KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
MAKALAH
Komunikasi Pembangunan
Oleh: Kelompok 4
FAKULTAS PETERNAKAN
PROGRAM STUDI DI LUAR KAMPUS UTAMA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
PANGANDARAN
2021
KOMUNIKASI MASSA DAN KONSEP TEORITIS
KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
MAKALAH
Komunikasi Pembangunan
Oleh: Kelompok 4
FAKULTAS PETERNAKAN
PROGRAM STUDI DI LUAR KAMPUS UTAMA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
PANGANDARAN
2021
i
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Komunikasi
Massa dan Konsep Teoritis Komunikasi Pembangunan” untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Komunikasi Pembangunan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar penyusunan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat, isi maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Teori Komunikasi Massa dan Konsep Teoritis
Komunikasi Pembangunan untuk dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................. iv
BAB I ................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN............................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 5
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Maksud dan Tujuan ............................................................................................ 6
BAB II ................................................................................................................................ 7
KERANGKA TEORI ATAU KONSEP.............................................................................. 7
2.1 Pengertian Teori Komunikasi Massa .................................................................. 7
2.2 Teori-teori Komunikasi Massa............................................................................. 9
2.2.1 Pengaruh Teori Komunikasi Massa............................................................ 11
2.3 Karakteristik Komunikasi Massa ..................................................................... 13
2.4 Proses Terjadinya Komunikasi Massa .............................................................. 16
2.4.1 Model-Model Proses Komunikasi Massa .................................................... 17
2.5 Model-model Komunikasi Massa ...................................................................... 17
2.5.1 Model – model Proses Persuasi................................................................... 18
2.6 Fungsi Komunikasi Massa ................................................................................. 19
2.6 Pengertian Komunikasi Pembangunan.............................................................. 24
2.7 Konsep Teoritis Komunikasi Pembangunan ..................................................... 26
2.7.1 Analisis Aspek Komunikasi dalam pembangunan (Hedebro, 1977) ............ 26
2.7.2 Tugas Pokok Komunikasi dalam Pembangunan (Schramm, 1964)............. 27
2.8 Model Komunikasi Pembangunan .................................................................... 27
2.8 Peran Komunikasi Pembangunan..................................................................... 31
BAB III............................................................................................................................. 32
PENUTUP ........................................................................................................................ 32
3.1. Kesimpulan........................................................................................................ 32
3.2 Saran ................................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 33
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
c) Bagaimana proses terjadinya komunikasi massa?
d) Apa saja model-model komunikasi massa?
e) Bagaimana fungsi media massa?
f) Bagiamana pengertian komunikasi pembangunan?
g) Bagaimana cara terbentuknya komunikasi pembangunan?
h) Apa saja peran komunikasi dalam pembangunan?
6
BAB II
7
unsur yang dimaksud adalah sumber, khalayak, pesan, proses, dan konteks.
Untuk menyusun dan memproduksi pesan dalam komunikasi massa,
membutuhkan biaya yang sangat besar karena bekerja dalam institusi yang
besar dan rumit serta melibatkan banyak orang.
Menurut Severin (1979), terdapat dua faktor yang sangat menentukan dalam
efektivitas komunikasi, baik bagi komunikator, maupun komunikan, yakni
bidang pengalaman (field of experience) dan kerangka rujukan (frama of
reference). Setiap orang memiliki bidang pengalaman yang berbeda-beda.
Perbedaan tersebut ikut mempengaruhi proses dan perilaku komunikasi
yang dipraktekkan dalam kehidupan sosial.
Dengan demikian, pengalaman adalah sesuatu yang bersifat unik, khas, dan
subyektif. Komunikasi melibatkan pembicaraan mengenai pengalaman-
pengalaman partisipannya. Perbedaan bidang pengalaman menimbulkan
reaksi yang berbeda-beda pula terhadap pesan yang dipertukarkan.
Khalayak komunikasi massa adalah sasaran penyebaran pesan-pesan media
massa. Khalayak media massa terdiri atas berbagai ragam individu dan
kelompok yang berbeda-beda dan tersebar luas. Khalayak media massa
sangat besar dan beragam kondisi dan kepentingan. (Halik, 2013)
8
2.2 Teori-teori Komunikasi Massa
Menurut Bittner (1980), komunikasi massa merujuk pada proses
komunikasi di mana pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang. Media massa adalah sarana utama dalam
komunikasi massa untuk menyebarkan pesan-pesan kepada khalayak.
