Disusun oleh:
KELOMPOK 9
1. Aprilia Evelina Asmawati (08)/20808141089
2. Aldea Nurrahma M.J. (11)/20808141092
3. Lailatul Hidayati (19)/20808141103
4. M. Fatin Fikri (36)/20808141120
Ultrajaya Milk awalnya hanya terbatas pada pengembangan produk susu. Namun seiring
dengan diversifikasi perusahaan, Ultrajaya Milk mulai mengembangkan inovasi produk jus
yang kemudian dikenal dengan merek Buavita, Gogo. Perusahaan juga mengembangkan varian
minuman lain yang populer seperti Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Pada tahun
2008, merek Buavita dan Gogo diambil alih oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. yang
menyebabkan perusahaan lebih terfokus dalam pengembangan produk susu. Merek utama dari
produk-produk Ultrajaya, antara lain: susu cair (Ultra Milk, Ultra Mimi, Susu Sehat, Low Fat
Hi Cal). Susu tersebut diolah dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan dikemas
dalam kemasan karton aseptic.
Dalam perkembangannya, Ultrajaya Milk berperan sebagai pemain utama dalam industri susu
cair di Tanah Air. Hal ini dibuktikan dengan pencatatan kapasiitas produksi yang mencapai 1
juta liter tiap harinya. Dengan hal ini, total produksi perusahaan telah menyerap setidaknya
lebih dari 90% di pasar domestik. Produk-produk Ultrajaya Milk nyatanya tidak hanya mampu
memenuhi permintaan pasaran domestik saja, melainkan telah merambah hingga pasaran
internasional seperti negara-negara ASEAN termasuk Singapura, Vietnam, dan Filipina serta
negara lain di Afrika seperti Nigeria.
Grafik Riset Pasar “Ultramilk
Grafik 1.1
Grafik 1.6
1. Identifikasi Grafik
Kelompok kami telah melakukan survei pasar mengenai konsumsi Susu Ultramilk
kepada 53 responden. Hasil dari survei tersebut, telah diperoleh grafik seperti diatas.
Berikut ini adalah identifikasi dari grafik di atas.
• Grafik 1.1 menunjukkan bahwa 94,6% dari 53 responden menyatakan sudah
pernah membeli produk Susu Ultramilk. Lalu, 5,4% dari 53 responden
menyatakan belum pernah membeli produk Susu Ultramilk. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden pernah mengkonsumsi Susu
Ultramilk.
• Grafik 1.2 menunjukkan bahwa 35,7% responden menyukai varian rasa
Cokelat pada produk Susu Ultramilk, kemudian diikuti dengan varian rasa Full
Cream dengan angka 21,4%. Pada urutan ketiga, varian rasa yang paling
digemari adalah Strawberry dengan 17,9%. Varian rasa lain, seperti karamel,
taro, moka, low fat, vanilla, anggur, dan low fat coklat memiliki persentase yang
kecil. Selain itu, ukuran kemasan yang paling sering dibeli oleh responden
adalah 250ml dengan presentase 51,8%, diikuti dengan ukuran 200ml yaitu
23,2%. Curah 5liter mendapatkan persentase terkecil, dengan 1,8%.
• Grafik 1.3 pada grafik ini, menunjukkan bahwa sebanyak 36 responden
(64,3%) puas dengan rasa dari Susu Ultramilk. Lebih dari 50% responden
menyukai rasa dari produk Susu Ultramilk. Perusahaan harus konsisten menjaga
rasa dari Susu Ultramilk dan menjaga kualitasnya agar konsumen merasa puas
dengan produk tersebut. Selain rasa, responden tidak keberatan dengan harga
Susu Ultramilk. Terbukti terdapat 16 responden (28,6%) merasa sangat puas
dengan harga yang ditawarkan, dan 26 responden (46,4%) merasa puas.
• Grafik 1.4 menunjukkan intensitas responden membeli Susu Ultramilk.
Menunjukkan bahwa persebaran intensitas beragam. Pilihan responden
bermacam-macam, ada yang hampir setiap hari membeli, hingga yang sangat
jarang membeli produk Susu Ultramilk.
• Grafik 1.5 menyatakan bahwa 27 responden (48,2%) sangat puas dengan
produk Susu Ultramilk, lalu diikuti dengan 25 responden (44,6%) puas dengan
produk Susu Ultramilk. Hal tersebut merupakan sebuah pencapaian yang harus
dipertahankan oleh perusahaan. Tanggapan positif dari konsumen menunjukkan
bahwa produk tersebut memiliki pasar yang baik pula.
• Grafik 1.6 menunjukkan sebanyak 69,6% responden berjenis kelamin
perempuan dan 30,4% berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan responden paling
banyak berada pada usia 18-19 tahun dengan 41 responden (77,3%).