KLP 10 - Mutlaq Dan Muqayyad
KLP 10 - Mutlaq Dan Muqayyad
Alhamdulillah, Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa
pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah
Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
PENYUSUN
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1. LATAR BELAKANG..............................................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................1
3. TUJUAN........................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................2
1. PENGERTIAN MUTLAQ DAN MUQAYYAD.....................................................2
2. BENTUK-BENTUK MUTLAQ DAN MUQAYYAD............................................3
3. HUKUM LAFAZH MUTLAQ DAN MUQAYYAD..............................................5
4. HAL-HAL YANG DIPERSELISIHKAN DALAM MUTLAQ DAN
MUQAYYAD...........................................................................................................6
BAB 3 PENUTUP................................................................................................7
1. KESIMPULAN.........................................................................................................7
2. DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................8
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas mencakup
:
A. Apa pengertian mutlaq dan muqayyad?
B. Bentuk-bentuk mutlaq dan muqayyad?
C. Hukum lafazh mutlaq dan muqayyad?
D. Dan, hal-hal yang diperselisihkan dalam mutlaq dan muqayyad.
3. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
- Untuk mengetahui pengertian mutlaq dan muqayyad
- Untuk mengetahui bentuk-bentuk mutlaq dan muqayyad
- Untuk mengetahui hukum lafazh mutlaq dan muqayyad
- Dan, untuk mengetahui hal-hal yang diperselisihkan dalam mutlaq dan
muqayyad
1
BAB 2
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN MUTLAQ DAN MUQAYYAD
a) Mutlaq ialah suatu lafadz yang menunjukkan hakikat sesuatu tanpa pembatasan
yang dapat mempersempit kekuasaan artinya.
Misalnya kata Raqabah yang terdapat pada firman Allah SWT dalam surat Al-
Mujadilah.
)3:َوالَّ ِذينَ يُظَا ِهرُونَ ِم ْن نِ َسائِ ِه ْم ثُ َّم يَعُو ُدونَ لِ َما قَالُوا فَتَحْ ِري ُر َرقَبَ ٍة ِم ْن قَ ْب ِل أَ ْن يَتَ َماسَّا (المجادلة
“Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali
apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum
kedua suami isteri itu bercampur.”
Lafadz tersebut termasuk mutlaq karena tidak dibatasi dengan sifat tertentu.1
b) Muqayyad adalah suatu lafadz yang menunjukkan hakikat sesuatu yang dibatasi
dengan sesuatu pembatasan yang mempersempit keluasan artinya.
Misalnya, kata raqabah disifati dengan kata mu’minah pada surat An-Nisa’ 93.3
1
Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, ( Bandung: Pustaka Setia, 2007 ), hal. 212.
2
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa,2010), hal. 350-351.
3
Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih,,,,,,,,hal. 212.
2
Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia “
”memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman
Oleh karena itu, setiap ayat yang datang dalam bentuk muqayyad, maka harus
diamalkan berdasarkan qayid
yang menyertainya, seperti ayat raqabah di atas.
“Barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffarahnya puasa
selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu
bersumpah (dan kamu langgar)...” (Qs. al-Maidah: 89)
Lafaz أيّام ثلث ِة فصيا ُمitu di-muqayyad-kan atau dibatasi dengan kata “at-tatabu”,
yaitu berturut-turut seperti dalam qiraah Ibnu Mas’ud:
4
Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011), hlm. 305-306.
3
2. Sebab sama namun hukum berbeda
Dalam hal ini masing-masing mutlaq dan muqayyad tetap pada tempatnya
sendiri.
Contoh mutlaq yang menerangkan tentang tayamum:
“Tayamum ialah sekali mengusap debu untuk muka dan kedua tangan. (HR.
Ammar).
Contoh muqayyad yang menerangkan tentang wudhu:
“Barang siapa yang membunuh orang mukmin dengan tidak sengaja (karena
kekeliruan) maka hendaklah membebaskan seorang hamba yang mukmin”. (Qs. an-
Nisa’: 92).
5
A. Hanafie, Usul Fiqih, (Jakarta: Widjaya, 1993), hlm. 76.
4
Kedua ayat diatas berisi hukum yang sama, yaitu pembebasan budak.
Sedangkan sebabnya berbeda, yang ayat pertama karena zhahir dan yang ayat yang
kedua karena pembunuhan yang sengaja.6
“Wahai orang mukmin, apabila kamu hendak shalat, maka hendaklah basuh
mukamu dan tanganmu sampai siku.” (Qs. al-Maidah: 38).
