Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muslimatuththoyyibah

NIM: 1503056029
PM 1A
Surah Al-Qaaf ayat 9-11

Artinya :
1. Dan kami turunkan darilangit air yang banyak manfaatnya lalu kami
tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang
diketan,
2. Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang
tersusun-susun,
3. Untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (kami), dan kami hidupkan
dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya
kebangkitan.

1. Tafsir Al-Azhar, oleh Prof. DR. H. Abdulmalik Abdulkarim Amrullah


“Dan kami turunkan air dari langit yang banyak mengandung berkat”
(pangkal ayat 9). Diturunkan air dari langit, air itu ialah air hujan dan
langit itu ialah tampak yang tinggi. Air itu membawa berkat ke atas bumi.
Didalam ayat yang lain, yaitu dalam surat 21, al-Anbiya’ ayat 30:

“Dan telah kami jadikan daripada air tiap-tiap sesuatu hidup.”

Berdasarkan kepada ayat ini, maka pada zaman modern abad ke 20 ini
di beberapa padang pasir yang kering di Libya, di Saudi Arabia, di Kuwait
dan lain-lain, orang mempergunakan alat-alat berat buat menggalih tanah
mengekuarkan air dari bumi yang kering, sehingga timbullah air dan
padang pasir yang beribu tahun lamanya kering kersang sudah mulai dapat
ditanami, sebab air adalah jadipergantungan hidup. Itu sebabnya maka
lanjutan ayat menjelaskan bahwa air itu “banyak mengandung berkat”,
sehingga karena air tanaman hidup, dan karena tanaman hidup manusia
pun dapat pula melanjutkan hidupdi tempat itu; “maka kami tumbuhkan
dengan dia kebun-kebun dan biji tanaman yang ketam.” (ujung ayat 9)
“Dan pohon kurma yang menjulang tinggi, baginya ada mayang yang
bersusun-susun.” (ayat 10). Ayat ini pun membayangkan keindahan yang
akan dapat kita lihat bila mana lita mengembara di negara-negara yang
subur padanya pertumbuhan korma. Hal ini dapat kita lihat dalam
perjalanan yang jauh, berkilo-kilo meter disebelah Iraq, dari Baghdad
menuju Najaf atau Karbala. Ataupun di daerah-daerah yang lain di
Aljazair menuju Marokko, tinggi-tinggi menjulang, dan kelihatan
mayangnya bersusun-susun, dalam tiap-tiap susunan itu kelihatan
buahnya. Bilamana datang musim shaif (summer, musim panas), ketika
sangat panasnya itulah buah korma jadi masak karena kerasnya tekanan
panas. Maka buah korma itulah menjadi salah satu makanan yang memberi
kenyang, yang sama kuasa membuat kita jadi kenyang seperti nasi,
sehingga bagi tentara Arab di padang pasir, kadang-kadang buah korma itu
saja pun sudah cukup jadi bekalan perang, ringan dibawa kemana-mana.
“Rezeki bagi hamba-hamba.” ( pangkal ayat 11). Yaitu hamba Allah.
“Dan kami hidupkan dengan dia negeri yang telah mati.” Artinya ialah
bahwa dengan datangnya hujan, maka negeri-negeri yang telah mati dapat
hidup kembali, yang lesu dapat menjadi segar; “Seperti itu jualah
kebangkitan.” (ujung ayat 11).
Artinya bahwa seperti kekeringan bumi, kelesuan yang sampai sudah
seperti mati, rumput-rumput benar-benar mati, pohon-pohon jadi hancur
tidak ada harapan lagi, dapat berubah sama sekali bila hujan telah turun.
Kemaren tanah lesu, tadi malam datang hujan, maka paginya kelihatan
tanah yang telah dihitung mati itu hidup kembali. Ini dapat kita saksikan
pada bumi ini bila musim berganti.
Kerap kali terdapat dalam Al-Qur’an perumpamaan demikian dan
jelas sekali bahwa dari rumpun rumput yang tadinya telah mati, sekarang
datang kehidupan, datang kegembiraan. Meski yang mati tetap telah mati,
namun diatas rumpun kematian itu datang tunas kehidupan yang baru. Kita
tidaklah datang pergi menanamkan rumput baru ke atas tanah yang
rumputnya telah mati itu. Tetapi yang meneruskan hidup ialah bekas dari
daun yang mati dahulu itu.
Namun demikian, ujung pengajian masih ada kait talinya dengan
pangkalnya. Yang telah mati akan dihidupkan kembali bilamana hujan
telah turun dan semua yang diadakan Allah diatas bumi ini, pada
hakikakatnya bisalah menjadi rezeki bagi hamba Allah, sebagai tersebut
dipangkal ayat.

