Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL KE-3

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Nama Mata Kuliah : Magister Manajemen


Kode Mata Kuliah : EKMA 5206
Jumlah sks : Manajemen Pemasaran
Nama Pengembang : Dr. Donni Juni Priansa, S.Pd., S.E, M.M.,QWP
Nama Penelaah : Dr. E. Andriansyah, S.E., M.M.
Status Pengembangan : Baru
Tahun Pengembangan : 2020
Edisi Ke- : 1

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
Tugas yang diberikan merupakan merupakan analisis kasus.
Perusahaan-perusahaan yang menjadi fokus dalam analisis
kasus adalah:
 Gojek (Perusahaan penyedia layanan transportasi)
 Traveloka (Perusahaan penyedia layanan travel)
 Link Aja (Perusahaan pembayaran elektronik)
 Alodokter (Perusahaan penyedia layanan kesehatan)
 Tokopedia (Perusahaan marketplace digital)

Mahasiswa dipersilahkan untuk memilih satu diantara kelima


perusahaan tersebut. Perusahaan yang dipilih harus konsisten
dari tugas 1 sd tugas 3.

Pertanyaan tugas
1. Bagaimana cara untuk menciptakan nilai pelanggan Modul 6
perusahaan yang unggul agar perusahaan yang anda pilih 30 Poin
(KB 1, dan 2)
dapat berkompetisi dengan kompetitif dengan pesaing. Modul 7
2. Strategi pemasaran seperti apa yang perlu diterapkan oleh (KB 1, 2, dan 3)
perusahaan yang anda pilih dalam memasuki pasar baru 30 Poin
Modul 8
yang berbasis digital. (KB 1, 2, dan 3)
3. Evaluasi dan pengendalian kegiatan pemasaran seperti apa Modul 9
yang perlu dikembangkan agar perusahaan dapat 40 Poin
(KB 1, 2, 3, dan
mengetahui efektivitas dan efisiensi dari kegiatan 4)
pemasaran yang dilakukannya.
* coret yang tidak sesuai
NAMA : BAYU RYANTORO AFE
NIM : 530056252
Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran

Pertanyaan Ke-1
1. Bagaimana cara untuk menciptakan nilai pelanggan perusahaan yang unggul agar perusahaan
yang anda pilih dapat berkompetisi dengan kompetitif dengan pesaing.

Nilai Pelanggan
Menurut Kotler dan Keller (2009:136) nilai yang dipersepsikan pelanggan adalah selisih
antara penilaian pelanggan perspektif atas semua manfaat dan biaya dari suatu penawaran
terhadap alternatifnya. Sementara menurut Lovelock dan Wright (2007:244) nilai pelanggan
adalah jumlah seluruh manfaat yang dipahami atau dipersepsikan (nilai kotor) dikurangi jumlah
semua biaya yang dipahami. Makin besar perbedaan positif diantara keduanya, makin besar nilai
pelanggannya. Berdasarkan pemaparan para ahli di atas dapat disimpulkan nilai pelanggan
adalah selisih antara manfaat yang dipersepsikan pelanggan dan biaya yang dipersepsikan
pelanggan akan suatu penawaran produk. Nilai pelanggan yang baik adalah nilai pelanggan yang
positif.

Dimensi Nilai Pelanggan 


Menurut Kotler dan Keller (2009), nilai pelanggan diperoleh dari selisih antara apa yang
didapatkan pelanggan dan apa yang ia berikan untuk kemungkinan pilihan yang berbeda.
Terdapat beberapa dimensi nilai pelanggan, yaitu sebagai berikut:

1. Nilai Produk. Nilai produk atau product value adalah evaluasi mengenai seberapa besar
keuntungan yang dapat dinikmati oleh pelanggan terhadap produk yang ditawarkan oleh
produsen. Perusahaan dapat memberikan keuntungan pada pelanggan melalui fitur, tingkat
keandalan, ketahanan, model, dan desain produk. 
2. Nilai Pelayanan. Nilai pelayanan atau service value adalah nilai yang membedakan suatu
produk dengan produk pesaingnya. Nilai pelayanan dapat dilihat dari bentuk atau proses
pelayanan yang diterima oleh pelanggan, apakah pelayanannya cepat dan tepat. 
3. Nilai Personil. Nilai personil atau personal value adalah ukuran kemampuan dan
keahlian karyawan. Nilai personil dapat dilihat dari kemampuan berkomunikasi, kecepatan
dan ketelitian, serta kesopanan dan keramahan karyawan terhadap pelanggan. 
4. Nilai Citra. Nilai citra atau image value adalah nilai yang didapatkan dari persepsi
pelanggan terhadap keseluruhan komponen yang menghasilkan reputasi perusahaan. Nilai
citra dapat dilihat melalui produk, merek, lokasi, dan lain sebagainya. 
5. Harga Moneter. Harga moneter adalah uang yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk
melakukan pembelian terhadap suatu produk. 
6. Biaya Waktu. Biaya waktu adalah besarnya waktu yang dihabiskan oleh pelanggan
ketika berbelanja suatu produk. Biaya waktu dapat dilihat dari kecepatan transaksi. 
7. Biaya Fisik. Biaya fisik adalah besarnya tenaga yang dihabiskan oleh pelanggan ketika
berbelanja suatu produk. 
8. Biaya Psikis. Biaya psikis adalah biaya berupa rasa kesal atau senang selama proses
memperoleh pelayanan atau mengkonsumsi produk.

