Anda di halaman 1dari 34

KOMUNIKASI MASSA DAN KONSEP TEORITIS

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

Komunikasi Pembangunan

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Lilis Nurlina, M.Si.

Mochamad Ali Mauludin, S.Pt., M.Si.

Kelas PSDKU Pangandaran 2018

Oleh: Kelompok 4

Maulana Iksan 200110180319


Fadmi Surgani 200110180329
Alfan Hakim 200110180339

FAKULTAS PETERNAKAN
PROGRAM STUDI DI LUAR KAMPUS UTAMA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
PANGANDARAN
2021
KOMUNIKASI MASSA DAN KONSEP TEORITIS

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

Komunikasi Pembangunan

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Lilis Nurlina, M.Si.

Mochamad Ali Mauludin, S.Pt., M.Si.

Kelas PSDKU Pangandaran 2018

Oleh: Kelompok 4

Maulana Iksan 200110180319


Fadmi Surgani 200110180329
Alfan Hakim 200110180339

FAKULTAS PETERNAKAN
PROGRAM STUDI DI LUAR KAMPUS UTAMA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
PANGANDARAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Komunikasi
Massa dan Konsep Teoritis Komunikasi Pembangunan” untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Komunikasi Pembangunan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar penyusunan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat, isi maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Teori Komunikasi Massa dan Konsep Teoritis
Komunikasi Pembangunan untuk dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Pangandaran, Februari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................. iv
BAB I ................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN............................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 5
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Maksud dan Tujuan ............................................................................................ 6
BAB II ................................................................................................................................ 7
KERANGKA TEORI ATAU KONSEP.............................................................................. 7
2.1 Pengertian Teori Komunikasi Massa .................................................................. 7
2.2 Teori-teori Komunikasi Massa............................................................................. 9
2.2.1 Pengaruh Teori Komunikasi Massa............................................................ 11
2.3 Karakteristik Komunikasi Massa ..................................................................... 13
2.4 Proses Terjadinya Komunikasi Massa .............................................................. 16
2.4.1 Model-Model Proses Komunikasi Massa .................................................... 17
2.5 Model-model Komunikasi Massa ...................................................................... 17
2.5.1 Model – model Proses Persuasi................................................................... 18
2.6 Fungsi Komunikasi Massa ................................................................................. 19
2.6 Pengertian Komunikasi Pembangunan.............................................................. 24
2.7 Konsep Teoritis Komunikasi Pembangunan ..................................................... 26
2.7.1 Analisis Aspek Komunikasi dalam pembangunan (Hedebro, 1977) ............ 26
2.7.2 Tugas Pokok Komunikasi dalam Pembangunan (Schramm, 1964)............. 27
2.8 Model Komunikasi Pembangunan .................................................................... 27
2.8 Peran Komunikasi Pembangunan..................................................................... 31
BAB III............................................................................................................................. 32
PENUTUP ........................................................................................................................ 32
3.1. Kesimpulan........................................................................................................ 32
3.2 Saran ................................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 33

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Ciri Komunikasi Pembangunan.......................................................................... 28

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap bangsa mempunyai cara sendiri-sendiri dalam melaksanakan
pembangunan. Selama akhir periode 1960-an definisi-definisi pembangunan
terpusat di sekitar kriteria laju pertumbuhan ekonomi. Industrialisasi
dianggap sebagai jalur utama menuju pembangunan. Sekitar satu dasarwarsa
yang lalu terdapat optimisme yang berlebihan dan harapan yang besar
mengenei peranan yang mungkin dimainkan oleh komunikasi massa dalam
menunjang pembangunan di Amerika Latin, Afrika dan Asia. Media massa,
khususnya radio, masuk jauh ke tengah-tengah massa pendengar di negara-
negara berkembang dan tampaknya merupakan suatu potensi yang besar
dalam membantu negara-negara tersebut untuk mencapai tujuan-tujuan
pembangunan. Tujuan tulisan ini bermaksud untuk membahas Komunikasi
Pembangunan dan Media Massa (tema kedua) dalam perspektif historis,
paramadigmatik dan prospektif, dengan harapan: Pertama, mengetahui
sejarah diskursus komunikasi pembangunan dan media massa. Kedua,
memahami akar persoalan dan berbagai isu sentral terkait antara komunikasi
pembangunan dan media massa. Ketiga, untuk mengetahui prospek
komunikasi pembangunan dan media massa. Kini, media massa telah masuk
lebih jauh dibandingkan dengan tahun 1965. Teknologi komunikasi yang
baru, seperti, satelit-satelit siaran telah tampil dan berperan. Pejabat-pejabat
pemerintah di kebanyakan negara-negara sedang berkembang sungguh-
sungguh berusaha menggunakan komunikasi massa untuk keperluan
pembangunan.

1.2 Identifikasi Masalah


a) Apa pengertian teori komunikasi massa?
b) Bagaimana teori-teori yang menjelaskan komunikasi massa?

5
c) Bagaimana proses terjadinya komunikasi massa?
d) Apa saja model-model komunikasi massa?
e) Bagaimana fungsi media massa?
f) Bagiamana pengertian komunikasi pembangunan?
g) Bagaimana cara terbentuknya komunikasi pembangunan?
h) Apa saja peran komunikasi dalam pembangunan?

1.3 Maksud dan Tujuan


a) Mengetahui pengertian teori komunikasi massa
b) Mengetahui teori-teori yang menjelskan komunikasi massa oleh para ahli
c) Mengetahui proses terjadinya komunikasi massa
d) Mengetahui model-model komunikasi massa
e) Mengetahui fungsi media massa
f) Mengetahui pengertian komunikasi pembangunan
g) Mengetaui bagaimana terbentuknya komunikasi pembangunan
h) Mengetahui peran komunikasi pembangunan

6
BAB II

KERANGKA TEORI ATAU KONSEP

2.1 Pengertian Teori Komunikasi Massa


Komunikasi massa dapat dijelaskan dari dua cara pandang, yakni
bagaimana orang memproduksi pesan dan menyebarkannya melalui media
di satu pihak, dan bagaimana orang-orang mencari serta menggunakan
pesan-pesan tersebut di pihak lainnya. Secara sederhana, komunikasi massa
dapat diartikan sebagai proses komunikasi melalui media massa. Faktor
media massa sangat dominan dalam studi komunikasi massa. Pengkajian
komunikasi massa banyak dipengaruhi oleh dinamika media massa
danpenggunaannya oleh khalayak. Perkembangan media massa
sendiribanyak dikaitkan dengan sejumlah faktor yang melingkupinya,
misalnya jumlah melek huruf yang semakin besar, perkembangan pesat
dalam bidang ekonomi, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,
fenomena urbanisasi, dan faktor iklan.