Media massa dapat berupa media massa cetak seperti surat kabar, majalah,
dan buku; media elektronik seperti radio dan televisi; serta media digital
(internet). Karakteristik utama komunikasi massa lainnya adalah jumlah
khalayaknya yang sangat besar.
9
dan memerlukan dukungan teknologi tertentu, sehingga disebut sebagai
masyarakat industri.
10
1) Pengertian secara luas. Komunikasi yang pesan-pesannya bersifat
umum dan terbuka. Tekanannya pada informasi atau pesan-pesan
sebagai gejala sosial. Fokusnya pada orang-orang yang melakukan
pembagian informasi.
2) Pengertian secara khusus (teknis). Komunikasi yang pesanpesannya
disampaikan melalui media massa. tekanannya pada media massa
sebagai gejala teknik. Fokus kajiannya pada media yang menyebarkan
informasi.
Teori ini berawal dari pandangan media massa sebagai wadah informasi
yang memiliki peranan penting dalam proses perbedaan individu,
penggolongan sosial, hubungan sosial dan norma-norma budaya.
11
Penggolongan sosial merupakan bentuk sosiologi yang melihat
bagaimana anggota organisasi dibedakan berdasarkan status yang
dimilikinya. Berasal dari kata stratum ( lapisan ) dan socius
(masyarakat). Penggolongan sosial atau pelapisan sosial adalah
pembedaan organisasi atau masyarakat ke dalam bentuk yang
berbeda (vertikal).
3) Teori Hubungan Sosial
Teori hubungan sosial adalah salah satu teori komunikasi massa
yang berpendapat bahwa hubungan sosial informal yang memiliki
dampak penting terhadap tanggapan setiap individu pada media
massa.
Dalam teori ini, informasi di bagi menjadi dua tahap. Pertama,
informasi bertujuan pada sekelompok orang-orang yang relatif lebih
memahami di media massa.
Kedua, informasi bertujuan untuk individu-individu yang berbeda
pendapat dan kemudian melalui saluran-saluran informasi di berikan
kepada individu yang bergantung dengan informasi di media masa
4) Teori Norma-norma Budaya
Cultural Norms Theory (Norma Budaya), memberikan informasi
dengan cara khusus agar memberikan hal yang berbeda yang
disesuaikan dengan norma-norma dan nilai-nilai budayanya.
12
dengan cara memperhatikan topik atau situasi yang diberikan, maka
media massa akan bertindak secara tidak langsung dalam
mempengaruhi perilaku. Melalui keempat pendekatan itu diperoleh
bukti-bukti penelitian yang menyatakan, komunikasi massa
mempunyai efek-efek yang cukup besar setidak-tidaknya tidak
sekecil menurut model efek terbatas. Bahwa model efek terbatas
sampai pada kesimpulannya yang demikian tentang efek komunikasi
massa, khususnya dalam mengubah sikap dan prilaku adalah
disebabkan oleh faktor berikut.
13
yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya;
disalurkan melalui pemancar audio dan/atau visual.
14
6) Lembaga media selalu berkaitan dengan kekuasaan negara.
Kesinambungan pemakaian media, mekanisme hukum, dan pandangan-
pandangan berbagai hal seperti kebebasan, tanggung jawab, dan etika
media massa berbeda dalam penerapannya di setiap negara.
7) Selain sebagai sumber pesan, komunikator dalam komunikasi massa juga
melakukan fungsi penyeleksian (gate keeper) yang dapat menambah,
mengurangi, menyederhanakan, mengemas pesan-pesan yang hendak
disampaikan agar audience lebih mudah memahaminya. Di samping itu,
proses seleksi redaksi juga menyesuaikan konteks teknik dan artistik dari
produk media. Menurut Bittner, peran gate keeper dipengaruhi oleh
aspekaspek kuat berupa ekonomi, pembatasan hukum, batas waktu, etika
pribadi dan profesionalitas, kompetisi media, dan nilai berita.
