Anda di halaman 1dari 8

Nama : Mardiyana

Nim : P07220118082

Manajemen Konflik

a. Definisi Manajemen Konflik

Manajeman konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga
dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah penyelesaian yang konstruktif atau
destruktif . Kenneth W. Thomas dan Ralp H. Killmann (dalam Wirawan, 2010:140)

Mengembangkan taksonomi gaya manajemen konflik berdasarkan dua dimensi: (1). Kerja

Sama (cooperatives) pada sumbu horizontal dan (2) keasertifan (asertiveness) pada sumbu

Vertikal. Kerja sama adalah upaya orang untuk memuaskan orang lain jika menghadapi
konflik. Di sisi lain, keasertifan adalah upaya orang untuk memuaskan diri sendiri jika
menghadapi Konflik. Manajemen konflik membutuhkan pihak-pihak yang terlibat dalam
konflik untuk Menyusun strategi konflik dan menerapkannya agar menghasilkan
penyelesaian yang Diinginkan. Berdasarkan dimensi kerja sama dan keasertifan, Thomas
dan Kilmann Mengemukakan lima jenis gaya manajemen konflik, diantaranya kompetisi
(competiting), Kolaborasi (collaborating), kompromi (compromising), menghindar
(avoiding), mengakomodasi (accomodating).

b. Strategi atau Bentuk Penyelesaian Konflik

Terdapat 2 hal yang memegang peranan penting dalam keberhasilan penyelesaian konflik,
yaitu menentukan besarnya konflik dan gaya penanganan konflik (Rahim, 2002). Yang
dimaksud dengan besarnya konflik terkait dengan jumlah individu yang terlibat, apakah
konflik mengarah pada intrapersonal, interpersonal, intra kelompok, atau antar kelompok.
Kreitner dan Kinicki (2005) mengungkapkan lima gaya penanganan konflik (Five Conflict
Handling Styles). Model ini ditujukan untuk menangani konflik disfungsional dalam
organisasi. Menggambarkan sisi pemecahan masalah yang berorientasi pada orang lain
(concern for others) dan pemecahan masalah yang berorientasi pada diri sendiri (concern
for self). Kombinasi dari kedua variabel ini menghasilkan lima gaya penanganan masalah
yang berbeda, yaitu integrating, obliging, dominating, avoiding, dan compromising.
1. Kompromi

Kompromi merupakan suatu bentuk persetujuan dengan jalan damai atau saling
mengurangi tuntutan satu sama lain. Kompromi termasuk suatu upaya untuk
memperoleh kesepakatan di antara dua pihak yang saling berbeda pendapat atau pihak
yang berselisih paham. Kompromi juga dapat dikatakan sebagai konsep untuk mendapat
kesepakatan melalui komunikasi. Kompromi juga termasuk dalam bentuk akomodasi
dimana pihak-pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya agar dicapai
suatu penyelesaian terhadap suatu konflik yang ada, dengan sikap bersedia merasakan
dan mengerti pihak lain. Kompromi bertujuan untuk menyelesaikan perselisihan.

Dalam strategi kompromi ini dilakukan pendekatan kepada pihak-pihak yang berkonflik
untuk mau mengalah. Dalam kompromi semua pihak yang sedang dalam konflik
bersedia untuk mengalah atau tidak mendapatkan apa yang sebenarnya mereka
inginkan demi menjaga hubungan dan kepentingan bersama. Biasanya strategi ini
dilakukan oleh orang-orang dengan kekuatan yang setara dan memilki tujuan yang
sama.bKompromi atau Negosiasi.Masing-masing memberikan Dan menawarkan sesuatu
pada waktu Yang bersamaan, saling memberi dan Menerima, serta meminimalkan
Kekurangan semua pihak yang dapat Menguntungkan semua pihak.

