Anda di halaman 1dari 10

Tantangan Tauhid dalam Kehidupan Bermasyarakat

Dosen Pengampuh : Rizki Amrillah, M.Ed .

Disusun oleh :
Flowrita Maylindasari /2001105074
Muhammad Hamdzani Zaky/2001105058

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
2021
KATA PENANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam
cipataan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah
Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran
agama yang sempunya dengan bahasa yang sangat indah.
Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
makalah yang kami beri judul tantangan tauhid dalam kehidupan bermasyarakat sebagai
tugas mata kuliah aqidah. Dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan tentang
tantangan tauhid dalam bermasyarakat.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-
karya kami dilain waktu.

Jakarta, Maret 2021

Penulis
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………I
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….….II
BAB I PENDAHULUAN ………..….……………………………………………1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………...... 1
1.2 Rumusan Masalah …………….………………………………………….1
1.3 Tujuan ……………………………………………………….………….... 1
1.4 Manfaat………………………………………………………….………....1
BAB II PEMBAHASAN………..….…………………………………………….. 2
2.1 Makna Tauhid ……………………………..………………………………… 2
2.2 Dimensi Tauhid ……………………………………………………………….2
2.3 Makna Syahadah……………………………………..……. ………………...2
2.4 Implementasi Tauhid dalam Kehidupan…………………………………….3
2.5 Fungsi Tauhid ………………………………………………………………...4
BAB III SIMPULAN DAN SARAN ………..………………………………… 9
3.1 Simpulan …………………………………………………………………… 9
3.2 Saran ………………………….…………………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada zaman modern ini banyak krisis yang harus dihadapi manusia, seperti krisis moneter,
krisis pangan, krisis bahan bakar, dan yang patut kita renungkan adalah krisis iman.
Krisis iman dikarenakan kurangnya nutrisi rohani serta kurangnya fungsi tauhid dalam
kehidupan sehari-hari manusia saat ini. Kebanyakan manusia hanya mementingkan
kepentingan dunia dibanding kepentingan akhirat. Sehingga yang terealisasi hanyalah sifat-
sifat manusia yang berbau duniawi, seperti hedonism, fashionism, kepuasan hawa nafsu, dan
lain-lain.
Hanya sedikit manusia yang dapat memanfaatkan fungsi dan menempatkan peran tauhid
secara benar dan sesuai dengan keadaan zaman manusia sekarang ini.
Padahal, jika, masyarakat modern saat ini menempatkan tauhid dalam kehidupan sehari-
harinya, insya allah, akan tercipta masyarakat yang damai, aman, dan terjauh dari sifat-sifat
tercela, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, penipuan, dan tindakan-tindakan yang melanggar
hokum agama, maupun hokum perdata dan pidana Negara.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang kami angkat dalam makalah ini adalah :
1. Mengapa tauhid penting bagi kehidupan social ?
2. Bagaimana peran tauhid dalam kehidupan social masyarakat modern saat ini?
3. Apa fungsi tauhid bagi kehidupan social ?
1.3 Tujuan
Tujuan tulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahu apa itu tauhid
2. Mengetahui peranan tauhid dalam kehidupan bermasyarakat
3. Mengetahui fungsi tauhid bagi kehidupan social

1.4Manfaat
1. Memberi informasi kepada pembaca tentang tauhid
2. Memberi informasi kepada pembaca tentang implementasi tauhid dalam kehidupan
sehari – hari
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MAKNA TAUHID
Tauhid berasal dari kata wahhada-yuwahhidu-tauhiidan yang artinya adalah satu/esa. Dalam
ajaran Islam, tauhid terwadahi dalam kalimat laa ilaaha illallah (tiada Tuhan selain Allah).
Tauhid artinya mengesakan Allah. Lawan dari tauhid adalah musyrik (menyekutukan) Allah.
Dalam budaya tertentu terkadang kita melihat masih ada orang yang Islam, mungkin juga
shalat, tapi ia ternyata masih juga melakukan sesaji untuk memuja sesuatu yang menurut
mereka juga mempunyai kekuatan gaib. Di beberapa daerah juga ada tradisi mengunjungi
kuburan, bukan ziarah untuk mengambil pelajaran dan mendoakan yang ada di dalam kubur,
tapi untuk meminta sesuatu pada ruh yang berada di dalam kubur. Ada juga yang pakai jimat-
jimat tertentu yang dianggap mengandung kekuatan gaib. Semua ini adalah kemusyikan yang
tak pernah diajarkan Nabi Muhammad SAW.