15
4) Media massa menimbulkan keserempakan. Pesan-pesan media masa
diterima dan dikonsumsi oleh khalayak secara serempak dan sama.
5) Komunikasi massa lebih mengutamakan isi (apa yang dikatakan)
daripada hubungan (cara mengatakan). Isi pesan meliputi berbagai
aspek kehidupan manusia, seperti bidang ekonomi, sosial, budaya,
politik, dan lainnya.
6) Pola penyampaian pesan komunikasi massa bersifat cepat dan tidak
terkendala waktu dalam menjangkau khalayak luas. Di samping itu,
penyampaian pesan juga bersifat berkala, tidak bersifat temporer dan
permanen.
7) Stimulasi alat indera terbatas. Stimulasi alat indera tergantung pada jenis
media. Indera penglihatan digunakan untuk menggunakan media cetak,
seperti ketika membaca surat kabar, majalah, atau buku; indera
pendengaran dimanfaatkan untuk mendengar radio; dan indera
penglihatan dan pendengaran jikamenikmati siaran televisi.
8) Umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda (delayed) dan
tidak langsung (indirect). Komunikator tidak dapat dengan segera tahu
bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikan.
2.4 Proses Terjadinya Komunikasi Massa
Proses produksi konten media massa berlangsung dalam suatu organisasi
formal yang menghabiskan biaya sangat besar dan melibatkan banyak
orang. Proses produksi dan reproduksi Lembaga media massa memenuhi
prinsip-prinsip pembiayaan dan manajemen modern dalam perusahaan.
Meskipun demikian, lembaga media massa memproduksi sesuatu yang
khas, yakni berupa kemasan informasi dan pendidikan yang dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (khalayak).
16
bahan-bahan informasi tersebut. Dalam prakteknya, proses seleksi redaksi
berupa pemberian perhatian atau penonjolan, pengurangan, dan pengabaian
isu-isu tertentu. Hal tersebut didasarkan pada berbagai pertimbangan, baik
yang berkaitan dengan internal redaksi, maupun menyangkut factor
eksternal seperti kepentingan ekonomi (komersial) dan politik media.
Berbagai media massa melaporkan isu-isu yang sama, namun memberi
penonjolan dan format pemberitaannya bisa saja berbeda karena
kepentingan-kepentingan lembaga media bersangkutan yang berbeda.
17
juga dimaksudkan mereduksi fenomena komunikasi. Dalam model
komunikasi terdapat unsur yang terabaikan dan tidak terjelaskan oleh model
yang dimaksudkan. Suatu model merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri
penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam
kehidupan nyata. Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau
menerapkan teori. Model merupakan teori yang disederhanakan.
18
a) Model Psikodinamik (psychodynamic model of the persuasion process)
Teori psikodinamika atau tradisi klinis berangkat dari dua asumsi dasar.
Pertama, manusia adalah bagian dari dunia binatang. Kedua, manusia
adalah bagian dari sistem energi. Kunci utama untuk memahami
manusia menurut paradigma psikodinamika adalah mengenali semua
sumber terjadinya perilaku, baik itu berupa dorongan yang disadari
maupun yang tidak disadari.
Dalam sosiologi, model budaya terdiri dari bentuk sosial individu yang
mengutamakan mobilitas sosial bentuk individu dan masyarakat. Model
budaya yang bersifat hubungan sosial dalam sistem kultural dan
kalangan tertentu yang dimana ada kelas-kelas. dapatkah masyarakat
menganggapnya dalam langka dan bernilai. model budaya merupakan
akumulasi pengetahuan budaya yang memberikan status sosial dan
kekuasaan.
1) Memberi Informasi
2) Mendidik
3) Mempersuasi
4) Menyenangkan, memuaskan kebutuhan (komunikan)
19
Fungsi-fungsi media massa
Media massa melakukan memantau semua kejadian oleh individu,
kelompok, dan organisasi dilingkungan sekitar. Dengan adanya media
massa dapat bertindak lebih cepat jika sesuatu terjadi secara info dadakan,
membuat keputusan dan pendidikan.
a) Sebagai pemberi informasi
Menyampaikan informasi atau berirea dengan cepat mau beita lama,
dadakan dan masa depan. sebagai pusat informasi, yang berperan sebagai
penyedia dan penyampai informasi mengenai berbagai macam peristiwa,
kejadian, realitas dan banyak hal lain yang terjadi di tengah masyarakat.
b) Pembuat keputusan
Mengambil keputusan secara media massa ini sangat bagus dan bisa
mengetahui langsung hasil dari keputusan yang di buat. Awal dari semua
aktivitas manusia yg sadar dan terarah, baik secara individual maupun
secara kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional.
c) Sebagai pendidik.
