Anda di halaman 1dari 3

STUDI KASUS:

Pengenaan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Dari Nilai Kontrak


Atau Nilai Kontrak Sebelum PPN

Uraian Kasus
Dalam perjalanan pelaksanaan kontrak pengadaan/jasa terkadang terjadi
keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat adanya keadaan kahar, dikarenakan
adanya peristiwa kompensasi atau kesalahan penyedia.
Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak para
pihak dalam kontrak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban
yang ditentukan dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi. Dalam hal terjadi
keadaan kahar, pelaksanaan Kontrak dapat dihentikan. Dalam hal pelaksandan
Kontrak dilanjutkan, para pihak dapat melakukan perubahan kontrak. Perpanjangan
waktu untuk penyelesaian Kontrak disebabkan keadaan kahar dapat melewati
Tahun Anggaran. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan diakibatkan keadaan kahar
tidak dikenakan denda keterlambatan.
Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada Penyedia apabila terjadi
keadaan seperti PPK mengubah jadwal pekerjaan yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan, keterlambatan pembayaran kepada Penyedia, PPK tidak
memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal yang
dibutuhkan, Penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam kontrak, PPK
menginstruksikan kepada pihak Penyedia untuk melakukan pengujian tambahan
yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak ditemukan
kerusakan/kegagalan/ penyimpangan, PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan
pekerjaan, PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak dapat
diduga sebelumnya yang disebabkan/tidak disebabkan oleh PPK.
Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan dan/atau
keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban untuk membayar
ganti rugi dan/atau memberikan perpanjangan Masa Pelaksanaan. Keterlambatan
penyelesaian pekerjaan akibat terjadinya peristiwa kompensasi tidak dikenakan
denda keterlambatan.
Denda keterlambatan hanya dikenakan kepada penyedia apabila
penyelesaian pekerjaan melewati waktu yang telah disepakati dalam kontrak. Denda
keterlambatan diberikan setelah PPK melakukan addendum kontrak dengan
pemberian kesempatan kepada penyedia untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Pertanyaan Kasus
Dari gambaran diatas di atas timbul pertanyaan sebagai berikut:
”Bagaimanakah penetapan pengenaan denda keterlambatan yang dikenakan
kepada penyedia dari nilai kontrak atau nilai kontrak sebelum PPN?

Pembahasan
Denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada Penyedia, antara
lain: denda keterlambatan dalam penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, denda
keterlambatan dalam perbaikan Cacat Mutu, denda terkait pelanggaran ketentuan
subkontrak.
Pengaturan denda keterlambatan akibat kesalahan penyedia diatur dalam
Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018. Ketentuan ini terkadang memberikan
kebingungan kepada pelaku usaha dikarenakan perhitungan denda keterlambatan
dalam pengadaan jasa/barang pemerintah sudah ditentukan dalam suatu peraturan
sehingga bukan lagi hal yang dapat dinegosiasikan.
Dalam Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan
pekerjaan, dimuat dalam adendum kontrak yang didalamnya mengatur waktu
penyelesaian pekerjaan, pengenaan sanksi denda keterlambatan kepada Penyedia,
dan perpanjangan Jaminan Pelaksanaan. Pengenaan sanksi denda keterlambatan
ditetapkan oleh PPK dalam Kontrak sebesar 1% (satu permil) dari nilai kontrak atau
nilai bagian kontrak untuk setiap hari keterlambatan atau 1‰ (satu perseribu) dari
harga kontrak atau bagian Kontrak sebelum PPN.
Pemilihan pengenaan denda keterlambatan sebesar 1% (satu permil) dari
nilai kontrak atau nilai bagian kontrak untuk setiap hari keterlambatan atau 1‰ (satu
perseribu) dari harga kontrak atau bagian Kontrak sebelum PPN ditetapkan dalam
Syarat-syarat Khusus Kontrak (SSKK). Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018
sebenarnya menetapkan pengenaan denda keterlambatan diberikan 1% (satu
permil) dari harga kontrak atau bagian Kontrak sebelum PPN.
Pengaturan penetapan pengenaan denda keterlambatan diberikan 1% (satu
permil) dari harga kontrak atau bagian Kontrak sebelum PPN merupakan sudah
memberikan rasa keadilan bagi penyedia, dikarenakan PPN merupakan pajak yang
tidak ditanggung oleh pelaksana pekerjaan tetapi pajak yang ditanggung oleh
pemilik pekerjaan. Jadi kurang adil jika seharusnya beban pemberi pekerjaan
diberikan kepada pelaksana pekerjaan. Termasuk juga denda keterlambatan tidak
dapat lagi dinegosiasikan setelah tanda tangan kontrak merupakan banyak
keberatan pelaksana pekerjaan dikarenakan dalam praktek bisnis sehari-hari, denda
keterlambatan masih bias dinegosiasikan setelah tanda tangan kontrak.

Referensi:
1. Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang pengadaan barang jasa
pemerintah
2. Peraturan Kepala LKPP Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia

HERYANTO SIJABAT
NIP 197009251996031001
WIDYAISWARA AHLI MADYA

Anda mungkin juga menyukai