Nilai pelanggan adalah persepsi konsumen akan selisih dari manfaat yang telah diterima
oleh konsumen Go-ride dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk
mendapatkan layanan tersebut. Indikatornya adalah
1. Emotional value Emotional value adalah utilitas yang berasal dari emosi positif dari
mengkonsumsi layanan Gojek.
2. Social value Social value adalah utilitas yang didapat dari kemampuan layanan Gojek
meningkatkan konsep diri sosial konsumennya.
3. Price/value of money Price/value of money adalah utilitas yang didapat dari produk
karena penurunan biaya Gojek jangka pendek dan jangka panjang.
4. Quality/performance value Quality/performance value adalah utilitas yang diperoleh dari
persepsi terhadap kinerja yang diharapkan pada layanan Gojek

Ada dua point utama yang menjadi bagian penting dari menciptakan sebuah customer
value / nilai pelanggan :
 Membangun nilai berarti berbicara tentang persepsi dan tujuan utamanya adalah untuk
menarik pelanggan baru.
 Menghasilkan kepuasan berarti berbicara tentang harapan dan tujuan utamanya adalah
mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

Menurut Kotler dan Keller (2009), cara membangun nilai pelanggan adalah dengan
meningkatkan manfaat produk, pelayanan, staf dan citra yang ditawarkan serta mengurangi satu
jenis biaya atau lebih. Strategi yang biasa digunakan dalam membangun nilai pelanggan dikenal
dengan istilah generic value strategic, yaitu sebagai berikut:

1. Memberi manfaat lebih dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan pesaing (more for
less). 
2. Memberi manfaat yang lebih dengan biaya yang sama besar bila dibandingkan pesaing
(more for same).
3. Memberi manfaat yang sama dengan pesaing dengan biaya lebih rendah (same for less). 
4. Memberi manfaat yang lebih dan biaya yang lebih besar dibanding pesaing (more for
more). 
5. Memberi manfaat yang rendah dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan pesaing
(less for less).
Terdapat beberapa cara untuk menciptakan nilai pelanggan perusahaan yang unggul agar
perusahaan yang anda pilih dapat berkompetisi dengan kompetitif dengan pesain, yaitu:

1. Economic Value to the Customer, dapat diciptakan jika perusahaan dapat


meningkatkan profitabilitas pelanggan dalam hal peningkatan penjualan, pengurangan
biaya, peningkatan harga atau kebutuhan investasi yang rendah, dimana besarnya nilai
EVC tergantung pada kemampuan perusahaan untuk memberikan solusi yang dapat
meningkatkan performa pelanggan. 
2. Differential Advantage, dapat diciptakan jika pelanggan mempunyai persepsi bahwa
produk/layanan yang ditawarkan oleh perusahaan memiliki keunggulan yang dirasakan
sangat penting sehingga mereka lebih menyukai produk/layanan tersebut. 
3. Brand Development, dapat diciptakan dengan membentuk atribut, manfaat atau
personifikasi yang dimiliki oleh merek tersebut, dimana merek yang dapat
mempresentasikan personifikasi target pasarnya berpeluang besar dibeli dan sulit
digoyahkan pesaing
4. Memahami Pelanggan dan temukan peluang
Kita harus dapat memahami dan memenuhi kebutuhan orang, serta memahami apa yang
mereka anggap berharga. Ini juga melibatkan karakteristik lingkungan dan struktural
yang menentukan perilaku mereka. Ini melibatkan menemukan kebutuhan atau keinginan
yang ada di pasar yang tidak terpenuhi dan bahwa perusahaan memiliki kemampuan
untuk melakukannya.
5. Selalu Berinovasi
Cobalah untuk menyelesaikan kebutuhan dan masalah pelanggan dengan cara yang
benar-benar baru dan berbeda. Inovasi harus diberikan tidak hanya pada produk atau
layanan Anda tetapi juga mengenai penggunaan dan interaksi antara pelanggan dan
produk. Ketika inovasi yang mengganggu terjadi, Anda dapat memecahkan masalah yang
bahkan tidak diketahui konsumen.
Pertanyaan Ke-2
2. Strategi pemasaran seperti apa yang perlu diterapkan oleh perusahaan yang anda pilih dalam
memasuki pasar baru yang berbasis digital.

