Disusun oleh :
20 / 20808141104
C20
FAKULTAS EKONOMI
2021
BAB I : PEMASARAN
A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana organisasi dan individu memperoleh
apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan pihak
lain (Kotler, 2012). Tujuan ganda dari pemasaran adalah untuk menarik pelanggan baru
dengan menjanjikan nilai yang lebih tinggi dan memberikan kepuasan pelanggan.
B. Perkembangan Definisi Pemasaran
Pemasaran pertama kali didefinisikan sebagai sebuah aktivitas yang berkaitan dengan
penjualan dan periklanan (Kotler, 2012). Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi,
pemasaran didefinisikan sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan
serta membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dalam upaya menangkap nilai yang
diberikan pelanggan (Kotler, 2012).
C. Pemasaran dalam Masyarakat
1. Utilitas bentuk, yaitu manfaat yang dirasakan oleh konsumen karena perubahan bentuk
produk.
2. Utilitas tempat, yaitu manfaat yang dirasakan oleh konsumen karena dapat menikmati
produk di tempat yang diinginkan.
3. Utilitas waktu, yaitu manfaat yang dirasakan oleh konsumen karena dapat menikmati
produk pada saat dibutuhkan.
4. Utilitas kepemilikan, yaitu manfaat kepemilikan bila telah terjadi perpindahan
kepemilikan.
A. Definisi Pemasaran
Pemasaran (marketing) merupakan proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi
pelanggan serta membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dalam upaya menangkap
nilai yang diberikan oleh pelanggan (Kotler, 2012).
B. Proses Pemasaran
1. Memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan
Kebutuhan merupakan keadaan merasa kurang yang muncul pada diri seseorang.
Keinginan merupakan bentuk kebutuhan pada diri seseorang yang dipengaruhi oleh
budaya dan kepribadiannya. Keinginan yang didukung oleh daya beli akan menuntun
terjadinya permintaan.
2. Desain strategi pemasaran
Perusahaan harus bisa mengidentifikasi segmen-segmen pasar yang secara efektif mampu
dilayaninya. Perusahaan juga perlu menentukan proporsi nilai yang akan ditawarkan oleh
perusahaan kepada pelanggan.
3. Desain bauran pemasaran (marketing mix)
Marketing mix merupakan sekumpulan alat yang dipergunakan oleh manajer pemasaran
untuk menjalankan strategi pemasaran, mencakup penentuan produk, harga, saluran
distribusi, dan promosi.
4. Membangun hubungan dengan pelanggan dan menciptakan kepuasan pelanggan
Manajemen hubungan pelanggan merupakan keseluruhan proses membangun dan
mempertahankan hubungan pelanggan yang menguntungkan melalui penciptaan nilai
pelanggan dan kepuasan pelanggan secara berkelanjutan (Kotler, 2012).
5. Menangkap nilai dari pelanggan
Keberhasilan menangkap nilai pelanggan menjadi hasil kerja keras perusahaan dalam
menjalani empat tahap proses pemasaran sebelumnya.
A. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan bergantung pada kemampuan kinerja produk dalam kaitannya dengan
kemampuannya menghadapi harapan pelanggan. Menurut Irawan (2002), terdapat 5 faktor
yang mempengaruhi kepuasan konsumen, yaitu :
1. Kualitas produk, konsumen akan merasa puas jika produk memenuhi harapan dan
ekspektasinya.
2. Harga, harga yang murah menjadi sumber kepuasan yang penting karena dengan harga
murah, konsumen merasa mendapatkan value for money yang tinggi.
3. Service quality, bergantung pada sistem, teknologi, dan manusia.
4. Emotional faktor berpengaruh pada produk yang berhubungan dengan pemenuhan gaya
hidup.