Secara umum, penggunaan komunikasi massa di samping untuk


menjalankan fungsi utamanya seperti memberi informasi dan pendidikan,
juga dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan khusus, misalnya
sebagai media kampanye. Media massa memiliki keunggulan tersendiri
dalam penggunaannya sebagai media dakwah. Metode kampanye melalui
komunikasi publik (ceramah) secara langsung tidak mampu menjangkau
khalayak (umat) secara lebih luas dan efektif. Demikian pula penyiaran
radio menggunakan jam siar untuk kampanye iklan, atau informasi public
lainnya kepada para penggemar.

Media massa merupakan sarana utama dalam sistem komunikasi massa.


Menurut DeVito (1997), komunikasi massa dapat didefinisikan dengan
memusatkan perhatian pada unsur-unsur yang terlibat dalam tindakan
komunikasi dan mengaitkannya dengan operasional media massa. Unsur-

7
unsur yang dimaksud adalah sumber, khalayak, pesan, proses, dan konteks.
Untuk menyusun dan memproduksi pesan dalam komunikasi massa,
membutuhkan biaya yang sangat besar karena bekerja dalam institusi yang
besar dan rumit serta melibatkan banyak orang.

Unsur sumber dalam komunikasi massa berbentuk organisasi yang dikelola


secara profesional sebagaimana perusahaan-perusahaan lainnya yang
mengedepankan profit. Menurut Gamble (1986), sumber dalam proses
komunikasi merujuk pada orang atau pihak yang membagikan informasi
atau gagasan-gagasan atau sikapnya terhadap orang lain. Salah satu unsur
penting yang menentukan agar komunikasi berlangsung efektif adalah
komunikator, termasuk dalam sistem komunikasi massa. Komunikasi massa
akan efektif jika pesanpesannya sampai ke khalayak dan menciptakan
perubahanperubahan tertentu sesuai dengan yang dimaksudkan sumbernya.

Menurut Severin (1979), terdapat dua faktor yang sangat menentukan dalam
efektivitas komunikasi, baik bagi komunikator, maupun komunikan, yakni
bidang pengalaman (field of experience) dan kerangka rujukan (frama of
reference). Setiap orang memiliki bidang pengalaman yang berbeda-beda.
Perbedaan tersebut ikut mempengaruhi proses dan perilaku komunikasi
yang dipraktekkan dalam kehidupan sosial.

Dengan demikian, pengalaman adalah sesuatu yang bersifat unik, khas, dan
subyektif. Komunikasi melibatkan pembicaraan mengenai pengalaman-
pengalaman partisipannya. Perbedaan bidang pengalaman menimbulkan
reaksi yang berbeda-beda pula terhadap pesan yang dipertukarkan.
Khalayak komunikasi massa adalah sasaran penyebaran pesan-pesan media
massa. Khalayak media massa terdiri atas berbagai ragam individu dan
kelompok yang berbeda-beda dan tersebar luas. Khalayak media massa
sangat besar dan beragam kondisi dan kepentingan. (Halik, 2013)

8
2.2 Teori-teori Komunikasi Massa
Menurut Bittner (1980), komunikasi massa merujuk pada proses
komunikasi di mana pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang. Media massa adalah sarana utama dalam
komunikasi massa untuk menyebarkan pesan-pesan kepada khalayak.
Media massa dapat berupa media massa cetak seperti surat kabar, majalah,
dan buku; media elektronik seperti radio dan televisi; serta media digital
(internet). Karakteristik utama komunikasi massa lainnya adalah jumlah
khalayaknya yang sangat besar.

DeFleur dan Dennis (1985) mengartikan komunikasi massa sebagai proses


komunikasi yang ditandai oleh penggunaan media bagi komunikatornya
untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan terus-menerus diciptakan
makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar
dan berbeda-beda melalui berbagai cara. Sementara

Ruben (1992), mendefinisikan komunikasi massa sebagai suatu proses di


mana informasi diciptakan dan disebarkan oleh organisasi untuk
dikonsumsi khalayak. Gerbner mendefinisikan komunikasi massa sebagai
produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus
pesan yang kontinyu serta paling luas yang dimiliki orang dalam masyarakat
industri. Sistem komunikasi massa mensyaratkan perangkat teknologi yang
mendukung proses produksi, reproduksi, dan pemasaran media massa.
Proses kerja media massa berlangsung terus-menerus secara kontinyu
sehingga memiliki periodisasi tertentu dalam program atau produknya yang
melayani kebutuhan akan informasi dan hiburan khalayaknya. Keterlibatan
perangkat teknologi dan manajemen modern dalam pengelolaan media
massa menunjukkan bahwa institusi media massa merupakan elemen
penting dalam kemajuan masyarakat industri dan peradaban manusia.
Media memproduksi pesan yang disebarkan kepada khalayak luas secara
terus-menerus dalam waktu yang tetap. Proses produksi oleh lembaga media

9
dan memerlukan dukungan teknologi tertentu, sehingga disebut sebagai
masyarakat industri.

Menurut Maletzke, komunikasi massa menyampaikan pernyataan secara


terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu
arah pada publik yang tersebar. Sifat keterbukaan pesan media massa
memungkinkan dapat dijangkau oleh khalayak yang heterogen dan tersebar
luas. Dalam memproduksi pesan-pesan komunikasi massa dibutuhkan
seperangkat alat-alat teknis yang memungkinkan lembaga media massa
dapat memenuhi kebutuhan khalayaknya dengan cepat dan efektif.
Komunikasi massa berbeda dengan sistem komunikasi lainnya, di mana
pesan-pesan media massa diolah dan disusun oleh lembaga media sebelum
sampai ke khalayak.

Freidson mendefinisikan komunikasi massa dengan merujuk pada


komunikasi yang dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai
kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian
khusus populasi, adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi.

Dari sejumlah pengertian di atas, komunikasi massa dapat disimpulkan


sebagai komunikasi yang menggunakan media massa. Media massa
merupakan penciri utama yang membedakan antarakomunikasi massa dan
sistem komunikasi lainnya. Di samping itu,pihak penerima pesan dalam
komunikasi massa (khalayak) merujukpada sejumlah besar orang yang tidak
harus berada dalam lokasi atau tempat yang sama. Namun, ikatan yang
menyatukan mereka adalahkarena sama-sama menikmati pesan yang sama
dari media massa dalam waktu yang relatif bersamaan. Komunikasi massa
merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak
yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa sehingga pesan
yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Dengan demikian,
komunikasi massa dapat diartikan dalam dua cara, yakni:

10
1) Pengertian secara luas. Komunikasi yang pesan-pesannya bersifat
umum dan terbuka. Tekanannya pada informasi atau pesan-pesan
sebagai gejala sosial. Fokusnya pada orang-orang yang melakukan
pembagian informasi.
2) Pengertian secara khusus (teknis). Komunikasi yang pesanpesannya
disampaikan melalui media massa. tekanannya pada media massa
sebagai gejala teknik. Fokus kajiannya pada media yang menyebarkan
informasi.