Gaya ini menempatkan seseorang pada posisi moderat, yang Secara seimbang
memadukan antara kepentingan sendiri dan Kepentingan orang lain. Ini merupakan
pendekatan saling memberi Dan menerima (give and take approach) dari pihak-pihak
yang Terlibat. Kompromi cocok digunakan untuk menangani masalah Yang melibatkan
pihak-pihak yang memiliki tujuan berbeda tetapi Memiliki kekuatan yang sama.
Kekuatan utama dari kompromi Adalah pada prosesnya yang demokratis dan tidak ada
pihak yang Merasa dikalahkan. Tetapi penyelesaian konflik kadang bersifat Sementara
dan mencegah munculnya kreativitas dalam Penyelesaian masalah. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Hendel (2005), gaya ini merupakan gaya yang paling
banyak Dipilih oleh perawat dalam menyelesaikan konflik yang terjadi.
ciri-cir strategii kompromi antara lain sebagai berikut:

a. Biasa dilakukan dengan keadaan kepala dingin.


b. Mengutamakan diskusi dalam pemecahan solusi.
c. Bersifat kekeluargaan dalam mencapai kesepakatan.
d. Biasa dilakukan dengan mengurangi atau bahkan tanpa tuntutan.
e. Kedudukan kedua pihak yang terlibat adalah sama

SYARAT KOMPROMI

Syarat dilakukannya kompromi adalah dengan cara menurunkan idealisme yang dimiliki
oleh para masing-masing pihak sehingga akan dapat mencapai sebuah kompromi.
Masing-masing pihak harus mengurangi tuntutannya untuk kata sepakat, sehingga
perdamaian dapat dicapai. Penyelesaian perkara secara sepihak jelas bukan cara yang
adil, karena masing-masing sama-sama memiliki hak untuk memperjuangkan
kepentingannya untuk itu perlu dilakukanya kompromi guna menyelesaikan suatu
perselisihan.

Tujuan Kompromi

Adapun beberapa tujuan dilakukakanya kompromi antara lain sebagai berikut:

a. Mengajak pihak- pihak yang bertentangan untuk bekerja sama dengan cara
berkompromi melakukan suatu perundingan.
b. Memelihara hubungan baik antar pihak yang berselisih paham supaya dapat
berdamai dan menyelesaikan suatu perselisihan.
c. Agar setiap pihak yang bersengketa mendapatkan win-win solution, pada setiap
masalah
d. Untuk menyelesaikan suatu konflik.

Bentuk Kompromi

Adapun 3 bentuk kompromi diantaranya takni:

a. Pemisahan (separation), dimana pihak-pihak yang sedang bertentangan dipisahkan


sampai mereka mencapai persetujuan
b. Abritasi ( perwasitan), dimana penyelesaian perkara di luar Pengadilan atas dasar
perdamaian.
c. melalui Pihak ketiga (biasanya manajer) diminta memberi pendapat
Jenis-Jenis Kompromi
Berikut adalah beberapa jenis kompromi antara lain sebagai berikut:
Jenis-Jenis Kompromi
Berikut adalah beberapa jenis kompromi antara lain sebagai berikut:
a. Konsensus merupakan suatu bentuk kompromi di mana pihak-pihak yang sedang
bertentangan bertemu bersama untuk mencari penyelesaian terbaik masalah
mereka dan bukan mencari kemenangan sesuatu pihak
b. Konfrontasi merupakan bentuk kompromi di mana pihak-pihak yang saling
berhadapan menyatakan pendapatnya secara langsung satu sama lain, dan
dengan kepemimpinan yang trampil dan kesediaan untuk menerima
penyelesaian, suatu penyelesaian konflik yang rasional sering diketemukan.
c. Kompromi Distributif adalah bentuk kompromi dimana pihak yang memiliki
konflik berdiskusi untuk menyelesaikan masalah dengan cara membagi beberapa
keuntungan dan kerugian mereka atau bisa disebut “split the difference”.

Kelebihan Dan Kekurangan kompromi


Berikut adalah kelebihan dan kekurangan kompromi diantaranya sebagai berikut:

a. Kelebihan kompromi masalah dapat terselesaikan dengan damai, dan dapat


memecahkan masalah dengan jalan hukum tanpa menghancurkan pihak lawan.
b. Kekurangan kompromi pihak-pihak yang terlibat harus saling mengurangi
tuntutannya, kesepakatan sulit diterima di salah satu pihak, sehingga
menimbulkan perdebatan
2. Kompetisi
Merupakan penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau
mengorbankan yang lain. Menurut Deaux, Dane, & Wrightsman (1993), kompetisi
adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau
kelompok. Individu atau kelompok memilih untuk bekerja sama atau berkompetisi
tergantung dari struktur reward dalam suatu situasi. Manajemen konflik dengan

kompetisi ini menggunakan pendekatan ‘menang-kalah’, dimana berusaha


menyelesaikan konflik dengan mengalahkan pihak lawan. Tindakan tegas dilakukan
untuk menyelesaikan konflik, bahkan tanpa ragu mengorbankan pihak lain. Namun
tidak semua konflik bisa diselesaikan dengan strategi kompetisi, . Strategi kompetitif
bekerja paling baik dalam sejumlah konflik terbatas, seperti situasi darurat.
Penyelesaian masalah dengan Kompetisi dapat di Gunakan metode ini jika percaya
bahwa memiliki Lebih banyak informasi dan keahlian Yang lebih dibanding yang
lainnya atau Ketika anda tidak ingin Mengkompromikan nilai-nilai Anda.Metode ini
mungkin bisa memicu Konflik tetapi bisa jadi merupakan Metode yang penting untuk
alasan- alasan keamanan.