5. Biaya dan kemudahan mendapatkan produk dan jasa.
B. Keluhan Pelanggan
Hal yang perlu dilakukan perusahaan untuk mengatasi keluhan pelanggan adalah dengan
menyediakan pelanggan menyampaikan keluhannya. Perusahaan perlu menyusun prosedur
secara tepat untuk menangani keuhan, antara lain adalah :
1. Menyediakan hotline gratis selama 24 jam dalam 7 hari.
2. Merespons keluhan secara cepat.
3. Menerima tanggung jawab dan kekecewaan pelanggan.
4. Mempekerjakan personil layanan pelanggan yang profesional
5. Menyelesaika keluhan pelanggan dengan cepat.
Menurut Tjiptono (2008), terdapat tiga kategori keluhan pelanggan, yaitu :
1. Voice response, pelanggan meminta ganti rugi atau mengembalikan produk.
2. Private response, pelanggan akan memberikan rekomendasi negatif kepada pihak lain.
3. Third party response, pelanggan akan melakukan tindakan hukum.
C. Membangun Nilai Pelanggan
Pelanggan akan memilih produk-produk yang menawarkan pilihan nilai maksimal menurut
persepsi pelanggan. Digambarkan determinan nilai pelanggan dengan penjelasan sebagai
berikut :
1. Nilai yang dipersepsikan pelanggan (Customer Perceived Product), yaitu perbedaan antara
penilaian pelanggan terhadap semua manfaat dan biaya dari penawarannya.
2. Total manfaat pelanggan (Total Customer Benefit), yaitu total manfaat ekonomi,
fungsional, dan psikologis dari penawaran.
3. Total biaya pelanggan (Total Customer Cost), yaitu total biaya yang dikeluarkan oleh
pelanggan dalam mengevaluasi, mendapatkan, mengunggah, serta membuang penawaran
pasar.
D. Menghantarkan Nilai Pelanggan
Perusahaan harus mendesain sebuah prepoisi nilai yang unggul dan berdaya saing untuk
segmen pasar tertentu yang didukung oleh sistem penghantaran nilai yang unggul. Preposisi
nilai merupakan total manfaat yang dijanjikan perusahaan untuk diberikan kepada pelanggan
melalui jaringan sistem penghantar nilai. Sistem jaringan ini meliputi pengalaman yang akan
didapatkan pelanggan dalam proses memperoleh dan menggunakan penawaran perusahaan.
E. Mengukur Kepuasan Pelanggan
Mengukur kepuasan pelanggan dan monitoring dilakukan secara periodik. Cara-cara yang
dapat dilakukan untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu :
1. Sistem keluhan dan saran dengan menyediakan kemudahan untuk pelanggan mengajukan
keluhan dan sarannya.
2. Survei kepuasan pelanggan dilakukan secara berkala untuk melacak secara langsung
tingkat kepuasan pelanggan. Dapat digunakan untuk mengukur niat pembelian kembali dan
kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan kepada orang lain.
3. Pembelanja misterius melaporkan titik kuat dan titik lemah produk untuk mengetahui
bagaimana personil penjualan menangani berbagai situasi yang berbeda.
4. Analisis kehilangan pelanggan untuk dapat mengetahui pelanggan yang berhenti membeli
produk dengan maksud mengetahui penyebab terjadinya kejadian tersebut.
F. Loyalitas Pelanggan
Loyalitas pelanggan merupakan kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap
sebuah produk, mempunyai komitmen terhadap produk dan bermaksud melakukan pembelian
ulang di masa yang akan datang. Menurut Griffin (2005) terdapat empat tingkatan loyalitas
berdasarkan keterikatan relatif dan frekuensi pembelian ulang, yaitu :
a. Pelanggan tanpa loyalitas : sering melakukan pergantian pemakaian produk/jasa.
b. Loyalitas yang lemah : membeli produk/jasa secara berulang karena kebiasaan.
c. Loyalitas tersembunyi : pembelian ulang yang dilakukannya ditentukan oleh pengaruh
situasi, bukan sikap.
d. Loyalitas premium : bangga dengan produk dan merekomendasikan produk kepada
orang lain.