2.2.1 Pengaruh Teori Komunikasi Massa


Terdapat beberapa teori komunikasi yang secara spesifik menitikberatkan
pada komunikasi massa dan beberapa teori lainnya yang digunakan untuk
meneliti media massa. Pengaruh teori komunitas massa ada 4 sebagai
berikut : (1).Teori Perbedaan-perbedaan Individu. (2)Teori Penggolongan
Sosial (3).Teori Hubungan Sosial (4).Teori Norma-norma Budaya.

Teori ini berawal dari pandangan media massa sebagai wadah informasi
yang memiliki peranan penting dalam proses perbedaan individu,
penggolongan sosial, hubungan sosial dan norma-norma budaya.

1) Teori Perbedaan-perbedaan Individu


Teori perbedaan individu atau teori perubahan sifat dalam
komunikasi massa adalah teori yang menyatakan bahwa setiap orang
akan memberikan komentar yang berbeda terhadap media massa
berdasarkan psikologis mereka dan setiap orang menggunakan
media massa untuk mendapatkan informasi yang di cari.
2) Teori Penggolongan Sosial
Penggolongan (Stratifikasi) sosial ialah pembedaan organisasi atau
masyarakat ke dalam bentuk yang berbeda “hierarkis”. Hal ini
adanya lapisan dalam masyarakat, setiap lapisan itu disebut dengan
strata atau penggolongan sosial.

11
Penggolongan sosial merupakan bentuk sosiologi yang melihat
bagaimana anggota organisasi dibedakan berdasarkan status yang
dimilikinya. Berasal dari kata stratum ( lapisan ) dan socius
(masyarakat). Penggolongan sosial atau pelapisan sosial adalah
pembedaan organisasi atau masyarakat ke dalam bentuk yang
berbeda (vertikal).
3) Teori Hubungan Sosial
Teori hubungan sosial adalah salah satu teori komunikasi massa
yang berpendapat bahwa hubungan sosial informal yang memiliki
dampak penting terhadap tanggapan setiap individu pada media
massa.
Dalam teori ini, informasi di bagi menjadi dua tahap. Pertama,
informasi bertujuan pada sekelompok orang-orang yang relatif lebih
memahami di media massa.
Kedua, informasi bertujuan untuk individu-individu yang berbeda
pendapat dan kemudian melalui saluran-saluran informasi di berikan
kepada individu yang bergantung dengan informasi di media masa
4) Teori Norma-norma Budaya
Cultural Norms Theory (Norma Budaya), memberikan informasi
dengan cara khusus agar memberikan hal yang berbeda yang
disesuaikan dengan norma-norma dan nilai-nilai budayanya.

Teori ini berdampak tidak langsung atas keperibadian melalui


kemampuannya dalam membentuk norma-norma baru. Norma-
norma ini berpengaruh terhadap tingkahlaku pada akhirnya akan
mempengaruhi sifatnya. Media massa melalui penyajiannya yang
selektif dan menekankan pada tema-tema tertentu mampu
menciptakan kesan yang mendalam pada khalayaknya, ketika
norma-norma budaya yang mengenai topik-topik yang ditekankan
itu disusun dan diidentifikasikan dengan cara-cara tertentu. Karena
perilaku individu biasanya terbina melalui norma-norma budaya

12
dengan cara memperhatikan topik atau situasi yang diberikan, maka
media massa akan bertindak secara tidak langsung dalam
mempengaruhi perilaku. Melalui keempat pendekatan itu diperoleh
bukti-bukti penelitian yang menyatakan, komunikasi massa
mempunyai efek-efek yang cukup besar setidak-tidaknya tidak
sekecil menurut model efek terbatas. Bahwa model efek terbatas
sampai pada kesimpulannya yang demikian tentang efek komunikasi
massa, khususnya dalam mengubah sikap dan prilaku adalah
disebabkan oleh faktor berikut.

2.3 Karakteristik Komunikasi Massa


Fokus penelitian komunikasi massa dapat diidentifikasi dalam sejumlah isu
seperti sejarah komunikasi massa, praktek jurnalisme, hukum media, dan
efek media. Penelitian komunikasi massa meliputi institusi media dan
prosesnya, seperti difusi informasi dan efek media seperti persuasi dan
manipulasi pendapat umum.

Menurut Wright, komunikasi massa memiliki ciri-ciri sebagai


berikut:
1) Diarahkan pada khalayak yang relatif lebih besar, heterogen, dan
anonim.
2) Pesan-pesannya mewakili usaha banyak orang yang berbeda dan
disampaikan secara terbuka.
3) Sering dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat
sekaligus.
4) Komunikatornya cenderung berada atau bergerak dalam organisasi
yang kompleks, yang melibatkan biaya besar dan bekerja lewat suatu
organisasi yang rumit.

Menurut Severin dan Tankard, komunikasi massa adalah sebagian


berdimensi keterampilan, sebagian seni, dan sebagian ilmu. Joseph A.
DeVito menunjukkan karakteristik komunikasi massa adalah komunikasi

13
yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya;
disalurkan melalui pemancar audio dan/atau visual.

Elizabeth N. Neumann mengidentifikasi ciri komunikasi massa sebagai


berikut:
a. Bersifat tidak langsung. Pesan-pesan komunikasi massa sampai ke
khalayak harus melalui media teknis.
b. Proses komunikasi massa bersifat satu arah. Tidak ada interaksi antara
peserta komunikasi (media dan khalayak).
c. Pesan-pesan komunikasi massa bersifat terbuka untuk public yang tidak
terbatas dan anonim.
d. Mempunyai publik atau khalayak yang tersebar.