 Perlu diketahui, bahwa saat ini kita sudah memasuki Era Digital. Alasan Go-Jek Sukses
adalah karena mereka menggunakan semua koneksi digital mereka untuk memasarkan bisnisnya
di Indonesia, yang pada akhirnya sekarang sudah digunakan oleh seluruh warga Indonesia. GO-
JEK mendapatkan pelanggan dengan cara melakukan promosi secara offline maupun online.
Melalui online GO-JEK membuat iklan melalui media sosial yang lagi ngetren, seperti line,
instagram, facebook, youtube, dll.  Selain itu ada online yang dilakukan melalui poster atau cara
yang gampang yaitu melalui identitas yang dipakai oleh para driver GO-JEK saat bekerja, yaitu
atribut jaket, helm, dll. GO-JEK bekerja sama dengan para mitra perusahaan yang mau
menggunakan layanan GO-JEK sehingga hal tersebut dapat menambah jumlah pelanggan baru.
Misalnya GO-JEK bekerja sama dengan KFC untuk memaksimalkan layanan Go-Food, bermitra
dengan tukang pijat untuk layanan Go-Massage, bermitra dengan Bluebird untuk layanan Go-
Bluebird. 

Perusahaan GO-JEK juga berusaha menjalin hubungan dengan pelanggan melalui pemberian
pelayanan yang baik terhadap pelanggannya (customer service). Saat konsumen selesai
menggunakan layanan GO-JEK, konsumen akan diberikan semacam form kepuasan melalui
aplikasi. Dari situ perusahaan berharap bisa memporoleh hal-hal yang perlu dievaluasi sesuai
tolak ukur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Strategi pemasaran bisnis tidak lagi monoton
seperti pada zaman dulu yang masih menggunakan koran, majalah radio dan atau televisi. Saat
ini telah terjadi pergeseran dan seorang digital marketing harus mampu menemukan strategi
terampuh untuk meningkatkan omzet dan pendownload aplikasi (apk).

Dalam proses menuju kesuksesan, mereka menggunakan teknik Digital Strategist. Digital
strategist adalah suatu peran yang dapat membuat orang-orang terpengaruh dengan apa yang kita
akan sampaikan. Dalam pengertian secara umum Digital Strategist merupakan suatu kegiatan
untuk menaikan kegiatan bisnis kita, salah satunya seperti:
1. Nama bisnis kita dikenal oleh banyak orang,
2. Membuat pemasaran bisnis kita semakin berkembang,
3. Dapat membuat aktivasi bisnis kita semakin berkembang, dan
4. Membuat efektifitas serta efisiensi yang tinggi menggunakan semua sosial media yang
akan digunakan.
5. Menemukan solusi untuk setiap masalah dalam ranah digital
Terdapat beberapa Strategi pemasaran yang perlu diterapkan oleh Gojek dalam memasuki pasar baru
yang berbasis digital.

