihat bahwa kematian sel terjadi lebih dulu terjadi sebelum ada perubahan pada
ultrastruktur dimana ditandai dengan pecahnya membrane sel dan organel, kepadatan amorf yang
lebih besar di mitokondria, dan perubahan inti sel. Kemudian terjadi perubahan pada
penampakan mikroskopis cahaya dengan adanya peningkatan eosinophilia sitoplasma,
vakuolisasi sitoplasma dan penggumpalan kromatin inti sel. Yang kemudian perubahan pada
morfologinya terlihat sangat jelas.
Sumber :

Kumar V, Abbas A, Aster J. 2018. Robbins Basic Pathology, Twnth Edition. Elsevier

Anda mungkin juga menyukai