McQuail mengidentifikasi ciri khusus institusi media, yakni:


1) Lembaga media massa memproduksi dan mendistribusikan pengetahuan
berupa informasi, pandangan, gagasan, dan budaya.
2) Media massa juga menyediakan saluran untuk hubungan orang tertentu
dengan orang lain, dari pengirim ke penerima, dari audience ke audience
lain, dari seseorang ke masyarakat, dan institusi masyarakat terkait.
3) Operasi sebagian besar kegiatan lembaga media dalam lingkungan
publik, terbuka bagi semua orang untuk peran serta sebagai penerima
(atau pengirim), mewakili kondisi publik. Media massa berperan dalam
membentuk opini publik.
4) Partisipasi khalayak media massa bersifat sukarela, tanpa ada keharusan
atau kewajiban sosial. Media tidak dapat mengandalkan otoritas sendiri
dalam masyarakat.
5) Industri media dikaitkan dengan industri dan pasar. Sebagaimana halnya
dengan industri lainnya, industri media banyak tergantung pada imbalan
kerja, teknologi, dan kebutuhan pembiayaan.

14
6) Lembaga media selalu berkaitan dengan kekuasaan negara.
Kesinambungan pemakaian media, mekanisme hukum, dan pandangan-
pandangan berbagai hal seperti kebebasan, tanggung jawab, dan etika
media massa berbeda dalam penerapannya di setiap negara.
7) Selain sebagai sumber pesan, komunikator dalam komunikasi massa juga
melakukan fungsi penyeleksian (gate keeper) yang dapat menambah,
mengurangi, menyederhanakan, mengemas pesan-pesan yang hendak
disampaikan agar audience lebih mudah memahaminya. Di samping itu,
proses seleksi redaksi juga menyesuaikan konteks teknik dan artistik dari
produk media. Menurut Bittner, peran gate keeper dipengaruhi oleh
aspekaspek kuat berupa ekonomi, pembatasan hukum, batas waktu, etika
pribadi dan profesionalitas, kompetisi media, dan nilai berita.

Dari sejumlah penjelasan di atas, disimpulkan bahwa karakteristik


komunikasi massa dapat diidentifikasi seperti berikut:
1) Komunikator terlembagakan. Komunikasi massa melibatkan lembaga,
komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks, bukan kerja
perorangan. Kegiatan komunikasi lebih terencana, terjadwal, dan
terorganisasi.
2) Pesan komunikasi massa bersifat umum dan terbuka. Pesan komunikasi
massa ditujukan untuk semua orang, tidak untuk sekelompok orang
tertentu. Pesan komunikasi massa tidak dimaksudkan untuk kebutuhan
perorangan atau pribadi. Proses produksi dan reproduksi pesan
melibatkan orang banyak dan terorganisasi dengan rapi dan
professional.
3) Komunikan bersifat anonim dan heterogen. Anonim berarti pengirim
dan penerima tidak saling kenal. Heterogen merujuk pada kemajemukan
khalayak yang datang dari berbagai latar belakang sosial, demografis,
ekonomis, dan kepentingan yang beragam. Khalayak komunikasi massa
tersebar luas dan tidak mengenal batas geografis dan kultural.

15
4) Media massa menimbulkan keserempakan. Pesan-pesan media masa
diterima dan dikonsumsi oleh khalayak secara serempak dan sama.
5) Komunikasi massa lebih mengutamakan isi (apa yang dikatakan)
daripada hubungan (cara mengatakan). Isi pesan meliputi berbagai
aspek kehidupan manusia, seperti bidang ekonomi, sosial, budaya,
politik, dan lainnya.
6) Pola penyampaian pesan komunikasi massa bersifat cepat dan tidak
terkendala waktu dalam menjangkau khalayak luas. Di samping itu,
penyampaian pesan juga bersifat berkala, tidak bersifat temporer dan
permanen.
7) Stimulasi alat indera terbatas. Stimulasi alat indera tergantung pada jenis
media. Indera penglihatan digunakan untuk menggunakan media cetak,
seperti ketika membaca surat kabar, majalah, atau buku; indera
pendengaran dimanfaatkan untuk mendengar radio; dan indera
penglihatan dan pendengaran jikamenikmati siaran televisi.
8) Umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda (delayed) dan
tidak langsung (indirect). Komunikator tidak dapat dengan segera tahu
bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikan.
2.4 Proses Terjadinya Komunikasi Massa
Proses produksi konten media massa berlangsung dalam suatu organisasi
formal yang menghabiskan biaya sangat besar dan melibatkan banyak
orang. Proses produksi dan reproduksi Lembaga media massa memenuhi
prinsip-prinsip pembiayaan dan manajemen modern dalam perusahaan.
Meskipun demikian, lembaga media massa memproduksi sesuatu yang
khas, yakni berupa kemasan informasi dan pendidikan yang dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (khalayak).

Informasi yang diproduksi dan didistribusikan media massa bukanlah


cerminan dari realitas yang hendak disampaikannya kepada khalayak.
Proses produksi berita sebagai mekanisme yang berlangsung dalam ruang-
ruang redaksi media massa mencakup penyeleksian atau penyaringan

16
bahan-bahan informasi tersebut. Dalam prakteknya, proses seleksi redaksi
berupa pemberian perhatian atau penonjolan, pengurangan, dan pengabaian
isu-isu tertentu. Hal tersebut didasarkan pada berbagai pertimbangan, baik
yang berkaitan dengan internal redaksi, maupun menyangkut factor
eksternal seperti kepentingan ekonomi (komersial) dan politik media.
Berbagai media massa melaporkan isu-isu yang sama, namun memberi
penonjolan dan format pemberitaannya bisa saja berbeda karena
kepentingan-kepentingan lembaga media bersangkutan yang berbeda.

Menurut Lasswell menggambarkan bahwa komunikasi massa dalam


prosesnya akan terdapat unsur-unsur berikut ini, yaitu

1) Who says (siapa yang menyampaikan)


2) What In (apa yang disampaikan)
3) Which channel (dengan perantara apa)
4) To whom (ditujukan kepada siapa)
5) What effect (apa dampaknya)

2.4.1 Model-Model Proses Komunikasi Massa


1) Hypodermic Needle Model (dari media massa langsung kepada
audiens)
2) Two step flow model (pesan media massa tidak seluruhnya
mencapai massa audiens secara langsung, tetapi bertahap.
3) One step flow model (revisi two step model)
4) Multi step flow model (gabungan semua model, audiens bisa
memperoleh pesan secara langsung dari media massa ataupun dari
sumber yang lain.

2.5 Model-model Komunikasi Massa


Model adalah representasi fenomena, baik nyata maupun abstrak dengan
menonjolkan unsur-unsur terpenting dari fenomena tersebut. Model
komunikasi dimaksudkan untuk mempermudah dalaM menjelaskan
fenomena komunikasi. Di samping untuk menjelaskan, model komunikasi

17
juga dimaksudkan mereduksi fenomena komunikasi. Dalam model
komunikasi terdapat unsur yang terabaikan dan tidak terjelaskan oleh model
yang dimaksudkan. Suatu model merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri
penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam
kehidupan nyata. Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau
menerapkan teori. Model merupakan teori yang disederhanakan.

