Disusun Oleh :
5. Menangkap nilai dari pelanggan untuk menciptakan profit dan ekuitas pelanggan
Keberhasilan dalam menangkap nilai pelanggan menjadikan pelanggan merasa sangat senang
dan loyal terhadap produk perusahaan. Hal tersebut juga termasuk keberhasilan 4 tahap diatas.
BAB III
MEMBANGUN DAN MENGHANTARKAN NILAI PELANGGAN
Keberhasilan perusahaan mendapat nilai unggul bagi pelanggan menjadikan perusahaan
memiliki kemampuan memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen dalam upaya menangkap
nilai dari pelanggan berupa nilai penjualan yang diraih prusahaan, pangsa pasar serta profit.
Pemasaran tradisional memandang bahwa perusahaan memiliki fungsi produksi, fungsi
penjualan, oleh karen itu berdasarkan pandangan tersebut posisi pemasaran berada pada tahap
penjualan saja. Pandang tersebut memiliki peluang sukses besar saat perusahaan berada pada
kondisi kelangkaan barang yangmana konsumen tidak memperhatikan kualitas, fitur barang, dsb.
Namun saat lingkungan pasar kompetitif (konsumen banyak pilihan), mengahruskan pemasar
mengidentifikasi keinginan, persepsi, preferensi, serta kriteria keputusan pembelian konsumen.
Urutan proses penciptaan dan penghantaran nilai dibagi menjadi 3 :
1. Memilih nilai, tahap ini memilih nilai, melakukan segmentasi pasar, penentuan pasar sasaran
dan mengembangkan pemosisian nilai yang baik di hadapan pelanggan, hal ini merupakan inti
pemasaran strategis
2. Menyediakan nilai, tahap ini pemasar harus menentukan fitur produk, harga, saluran distribusi.
3. Mengomunikasikan nilai, tahp ini memanfaatkan secara optimal tenaga penjual, iklan, dan
sarana komunikasi produk kepada konsumen.
Menurut Lanning perusahaan mampu menciptakan nilai pelanggan unggul, maka perusahaan
harus mampu mendesain nilai pelanggan unggul dan berdaya saing pada segmen pasar spesifik.
Menurut Kotler hal tersebut melalui 2 metode :
1. Rantai Nilai (Value Chain)
Salah satu alat yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi cara menciptakan
lebih banyak nilai pelanggan.menurut konsep rantai nilai, setiap perusahaan merupakan sintesis
dari berbagai kegiatan untuk merancang, memproduksi memasarkan, menghantarkan, serta
mendukung produk yang dihasilkan. Terdapat 9 aktivitas (yang akan dibagi 2 jenis) yang bersifat
strategis bagi perusahaan yang berimplikasi pada penciptaan nilai dan biaya bagi perusahaan :
- Aktivitas Primer (Primary Activities)
- Aktivitas Pendukung (Supporting Activities)
Dapat dilihat tugas pokok pemasar yaitu mempelajari biaya dan kinerja dalam setiap
kegiatan pencipaan nilaidan mencari cara untuk meningkatkannya. Biaya dan kinerja pesaing
digunakan tolak ukur dalam rangka membandingkan biaya dan kinerja perusahaan. Keberhasilan
ditentukan oleh seberapa baik kemampuan perusahaan dalam mengoordinasikan kegiatan seluruh
departeme dalam melaksanakan proses bisnis inti perusahaan yang mencakup :
- Proses mengindera pasar, memobilisasi intelijen dalam mengumoulkan informasi
pasar terkait dinamika lingkungan pemasaran
- Proses realisasi penawaran baru, penelitian dan pengembangan dalam rangka
meluncurkan penawaran baru dipasar secara cepat dan berkualitas tinggi.
- Proses akuisisi pelanggan, kegiatan yang berhubungan dengan mendefinisikan pasar
sasaran dan mencari calon pelanggan baru
- Proses manajemen hubungan pelanggan, kegiatan terkait membangun pemahaman,
hubungan dan penawaran yang lebih mendalam dengan pelanggan perusahaan
- Proses manajemen pemenuhan, meliputi kegiatan yang mengirimkan barang tepat
waktu serta mengambil pembayaran.
2. Jaringan Penghantaran Nilai (Value Delivery Network)
Perusahaan saat ini dituntut untuk dapat mencari keunggulan kompetitif diluar operasinya sendiri,
yakni ke dalam rantai nilai pemasok.dan distributor dan pelanggan. Cara ini bisa dilakukan oleh
perusahaan tertentu untuk menciptakan jaringan penghantaran nilai yang bagus, yang disebut juga
dengan rantai pasokan (supply chain).
