Anda di halaman 1dari 25

TEORI BEHAVIORISME

(Kajian Teoritis dan Aplikasinya di SMAN I Margaasih)

MAKALAH

disusun untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

disusun oleh:
Sarah Sumiati 1507210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “Teori

Behaviorisme: Kajian Teoritis dan Aplikasinya di SMAN I Margaasih”. Makalah

ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.

Proses belajar tidak hanya tergantung kepada orang lain,tapi pada individu

yang belajar. Anak belajar tidak hanya verbalisme tetapi dari mengalami sendiri

dalam lingkungan yang alamiah. Anak harus tahu makna belajar dan

menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang telah di peroleh untuk

memecahkan masalah hidup. Belajar merupakan proses terbentuknya tingkah laku

baru yang di sebabkan individu merespon lingkungan melalui pengalaman

pribadi.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak

kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh

sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan

manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amin.

Bandung, 15 Desember 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iii
LAMPIRAN.....................................................................................................................iv
BAB I.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah.....................................................................................2
D. Manfaat Penulisan Makalah...................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
A. Kajian Teoretis.......................................................................................................3
1. Pengertian Behaviorisme....................................................................................3
2. Tokoh-Tokoh Behaviorisme...............................................................................4
B. Pembahasan............................................................................................................6
1. Aplikasi Teori Belajar Behaviorisme dalam Pembelajaran................................6
2. Hasil Wawancara................................................................................................7
BAB III............................................................................................................................11
A. Simpulan..............................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................12
Daftar Pustaka..............................................................................................................13
Daftar Gambar..............................................................................................................14
Lampiran......................................................................................................................15
ii
DAFTAR GAMBAR

2.1. Gambar setelah wawancara dengan kelas XII IPS II SMAN I

Margaasih...............................................................................................14

2.2. Gambar dengan salah satu pengajar SMAN I Margaasih setelah selesai

observasi.......................................................................................................14

2.3. Gambar saat berinteraksi langsung dengan siswa kelas XII IPS II SMAN I

Margaasih.....................................................................................................14
iii

LAMPIRAN

2.1. Lampiran 1. Daftar pertanyaan yang diajukan pada siswa kelas XII IPS II

SMAN I Margaasih saat melakukan wawancara.........................................15


iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan proses terbentuknya tingkah laku baru yang di sebabkan

individu merespon lingkungan melalui pengalaman pribadi. Belajar sebagai

proses akan terarah kepada tercapainya tujuan dari pihak siswa maupun guru,

banyak sekali teori belajar menurut literatur psikologi. Teori itu bersumber dari

teori atau aliran-aliran psikologi. Secara garis besar di kenal ada 3 rumpun besar

teori belajar menurut pandangan psikologi yaitu teori Behaviorisme,

Kognitivisme, dan Humanisme. Dalam makalah ini akan menyajikan teori

Behaviorisme.

Perubahan tingkah laku bukan dilihat dari perubahan sifat-sifat fisik seorang

anak, misalnya tinggi dan berat badan. Perubahan ini terjadi sebagai suatu

perubahan fisiologis dalam besar otot/efisiensi dari proses-proses sirkulasi dan

respirasi. Perubahan ini tidak termasuk belajar. Perilaku berbicara, menulis,

bergerak dan lainnya memberi kesempatan kepada manusia untuk mempelajari

perilaku-perilaku seperti berfikir, merasa, mengingat dan memecahkan masalah,

perubahan seperti inilah yang termasuk hasil belajar. Sedangkan istilah

pengalaman membatasi macam-macam perubahan tingkah laku yang dapat di

anggap mewakili belajar.

Selanjutnya, diadakan penelitian sederhana dengan sampel kelas XII IPS II

SMAN I Margaasih untuk melihat sejauh mana aplikasi dari teori Behaviorisme

di kelas XII IPS II SMAN I Margaasih ini.


1

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan teori Behaviorisme?

2. Bagaimana aplikasi teori Behaviorisme di kelas XII IPS II SMAN I

Margaasih?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Pengertian konsep teori Behaviorisme

2. Aplikasi teori Behaviorisme di kelas XII IPS II SMAN I Margaasih

D. Manfaat Penulisan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoretis

maupun secara praktis. Secara teoretis makalah ini berguna sebagai

pengembangan konsep teori Behaviorisme. Secara praktis makalah ini diharapkan

bermanfaat bagi:

1. penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan

khususnya tentang konsep teori Behaviorisme;

2. pembaca/dosen, sebagai media informasi tentang konsep teori Behaviorisme

baik secara teoretis maupun secara praktis.