2.2 DIMENSI TAUHID

Ulama membagi tauhid ke dalam 4 (empat) dimensi/katagori utama. Pembagian ke dalam 4


dimensi/katagori ini didasarkan atas pertimbangan bahwa dalam 4 dimensi utama inilah
manusia harus mempunyai sikap tauhid kepada Allah dan dalam 4 dimensi ini manusia
seringkali melalaikan Allah. Keempat dimensi ini adalah:

1. Tauhid uluhiyyah, yaitu meyakini bahwa hanya Allah-lah Dzat Tuhan yang benar
(haq) dan wajib disembah dan melakukan penyembahan/pemujaan hanya kepada-
Nya. Orang-orang yang melakukan penyembahan selain kepada Allah atau
menduakan Allah berarti melakukan kesalahan/kesesatan karena melakukan hal yang
bertentangan dengan tauhid uluhiyyah.
2. Tauhid rububiyyah, yaitu meyakini bahwa Allah-lah yang menciptakan makhluk dan
mengatur seluruh realitas kehidupan. Benar bahwa dalam kehidupan ini ada hukum
alam, ada hukum sebab-akibat, tapi semuanya tetap berada dalam pengaturan Allah.
Orang-orang yang meyakini bahwa realitas kehidupan ada dengan sendirinya dan
segala sistem kehidupan berjalan tanpa ada kendali dan pengaturan dari Allah berarti
dia melakukan kesalahan/kesesatan dan bertentangan dengan tauhid rububiyyah.
3. Tauhid mulkiyyah, yaitu meyakini hanya Allah-lah penguasa yang wajib ditaati segala
aturannya. Orang-orang yang memuja dan mensakralkan pemimpin apalagi sampai
mentaati perintahnya yang bertentanga dengan aturan Allah berarti ia melakukan
kesalahan/kesesatan dan bertentangan dengan tauhid mulkiyyah.
4. Tauhid asma wa sifat, meyakini bahwa Allah mempunyai nama dan sifat-sifat
sebagaimana dijelaskan oleh Allah sendiri dalam kitab suci al-Quran dan melalui
penjelasan Nabi Muhammad SAW (dalam al-Hadis), tanpa menambah dan
menyerupakan sifat dan nama Allah itu dengan nama dan sifat-sifat makhluk. Orang-
orang yang tak mempercayai, mengubah, atau pun menyerupakan sifat dan nama
Allah dengan makhluk berarti ia melakukan kesalahan/kesesatan dan bertentangan
dengan tauhid asma wa sifat.
2.3 MAKNA SYAHADAH
Syahadah atau syahadat artinya kesaksian, yakni kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah dan bahwasanya Muhammad utusan Allah. Syahadah adalah keyakinan yang sangat
kuat yang dibuktikan dengan komitmen untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi
larangannya.Persaksian yang pertama (kepada Allah) disebut dengan syahadat tauhid dan
persaksian yang kedua (kepada Nabi Muhammad) disebut dengan syahadat rasul. Dalam
ajaran Islam, syahadah terwadahi dalam kalimat syahadah: asyhadu allaa ilaha illallah, wa
asyhadu anna muhammadan rasulullah.
Syahadat adalah ikrar ketundukan seorang Muslim kepada Allah SWT. Karena itulah
syahadat harus memenuhi tiga syarat: mengikrarkan secara lisan (iqrarun billisan), meyakini
dalam hati (tashdiqun biljanan), melakukan dengan anggota tubuh (wa ‘amalun bil arkan).
Membaca dua kalimat syahadat merupakan pengucapan syahadah dalam lisan. Ucapan ini tak
ada gunanya jika tidak diyakini dalam hati. Kemudian keyakinan juga tak ada gunanya jika
tak diikuti dengan ketaatan melakukan semua perintah Allah dengan segenap jiwa dan raga.
Dengan demikian, syahadah juga merupakan janji awal bagi seorang hamba untuk mentaati
perintah-perintah Allah SWT.
2.4 IMPLEMENTASI TAUHID DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI

Ketauhidan yang terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah ketauhidan yang


mempertautkan kehidupan keseharian manusia dengan kekuasaan Allah (trensendensi
kehidupan) atau mentarnsformasikan ketauhidan/keimanan kepada Allah dalam kehidupan
sehari-hari atau yang disebut dengan tauhid sosial. Jadi kata kuncinya ada pada dua hal:
Pertama, transformasi ketauhidan. Tarnsformasi ketauhidan adalah mewujudkan ketauhdian
kepada Allah dalam bentuk amal nyatadalam kehidupan sehari-hari. Karena kita menyadari
betul bahwa Allah senantiasa bersama kita, maka kita senantiasa menjaga perilaku kita dari
hal-hal buruk misalnya kesombongan, berbuat zalim, menyakiti orang lain, merugikan orang
lain, dan setersunya. Sebaliknya, kita selalu terdorong unatu melakukan hal-hal yang baik
misalnya bersikap ramah, menolong orang lain, peduli, empati pada sesame, dan setersunya.
Intinya kehadiran kita di tengah-tengah masyarakat benar-benar membawa manfaat bagi
orang lain.
Kedua, transendensi kehidupan. Transendensi kehidupan adalah upaya mengaitkan semua
dinamika kehidupan ini dengan Allah SWT. Allah hadir sebagai pengawas kehidupan kita,
sebagai tempat bersandar, meminta, bersyukur dan hal lain yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Saat kita menerima rezeki, pertolongan, bahkan bencana semuanya selalu terkait
dengan Allah. Allah-lah yang memudahkan semuanya melalui tangan hamba-hamba-Nya.
Terkadang kita hanya berterima kasih pada manusia. Kita tak pernah sadar bahwa Allah-lah
yang mengetuk hatinya. Allah-lah yang memudahkan semuanya untuk kita. Jadi seharusnya,
pertama kali yang kita beri ucapan terima kasih adalah Allah. Baru manusia. Demikian juga
misalnya kita menerima musibah. Musibah harus menyadarkan kita bahwa itu adalah ujian,
peringatan, atau bahkan azab dari Allah. Intinya semuanya perilaku kehidupan ini, kecuali
ada ikhtiar lahiriah dan jawaban-jawaban rasional yang tak boleh ketinggalan harus
dihubungkan dengan Allah. Jika kita membutuhkan pertolongan, jika kita punya masalah,
jika kita ingin berbagi cerita, dan seterusnya, maka Allah-lah pihak pertama yang kita jadikan
tempat berbagi, tempat memohon, dan tempat melabuhkan perasaan.

2.5 FUNGSI TAUHID


Fungsi- fungsi sosial tauhid dalam kehidupan muslim di era modern
1. Membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua
makhluk.
Sampai sekarang masih banyak manusia, termasuk umat muslim yang cenderung
mengikuti tradisi dan keyakinan nenek moyangnya. Tidak hanya itu, mereka juga
banyak yang menyerah dan tunduk begitu saja kepada para pemimpin mereka, tanpa
daya fikirr kritis serta keberanian untuk mengkritik. Padahal Al- Qur’an telah
mengingatkan bahwa orang- orang yang tidak bersikap kritis terhadap para pemimpin
mereka akan kecewa dan mengeluh di hari akhir.
Firman Allah SWT SWT :