1. Pola Loyalitas Pelanggan
Menurut Peter dan Olson (2000) menurut pola pembelian :
a. Loyalitas merek tak terbagi : konsumen yang hanya memilih satu merek saja.
b. Loyalitas merek berpindah sesekali : berpindah merek karena alasan tertentu.
c. Loyalitas merek berpindah : memilih merek lain tetapi masih dalam perusahaan yang
sama.
d. Loyalitas merek terbagi : pembelian dua atau lebih merek secara konsisten.
e. Pengabaian merek : pembelian produk dengan mengabaikan merek.
2. Pengukuran Loyalitas
a. Runtutan pilihan merek
1) Loyalitas yang tak terpisahkan : pola pembelian AAAAAA
2) Loyalitas yang terpisahkan : pola pembelian ABABAB
3) Loyalitas yang tidak stabil : pola pembelian AAABBB
4) Tanpa loyalitas : pola pembelian ABCDEF
b. Proporsi pembelian dengan cara menghitung proporsi pembelian total dari sejumlah
produk tertentu yang ditujukan ke satu merek atau kombinasi beberapa merek.
c. Preferensi merek menggunakan perilaku pembelian nyata sebagai data pengukuran
loyalitas merek.
d. Komitmen merek dilihat dari perilaku konsumen yang menjadi lebih setia, membeli
lebih banyak, memberikan komentar yang menguntungkan, dan memberikan gagasan
produk.
3. Membangun Loyalitas
Loyalitas pelanggan menjadi indikator keberhasilan pemasaran perusahaan karena
menentukan keberlangsungan seluruh entitas yang terlibat dalam perusahaan. Menurut
Kotler & Keller (2009) membangun entitas pelanggan melalui tiga jenis kegiatan, yaitu :
a. Berinteraksi dengan pelanggan melalui manajemen hubungan pelanggan.
b. Mengembangkan program loyalitas dengan menggunakan program keanggotaan klub
dan program frekuensi.
c. Mempersonalisasikan pemasaran dengan mengembangkan hubungan dan kontak
berkelanjutan.
KESIMPULAN
Dahulu pemasaran hanya diartikan sebagai kegiatan jual beli antara penjual dan pembeli
tanpa memperhatikan faktor lain untuk keberlanjutan usaha. Namun, seiring perkembangan zaman
definisi pemasaran meluas. Definisi pemasaran menjadi mempertimbangkan nilai bagi pelanggan
agar dapat menciptakan permintaan pelanggan yang berkelanjutan. Penciptaan nilai bagi
pelanggan ini melalui banyak proses untuk dapat membangun dan menghantarkan nilai pelanggan
dengan baik dan tepat. Seluruh perusahaan tentunya bersaing untuk mendapatkan pelanggan yang
loyal terhadap produknya. Oleh karena itu, sebuah perusahaan harus mampu membangun
kepuasan, nilai, dan loyalitas bagi pelanggan.
Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan dan produk/jasa menjadi aspek penting dalam
pemasaran. Untuk mengetahui respon pelanggan kepada perusahaan, perusahaan dapat
memfasilitasi keluhan dan kepuasan pelanggan melalui berbagai cara. Sebagai tindak lanjut atas
keluhan dan kepuasan pelanggan, perusahaan memiliki sistem informasi pemasaran yang dapat
memberikan data akurat dan terkini. Data ini digunakan untuk mengembangkan strategi dan
rencana pemasaran yang tepat sesuai dengan tren yang ada di masyarakat. Strategi dan rencana
pemasaran ini digunakan untuk memindai lingkungan pemasaran agar perusahaan dapat
memenangkan persaingan dan melangsungkan hidupnya. Perubahan dan perkembangan IPTEK
memiliki dampak yang besar bagi perusahaan. Melalui analisis lingkungan pemasaran, perusahaan
dapat mengetahu dan menindaklanjuti ancaman dan peluang yang akan dihadapi oleh perusahaan
di masa yang akan datang seiring dengan adanya perubahan dan perkembangan zaman.