3. AKOMODATIF
Merupakan penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi
bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada
pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri Strategi
akomodatif mengharuskan salah satu pihak mengalah untuk bisa menyelesaikan
suatu konflik. Strategi ini tepat digunakan saat kita mengetahui dengan pasti pihak
lawan memiliki solusi yang tepat atas permasalahan yang dihadapi. Strategi ini juga
bisa digunakan jika konflik yang dihadapi dirasa tidak terlalu penting untuk diri kita.
Dengan kata lain, strategi akomodatif adalah strategi “Saya Kalah, Anda Menang”
atau “I lose, You Win”.
Strategi ini .Memberi kesempatanbpada orang lain untuk mengatur strategi
pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal
ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka
untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat
mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di
tempat yang pertama.

4. Smoothing
Seseorang yang bergaya obliging lebih memusatkan perhatian pada upaya untuk
memuaskan pihak lain daripada diri sendiri. Gaya ini sering pula disebut smothing
(melicinkan), karena berupaya mengurangi perbedaan-perbedaan dan menekankan
pada persamaan atau kebersamaan di antara pihak-pihak yang terlibat. Kekuatan
strategi ini terletak pada upaya untuk mendorong terjadinya kerjasama.
Kelemahannya, penyelesaian bersifat sementara dan tidak menyentuh masalah
pokok yang ingin dipecahkan.

5. Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu
konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak
seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran
merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang
berkonfrontasi untuk menenangkan diri.Strategi menghindar atau Teknik
menghindar (avoiding) cocok digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang sederhana, atau jika biaya yang harus dikeluarkan
untuk konfrontasi jauh lebih besar daripada keuntungan yang akan diperoleh. Gaya
ini tidak cocok untuk menyelesaikan masalah-malasah yang sulit atau “buruk”.
Teknik ini kurang tepat pada konflik yang menyangkut isu-isu penting, dan adanya
tuntutan tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah secara tuntas (Rahim, 2002).
Kekuatan dari strategi penghindaran adalah jika kita menghadapi situasi yang
membingungkan atau mendua (ambiguous situations). Sedangkan kelemahannya,
penyelesaian masalah hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan pokok
masalah
Strategi menghindari ini dilakukan dengan menghindari pengambilan keputusan.
Strategu ini berusaha untuk menunda konflik tanpa batas. Dengan menunda atau
mengabaikan konflik, berharap masalah itu bisa terselesaikan sendiri seiring
berjalannya waktu. .Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang
memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang
dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang
memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri.
Contoh : Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu
dengan
mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan
hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”

6. Kolaborasi
Merupakan bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak
Kolaborasi dilakukan dengan mengintegrasikan ide-ide yang ditetapkan oleh banyak
orang. Tujuannya adalah menemukan solusi kreatif yang dapat diterima semua
orang. Kolaborasi, meskipun berguna, membutuhkan waktu yang tepat untuk bisa
mencapai kesepakatan dalam menyelesaikan konflik. Kolaborasi.Pemecahan sama-
sama Menang dimana individu yang terlibat Mempunyai tujuan kerja yang
sama.Perlu adanya satu komitmen dari semua Pihak yang terlibat untuk saling
Mendukung dan saling memperhatikan Satu sama lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.zimbio.com/member/igndjoko/articles/9QRMTF_pMWb/Strategi+Mengatasi+K
onflik, (diakses 4November 2014)

Musliha dan Siti Fatmawati. 2010. Komunikasi Keperawatan Plus Materi Komunikasi
Terapeutik. Yogyakarta : Nuha Medika.

Sumartini. 2001. Manajemen Keperawatan : Tema Building dan Manajemen Konflik (Modul
Kuliah). Yogyakarta : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM.

Anda mungkin juga menyukai