Menurut Chalkley, media massa memiliki fungsi pendidikan yang terwujud
setidaknya dalam tiga hal. Pertama yaitu memberitakan fakta kehidupan
ekonomi masyarakat. Kedua menginterpretasikan fakta itu agar dapat
dipahami oleh masyarakat, dan mempromosikan hal tersebut agar
masyarakat menyadari betapa serius masalah pembangunan yang dihadapi
dan pada akhirnya mereka akan memikirkan tentang masalah tersebut
sehingga membantu masyarakat mencapai solusi-solusi yang baik.
20
4) Kebutuhan integratif sosial. Memperoleh hubungan dengan
keluarga, teman, dan sebagainya.
5) Kebutuhan pelepasan ketegangan; pelarian dan pengalihan.
21
4) Transmission of values (penyebaran nilai). Media massa tidak saja
menyampaikan informasi kepada khalayak, tetapi juga sekaligus
menyebarkan nilai-nilai tertentu kepada masyarakat. Hal ini
berkaitan dengan cara individu mengadopsi perilaku dan nilai
kelompok. Media dapat berfungsi sebagai pemelihara nilai-nilai
sosial budaya tertentu yang diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya.
5) Entertainment (hiburan). Media massa dapat berfungsi sebagai
sarana untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak agar lebih
segar. Media massa melayani kebutuhan khalayak dalam informasi
yang menghibur serta melalui kemasan-kemasan atau program yang
berdimensi seni, seperti film, musik, tari, dan
seterusnya.
22
2) Menganugerahkan status. Informasi atau berita melaporkan
kegiatan individu tertentu sehingga dapat meningkatkan prestise
(gengsi) seseorang.
3) Membius (narcitization). Media menyajikan informasi tentang
sesuatu dan penerima percaya bahwa tindakan-tindakan tertentu
harus diambil.
4) Menciptakan rasa kebersatuan. Melalui program-programnya,
televisi misalnya berpotensi membuat individu memiliki
kesadaran sosial dan merasa menjadi anggota suatu kelompok.
5) Privatisasi. Kecenderungan bagi seseorang untuk menarik diri
dari kelompok sosial dan mengucilkan diri ke dalam dunianya
sendiri.
23
e. Periklanan dan komersial. Melalui iklan yang disampaikan media
massa dapat membantu khalayak dalam berbagai aktivitas
ekonomi dan sosial.
2.6 Pengertian Komunikasi Pembangunan
Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang saling
berhubungan sangat erat. Kedudukan komunikasi dalam konteks
pembangunan adalah “ as an integral part of development, and
communication as a set of variables instrumental in bringing about
development “ ( Roy dalam Jayaweera dan Anumagama, 1987). Siebert,
Peterson dan Schramm (1956) menyatakan bahwa dalam mempelajari
sistem komunikasi manusia, seseorang harus memperhatikan beberapa
kepercayaan dan asumsi dasar yang dianut suatu masyarakat tentang asal
usul manusia, masyarakat dan negara.
24
komunikasi yang juga mempelajari masalah proses, yaitu proses
penyampaian pesan seseorang kepada orang lain untuk merubah sikap,
pendapat dan perilakunya. Dengan demikian pembangunan pada dasarnya
melibatkan minimal tiga komponen, yakni komunikator pembangunan, bisa
aparat pemerintah ataupun masyarakat, pesan pembangunan yang berisi ide-
ide atau pun program-program pembangunan, dan komunikan
pembangunan, yaitu masyarakat luas, baik penduduk desa atau kota yang
menjadi sasaran pembangunan.
