Abstract
Abstract
Tujuan dalam penelitan ini adalah untuk mengetahui pemberdayaan aparatur pemerintah
terhadap prestasi kerja pada badan kepegawaian dan pengembangan sumber daya
manusia kabupaten Bombana. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode dekkriptif yang berusaha menggambarkan fenomena yang dimaksudkan.
Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan yaitu 4 orang yang
terlibat langsung dalam proses pemberdayaan aparatur terhadap prestasi kinerja
pegawai. Yang kemudian data-data yang diperoleh kemudian dianalisis selanjutnya
diinterprestasikan dan ditarik suatu kesimpulan. Hasil penelitian ini berdasarkan hasil analisis
dan pembahasan yang telah diuaraikan, bahwa pemberdayaan aparatur pemerintah
terhadap prestasi kerja pada badan kepegawaian dan pengembangan sumber daya
manusia kabupaten Bombana terdiri atas 2 indikator yakni pemberdayaan aparatur yang
terdiri atas pendidikan dan pelatihan (diklat) dan pembinaan karir. Kemudian prestasi
kinerja pegawai terdiri atas kualitas kerja, kuantitas kerja dan ketetapan waktu.
PENDAHULUAN
Pemberdayaan terhadap aparatur daerah senantiasa mengacu pada perbaikan kualitas
yang harus dinilai sejak rekruitmen dengan menggunakan suatu sistem yang benar-benar
dapat menjamin diperolehnya sumber daya yang mempunyai kualitas dasar yang baik,
dan berorientasi pada pemberdayaan PNS daerah, serta mengimplementasikannya
pemberdayaan aparatur pemerintah daerah melalui pembinaan terhadap penugasan
83
Vol 6 No 3 September – November 2020. pp. 83 – 90.
REZ PUBLICA: Jurnal Administrasi Negara, Politik-Pemerintahan & Hubungan Internasional
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Halu Oleo. ISSN 2460-058X
Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica
Suatu organisasi yang produktivitasnya relatif rendah dan tidak sesuai yang diharapkan,
maka melalui restrukturisasi, diharapkan organisasi akan mampu memberdayakan semua
potensi yang ada, sehingga apabila seluruh potensi dapat diberdayakan secara
optimal,maka diharapkan akan menghasilkan produktifitas organisasi secara optimal pula.
(Sedarmayanti, 2014).
Usaha pemberdayaan harus ditingkatkan agar kualitas pegawai dapat meningkat untuk
mengimbangi pesatnya kemajuan teknologi. Pemberdayaan yang dilakukan terhadap
pegawai pada akhirnya akan meningkatkan produktifitas kerja pegawai yang lebih baik.
Untuk meningkatkan produktifitas kerja maka perlu diadakan peningkatan sumber daya
manusia selaku tenaga kerja melalui usaha-usaha pemberdayaan. Dengan demikian
seorang pegawai harus memperoleh pemberdayaan. Didasarkan pada adanya
pemberdayaan pegawai maka kemungkinan produktifitas kerja akan meningkat.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa untuk mencapai prestasi kerja atau kinerja
yang memuaskan, maka pegawai perlu diberdayakan, hal ini mengingat pemberdayaan
aparatur dapat meningkatkan kerja pegawai dalam mencapai suatu tujuan organisasi.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang ditelaah dengan menggunakan
deskriptif kualitatif, untuk memperoleh hasil secara mendalam dan menyeluruh Mengenai
Pengaruh Pemberdayaan Aparatur Pemerintah Terhadap Prestasi Kerja Pada Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Bombana. Adapun
jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-
data. Data yang diperolah dalam penelitian ini akan dianalisa dengan menggunakan
bentuk analisis kualitatif. Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong 2007).
Sehubungan dengan permasalahan dalam penelitian maka sumber data yang digunakan
adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Pemberdayaan aparatur merupakan salah satu strategi yang tepat untuk meningkatkan
kinerja pelayanan, dan memberikan penghargaan kepada unit-unit pelayanan yang
dipandang mampu dalam memberikan pelayanan yang berkualitas disegala bidang.
Suatu organisasi akan dapat menjalankan tugas fungsinya dengan efektif dan efisien
apabila didukung oleh aparatur yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang
tugasnya. Hal ini diharapkan menjadi kunci keberhasilan dalam penyediaan pelayanan.
Berbagai bentuk pelayanan, baik berupa barang, jasa, dan administratif sangat ditentukan
oleh bagaimana pegawai dalam organisasi tersebut melakukan pekerjaannya. Oleh
sebab itu menjadi tantangan setiap organisasi pemerintah baik di tingkat pusat dan
daerah, yaitu bagaimana mengelola pegawai dengan sebaik-baiknya. Strategi yang
biasa dilakukan dalam pengelolaan pegawai untuk mewujudkan pelayanan yang optimal
adalah pemberdayaan pegawai. Hal ini merupakan suatu proses untuk mengikut sertakan
para pegawai disemua level dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000, tujuan diklat tidak hanya untuk
meningkatkan kompetensi dan kemampuan teknis saja, namun juga harus memberikan
pengaruh yang baik terhadap sikap pegawai. Sikap pegawai mencakup beberapa hal,
diantaranya ialah motivasi kerja, disiplin, dan moral. Secara umum, responden setuju
bahwa diklat yang telah mereka ikuti tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis dan
85
Vol 6 No 3 September – November 2020. pp. 83 – 90.