]٣٣:٦٦[ ‫ار يَقُولُونَ يَا لَ ْيتَنَا أَطَ ْعنَا هَّللا َ َوأَطَ ْعنَا ال َّر ُسواَل‬
ِ َّ‫يَوْ َم تُقَلَّبُ ُوجُوهُهُ ْم فِي الن‬

َ َ ‫َوقَالُوا َربَّنَا إِنَّا أَطَ ْعنَا َسا َدتَنَا َو ُكبَ َرا َءنَا فَأ‬
]٣٣:٦٧[ ‫ضلُّونَا ال َّسبِياَل‬
“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata:
“Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul

Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-
pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan
(yang benar). “.( QS. Al- Ahzaab : 66-67).

Fungsi ini dirujukkan pada kalimat “LailaahaillAllah SWT” ( tidak ada Tuhan selain
Allah). Kalimat ini merupakan kalimat pembebasan bagi manusia. Dengan
mengucapkan “ tidak ada Tuhan selain Allah” berarti seorang muslim telah
memutlakkan Allah SWT Yang Maha Esa sebagai Kholiq, maka umat muslim
mengemban tugas untuk melaksanakan “ tahrirunnasi min ‘ibadatil ‘ibad ila
‘ibadatillahi ” atau membebaskan manusia dari menyembah sesama manusia kepada
menyembah Allah SWT semata.
2. Menjaga manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa nafsu, gila
kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual belaka.
Suatu kehidupan yang didedikasikan pada kelezatan sensual, kekuasaan, dan
penumpukan kekayaan dapat mengeruhkan akal sehat dan menghilangkan pikiran
jernih. Sebenarnya telah dengan tajam Al- Qur’an menyindir orang-orang seperti ini.

]٢٥:٤٣[ ‫أَ َرأَيْتَ َم ِن اتَّخَ َذ إِ ٰلَهَهُ ه ََواهُ أَفَأ َ ْنتَ تَ ُكونُ َعلَ ْي ِه َو ِكياًل‬
]٢٥:٤٤[ ‫ضلُّ َسبِياًل‬ َ َ‫أَ ْم تَحْ َسبُ أَ َّن أَ ْكثَ َرهُ ْم يَ ْس َمعُونَ أَوْ يَ ْعقِلُونَ ۚ إِ ْن هُ ْم إِاَّل َكاأْل َ ْن َع ِام ۖ بَلْ هُ ْم أ‬