Fungsi model komunikasi menurut Gordon Wiseman dan Larry Barker:

1) Melukiskan proses komunikasi;


2) Menunjukkan hubungan visual; dan
3) Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan
komunikasi. (Rohman, 2015)

Sementara menurut Deutsch, fungsi model adalah:

1) Mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak


teramati;
2) Heuristik; menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak
diketahui;
3) Prediktif; memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak
hingga yang kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan berapa
banyak; dan
4) Pengukur; mengukur fenomena yang diprediksi.

2.5.1 Model – model Proses Persuasi


Komunikasi persuasif adalah salah satu teknik komunikasi yang ditujukan
untuk meyakinkan orang lain agar berpikir atau bertindak sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh pengirim pesan. Secara umum yang dimaksud dengan
komunikasi persuasif adalah proses penyampaian pesan dengan tujuan
untuk menguatkan atau merubah tanggapan yang diberikan oleh orang lain.
Komunikasi persuasif biasanya digunakan dalam berbagai bidang
diantaranya.

18
a) Model Psikodinamik (psychodynamic model of the persuasion process)

Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat


dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam
teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. ...
Teori psikodinamika ditemukan oleh Sigmund Freud (1856-1939).

Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi


konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada
umumnya terjadi pada anak-anak dini.

Teori psikodinamika atau tradisi klinis berangkat dari dua asumsi dasar.
Pertama, manusia adalah bagian dari dunia binatang. Kedua, manusia
adalah bagian dari sistem energi. Kunci utama untuk memahami
manusia menurut paradigma psikodinamika adalah mengenali semua
sumber terjadinya perilaku, baik itu berupa dorongan yang disadari
maupun yang tidak disadari.

b) Model Sosial Budaya (Sociocultural model of the persuasion process)

Dalam sosiologi, model budaya terdiri dari bentuk sosial individu yang
mengutamakan mobilitas sosial bentuk individu dan masyarakat. Model
budaya yang bersifat hubungan sosial dalam sistem kultural dan
kalangan tertentu yang dimana ada kelas-kelas. dapatkah masyarakat
menganggapnya dalam langka dan bernilai. model budaya merupakan
akumulasi pengetahuan budaya yang memberikan status sosial dan
kekuasaan.

2.6 Fungsi Komunikasi Massa


Fungsi Komunikasi Massa menurut Alexis s.Tan (1981)

1) Memberi Informasi
2) Mendidik
3) Mempersuasi
4) Menyenangkan, memuaskan kebutuhan (komunikan)

19
Fungsi-fungsi media massa
Media massa melakukan memantau semua kejadian oleh individu,
kelompok, dan organisasi dilingkungan sekitar. Dengan adanya media
massa dapat bertindak lebih cepat jika sesuatu terjadi secara info dadakan,
membuat keputusan dan pendidikan.
a) Sebagai pemberi informasi
Menyampaikan informasi atau berirea dengan cepat mau beita lama,
dadakan dan masa depan. sebagai pusat informasi, yang berperan sebagai
penyedia dan penyampai informasi mengenai berbagai macam peristiwa,
kejadian, realitas dan banyak hal lain yang terjadi di tengah masyarakat.
b) Pembuat keputusan
Mengambil keputusan secara media massa ini sangat bagus dan bisa
mengetahui langsung hasil dari keputusan yang di buat. Awal dari semua
aktivitas manusia yg sadar dan terarah, baik secara individual maupun
secara kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional.
c) Sebagai pendidik.
Menurut Chalkley, media massa memiliki fungsi pendidikan yang terwujud
setidaknya dalam tiga hal. Pertama yaitu memberitakan fakta kehidupan
ekonomi masyarakat. Kedua menginterpretasikan fakta itu agar dapat
dipahami oleh masyarakat, dan mempromosikan hal tersebut agar
masyarakat menyadari betapa serius masalah pembangunan yang dihadapi
dan pada akhirnya mereka akan memikirkan tentang masalah tersebut
sehingga membantu masyarakat mencapai solusi-solusi yang baik.

Fungsi komunikasi massa menurut Katz, Gurevich, dan Haas:


1) Kebutuhan kognitif; memperoleh informasi, pengetahuan, dan
pemahaman.
2) Kebutuhan afektif; menyangkut emosional, pengalaman
menyenangkan, atau estetis.
3) Kebutuhan integratif personal; memperkuat kredibilitas, rasa
percaya diri, stabilitas, dan status.

20
4) Kebutuhan integratif sosial. Memperoleh hubungan dengan
keluarga, teman, dan sebagainya.
5) Kebutuhan pelepasan ketegangan; pelarian dan pengalihan.

Fungsi komunikasi massa dalam masyarakat menurut Dominick, dapat


dibedakan sebagai berikut:
1) Surveillance (pengawasan):
a. Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan). Media
menginformasikan hal-hal yang sangat urgen bagi keselamatan
manusia, seperti ancaman bencana alam, dampak inflasi,
serangan militer, peperangan, dan seterusnya.
b. Instrumental surveillance. Media menyampaikan atau
menyebarkan informasi yang berguna atau dapat membantu
khalayak dalam kehidupan sehari-hari.
2) Interpretation. Media memberi fakta dan data. Media bahkan tidak
saja mengungkapkan realitas yang terjadi di masyarakat, tetapi juga
berikut penafsirannya. Dalam melaporkan peristiwa misalnya,
media massa memberikan posisi-posisi tertentu dalam isu yang
disampaikannya dalam bentuk interpretasi-interpretasi. Dengan
demikian, media memiliki potensi untuk mengarahkan, membentuk,
dan mengalihkan pendapat dan penilaian khalayak mengenai hal-hal
tertentu dalam masyarakat.
3) Linkage (keterkaitan). Media dapat menyatukan anggota masyarakat
yang beragam. Bentuk linkage (pertalian) yang dilakukan media
massa berdasar kepentingan dan minat yang sama. Media massa
dapat mengikatkan bagian-bagian masyarakat dalam memberi
respon terhadap lingkungan. Pemberian interpretasi dan informasi
yang menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial
lainnya atau antara satu pandangan dengan pandangan lainnya untuk
memperoleh konsensus.