Definisi komunikasi
Definisi pembangunan:
25
c. Sebagai proses: Proses perubahan dari suatu keadaan yang tidak baik
menuju keadaan yang lebih baik (sifatnya dikehendaki dan
direncanakan).
d. Sebagai Pertumbuhan & Perubahan Sosial: Pertumbuhan ekonomi
(produksi dan penggunaan sumber daya). Sebagai perubahan sosial
yaitu perubahan dasar kualitatif & distributif di dalam struktur
masyarakat
Arti luas:
Arti sempit:
26
bermacam keterampilan, mempengaruhi sikap dan perilaku (bagaimana
media dipakai secara efisien untuk mengajarkan suatu pengetahuan
tertentu bagi masyarakat suatu bangsa).
c. Pendekatan yang berorientasi pada perubahan yang terjadi pada suatu
komunitas local atau desa. Konsentrasinya pada memperkenalkan
inovasi, dan penyebarannya di suatu desa atau wilayah. Mendalami
bagaimana aktivitas komunikasi dipakai mempromosikan penerimaan
yang luas akan ide-ide dan produk baru. (Pramono, 2016)
27
sedangkan DSC pendekatan yang digunakan merupakan pendekatan mikro
yang berusaha menyelesaikan permasalahan masyarakat pada tingkatan
komunitas sesuai dengan aspirasi komunitasnya. (Rusadi, 2014) Secara rinci
dapat dilihat dari tabel 1. Model pembangunan yang bertumpu pada proses
dari bawah (bottom up) yang memunculkan model komunikasi partisipatif,
dalam konteks ini komunikasi dikembangkan untuk mengajak elemen
masyarkat berpartisipasi dalam proses pembangunan. Melalui pendekatan
ini Lembaga Swadaya Masyarakat (NGO) memperoleh porsi utama untuk
memberdayakan masyarakat. Isu pembangunan telah bergeser menjadi isu
perubahan.Pendekatan komunikasi dalam rangka menciptakanperubahan
yang bertumpu teori-teori persusasi yang berbasis pada teori-teori
komunikasi dan psikologi, berkolaborasi denganteori-teori ekonomi mikro
sehingga memunculkan konsep pemasaran social (social marketing),yaitu
upaya melakukan perubahan sosial dengan pendekatan marketing.
Pendekatan komunikasi pembangunan lebih sektoral untuk mengatasi
permasalahan masyarakat di sektornya. Pembangunan merupakan upaya
melakukan perubahan masyarakat, dan kampanye perubahan sosial
merupakan upaya yang terorganisasi yang diselenggarakan oleh kelompok
sosial yang diarahkan untuk mempengaruhi orang lain. Dengan demikian
kampanye perubahan sosial merupakan upaya yang terorganisasi yang
diselenggarakan oleh kelompok agen perubahan yang diarahkan untuk
mempengaruhi kelompok lainnya dengan tujuan untuk mengubah, atau
untuk mengabaikan beberapa gagasan, sikap, paraktek dan perilaku (Kotler,
1989:6).
Komunikasi Pembangunan
1. Secara umum diterapkan untuk tingkat nasional atau makro
2. Bersifat fungsional, tidak terarah, samar-samar
3. Tidak ada batas waktu dan melalui proses persuasif
28
4. Bergantung pada dampaknya dari karakteristik yang melekat
pada teknologi
5. Dibatasi pada media berbasis teknologi, yaitu media massa
6. Sepenuhnya “top down” dan bersifat hirarki
7. Penyelenggaraan penelitian yang sangat kompleks ± jumlah
variable yang besar, sulit diakses dan dikendalikan, konsekuensi,
penelitian yang sangat terukur.
8. Kehilangan kredibelitas bertahun-tahun
a. Model Linier
Model ini merupakan model komunikasi satu arah dan top down,
hirarkis. Teknologi pertanian dalam hal ini Bimas di transfer dari
pihak yang memiliki teknologi kepada para petani dengan asumsi
petani tersebut pasti membutuhkan teknologi tersebut. Model ini
diangap gagal dalam penyebarkan difusi inovasi karena beberapa
hal. Pertama, inovasi yang ditawarkan tidak menyentuh kepada
penerima langsung, karena yang meperoleh manaat hanya lapisan
atas masyarakat yang jumahnya sepertiga jumlah petani. Dalam
kaitan ini biasanya yang memiliki dan mengolah lahan tersebut
berasal dari keluarga penyuluh, para peneliti yang sebenarnya
merupakan keluarga petani. Model ini juga tanpaknya tidak
mempercayai para petani, pebisnis dan para professional
mengetahui permasalahan dan bisa menyelesaiakan masalah
pertanian yang dihadapi. Pedekatan top down dalam model ini juga
dinilai kurang luwes, karena bersifat instruksional sehingga tanpak
statis dan mekanis. (Sadono, 2009).