REZ PUBLICA: Jurnal Administrasi Negara, Politik-Pemerintahan & Hubungan Internasional
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Halu Oleo. ISSN 2460-058X
Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica
kompetensi saja, namun juga berdampak baik terhadap motivasi, kedisiplinan, dan moral
aparatur. Dalam wawancara dengan kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kabupaten Bombanan menjelaskan bahwa:
“Para pegawai wajib mengikuti diklat fungsional dalam rangka peningkatan kemampuan
dan keterampilan, mereka dilatih dan dididik agar mereka menjadi pegawai yang
kompeten. Professional dan produktif. Waktu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan per
modul diberikan waktu 10 hari dengan pembahasan materi yang bervariasi di tiap
tingkatnya. Diklat fungsional ini juga memiliki waktu pelaksanaan tentatif yang artinya akan
dilakukan ketika dibutuhkan. Waktu yang disediakan sebenarnya sudah cukup karena
dimulai dan diakhiri cepat waktu” (Wawancara, 11 Juli 2020).
Pada pelaksanaannya bahwa waktu pelaksanaan diklat pada umumnya sudah cukup
namun dalam pemanfaatannya dapat dikatakan masih kurang efektif karena masih
banyaknya tindakan tidak disiplin pegawai sehingga waktu yang disediakan menjadi tidak
dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, tindakan tidak disiplin pegawai ini juga menjadi
penyebab diklat dikatakan masih kurang berpengaruh dalam meningkatkan produktivitas
pegawai. Adapun hal tersebut disebabkan oleh karena peserta merasa jenuh/bosan
dengan metode pembawaan materi yang hanya dilakukan secara terus menerus tanpa
ada agenda lain. Melihat seringnya terjadi tindakan tidak disiplin dari para pegawai maka
pihak badan menerapkan sistem reward and punishment kepada para pegawai yang
telah mengikuti diklat. Jika setelah mengikuti diklat, produktivitas atau kinerja pegawai tidak
meningkat maka pegawai akan diberikan punishment yaitu pegawai tersebut tidak akan
di promosikan atau merit nya tidak akan dinaikkan, selain itu pegawai tidak akan
mendapatkan kenaikan gaji berkala (KGB).
Sasaran utama yang ingin dicapai dari pelaksanaan diklat ini yaitu untuk memberikan
wawasan, meningkatkan produktivitas dan kemampuan dari para pegawai yang tentunya
juga akan memberikan dampak bagi kemajuan badan. Setelah mengikuti diklat ini pihak
badan sangat mengharapkan pegawai dapat memahami bidang tugasnya masing-
masing. Kegiatan diklat ini dirancang sebaik mungkin mulai dari pegawai baru hingga
pegawai lama dan tentunya memiliki manfaatnya masing-masing. Akan tetapi untuk hal
ini ada beberapa pegawai lama yang tidak sependapat dan mereka lebih berharap
kegiatan diklat ini dikhususkan kepada pegawai baru yang tentunya masih muda sehingga
lebih mudah dalam menyerap ilmu yang diberikan.
Kegiatan diklat ini tidak hanya memberikan manfaat tersendiri bagi para pegawai tetapi
memberikan manfaat tersendiri juga bagi badan yaitu dapat meningkatkan profitabilitas,
meningkatkan job knowledge dan skill, menciptakan citra badan yang baik, dan
meningkatkan hubungan antara atasan dan bawahan. Sebagaimana hasil wawancara
dengan Bidang diklat, Mutasi, Promosi Dan Pengembangan Sumber Daya Aparatur Badan
86
Vol 6 No 3 September – November 2020. pp. 83 – 90.
REZ PUBLICA: Jurnal Administrasi Negara, Politik-Pemerintahan & Hubungan Internasional
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Halu Oleo. ISSN 2460-058X
Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica
“Sasaran dari dilaksanakannya diklat ini yaitu untuk memberikan wawasan, membentuk
pola pikir baru serta meningkatkan kemampuan soft skill dan hard skill pegawai,
meningkatkan produktivitas pegawai yang berujung pada peningkatan produktivitas
badan selain itu setelah diklat berakhir pegawai dapat lebih memahami mengenai bidang
tugasnya masing-masing. Program diklat ini diberikan dalam beberapa tingkat sesuai
dengan kelas jabatan masing-masing pegawai, sehingga semua pegawai mulai dari
pegawai baru hingga pegawai lama dapat mengikuti diklat ini dan tentunya mempunyai
manfaatnya masing-masing. Bagi pegawai baru mereka dapat mengetahui bidang
tugasnya masing-masing, bagi pegawai lama mereka dapat lebih mendalami sehingga
dapat sangat membantu bagi kemajuan badan” (Wawancara, 11 Juli 2020).