1. Strategi Cloud Marketing, Online Marketing, Close Range Marketing, Email Marketing,
Inbound Marketing, Content Marketing, Search Engine Marketing dan Social Media
Marketing
2. Memilik straetgi yang Memiliki Dampak Sosial
Go-Jek memiliki value dalam menjalankan bisnis mereka dengan memberikan dampak
sosial yang besar dan positif untuk masyarakat Indonesia. Dampak yang sangat terlihat
adalah Go-Jek mampu memberikan lapangan pekerjaan kepada banyak orang
sebagai driver.
3. Follow The Hype
Go-Jek selalu berusaha mengikuti hype atau tren yang sedang terjadi dalam memasarkan
produknya. Ketika sedang booming mengenai film "Pengabdi Setan" Go-Jek membuat
iklan berupa banner Go-Food dengan tagline "Pengabdi Ketan".
4. Mengajak Partner Untuk Bekerja Sama
Setiap bisnis yang dijalankan tidak bisa dijalankan sendiri, sehingga memerlukan partner
untuk diajak bekerja sama. Hal inimenjadi salah satu strategi digital marketing Go-Jek
dengan menggandeng banyak partner untuk meningkatkan bisnis mereka. Mulai dari
tempat makan terkenal untuk Go-Food, minimarket untuk Go-Mart, hingga beberapa
bioskop ternama Indonesia untuk pemesanan tiket nonton di Go-Tix.
5. Fokus pada Customer Journey & Experience
Strategi pemasaran online selanjutnya yang dimiliki oleh Go-Jek Indonesia adalah fokus
terhadap customer journey dan customer experience. Dengan menjunjung kedua hal itu,
perusahaan transaksi online ini dapat memahami kebutuhan, harapan hingga keinginan
pelanggan yang bisa mereka wujudkan dalam satu aplikasi. Sehingga, mereka
mendapatkan pelanggan yang setia menggunakan setiap layanan yang ditawarkan.
6. Memperluas Target Pemasaran
Go-Jek dalam memberikan layanan kepada masyarakat, memiliki strategi pemasaran yaitu
dapat menjangkau semua kalangan. Jika dulu Go-Jek, hanya bisa digunakan untuk mereka
yang tidak punya kendaraan, sekarang Go-Jek bisa digunakan untuk pemesanan makanan,
belanja bulanan, pemesanan tiket dan banyak hal lainnya. Sehingga, aplikasi ini bisa
digunakan oleh banyak kalangan
Pertanyaan Ke-3
3. Evaluasi dan pengendalian kegiatan pemasaran seperti apa yang perlu dikembangkan agar
perusahaan dapat mengetahui efektivitas dan efisiensi dari kegiatan pemasaran yang dilakukannya.

Pengendalian dan evaluasi pemasaran adalah usaha mengoreksi dan selanjutnya memberi
petunjuk kepada pemasar dalam melaksanakan strategi pemasaran agar pemasar selalu bertindak
sesuai dengan yang telah direncanakan, sehingga dapat menghasilkan hasil yang optimal. Jika
dalam pengevaluasian ditemukan penyimpangan-penyimpangan, maka pemasar perlu
menemukan dan menyiapkan solusi atau rencana-rencana cadangan untuk mengatasi hasil yang
menyimpang tersebut.

Langkah-langkah dalam pengendalian dan evaluasi pemasaran, yaitu:


1. Menentukan standar yang dilakukan bersamaan ketika proses perencanaan strategi
pemasaran.
2. Supervisi kegiatan atau pemeriksaan.
3. Mengukur kinerja
4. Membandingkan kinerja dengan standar.
5. Menemukan alasan atau penyebab penyimpangan.
6. Melakukan tindakan koreksi.

Bentuk-bentuk pengendalian dan evaluasi pemasaran mencakup:


1. Pengendalian operasional atau rencana tahunan, yaitu dengan menilai kinerja yang
sedang berlangsung dengan rencana tahunan yang telah dibuat sebelumnya dan
mengambil tindakan perbaikan jika perlu. Tujuannya untuk memastikan bahwa
perusahaan telah mencapai tingkat penjualan, laba,dan  sasaran lain yang telah ditetapkan
dalam rencana tahunannya.
2. Pengendalian profitabilitas, yaitu dengan mengukur profitabilitas aktual berdasarkan jenis
produk, kelompok pelanggan, saluran distribusi, dan besaran pemesanan.
3. Pengendalian strategi, yaitu dengan memastikan apakah strategi atau rencana yang telah
disusun cukup efektif dengan kondisi pasar pada saat tertentu.

Terdapat beberapa evaluasi dan pengendalian kegiatan pemasaran yanag bisa dikembangkan agar
perusahaan dapat mengetahui efektivitas dan efisiensi dari kegiatan pemasaran yang dilakuka, yaitu ;