21
4) Transmission of values (penyebaran nilai). Media massa tidak saja
menyampaikan informasi kepada khalayak, tetapi juga sekaligus
menyebarkan nilai-nilai tertentu kepada masyarakat. Hal ini
berkaitan dengan cara individu mengadopsi perilaku dan nilai
kelompok. Media dapat berfungsi sebagai pemelihara nilai-nilai
sosial budaya tertentu yang diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya.
5) Entertainment (hiburan). Media massa dapat berfungsi sebagai
sarana untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak agar lebih
segar. Media massa melayani kebutuhan khalayak dalam informasi
yang menghibur serta melalui kemasan-kemasan atau program yang
berdimensi seni, seperti film, musik, tari, dan
seterusnya.

Menurut Alexis S. Tan, media massa dapat berfungsi d alam hal


memberi informasi, mendidik, mempersuasi, menyenangkan,
memuaskan, dan menghibur. Sementara John Vivian (1991)
mengidentifikasi fungsi komunikasi massa sebagai penyedia
informasi, penyedia hiburan, membantu melakukan persuasi, dan
berkontribusi bagi terciptanya kohesi sosial.

Menurut DeVito, komunikasi massa memiliki fungsi-fungsi khusus


sebagai berikut:
1) Meyakinkan (to persuade)
a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau
nilai seseorang.
b. Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang.
c. Menggerakkan seseorang to melakukan sesuatu.
d. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai
tertentu.

22
2) Menganugerahkan status. Informasi atau berita melaporkan
kegiatan individu tertentu sehingga dapat meningkatkan prestise
(gengsi) seseorang.
3) Membius (narcitization). Media menyajikan informasi tentang
sesuatu dan penerima percaya bahwa tindakan-tindakan tertentu
harus diambil.
4) Menciptakan rasa kebersatuan. Melalui program-programnya,
televisi misalnya berpotensi membuat individu memiliki
kesadaran sosial dan merasa menjadi anggota suatu kelompok.
5) Privatisasi. Kecenderungan bagi seseorang untuk menarik diri
dari kelompok sosial dan mengucilkan diri ke dalam dunianya
sendiri.

Dari sejumlah penjelasan di atas mengenai fungsi komunikasi massa


dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Pengawasan lingkungan. Komunikasi massa melalui pesan-pesan
yang disampaikan media massa dapat membentuk kesadaran
khalayak akan lingkungan sekitarnya. Informasi yang
disampaikan media massa melalui saluran pemberitaan
menyediakan sejumlah isu dan hal baru yang perlu diketahui oleh
khalayak luas.
b. Korelasi. Pesan-pesan media massa menghubungkan antara
lembaga media massa dan khalayaknya. Informasi yang
disebarkan media massa kepada khalayak mengenai berbagai hal
terlebih dahulu diinterpretasi dan telah dikonstruksi oleh media.
c. Sosialisasi. Kesesuaian informasi yang disampaikan media
kepada khalayak, tergantung pada kepercayaan, nilai, dan
pengalaman yang dimiliki khalayak.
d. Hiburan. Media massa menyediakan pesan-pesan yang bersifat
hiburan bagi khalayaknya untuk mengimbangi rutinitas seharihari
dalam pekerjaan dan berbagai aktivitas serius.

23
e. Periklanan dan komersial. Melalui iklan yang disampaikan media
massa dapat membantu khalayak dalam berbagai aktivitas
ekonomi dan sosial.
2.6 Pengertian Komunikasi Pembangunan
Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang saling
berhubungan sangat erat. Kedudukan komunikasi dalam konteks
pembangunan adalah “ as an integral part of development, and
communication as a set of variables instrumental in bringing about
development “ ( Roy dalam Jayaweera dan Anumagama, 1987). Siebert,
Peterson dan Schramm (1956) menyatakan bahwa dalam mempelajari
sistem komunikasi manusia, seseorang harus memperhatikan beberapa
kepercayaan dan asumsi dasar yang dianut suatu masyarakat tentang asal
usul manusia, masyarakat dan negara.

Strategi pembangunan menentukan strategi komunikasi, maka makna


komunikasi pembangunan pun bergantung pada modal atau paradigma
pembangunan yang dipilih oleh suatu negara.

Peranan komunikasi pembangunan telah banyak dibicarakan oleh para ahli,


pada umumnya mereka sepakat bahwa komunikasi mempunyai andil
penting dalam pembangunan. Everett M. Rogers (1985) menyatakan bahwa,
secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju
suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak dari
suatu bangsa. Pada bagian lain Rogers menyatakan bahwa komunikasi
merupakan dasar dari perubahan sosial. (SITOMPUL, 2002)

Perubahan yang dikehendaki dalam pembangunan tentunya perubahan ke


arah yang lebih baik atau lebih maju keadaan sebelumnya. Oleh karena itu
peranan komunikasi dalam pembangunan harus dikaitkan dengan arah
perubahan tersebut. Artinya kegiatan komunikasi harus mampu
mengantisipasi gerak pembangunan. Dikatakan bahwa pembangunan
adalah merupakan proses, yang penekanannya pada keselarasan antara
aspek kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah. Jika dilihat dari segi ilmu

24
komunikasi yang juga mempelajari masalah proses, yaitu proses
penyampaian pesan seseorang kepada orang lain untuk merubah sikap,
pendapat dan perilakunya. Dengan demikian pembangunan pada dasarnya
melibatkan minimal tiga komponen, yakni komunikator pembangunan, bisa
aparat pemerintah ataupun masyarakat, pesan pembangunan yang berisi ide-
ide atau pun program-program pembangunan, dan komunikan
pembangunan, yaitu masyarakat luas, baik penduduk desa atau kota yang
menjadi sasaran pembangunan.

Dengan demikian pembangunan di Indonesia adalah rangka pembangunan


manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia, harus bersifat
pragmatik yaitu suatu pola yang membangkitkan inovasi bagi masa kini dan
yang akan datang. Dalam hal ini tentunya fungsi komunikasi harus berada
di garis depan untuk merubah sikap dan perilaku manusia Indonesia sebagai
pemeran utama pembangunan, baik sebagai subjek maupun sebagai objek
pembangunan. (Arifianto, 2011)

Definisi komunikasi

Istilah komunikasi (communication) berasal dari kata Latin communis yang


bermakna “sama”. Menurut Berlo (1960), komunikasi memiliki arti
penyampaian lambang-lambang atau simbol dr sumber pesan ke penerima
pesan, sehingga tercapai pengertian bersama tentang tujuan dan penggunaan
lambang tersebut. Sedangkan Schramm (1977) mengartikan komunikasi
sebagai proses penggunaan pesan oleh dua orang atau lebih, dimana semua
pihak saling berganti peran sehingga pengirim dan penerima pesan saling
memahami atas pesan yang disampaikan. (Hasan, 2015)

Definisi pembangunan:

a. Mc Clelland (1971): Pembangunan adalah peningkatan kebutuhan


akan pencapaian atau prestasi.
b. Sebagai alat: Perangkat upaya terencana dan sistematis yang
dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.