BAB IV
MEMBANGUN KEPUASAN, NILAI DAN LOYALITAS PELANGGAN
A. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan bisa terdapat melalui slogan-slogan ataupun iklan menggambarkan
keinginan kuat perusahaan atau pemasar untuk mewujudkan kepuasan bagi pelanggannya. Kotler
(2009) mengartikan sebagai perasasan senang atau kecewa timbul akibat proses perbandingan
antara persepsi kinerja produk (hasil) dengan harapannya. Harapan/ekspetasi pelanggan dibentuk
melalui pengalaman pembelian masa lalu, nasihat teman, serta janji dan informasi yang
disampaikan pemasar dan pesaing perusahaan. Perusahaan yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan akan selalu berusaha untuk menciptakan kepuasan pelanggan yang tinggi, dengan
berbagai cara yaitu melalui penurunan harga, peningkatan layanan pelanggan, peningkatan
kualitas produk, perbaikan kualitas hubungan dengan pelaggan, dsb. Menurt Irawan terdapat 5
dimensi yang mempengaruhi kepuasan konsumen/pelanggan :
1. Kualitas Produk, meliputi 6 dimensi : performance, durability, feature, reliability,
consistemcy, dan design.
2. Harga, harga produk yang murah menjadi sumber kepuasan dengan pelanggan merasa
mendapatkan value of money yang tinggi.
3. Service Quality, bergantung pada 3 hal (system, teknologi dan manusia). Kualitas pelayanan
ditentukan 5 dimensi : wujud fisik, (tangible), jaminan (assurance), empati (emphaty), daya
tanggap (responsiveness), dan ketepatan (accuracy).
4. Emotional Factor, hal ini berpengaruh kepada gaya hidup. Rasa bangga, percaya diri, symbol
sukses contoh emotional value yang mendasar kepuasan diri seseorang.
5. Biaya dan Kemudahan Mendapatkan Produk dan Jasa, menurut Engel (1994) terdapat 8
atribut yang berperan dalam membentuk kepuasan yaitu: Value to Price, Product Quality,
Product Features, Reliability, Warranty, Response To And Remedy Of Problems, Sales
Experience, Convenience Of Acquisition.
B. Keluhan Pelanggan
Beberapa perusahaan beranggapan dalam mengukur kepuasan pelanggan dengan
memperhatikkan keluhan pelanggan. Jika pelanggan merasa tidak puas atau kecewa terhadap
kinerja produk perusahaan kemungkinan tidak akan membeli produk tersebut kembali dan akan
pindah ke produk perusahaan lain, dan menceritakkan keluhan kepada orang lain dan akhirnya
menimbulkan stigma yang buruk bagi produk tersebut. Untuk mengatasi problematika itu yakni
perusahaan harus mempermudah pelanggan menyampaikan keluhan pelanggan. Misalnya,
menyediakan saluran telpon bebas pulsa, situs web, formulir saran, email yang memungkinkan
komunikasi dua arah secara cepat dan efisien. Perusahaan perlu Menyusun prosedur dalam
menangani keluhan pelanggan diantaranya :
- Perusahaan menyediakan “botline” secara gratis 7x24jam (telepon, email, sms, dsb)
- Menghubungi dan merespon pelanggan secara cepat dan tepat
- Menerima tanggungjawab atas kekecewaan pelanggan
- Mempekerjakan personil layanan pelanggan yang professional
- Menyelesaikan keluhan pelanggan dengan cepat untuk mengembalikan kepuasan
pelanggan yang telah kecewa.
Menurut Tjiptono (2008) terdapat 3 kategori keluhan (complaint) pelanggan, meliputi :
- Voice Response : meminta ganti rugi/mengembalikan produk/jasa kepada penjual
- Private Response : memberi rekomendasi negative kepada pihak lain
- Third Party Response : melakukan tindakan hukum
C. Membangun Nilai Pelanggan
Pelanggan cenderung mengambil pilihan terhadap produk yang akan dibeli dengan
memaksimalkan nilai (value) menurut persepsi mereka. Pemasar dapat meningkatkan nilai
pelanggan melalui peningkatan menfaat ekonomi, fungsional, atau emosional ataupun dapat
mengurangi biaya yang dibebankan pada pelanggan. Secara sederhana, dapat digambarkan
determinan nilai pelanggan, yaitu :
- Nilai yang Dipersepsikan Pelanggan (CPV-Customer Perceived Product)
- Total Manfaat Pelanggan (Total Xustomer Benefit)
- Total Biaya Pelanggan (Total Customer Cost)
D. Menghantarkan Nilai Pelanggan
Tantangan terbesar perusahaan saat ini adalah bagaimana menciptakan pelanggan yang puas
serta mempertahankan pelangga dikarenakan pelanggan tidak puas, dalam hal itu perusahaan harus
mampu memberikan nilai pelanggan yang tinggi (high customer value). Menurut Laning,
perusahaan harus mampu mendesain sebuah proposisi nilai yang unggul dan berdaya saing
(competitive superior value) yang ditujukan pada segmen pasar tertentu yang didukung oleh
system penghantaran nilai yang unggul (superior values delivery system). Menurut Kotler salah
satu cara upaya menciptakan atau menawarkan proposisi nilai pelanggan yang tinggi guna
membangun kepuasan dan mempertahankan pelanggan adalah melalui sitem jaringan
penghantaran nilai.