2. Tafsir Al-Maragi, oleh Ahmad Mustafa Al-Maragi


Dan kami menurunkan dari langit air yang banyak manfaatnya
karena dengan air itu kami menumbuhkan kebun-kebun yang subur dan
taman-taman yang luas disamping biji-bijian dari tanam-tanaman yang
biasanya diketam seperti gandum, jelai, dan lain-lain.

Dan kami tumbuhkan pula dimuka bumi kurma yang tinggi-tinggi


yang mempunyai mayang yang tersusun sebagian diatas sebagian lainnya
sebagai bahan makanan bagi hamba-hamba kami dan sebagai rezeki
mereka.
Dari Utbah ia mengatakan, pernah saya mendengar nabi Saw
membaca surat Qaf pada salat subuh. Dan tatkala beliau sampai pada ayat
ini, yaitu Wan Nakhla Baasiqat, maka saya bertanya apakah maksut
Baasiqat. Jawab nabi, yang tinggi-tinggi. Demikian hadis yang
diriwayatkan oleh Al-Hakim dan disahkan Ibnu Mardawaih.
Kata ‘Ibad pada ayat ini tidak terkait dengan Al-Inbah (kembali
kepada Allah) seperti halnya pada firman Allah Ta’ala:

“Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba


yang kembali (mengingat Allah).” (Qaaf, 50 : 8)

Karena pelajaran itu hanya diambil oleh orang yang kembali pada
Allah saja, lain halnya rezeki yang meliputi siapa saja. Hanya saja orang
yang kembali kepada Allah akan memakan rezeki dengan tetap mengingat
dan bersyukur kepada Allah atas segala karunia-Nya sedang orang yang
tidak kembali kepada Allah akan makan seperti halnya makannya binatang
ternak. Oleh karena itu rezeki tidak diberi takhsis (pengkhususan) berupa
ikatan apapun.

Dan dengan air itu kami menghidupkan tanah gersang yang tidak
terdapat padanya tumbuh-tumbuhan, sehingga tanah itu bergerak lalu
menumbuhkan bermacam-macam tumbuhan yang indah.

Selanjutnya apa yang diterangkan di atas dijadikan oleh Allah


sebagai dalil yang menunjukan bakal terjadinya kebangkitan. Firman-
Nya :
Seperti halnya kehidupan yang indah, inilah kehidupan kalian
kelak dengan diadakannya kebangkitan dari kubur.

Ungkapan tentang dikeluarkannya tumbuh-tumbuhan dari dalam


tanah dengan cara dihidupkan dan tentang dihidupkannya orang-orang
yang telah mati dengan cara dikeluarkan dari kubur, merupakan seruan
agar menganggap penting tentang penumbuhan tumbuh-tumbuhan dan
menganggap mudah bagi Allah tentang kebangkitan, dan bahwa
persamaan antara dikeluarkannya tumbuh-tumbuhan dan dihidupkannya
kembali orang- orang yang telah mati benar-benar terjadi. Hal itu
dilakukan oleh Allah untuk memberi kejelasan tentang metode kias dan
untuk mendekatkan pemahaman kepada manusia.

3. Tafsir Quthb, oleh Sayyid Quthb


Air yang turun dari langit merupakan tanda yang menghidupkan
kalbu yang mati, sebelum ia menghidupkan bumi yang mati.
Pemandangan itu tentu saja memiliki dampak yang khas terhadap kalbu.
Hujan tidak hanya menyenangkan anak-anak dan membuat hatinya
berbunga-bunga. Tetapi, hati orang dewasa yang peka pun merasa senang
dengan pemandangan itu dan hatinya bertepuk tangan seperti halnya kalbu
anak-anak yang masih bebas dan fitrahnya relatif baru.
Disini Allah menyifati air dengan keberkahan. Air berada ditangan
Allah dan sebagai sarana untuk menumbuhkan aneka biji buah, benih, dan
pohon kurma. Dia menyifati pohon kurma dengan ketinggian dan
keindahan.

“Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang


yang bersusun-susun.” (Qaaf:10)
Penambahan dengan mayang yang bersusun-susun bertujuan
menonjolkan keindahan mayang yang bersusun-susun pada pohon kurma
yang menjulang. Hal itu sejalan dengan atmosfer dan naungan kebenaran,
yaitu kebenaran yang menjulang lagi indah.
Allah menyentuh kalbu. Dian menganugrahinya dengan nikmat air,
kebun, buji-bijian, pohon kurma, dan mayang “sebagai rejeki bagi
hamba...”, rezeki yang sarananya digiring Allah. Dia menangani
pertumbuhannya dan mengeluarkan kembangnya bagi para hamba. Dialah
yang maha mengurus, sedang mereka tidak menghargai dan tidak
mensyukurinya.
Seluruh rangkaian penyajian alam semesta bermuara pada tujuan
akhir yaitu,
“...Dan kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti
itulah terjadinya kebangkitan.” (Qaaf: 11)
Itu adalah proses yang terjadi disekitar mereka secara terus
menerus dan berulang-ulang serta akrab bagi mereka. Tetapi, mereka tidak
menyadarinya dan tidak mencermatinya sebelum menentang dan
memandang ganjil, bahwa seperti itulah terjadinya kebangkitan yakni
dengan cara yang populer dan mudah.
Demikianlah, Allah telah memfirmankan aneka sentuhan terhadap
kalbu manusia dengan rangkaian yang panjang, indah, berpengaruh, dan
mengilhami setiap hati yang mau kembali. Demikianlah pencipta kalbu
menangani berbagai kalbu.
Kemudian Allah melanjutkan dengan menyajikan lembaran-
lembaran buku sejarah manusia setelah dia menyajikan lembaran-lembaran
kitab alam semesta. Lembaran sejarah itu menuturkan tempat kembali para
pendusta yang meragukan masalah ba’ats seperti halnya kaum musyrikin.
Mereka juga mendustakan sebagaimana orang-orang yang mendustakan
para rosul. Maka, ditimpakanlah kepada mereka ancaman Allah yang tak
dapat dihindari dan dielakkan.

 Hubungan Sains dan Teknologi


Islam dan sains merupakan dua hal yang saling melengkapi dan
berkesinambungan. Salah satu buktinya adalah dengan banyak-banyaknya
ayat Al-Quran yang menerangkan secara jelas dan rinci tentang ilmu sains.
Salah satunya adalah ayat yang menerangakan tentang siklus air laut yang
terkandung dalam surat Qaaf ayat 9-11. Selain itu masih banyak lagi ilmu-
ilmu yang lain.
Fungsinya yaitu menghidupkan tumbuhan, sumber minuman
mahluk hidup, mengingatkan kepada semua manusia bahwa akan kuasa
Allah Azza wa Jalla.
Pengelolahan sumber daya air dapat dilakukan dengan cara
mempergunakan sumber daya alam air seefisien mungkin, air limbah yang
dibuang ke perairan harus diolah lebih dahulu sehingga memenuhi standar
air limbah yang telah ditetapkan pemerintah, dan megusahakan cahaya
matahiri dapat menembus dasar perairan, sehingga proses fotosintesis
dapat berjalan lancar.
Penggunaan teknologi dalam pertanian adalah berkaitan dengan
pemuliaan, bioteknologi, budidaya organik, pengolahan industri hilir,
penanganan dan pemanfaatan limbah, tata guna air dan teknologi
informatika untuk pemasaran.
Pengguaan teknik modern untuk mengendalikan air sungai
sehingga memudahkan petani dalam memperoleh air dan untuk
pembangkit listrik.
Secara garis besar, pemanfaatan teknologi harus senantiasa
mempertimbangkan usur lingkungan hidup. Artinya, pemanfaatannya
harus sejauh mungkin ramah lingkungan.
 Ilmu yang dikembangkan dalam surat Qaaf ayat 9-11
Ilmu yang dipelajari yaitu ilmu pertanian & botani. Studi Al-
Qur’an memberikan dorongan kepada manusia untuk membangun atau
mengembangkan pertanian bagi kesejahteraan umat islam. Dan Al-Qur’an
menyebutkan secara terperinci kegaiban Tuhan dalam dunia tumbuh-
tumbuhan dan bagaimana ia tumbuh karena air. Tanah yang gersang dan
mati menjadi hidup kembali, dipenuhi dengan bermacam-macam tumbuh-
tumbuhan apabila mendapatkan air hujan.

Anda mungkin juga menyukai