b. Model Pemasaran Sosial
Pemasaran sosial merupakan strategi melakukan perubahan
masyarakat dengan menggunakan teknik pemasaran. Sebagaimana
dalam strategi pemasaran produk-produk komersial yang akan
diubah adalah perilaku individu agar tertarik membeli produk yang
29
ditawarkan, pemasaran sosial pun ditujukan kepada individu.
Elemen-elemen pemasaran paling sedikit ialah product, place,
promotion dan price (harga). Elemen inilah yang harus dibaurkan
agar menjadi kesatuan strategi memenangkan pesaingan.
c. Model Komunikasi Pembangunan Partisipatif
Model komunikasi pembangunan partisipatif, merupakan model
yang dibangun dengan pendekatan dari bawah dan fokusnya kepada
pembangunan mikro. Dalam pembangunan pertanian, sebagaimana
dikemukakan oleh Sadomo(2009) setelah para petani memperoleh
banyak penyuluhan dan program-program lainnya seperti pelatihan-
pelatihan, petani kemudian dianggap mampu melakukan
komunikasi ke bebagai sumber dan tidak lagi dianggap sebagai
pihak yang tidak paham dan mampu melakukan inovasi. Dalam
kondisi ini paradigma difusi inovasi tidak cocok lagi, dan kemudian
diterapkan model Eksperimental Learning Cycle (ELC). Dengan
model ini terjadi komunikasi aktif antara petani dengan penyuluh,
untuk memahami lingkungan, dan menemukan inovasi yang berasal
dari lingkungannya yang kemudian dikembangkan oleh mereka.
Model ini merujuk pada model yang dikemukakan Mc Clure dari
Roadhes (1984) yang merupakan model yang komplek dengan
menekankan pada aliran informasi dari petani ke petani dan
mengarahkan pada kesempatan yang ditawarkan perbaikan interaksi
antara peneliti dengan petani (Mugniesyah dalam Sadono, 2009).
d. Model TIK untuk Pembangunan
Di Indonesia pendayagunaan TIK untuk pembangunan
perkembangannya sesuai dengan perkembagan infrastruktur dan
tingkat literasi masyarkatnya. Penggunaan personal computer pada
awal pertumbuhan penggunaan TIK hanya ada di kota-kota besar
yang memiliki literasi yang relative baik. Pembelian dan distribusi
peralatan komputer sering tidak disiapkan dengan aplikasi yang
sesuai kebutuhan dan kesiapan SDMnya, namun secara perlahan-
30
lahan penggunaan komputer sebagai alat kerja kantor sudah tidak
asing lagi, hanya penggunaan data base untuk kepentingan data yang
terintegrasi dewasa ini masih menjadi permasalahan.
31
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Komunikasi massa dapat disimpulkan sebagai komunikasi yang
menggunakan media massa. Media massa merupakan penciri utama yang
membedakan antara komunikasi massa dan sistem komunikasi lainnya.
Kemudian dalam pengertian yang luas, komunikasi pembangunan dapat
digolongkan berbagai pendekatan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu
yang mengupas masalah relasi dan interelasi komunikasi dengan
pembangunan. Sedangkan dalam arti sempit, komunikasi pembangunan
adalah segala upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan dan
keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai
pembangunan kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat
memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan tersebut.
3.2 Saran
Sebagai seorang mahasiswa yang telah mengetahui apa itu komunikasi
massa dan teori komunikasi pembangunan diharapkan kita semakin
memahi bagaimana menerapkan komunikasi yang baik dalam mendukung
pembangunan nasional terutama dalam sector peternakan dan pertanian.
32
DAFTAR PUSTAKA
33