25
c. Sebagai proses: Proses perubahan dari suatu keadaan yang tidak baik
menuju keadaan yang lebih baik (sifatnya dikehendaki dan
direncanakan).
d. Sebagai Pertumbuhan & Perubahan Sosial: Pertumbuhan ekonomi
(produksi dan penggunaan sumber daya). Sebagai perubahan sosial
yaitu perubahan dasar kualitatif & distributif di dalam struktur
masyarakat

Arti luas:

Dalam pengertian yang luas, komunikasi pembangunan dapat


digolongkan berbagai pendekatan yang berasal dari berbagai disiplin
ilmu yang mengupas masalah relasi dan interelasi komunikasi dengan
pembangunan. Komunikasi pembangunan juga meliputi peran dan
fungsi komunikasi sebagai aktivitas pertukaran pesan secara timbal
balik di antara masyarakat dan pemerintah, mulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan.

Arti sempit:

Sedangkan dalam arti sempit, komunikasi pembangunan adalah segala


upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan dan keterampilan
pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai
pembangunan kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat
memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan tersebut.

2.7 Konsep Teoritis Komunikasi Pembangunan


2.7.1 Analisis Aspek Komunikasi dalam pembangunan (Hedebro, 1977)
a. Pendekatan yang berfokus pada pembangunan suatu bangsa, dan
bagaimana media massa dapat menyumbang dalam hal tersebut. Objek
studinya meliputi politik dan fungsi-fungsi media massa dalam
pengertiaan umum (kebijakan komunikasi).
b. Pendekatan yang lebih spesifik, media dilihat sebagai pendidik atau guru.
Bagaimana media massa dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan

26
bermacam keterampilan, mempengaruhi sikap dan perilaku (bagaimana
media dipakai secara efisien untuk mengajarkan suatu pengetahuan
tertentu bagi masyarakat suatu bangsa).
c. Pendekatan yang berorientasi pada perubahan yang terjadi pada suatu
komunitas local atau desa. Konsentrasinya pada memperkenalkan
inovasi, dan penyebarannya di suatu desa atau wilayah. Mendalami
bagaimana aktivitas komunikasi dipakai mempromosikan penerimaan
yang luas akan ide-ide dan produk baru. (Pramono, 2016)

2.7.2 Tugas Pokok Komunikasi dalam Pembangunan (Schramm, 1964)


a. Menyampaikan kepada masyarakat, informasi tentang pembangunan
nasional agar mereka dapat memusatkan perhatian pada kebutuhan akan
perubahan, kesempatan dan cara mengadakan perubahan, sarana-sarana
perubahan, dan membangkitkan aspirasi nasional.
b. memberi kesempatan pada masyarakat untuk ambil bagian dalam proses
pembuatan keputusan, memperkenalkan dialog agar melibatkan semua
pihak yang membuat keputusan mengenai perubahan, memberi
kesempatan pada pemimpin untuk mendengar pendapat rakyat, dan
menciptakan arus informasi dari bawah ke atas.
c. Mendidik tenaga kerja yang diperlukan pembangunan.

2.8 Model Komunikasi Pembangunan


Tahun 1987 Rogers melakukan tinjauan dan mengkritik model
pembangunan yang bertumpu pada konsep moderenisasi, Jayaweera
menulis artikel dan memikirkan kembali atau rethinking terhadap model
komunikasi Pembangunan. Jayaweera melihat perkembangan teknologi
komunikasi dan memiliki potensi sebagai pendukung percepatan
pembangunan. Jayaweera kemudian membedakan konsep komunikasi
pembangunan (Development Communications-DC) dengan Komunikasi
Penunjang pembangunan (Development Support Communication-DSC).
Dalam model DC pendekatan yang dilakukan merupakan model makro,
merupakan proyek nasional yang diterapkan ke seluruh anggota masyarakat,

27
sedangkan DSC pendekatan yang digunakan merupakan pendekatan mikro
yang berusaha menyelesaikan permasalahan masyarakat pada tingkatan
komunitas sesuai dengan aspirasi komunitasnya. (Rusadi, 2014) Secara rinci
dapat dilihat dari tabel 1. Model pembangunan yang bertumpu pada proses
dari bawah (bottom up) yang memunculkan model komunikasi partisipatif,
dalam konteks ini komunikasi dikembangkan untuk mengajak elemen
masyarkat berpartisipasi dalam proses pembangunan. Melalui pendekatan
ini Lembaga Swadaya Masyarakat (NGO) memperoleh porsi utama untuk
memberdayakan masyarakat. Isu pembangunan telah bergeser menjadi isu
perubahan.Pendekatan komunikasi dalam rangka menciptakanperubahan
yang bertumpu teori-teori persusasi yang berbasis pada teori-teori
komunikasi dan psikologi, berkolaborasi denganteori-teori ekonomi mikro
sehingga memunculkan konsep pemasaran social (social marketing),yaitu
upaya melakukan perubahan sosial dengan pendekatan marketing.
Pendekatan komunikasi pembangunan lebih sektoral untuk mengatasi
permasalahan masyarakat di sektornya. Pembangunan merupakan upaya
melakukan perubahan masyarakat, dan kampanye perubahan sosial
merupakan upaya yang terorganisasi yang diselenggarakan oleh kelompok
sosial yang diarahkan untuk mempengaruhi orang lain. Dengan demikian
kampanye perubahan sosial merupakan upaya yang terorganisasi yang
diselenggarakan oleh kelompok agen perubahan yang diarahkan untuk
mempengaruhi kelompok lainnya dengan tujuan untuk mengubah, atau
untuk mengabaikan beberapa gagasan, sikap, paraktek dan perilaku (Kotler,
1989:6).