2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Teoretis

1. Pengertian Behaviorisme

Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah

filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang

dilakukan organisme termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan—dapat dan harus

dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat

digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau

konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori

harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses

yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati

secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).

Teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang

individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan.

Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Behaviorisme

secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi

dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata.

Meskipun pandangan Behaviorisme sekilas tampak radikal dan mengubah

pemahaman tentang psikologi secara drastis, Brennan (1991) memandang

munculnya Behaviorisme lebih sebagai perubahan evolusioner daripada

revolusioner. Dasar-dasar pemikiran Behaviorisme sudah ditemui berabad-abad

sebelumnya.
3

2. Tokoh-Tokoh Behaviorisme

Berikut disajikan beberapa tokoh pelopor teori Behaviorisme.

 Edward Lee Thorndike (1874-1874-1949)

Menurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi

antara peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Eksperimen yang dilakukan

adalah dengan kucing yang dimasukkan pada sangkar tertutup yang apabila

pintunya dapat dibuka secara otomatis bila knop didalam sangkar disentuh.

Percobaan tersebut menghasilkan teori Trial dan Error.

Ciri-ciri belajar dengan Trial dan Error yaitu: adanya aktivitas, ada berbagai

respon terhadap berbagai situasi, ada eliminasi terhadap berbagai respon yang

salah, ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan.

Thorndike menemukan hukum-hukum berikut:

1. Hukum kesiapan (Law of Readiness)

Jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh

stimulus maka pelaksanaan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu

sehingga asosaiasi cenderung diperkuat.

2. Hukum latihan

Semakin sering suatu tingkah laku dilatih atau digunakan maka asosiasi tersebut

semakin kuat.

3. Hukum akibat

Hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila akibat menyenangkan

dan cenderung diperlemah jika akibanya tidak memuaskan.

 Ivan Petrovich Pavlo (1849-1936) dan Watson


4

Pavlo mengadakan percobaan laboratories terhadap anjing. Dalam percobaan ini

anjing diberi stimulus bersyarat sehingga terjadi reaksi bersyarat pada anjing.

Contoh situasi percobaan tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas untuk

penanda waktu tanpa disadari menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap

bunyi-bunyian yang berbeda dari pedagang makan, bel masuk, dan antri di bank.

Dari contoh tersebut diterapkan strategi Pavlo ternyata individu dapat

dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat

untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan.

Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar. Belajar

menurut teori ini adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya

syarat-syarat yang menimbulkan reaksi. Yang terpenting dalam belajar menurut

teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan.

 Carlk L. Hull

Reinforcement adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada. Namun fungsi

reinforcement bagi Hull lebih sebagai drive reduction daripada satisfied factor.

Dalam mempelajari hubungan S-R yang diperlu dikaji adalah peranan dari

intervening variable (atau yang juga dikenal sebagai unsur O (organisme). Faktor

O adalah kondisi internal dan sesuatu yang disimpulkan (inferred), efeknya dapat

dilihat pada faktor R yang berupa output.

 Skinner

Skinner menganggap reward dan reinforcement merupakan factor penting dalam

belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal dan

mengontrol tingkah laku. Pada teori ini guru memberi penghargaan hadiah atau
5

nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini juga disebut dengan operant

conditioning. Operant conditing menjamin respon terhadap stimuli. Bila tidak

menunjukkan stimuli maka guru tidak dapat membimbing siswa untuk

mengarahkan tingkah lakunya. Guru memiliki peran dalam mengontrol dan

mengarahkan siswa dalam proses belajar sehingga tercapai tujuan yang

diinginkan.

Prinsip belajar Skinners adalah :

 Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan jika

benar diberi penguat.

 Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran

digunakan sebagai sistem modul.

 Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak

digunakan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari

hukuman.

 Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.

B. Pembahasan

1. Aplikasi Teori Belajar Behaviorisme dalam Pembelajaran

Untuk mengaitkan teori Behaviorisme dengan praktik pembelajaran, perlu

dipahami terlebih dulu, mengenai prinsip belajar menerut Behaviorisme. Prinsip-

prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

 Belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang. Seseorang dikatakan telah

belajar sesuatu jika yang bersangkutan dapat menunjukan perubahan tingkah


6

laku tertentu, baik negative atau positif.

 Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, yang terjadi

karena hubungan stimulus dan respon, sedangkan proses yang terjadi antara

stimulus respon yang tidak dapat diamati itu tidak penting.

 Perlunya reinforcement untuk memunculkan perilaku yang diharapkan.

Respons akan semakin kuat jika reinforcement (baik positif maupun negative)

ditambah.

Penekanan proses belajar menurut teori Behaviorisme ini adalah hubungan

stimulus dan respon. Dengan demikian, agar pembelajaran dikelas menjadi

efektif, hendakya guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:

a. Guru hendaknya memilih jenis stimulus yang tepat untuk diberikan kepada

peserta didik agar peserta dapat memberikan respon yang diharapkan.

b. Guru hendaknya menentukan jenis respon yang harus dimunculkan oleh

peserta didik. Untuk mengetahui apakah respon yang ditunjukan peserta didik

benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan, guru harus mampu

menetapkan bahwa respons itu dapat diamati dan diukur.

c. Guru perlu memberikan reward yang tepat untuk meningkatkan perilaku yang

diharapkan muncul dari peserta didiknya.

d. Guru hendaknya segera memberikan umpan balik secara langsung, sehingga

siswa dapat mengetahui apakah respon yang diberikan telah benar atau belum.

2. Hasil Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara. Sampel utama

wawancara ini adalah siswa kelas XII IPS II SMAN I Margaasih. Wawancara
7

dilaksanakan pada:

hari/tanggal : Jum’at/27 November 2015

tempat : SMAN I Margaasih

Dari jumlah siswa 35, diambil 20% untuk dijadikan narasumber, yaitu sebanyak 7

siswa. Berikut hasilnya.

No Pertanyaan Ya Tidak Ket.


1 Pernahkah Anda mendengar
istilah
7
Behaviorisme/Behavior/Behaviori
stik/Behavioral?
2 Setujukah Anda dengan
pernyataan berikut?
“Belajar adalah perubahan tingkah
laku seseorang. Seseorang
dikatakan telah belajar sesuatu 7
jika yang bersangkutan dapat
menunjukan perubahan tingkah
laku tertentu, baik negative atau
positif”.
3 Merujuk pada pernyataan no 2,
apakah Anda telah mengalami 7
proses belajar?
4 Jika no 3 adalah ya, sebutkan! Lima dari tujuh siswa
mengatakan belajar
yang telah dicapainya
berupa membaca,
menulis, menghitung
dan selanjutnya dari
ketiga hal ini mampu
membuat siswa
mempelajari hal-hal
lain yang lebih
kompleks.
Dua siswa mengatakan
bentuk belajar yang
telah ia lakukan adalah
kegiatannya sehari-hari
diantaranya bermain
gitar, futsal, berenang,
memasak.
5 Apakah seorang guru berperan
7
dalam belajar?
6 Apa/siapa yang paling penting Empat siswa : Guru
dalam belajar? Dua siswa : Individu
Satu siswa : Niat
7 Siapa yang mengendalikan proses Lima siswa : Guru
belajar? Satu siswa : Individu
Satu siswa : Kurikulum
8 Berapa (%) pengaruh seorang 100%
guru dalam proses Anda belajar? 99%
95%
80%
80%
80%
50%
9 Apakah seorang guru menentukan Dua siswa mengatakan
hasil belajar? hasil belajar akan
5 2
mampu ditentukan oleh
individu yang belajar
10 Apa yang membuat Anda belajar?  Tuntutan Orang tua
 Tuntutan hidup
 Tuntutan masa depan
 Agar pintar
 Untuk mendapat
ijazah
 Untuk memperoleh
pekerjaan
 Untuk memperoleh
pekerjaan
11 Apakah reward penting dalam Satu siswa menjawab
belajar? tidak dengan alasan
berikut.
Jika belajar sudah
6 1
diniatkan dan
dikerjakan secara
ikhlas, untuk apa
mengharap reward.
12 Bentuk reward apa yang anda  Hadiah
sukai?  Hadiah
 Hadiah
 Hadiah
 Nilai lebih
 Nilai lebih
 Pujian
13 Dari siapa reward yang Anda  Alloh
harapkan?  Guru
 Guru
 Guru
 Guru
 Orang tua
 Orang tua

Dari hasil tersebut yang dapat saya simpulkan diantaranya :

1. Siswa SMA umumnya belum tahu apa itu Behavior.

2. Sama dengan pendapat tokoh Behavior, siswa SMAN I Margaasih pun setuju

bahwa “belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang. Seseorang dikatakan

telah belajar sesuatu jika yang bersangkutan dapat menunjukan perubahan

tingkah laku tertentu, baik negative atau positif”. Dan semua siswa SMAN I

Margaasih pun merasa mereka telah mengalami belajar itu.