E. Mengukur Kepuasan Pelanggan
Terdapat beberapa cara untuk mengukur kepuasan pelanggan :
1. Sistem Keluhan dan Saran (Complaint and Suggestion System)
2. Survei Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfication Survey)
3. Pembelanja Misterius (Ghost Shopping)
4. Analisis Kehilangan Pelanggan (Lost Customer Analysis)
F. Loyalitas Pelanggan
Loyalitas merupakan kunci keberhasilan pemasaran perusahaan yang mana menentukan
keberhasilan dan keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Loyalitas pelanggan
merupakan kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah produk,
mempunyai komitmen terhadap produk tersebut dan bermaksud melakukan pembelian kembali.
Griffin (2005) membedakan 4 tingkat loyalitas pelanggan berdasarkan ketrtarikan relative dan
frekuensu pembelian ulang, yaitu :
a. Pelanggan Tanpa Loyalitas, jarang mebeli produk yang sama 2x berturut-turut
b. Loyalitas yang Lemah, membeli produk berulang karena sudah kebiasaan sejak lama
c. Loyalitas Tersembunyi, pembelian ulang terpengaruh situasi, bukan pengaruh sikap
d. Loyalitas Premium, memiliki tingkat ketertarikan dan pembelian ulang yang tinggi
❖ Selain itu terdapat “Pola Loyalitas Pelanggan”, diantaranya :
a. Loyalitas merk tak terbagi (undivided brand loyalty)
b. Loyalitas merk berpindah sesekali (brand loyalty with an occasional switch)
c. Loyalitas merk berpindah (brand loyalty switches)
d. Loyalitas merk terbagi (divided brand loyalty)
e. Pengabaian merk (brand indifference)
❖ Terdapat juga “Pengukuran Loyalitas”, yaitu :
a. Runtutan Pilihan Merk (Brand-Choice Sequence)
- Loyalitas yang Tak Terpisahkan (Undivided Loyalty), pembelian merk: AAAAAA
- Loyalitas yang Terpisahkan (Divided Loyalty), pembelian merk : ABABAB
- Loyalitas yang Tidak Stabil (Unstable Loyalty), pembelian merk : AAABBB
- Tanpa Loyalitas (No Loyalty), pebelian merk : ABCDEF
b. Proporsi Pembelian (Proportion Of Purchase)
Dilakukan dengan cara menghitung proporsi pembelian total dari sejumlah produk tertentu
yang ditujukan ke satu merk atau kombinasi beberapa merk. Kelebihannya yaitu mudah
dikuantitatifkan dan memungkinkan dilakukannya identifikasi loyalitas merk ganda.
c. Preferensi Merk (Brand Preference)
Menggunakan perilaku pembelian nyata sebagai dasar pengukuran loyalitas merk.
d. Komitmen Merk (Brand Commitment)
Adanya loyalitas merk memunculkan komitmen terhadap merk tersebut. Komitmen merk
berfokus pada emosi perasaan. Jika konsumen puas, mereka akan menunjukan tindakan :
- Menjadi lebih setia - Memberikan komentar yang positif
- Membeli produk lebih banyak - Memberikan gagasan kepada perusahaan
❖ Selain itu terdapat bagaimana “Membangun Loyalitas”
Perusahaan mampu membangun loyalitas pelanggan melalui 3 jenis kegiatan, meliputi :
a. Berinteraksi dengan Pelanggan
b. Mengembangkan Program Loyalitas
- Program Frekuensi (Frequency Program), memberikan penghargaan kepada pelanggan
yang membeli produk dalam jumlah besar.