Ayat yang muqayyad tidak bisa menjadi penjelas yang mutlaq, karena
berlainan sebab yaitu hendak shalat dan pencurian dan berlainan pula dalam hukum
yaitu wudhu dan potong tangan.7
1) Hukum dan sebabnya sama, di sini para ulama’ sepakat bahwa wajibnya
membawa lafadz mutlaq kepada muqayyad.
2) Hukum dan sebabnya berbeda. Di dalam hal ini, para ulama’ sepakat wajibnya
memberlakukan masing- masing lafadz, yakni mutlaq tetap pada
kemutlakannya dan muqayyad tetap pada kemuqayyadannya.
6
Syafi’i Karim, Fiqih Ushul Fiqih, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006), hlm. 175-176.
7
Syafi’i Karim, Fiqih Ushul Fiqih, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006), hlm. 175-176.
8
Anang Zamroni, Suratno, Mendalami Fikih 2, (T.tp: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2013), hlm. 62.
5
3) Hukumnya berbeda sedangkan sebabnya sama. Pada bentuk ini, para ulama’
sepakat pula bahwa tidak boleh membawa lafadz mutlaq kepada muqayyad,
masing- masing tetap berlaku pada kemutlakannya dan kemuqayyadannya.
4. HAL-HAL YANG DIPERSELISIHKAN DALAM MUTLAQ DAN
MUQAYYAD
a. Kemutlaqan dan kemuqayyadan terdapat pada sebab hukum. Namun, masalah dan
hukumnya sama. Menurut Jumhur ulama’ dari kalangan Syafi’iyah, Malikiyyah, dan
Hanafiyyah, dalam masalah ini wajib membawa mutlaq kepada muqayyad.
Oleh sebab itu mereka tidak mewajibkan zakat fitrah kepada hamba
sahaya. Sedangkan ulama’ Hanafiyyah tidak mewajibkan membawa lafadz
mutlaq dan muqayyad. Oleh sebab itu, ulama’ Hanafiyyah mewajibkan zakat
fitrah atas hamba sahaya secara mutlaq.
b. mutlaq dan muqayyadterdapat pada nash yang sama hukumnya, namun sebabnya
berbeda. Masalah ini juga diperselisihkan menurut ulama’ Hanafiyyah tidak boleh
membawa mutlaq pada muqayyad, melainkan masing- masingnya berlaku sesuai
dengan sifatnya. Oleh sebab itu, ulama Hanafiyyah, pada kafarat dzihar tidak
mensyaratkan hamba mu’min. Sebaliknya, menurut jumhur ulama’ harus membawa
mutlaq kepada muqayyad secara mutlaq. Namun menurut sebagian ulama’
Syafi’iyah, mutlaq dibawa pada muqayyad apabila ada illat hukum yang sama,
yakni dengan jalan qiyas.
BAB III
PENUTUP
6
1. KESIMPULAN
Mutlaq ialah suatu lafadz yang menunjukkan hakikat sesuatu tanpa pembatasan yang
dapat mempersempit kekuasaan artinya.
Muqayyad adalah suatu lafadz yang menunjukkan hakikat sesuatu yang dibatasi dengan
sesuatu pembatasan yang mempersempit keluasan artinya.
1. Hukum dan sebabnya sama, di sini para ulama’ sepakat bahwa wajibnya membawa lafadz
mutlaq kepada muqayyad.
2. Hukum dan sebabnya berbeda. Di dalam hal ini, para ulama’ sepakat wajibnya
memberlakukan masing- masing lafadz.
3. Hukumnya berbeda sedangkan sebabnya sama. Para ulama’ sepakat bahwa tidak boleh
membawa lafadz mutlaq kepada muqayyad.
1. Kemutlaqan dan kemuqayyadan terdapat pada sebab hukum. Namun, masalah dan
hukumnya sama. Menurut Jumhur ulama’ dari kalangan Syafi’iyah, Malikiyyah, dan
Hanafiyyah, dalam masalah ini wajib membawa mutlaq kepada muqayyad.Sedangkan
ulama’ hanafiyyah tidak mewajibkan membawa lafadz mutlaq dan muqayyad.
2. mutlaq dan muqayyad terdapat pada nash yang sama hukumnya, namun sebabnya
berbeda. Menurut ulama’ Hanafiyyah tidak boleh membawa mutlaq pada muqayyad.
Sedangkan Menurut jumhur ulama’ harus membawa mutlaq kepada muqayyad secara
mutlaq. Namun menurut sebagian ulama’ Syafi’iyah, mutlaq dibawa pada muqayyad
apabila ada illat hukum yang sama.
DAFTAR PUSAKA
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa,2010)
7
Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011)
Anang Zamroni, Suratno, Mendalami Fikih 2, (T.tp: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
2013)