1. Evaluasi Return on Investment (ROI)


Salah satu hal yang perlu diperhatikan saat mengevaluasi kegiatan pemasaran adalah Return
on Investment (ROI). Tujuannya untuk melihat apakah uang yang sudah diinvestasikan atau
dikeluarkan untuk melaksanakan strategi marketing tersebut benar-benar menghasilkan
keuntungan bagi bisnis atau tidak. Caranya bisa dengan menghitung setiap pengeluaran yang
digunakan untuk setiap iklan, banner, dan lainnya, lalu bandingkan dengan jumlah penjualan
yang berhasil diraih melalui setiap iklan yang dipasang tersebut. Tetapkan target
perbandingan, misalnya target penjualan adalah Rp 10.000.000 dan biaya iklan adalah 10%
dari target penjualan (Rp 100.000). Jika setelah periode iklan selesai, penjualannya melebihi
Rp 10.000.000 atau lebih, bisa dikatakan iklan tersebut berhasil, begitu pula sebaliknya.
2. Bandingkan dengan strategi marketing kompetitor
Cobalah juga untuk sedikit melihat strategi marketing yang dijalankan oleh kompetitor, lalu
bandingkan dengan strategi bisnis yang sedang dijalankan. Jika ternyata ada beberapa
strategi yang mirip, lihat dan bandingkan apa saja yang membedakan, misalnya kualitas,
konten, frekuensi kemunculan, hingga bagaimana respon yang didapat dari masyarakat. Jika
bisnis kompetitor sama-sama memanfaatkan media sosial, coba lihat perbandingan konten
serta pengikut atau follower-nya. Kemudian lihat juga bagaimana respon masyarakat untuk
masing-masing akun. Perbandingan ini bisa dimanfaatkan untuk mengevaluasi apa saja yang
masih kurang dari strategi yang sudah ada dan bisa dijadikan motivasi untuk semakin
meningkatkan strategi supaya tidak kalah saing dengan kompetitor.
3. Kelengkapan strategi dan rencana marketing
Saat mengendalikan dan mengevaluasi strategi marketing yang sudah ada, jangan lupa untuk
memastikan bahwa segala aspek yang dibutuhkan sudah lengkap. Bisa juga mencari
referensi tentang apa saja yang diperlukan saat menyusun strategi atau
perencanaan marketing untuk memastikan kelengkapannya lewat buku, jurnal, e-book, dan
masih banyak lagi. Pada umumnya, susunan strategi dan rencana marketing setidaknya
mengandung aspek-aspek seperti berapa besar anggaran dana yang disiapkan untuk
merealisasikan strategi dan perencanaan marketing, lewat apa saja bisnis akan dipasarkan,
hingga analisa kompetitor. Tanpa kelengkapan aspek yang dibutuhkan, strategi dan
rencana marketing yang disusun beresiko gagal.
4. Respon konsumen
Marketing ditujukan untuk menjangkau dan menarik lebih banyak konsumen untuk datang
dan membeli produk di suatu bisnis. Maka dari itu ketika mengevaluasi strategi marketing,
pelajari jugalah bagaimana respon konsumen terhadap setiap iklan atau cara pemasaran yang
sudah dilakukan oleh bisnis. Bagaimana suatu usaha dapat memahami respon konsumen?
Misalnya dengan mendatangi dan menanyakan konsumen secara langsung, atau bisa juga
dengan survei online. Bisa juga dengan menanyakan pada konsumen tentang bagaimana atau
darimana mereka tahu tentang bisnis tersebut. Cara-cara ini dapat memberi gambaran
tentang respon konsumen serta iklan atau cara pemasaran mana yang paling berdampak.
5. Lihat perubahan-perubahan pada penjualan
Setelah merealisasikan suatu strategi pemasaran baru, cobalah melihat apakah ada
perubahan-perubahan tertentu pada penjualan. Misalnya apakah jumlah penjualan jadi
meningkat atau tidak, kemudian adakah perbedaan signifikan pada penjualan dibanding
waktu sebelum strategi tersebut dijalankan. Biasanya perubahan dapat dilihat dalam periode
mingguan, bulanan, hingga tahunan.

6. Tanya pada diri sendiri tentang strategi marketing yang dijalankan


Ketika membuat sebuah keputusan, terutama berhubungan dengan marketing atau
pemasaran, cobalah tanyakan pada diri sendiri apakah strategi tersebut menarik atau tidak.
Misalnya Teman ingin membuat jargon (slogan) tertentu yang sepertinya menarik untuk
menarik pelanggan dengan menayangkan pada iklan, cobalah bayangkan jika Teman
STOQO adalah calon pelanggan yang melihat jargon tersebut apakah merasa tertarik atau
tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Wiharto, BMP Manajemen Pemasaran Universitas Terbuka, Jakarta. 2019.

https://www.barantum.com/blog/nilai-pelanggan-customer-value/
https://ilmusisteminfo.com/2018/01/03/cara-go-jek-dalam-mengelola-pelanggannya
https://blog.mtarget.co/strategi-marketing-go-jek-yang-dapat-anda-terapkan/
https://jasaadminsosmed.com/ketahuilah-alasan-go-jek-sukses/
Butz, H. dan Goodstein. 1996. Measuring Customer Value: Gaining the Strategic Advantage.
New York: McGraw Hill.
Woodruff, Robert B. 1997. Customer Value: The Next Source for Competitive Advantage.
Journal of the Academy of Marketing Science, Vol.25, No.2.
http://elsimh-feb11.web.unair.ac.id/artikel_detail-89379-Syariah%20Marketing-Evaluasi%20dan
%20Pengendalian%20Pemasaran.html

Anda mungkin juga menyukai