- Program Keanggotaan Klub (Club Membership Program), setiap konsumen berhak
menjadi anggota klub/kelompok pelanggan yang berminat dan bersedia membayar
iuran keanggotaan. Biasa digunakan perusahaan otomotif (Honda) serta computer.
c. Mempersonalisasikan Pemasaran
Perusahaan mencoba menjadikan pelanggan sebagai klien.
BAB V
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PEMASARAN
BAB VI
MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN RENCANA PEMASARAN
Berdasarkan hasil rangkuman yang telah di ringkas, terdapat keterkaitan antara bab satu
dengan bab lainnya. Diawali dari bab pertama yaitu mengenal konsep pemasaran atau marketing
menurut beberapa ahli serta latar belakang pemasaran itu seperti apa. Bab pertama ini merupakan
pondasi untuk melanjutkan bab selanjutnya, karena konsep dasar pemasaran itu harus dipegang
terlebih dahulu agar dapat memahami konsep pemasaran selanjutnya. Lalu, bab selanjutnya
bermula dari bab kedua hingga ketujuh dan sudah memasuki topik mengenai bagaimana proses
pemasaran terjadi. Disitu dapat dipahami proses pemasaran salah satunya menganalisis kebutuhan
dan keinginan pelanggan. Perlu di ingat bahwa keberhasilan perusahaan mendapat nilai unggul
dari pelanggan menjadikan perusahaan memiliki kemampuan memenuhi dan memuaskan
kebutuhan konsumen dalam upaya menangkap nilai dari pelanggan berupa nilai penjualan yang
diraih prusahaan, pangsa pasar serta profit. Perusahaan mampu menciptakan nilai pelanggan
unggul, maka perusahaan harus mampu mendesain nilai pelanggan unggul dan berdaya saing
melalui dua metode yaitu Value Chain dan Value Delivery Network.
Jika kita sudah memahami konsep membangun dan menghantarkan nilai pelanggan ini, kita
dapat beralih ke topik selanjutnya mengenai bagaimana membangun kepuasan, nilai dan loyalitas
pelanggan. Loyalitas sangat diperlukan di perusahaan karena dapat mempertahankan perusahaan
lebih lama dengan memiliki pelanggan yang percaya dan setia terhadap produk yang ditawarkan.
Sebelum pelanggan menjadi loyal, pelanggan perlu melalui fase memiliki perasaan puas terhadap
produk terlebih dahulu. Disini kita dapat mempelajari bagaimana mengikat pelanggan agar
memiliki kepuasan terhadap produk, sebaliknya kita dapat menangkap dan mempelajari mengenai
bagaimana menanggulangi pelanggan yang kurang puas terhadap produk yang ditawarkan. Untuk
menjaga keterikatan antara pelanggan dan perusahaan kita juga perlu membangun sebuah system
informasi yang manad apat menghubungkan pelanggan dan perusahaan lebih erat kembali. Hal
tersebut dapat dilakukan demi pelanggan tetap loyal dan aspirasi terhadap produk lebih
tersampaikan. Selain itu, Sistem Informasi Pemasaran yang tangguh memungkinkan perusahaan
memiliki kemampuan untuk memilih pasar, mengembangkan penawaran, serta melaksanakan
pemasaran secara lebih baik pula. Setelah itu kita dapat mengetahui bagaimana cara
mengembangkan dan mempertahankan perusahaan dengan mengembangkan strategi dan rencana
bisnis. Perusahaan harus memberikan prioritas pada perencanaan strategis dalam 3 bidang utama
agar perusahaan mampu bertindak secara tepat dalam kaitannya dengan orientasi terhadap fokus
kepada pelanggan serta merespon perubahan kebutuhan pelanggan secara tepat. Tidak hanya
sampai situ, perusahaan perlu menganalisa perubahan dan perkembangan lingkungan bisnis saat
ini yang tentunya sangat cepat dipicu oleh kemajuan IPTEK. Perusahaan perlu memantau kondisi
lingkungan bisnis, agar senantiasa mendapatkan informasi terkini terkait perubahan dan
perkembangan lingkungan bisnis yang akan selalu memunculkan peluang serta ancaman baru.
Hal hal yang telah tercantum tersebut tentunya berkaitan sangat erat demi keberlangsungan
kehidupan perusahaan dalam dunia perbisnisan, berawal dari analisa melalui kebutuhan dan
keinginan pelanggan hingga analisa mengenai lingkungan bisnis saat ini. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa materi dari bab pertama hingga bab terakhir saling berkesinambungan antara
satu dengan lainnya, karena menjelaskan secara runtut suatu proses pemasaran dan kegiatan yang
berkaitan dengan kelancaran manajemen pemasaran.