3. Menurut siswa SMAN I Margaasih, guru berperan pokok dan 4 diantaranya

menjadikan guru sebagai pemeran utama dalam belajar. Guru mendapat posisi

penting 83% bagi siswa SMAN I Margaasih.

4. Lima siswa berpendapat bahwa hasil belajar akan ditentukan oleh guru. Guru

berperan penting dalam pemberian nilai dan reward pada siswa yang

menyelesaikan proses belajarnya.


10
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan simpulan

sebagai berikut.

1. Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah

filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang

dilakukan organisme termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan

harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku

demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis

internal atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan

bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada

perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan)

dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).

2. Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu

hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental.

Dengan kata lain, Behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat,

minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata

melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang

dikuasai individu.

3. Untuk mengaitkan teori Behaviorisme dengan praktik pembelajaran,perlu

dipahami terlebih dulu,mengenai prinsip belajar menerut Behaviorisme.

4. Dari hasil wawancara di SMAN I Margaasih, berdasar pada hasil yang ada,
11

teori Behaviorisme masih sangatlah kental. Hal ini terlihat dari banyaknya

jawaban siswa yang sangat merujuk pada pentingnya posisi seorang guru.

Bukan berarti posisi guru tidaklah penting, hanya dalam proses

pembelajarannya masih banyak terjadi komunikasi searah dimana peranan

siswa aktif dan serba ingin tahu dirasa masih sangat minim.

B. Saran

Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.

1. Bagi Guru, sejalan dengan berkembangnya zaman, perlu pula

dikembangkannya keterampilan siswa. Dalam hal ini, demi mencetak siswa

yang kreatif dan inovatif, peran siswa dalam belajar perlu di kembangkan lagi.

Bukan untuk menghilangkan Behaviorisme namun jika dengan

mengkombinasikan teori-teori pembelajaran lain dapat membawa siswa

menuju pembelajaran yang efektif, mengapa hal ini tidak dilakukan?

2. Bagi siswa, jangan pantang menyerah dalam meningkatkan hasil belajar.


12
Daftar Pustaka

Abin, S.M. (2007). Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran

Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hamzah, B.U. (2005). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Gorontalo:

PT Bumi Aksara.

13
Daftar Gambar

2.1 Gambar setelah wawancara dengan kelas XII IPS II SMAN I Margaasih.

2.2 Gambar dengan salah satu pengajar SMAN I Margaasih setelah selesai

observasi.

2.3 Gambar saat berinteraksi langsung dengan siswa kelas XII IPS II SMAN I

Margaasih.

14
Lampiran

Lampiran 1. Daftar pertanyaan yang diajukan pada siswa kelas XII IPS II SMAN I

Margaasih saat melakukan wawancara.

No Pertanyaan Ya Tidak Ket.


1 Pernahkah Anda mendengar istilah
Behaviorisme/Behavior/Behavioristik/Beh
avioral?
2 Setujukah Anda dengan pernyataan
berikut?
“Belajar adalah perubahan tingkah laku
seseorang. Seseorang dikatakan telah
belajar sesuatu jika yang bersangkutan
dapat menunjukan perubahan tingkah laku
tertentu, baik negative atau positif”.
3 Merujuk pada pernyataan no 2, apakah
Anda telah mengalami proses belajar?
4 Jika no 3 adalah ya, sebutkan!
5 Apakah seorang guru berperan dalam
belajar?
6 Apa/siapa yang paling penting dalam
belajar?
7 Siapa yang mengendalikan proses belajar?
8 Berapa (%) pengaruh seorang guru dalam
proses Anda belajar?
9 Apakah seorang guru menentukan hasil
belajar?
10 Apa yang membuat Anda belajar?
11 Apakah reward penting dalam belajar?
12 Bentuk reward apa yang anda sukai?
13 Dari siapa reward yang Anda harapkan?

15

Anda mungkin juga menyukai