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai


tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?
Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau
memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)”.( QS. Al- Furqon : 43-44)
3. Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Maksudnya ialah bahwa tauhid menjadi kerangka pemikiran dalam menemukan
hakikat kebenaran mengenai segala yang ada di alam semesta ini pada seginya yang
abstrak, potensial, maupun yang konkret. Sehingga manusia tidak melampaui batas
dalam pemahaman suatu keilmuan yang membuat dirinya lalai dan merasa benar
hingga akhirnya membawa mereka kepada kesombongan yang pasti berakhir dengan
kehancuran. Contoh Hitler dengan tentara Nazinya, dengan ilmunya Hitler merasa
bahwa gagasan yang dia miliki mampu membawa umat manusia menuju peradaban
yang lebih maju, namun karena ilmu tersebut tidak dilandasi dengan Aqidah, maka
yang terjadi adalah kehancuran rezim yang dimilikinya.
4. Sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan
hidup seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan secara
konsisten.
Dengan menjadikan tauhid sebagai pegangan dalam hidup, serta merealisasikan
perintah yang ada, maka akan terwujud suatu kebahagiaan serta kedamaian hidup
yang tak terhingga. Karena telah di tancapkan dalam hati bahwa tidak ada yang
memiliki kekuatan maupun kekuasaan selain Ilahirabbi
5. Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat
kesadaran intelektual mereka.
Dengan kata lain, kita meyakini bahwa semua aktivitas yang kita lakukan maupun
kejadian yang terjadi merupakan atas kehendak Allah SWT, semua itu telah diatur
dengan sempurna oleh-Nya. Karena Dia lah pemilik seluruh isi alam ini, Dia
mengetahui segala hal yang ghoib ( abstrak) maupun yang dzohir, yang tersembunyi
maupun yang tampak, Dia lah Tuhan yang patut untuk disembah dan tiada Tuhan
selain Dia. Dengan demikina akan terwujud keyakinan yang kukuh dan konsekuen,
sehingga tidak mudah terombang ambing oleh perkembangan zaman dan tidak
terpenaruh keyakinan yang menyesatkan.
Dengan Tauhid, manusia tidak saja akan bebas dan merdeka, tetapi juga akan sadar
bahwa kedudukannya sama dengan manusia manapun. Tidak ada manusia yang lebih
superior atau inferior terhadap manusia lainnya. Setiap manusia adalah hamba Allah
yang berstatus sama. Jika tidak ada manusia yange lebih tinggi atau lebih rendah
daripada mnusia lainnya di hadapan Allah, maka juga tidak ada kolektivitas manusia,
baik sebagai suatu suku bangsa ataupun suatu bangsa , yang lebih tinggi atau lebih
rendah daripada suku bangsa atau bangsa lainnya. Semuanya berkedudukan sama di
hadapan Allah SWT. Yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaan pada Allah
SWT.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di depan dapat diketahui bahwa Tauhid mempunyai berbagai
macam fungsi dan peran yang dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan
sosial yakni membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada
semua makhluk, menjaga manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa
nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual belaka, Sebagai frame of
thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai pondasi
keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seluruh umat
manusia, ketika seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan secara konsisten,
Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat
kesadaran intelektual mereka. Maka jelaslah bahwa tauhid erat hubunganya dengan
kehidupan sosial karena dengan ber tauhid manusia dapat mengetahui tujuan hidup
mereka yaitu beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala secara vertical yaitu
langsung kepada Allah dengan ibadah makdoh dan Horizontal yaitu beribadah dengan
sesama makhluk Allah dengan ibadah ghoirumakdoh.
Dengan menancapakan kalimat Lailahailallah dalam hati, maka akan diketahui
bahwa segala hal bentuk penyembahan terhadap sesama manusia merupakan suatu
perbuatan yang bisa menduakan Allah SWT serta mengingkari kekuasaannya, karena
Dialah yang menciptakan segala sesuatunya di alam ini, baik yang ada di langit
maupun ada di bumi. Dan apabila semua ini dapat direalisasikan dalam kehidupan
secara konsisten maka akan tercipta kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.
3.2 Saran
Kita sebagai umat beragama sebaiknya dapat mengambil hikmah dari fungsi dan peran yang
telah dibahas diatas. Dengan demikian, kita bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
kita.
DAFTAR PUSTAKA

AKADEMIK,POKJA.2005.Tauhid.Yogyakarta: Pokja Akademik UIN SUKA


‘Ullumuddin Digital Journal Al-Manar Edisi I/2004
http://taman-pengetahuan.blogspot.com
Zainudin, 1996.Ilmu Tauhid Lengkap.yogyakarta: rineka cipta
Syaiikh Muhammad at-Tamini.
Khumaidi, 2010 Hikmah Aqidah Ahlaq, Solo : Akik Pustaka
http://kuliahkusuka.blogspot.com/2013/06/makalah-tentang-peran-dan-fungsi-tauhid.html?
m=1
http://www.umm.ac.id/id/muhammadiyah/12163.html
https://www-kompasiana-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/masto/tauhid-dan-
implementasinya_552e525b6ea834dd448b45c1?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16165924182256&amp_ct=1616593112766&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.kompasiana.com%2Fmasto%2Ftauhid-dan-
implementasinya_552e525b6ea834dd448b45c1

Anda mungkin juga menyukai