NIM: 1503056029
PM 1A
Surah Al-Qaaf ayat 9-11
Artinya :
1. Dan kami turunkan darilangit air yang banyak manfaatnya lalu kami
tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang
diketan,
2. Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang
tersusun-susun,
3. Untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (kami), dan kami hidupkan
dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya
kebangkitan.
Berdasarkan kepada ayat ini, maka pada zaman modern abad ke 20 ini
di beberapa padang pasir yang kering di Libya, di Saudi Arabia, di Kuwait
dan lain-lain, orang mempergunakan alat-alat berat buat menggalih tanah
mengekuarkan air dari bumi yang kering, sehingga timbullah air dan
padang pasir yang beribu tahun lamanya kering kersang sudah mulai dapat
ditanami, sebab air adalah jadipergantungan hidup. Itu sebabnya maka
lanjutan ayat menjelaskan bahwa air itu “banyak mengandung berkat”,
sehingga karena air tanaman hidup, dan karena tanaman hidup manusia
pun dapat pula melanjutkan hidupdi tempat itu; “maka kami tumbuhkan
dengan dia kebun-kebun dan biji tanaman yang ketam.” (ujung ayat 9)
“Dan pohon kurma yang menjulang tinggi, baginya ada mayang yang
bersusun-susun.” (ayat 10). Ayat ini pun membayangkan keindahan yang
akan dapat kita lihat bila mana lita mengembara di negara-negara yang
subur padanya pertumbuhan korma. Hal ini dapat kita lihat dalam
perjalanan yang jauh, berkilo-kilo meter disebelah Iraq, dari Baghdad
menuju Najaf atau Karbala. Ataupun di daerah-daerah yang lain di
Aljazair menuju Marokko, tinggi-tinggi menjulang, dan kelihatan
mayangnya bersusun-susun, dalam tiap-tiap susunan itu kelihatan
buahnya. Bilamana datang musim shaif (summer, musim panas), ketika
sangat panasnya itulah buah korma jadi masak karena kerasnya tekanan
panas. Maka buah korma itulah menjadi salah satu makanan yang memberi
kenyang, yang sama kuasa membuat kita jadi kenyang seperti nasi,
sehingga bagi tentara Arab di padang pasir, kadang-kadang buah korma itu
saja pun sudah cukup jadi bekalan perang, ringan dibawa kemana-mana.
“Rezeki bagi hamba-hamba.” ( pangkal ayat 11). Yaitu hamba Allah.
“Dan kami hidupkan dengan dia negeri yang telah mati.” Artinya ialah
bahwa dengan datangnya hujan, maka negeri-negeri yang telah mati dapat
hidup kembali, yang lesu dapat menjadi segar; “Seperti itu jualah
kebangkitan.” (ujung ayat 11).
Artinya bahwa seperti kekeringan bumi, kelesuan yang sampai sudah
seperti mati, rumput-rumput benar-benar mati, pohon-pohon jadi hancur
tidak ada harapan lagi, dapat berubah sama sekali bila hujan telah turun.
Kemaren tanah lesu, tadi malam datang hujan, maka paginya kelihatan
tanah yang telah dihitung mati itu hidup kembali. Ini dapat kita saksikan
pada bumi ini bila musim berganti.
Kerap kali terdapat dalam Al-Qur’an perumpamaan demikian dan
jelas sekali bahwa dari rumpun rumput yang tadinya telah mati, sekarang
datang kehidupan, datang kegembiraan. Meski yang mati tetap telah mati,
namun diatas rumpun kematian itu datang tunas kehidupan yang baru. Kita
tidaklah datang pergi menanamkan rumput baru ke atas tanah yang
rumputnya telah mati itu. Tetapi yang meneruskan hidup ialah bekas dari
daun yang mati dahulu itu.
Namun demikian, ujung pengajian masih ada kait talinya dengan
pangkalnya. Yang telah mati akan dihidupkan kembali bilamana hujan
telah turun dan semua yang diadakan Allah diatas bumi ini, pada
hakikakatnya bisalah menjadi rezeki bagi hamba Allah, sebagai tersebut
dipangkal ayat.
Karena pelajaran itu hanya diambil oleh orang yang kembali pada
Allah saja, lain halnya rezeki yang meliputi siapa saja. Hanya saja orang
yang kembali kepada Allah akan memakan rezeki dengan tetap mengingat
dan bersyukur kepada Allah atas segala karunia-Nya sedang orang yang
tidak kembali kepada Allah akan makan seperti halnya makannya binatang
ternak. Oleh karena itu rezeki tidak diberi takhsis (pengkhususan) berupa
ikatan apapun.
Dan dengan air itu kami menghidupkan tanah gersang yang tidak
terdapat padanya tumbuh-tumbuhan, sehingga tanah itu bergerak lalu
menumbuhkan bermacam-macam tumbuhan yang indah.