Tabel 1 Ciri Komunikasi Pembangunan

Komunikasi Pembangunan
1. Secara umum diterapkan untuk tingkat nasional atau makro
2. Bersifat fungsional, tidak terarah, samar-samar
3. Tidak ada batas waktu dan melalui proses persuasif

28
4. Bergantung pada dampaknya dari karakteristik yang melekat
pada teknologi
5. Dibatasi pada media berbasis teknologi, yaitu media massa
6. Sepenuhnya “top down” dan bersifat hirarki
7. Penyelenggaraan penelitian yang sangat kompleks ± jumlah
variable yang besar, sulit diakses dan dikendalikan, konsekuensi,
penelitian yang sangat terukur.
8. Kehilangan kredibelitas bertahun-tahun

a. Model Linier
Model ini merupakan model komunikasi satu arah dan top down,
hirarkis. Teknologi pertanian dalam hal ini Bimas di transfer dari
pihak yang memiliki teknologi kepada para petani dengan asumsi
petani tersebut pasti membutuhkan teknologi tersebut. Model ini
diangap gagal dalam penyebarkan difusi inovasi karena beberapa
hal. Pertama, inovasi yang ditawarkan tidak menyentuh kepada
penerima langsung, karena yang meperoleh manaat hanya lapisan
atas masyarakat yang jumahnya sepertiga jumlah petani. Dalam
kaitan ini biasanya yang memiliki dan mengolah lahan tersebut
berasal dari keluarga penyuluh, para peneliti yang sebenarnya
merupakan keluarga petani. Model ini juga tanpaknya tidak
mempercayai para petani, pebisnis dan para professional
mengetahui permasalahan dan bisa menyelesaiakan masalah
pertanian yang dihadapi. Pedekatan top down dalam model ini juga
dinilai kurang luwes, karena bersifat instruksional sehingga tanpak
statis dan mekanis. (Sadono, 2009).
b. Model Pemasaran Sosial
Pemasaran sosial merupakan strategi melakukan perubahan
masyarakat dengan menggunakan teknik pemasaran. Sebagaimana
dalam strategi pemasaran produk-produk komersial yang akan
diubah adalah perilaku individu agar tertarik membeli produk yang

29
ditawarkan, pemasaran sosial pun ditujukan kepada individu.
Elemen-elemen pemasaran paling sedikit ialah product, place,
promotion dan price (harga). Elemen inilah yang harus dibaurkan
agar menjadi kesatuan strategi memenangkan pesaingan.
c. Model Komunikasi Pembangunan Partisipatif
Model komunikasi pembangunan partisipatif, merupakan model
yang dibangun dengan pendekatan dari bawah dan fokusnya kepada
pembangunan mikro. Dalam pembangunan pertanian, sebagaimana
dikemukakan oleh Sadomo(2009) setelah para petani memperoleh
banyak penyuluhan dan program-program lainnya seperti pelatihan-
pelatihan, petani kemudian dianggap mampu melakukan
komunikasi ke bebagai sumber dan tidak lagi dianggap sebagai
pihak yang tidak paham dan mampu melakukan inovasi. Dalam
kondisi ini paradigma difusi inovasi tidak cocok lagi, dan kemudian
diterapkan model Eksperimental Learning Cycle (ELC). Dengan
model ini terjadi komunikasi aktif antara petani dengan penyuluh,
untuk memahami lingkungan, dan menemukan inovasi yang berasal
dari lingkungannya yang kemudian dikembangkan oleh mereka.
Model ini merujuk pada model yang dikemukakan Mc Clure dari
Roadhes (1984) yang merupakan model yang komplek dengan
menekankan pada aliran informasi dari petani ke petani dan
mengarahkan pada kesempatan yang ditawarkan perbaikan interaksi
antara peneliti dengan petani (Mugniesyah dalam Sadono, 2009).
d. Model TIK untuk Pembangunan
Di Indonesia pendayagunaan TIK untuk pembangunan
perkembangannya sesuai dengan perkembagan infrastruktur dan
tingkat literasi masyarkatnya. Penggunaan personal computer pada
awal pertumbuhan penggunaan TIK hanya ada di kota-kota besar
yang memiliki literasi yang relative baik. Pembelian dan distribusi
peralatan komputer sering tidak disiapkan dengan aplikasi yang
sesuai kebutuhan dan kesiapan SDMnya, namun secara perlahan-

30
lahan penggunaan komputer sebagai alat kerja kantor sudah tidak
asing lagi, hanya penggunaan data base untuk kepentingan data yang
terintegrasi dewasa ini masih menjadi permasalahan.

2.8 Peran Komunikasi Pembangunan


1) Pencipta iklim perubahan dgn membujukkan nilai-nilai, sikap mental,
dan bentuk perilaku yang menunjang modernisasi.
2) Mengajarkan keterampilan-keterampilan baru
3) Pengganda sumber-sumber daya pengetahuan
4) Mengantarkan pengalaman- pengalaman
5) Meningkatkan aspirasi
6) Membantu menemukan norma-norma baru
7) Mendorong berpartisipasi
8) Mengubah struktur kekuasaan
9) Menciptakan rasa kebangsaan
10) Membatu meningkatkan aktivitas politik WN
11) Mempermudah perencanaan & implementasi program pembang.
12) Membuat pembangunan berlangsung sendiri (self perpetuating).

31
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Komunikasi massa dapat disimpulkan sebagai komunikasi yang
menggunakan media massa. Media massa merupakan penciri utama yang
membedakan antara komunikasi massa dan sistem komunikasi lainnya.
Kemudian dalam pengertian yang luas, komunikasi pembangunan dapat
digolongkan berbagai pendekatan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu
yang mengupas masalah relasi dan interelasi komunikasi dengan
pembangunan. Sedangkan dalam arti sempit, komunikasi pembangunan
adalah segala upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan dan
keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai
pembangunan kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat
memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan tersebut.

3.2 Saran
Sebagai seorang mahasiswa yang telah mengetahui apa itu komunikasi
massa dan teori komunikasi pembangunan diharapkan kita semakin
memahi bagaimana menerapkan komunikasi yang baik dalam mendukung
pembangunan nasional terutama dalam sector peternakan dan pertanian.

32
DAFTAR PUSTAKA

Arifianto. (2011). KOMUNIKASI PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL Perspektif


Dominan Kajian Ulang dan Teori Kritis. Peneliti Komunikasi dan Budaya Media,
163-167.
Halik, A. (2013). KOMUNIKASI MASSA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN.
Alauddin University Press, 2-67.
Hasan, K. (2015). KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN (KSP) KONSEP
TEORITIS KOMUNIKASI PEMBANGUNAN. Handout, 1-5.
Pramono, M. F. (2016). Komunikasi Pembangunan dan Media Massa: Suatu Telaah Historis,
Paragdimatik, dan Prospektif. ETTISAL Journal of Communications, 39-54 Vol. 1
No.1.
Rohman, A. (2015). KOMUNIKASI MASSA. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Rusadi, U. (2014). MAKNA DAN MODEL KOMUNIKASI PEMBANGUNAN "THE
MEANING AND MODEL OF DEVELOPMENT COMMUNICATION". JURNAL
STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA, 89-104.
SITOMPUL, M. (2002). KONSEP - KONSEP KOMUNIKASI PEMBANGUNAN. Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Press, 1-12.

33

Anda mungkin juga menyukai