2. Pembinaan Karir
Tabel 1. Klasifikasi PNS BKPSDM Kabupaten Bombana Berdasarkan Pangkat Dan Golongan
87
Vol 6 No 3 September – November 2020. pp. 83 – 90.
REZ PUBLICA: Jurnal Administrasi Negara, Politik-Pemerintahan & Hubungan Internasional
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Halu Oleo. ISSN 2460-058X
Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica
Menyadari hal tersebut maka Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kabupaten Bombana telah menyelenggarakan langkahlangkah pembinaan karir
dengan peserta dari PNS di daerah maupun di provinsi sesuai dengan bidang tugas
masing-masing. Meskipun upaya-upaya pembinaan karir telah dilaksanakan, namun hal ini
belum memberikan hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Sebagaimana
hasil wawancara dengan Bidang diklat, Mutasi, Promosi Dan Pengembangan Sumber Daya
Aparatur Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten
Bombana bahwa:
Pembinaan karir pegawai berbasis kompetensi dilakukan agar dapat memberikan hasil
yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang
ditetapkan. Kompetensi menyangkut kewenangan setiap pegawai untuk melakukan tugas
atau mengambil keputusan sesuai dengan perannya dalam organisasi yang relevan
dengan keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Kompetensi yang dimiliki
pegawai secara individu harus mampu mendukung pelaksanaan strategi dan mampu
mendukung setiap perubahan yang dilakukan manajemen. Dengan kata lain kompetensi
yang dimiliki Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten
Bombana pegawai dapat mendukung sistem kerja berdasarkan Standar Operasi Prosedur.
88
Vol 6 No 3 September – November 2020. pp. 83 – 90.
REZ PUBLICA: Jurnal Administrasi Negara, Politik-Pemerintahan & Hubungan Internasional
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Halu Oleo. ISSN 2460-058X
Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
A.M.W. Panarka dan Vidyandika Moeljarto,1996, Pemberdayaan (Empowerment),
Penyunting : Onny S. Prijono dan A.M.W. Pranarka, Pemberdayaan Konsep, Kebijakan
dan Implementasi, CSIS, Jakarta
A.W. Widjaja, 1995, Pemerintahan Desa dan Administrasi Desa Menurut Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1979 (sebuah Tinjauan), Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.
Abraham H. Maslow, 2010, Motivation and Personality. Rajawali, Jakarta.
Adi, (2003). Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat, dan Intervensi Komunitas :
Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis. Jakarta : Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi UI.
Adya, Atep Barata. (2003). Dasar – Dasar Pelayanan Prima. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo Kompas.
Ambar Teguh Sulistyani, 2004, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
89
Vol 6 No 3 September – November 2020. pp. 83 – 90.
REZ PUBLICA: Jurnal Administrasi Negara, Politik-Pemerintahan & Hubungan Internasional
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Halu Oleo. ISSN 2460-058X
Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica
Anwar Prabu Mangkunegara. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung:
Penerbit Refika Aditama.
Diana, A., dan Tjiptono, F. 2000. Prinsip & Dinamika Pemasaran. Yogyakarta : J & J Learning
Edy, Sutrisno. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit : Jakarta, Kencana.
Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT.Bumi Aksara.
Kartasasmita, Ginandjar, 2001. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan
Dan Pemerataan, Jakarta : Pustaka CIDESINDO.
M. Manullang, 2014. Dasar-dasar Manajemen Bagi Pimpinan Badan. Jakarta. Gajah
Mada Press
Maier, N. J. 1998. Commitment in the workplace: Theory, research and application.
Thousand Oaks, CA: Sage. 9, 21-23
Makmur, 2009. Efektifitas Kebijakan kelembagaan Pengawasan. Bandung: , Refika
Aditama
Moleong, Lexy J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit PT Remaja Rosdakarya
Offset, Bandung
Munandar, Utami. 2004. Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah: Jakarta:
Gramedia.
Notoatmodjo, S., 1998, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta
Panggabean, Mutiara S. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia
Indonesia
Sedarmayanti (2000:75). Renstrukrisasi Dan Pemberdayaan Organisasi Untuk Menghadapi
Dinamika Perubahan Lingkungan. (Bandung : Masdar Maju).
___________2013, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Refika Aditama.
_________ (2014). Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Manajemen Perkantoran. Bandung:
Mandar Maju.
Sondang P. Siagian, (1996), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.
__________2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan Ketujuh, Jakarta: Radar Jaya
Offset
Sugiono, 2004. Metode Penelitian.Bandung: Alfabeta.
_______(2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.
Susanti., 2014, Sistem Informasi Inventory Obat pada Rumah Sakit Umum Daerah Padang,
Volume 16, No.1.
Webster, M. 2002. A dictionary of prefixes, suffixes, and combining forms from Webster's
third new international dictionary, unabridged.
Wibowo, Samodra. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: Raja Grafindo.
Wibowo, Wahyu. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Yudoyono, Bambang. 2001. Otonomi Daerah. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
90