Anda di halaman 1dari 44

TUGAS PROPOSAL PPI

“Perencanaan Proyek Industri Pengolahan Susu UHT Baru di Bali dengan


Memerhatikan Aspek Finansial, Aspek Teknis dan Manajemen, Aspek
Peluang Pasar Berdasarkan Analisa Produk dari Perusahaan yang sudah
ada”
Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Ir. I Ketut Satriawan, MT

Oleh:

Yakobus Jonathan Kristiyanta (1910521046)


Alexander Sitanggang (1910521047)
Yoga Dwi Setyoadi (1910521050)
Lidia Evifani Sitepu (1910521051)
Markus Adrian Tampubolon (1910521053)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Konsumsi susu maupun makanan yang mengandung susu di
Indonesia masih belum bisa terpenuhi oleh persediaan susu sapi di
Indonesia, hal ini didukung berdasarkan data produksi susu nasional
Indonesia hanya dapat terpenuhi 30% dari total wilayah penduduk
Indonesia sehingga sisanya masih impor dari Australia atau Selandia Ba ru
(Aisyah, 2017). Tetapi berdasarkan data dari kementrian pertanian
konsumsi susu segar di Indonesia terus meningkat permintaan dan
penawarannya dari 2015 hingga 2019 (Pusdatin, 2019).
Meningkatnya konsumsi dan produksi terhadap susu segar perlu
adanya produk pengembangan dari susu sapi segar, contohnya menjadi
susu UHT untuk memperluas pasar dengan memaksimalkan pemanfaatan
sumber daya alam. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan studi
kelayakan usaha pada industri susu UHT, yaitu suatu penelitian untuk
memperoleh suatu keputusan apakah usaha tersebut layak untuk dijalankan
atau ditunda atau bahkan tidak layak dijalankan. Studi kelayakan usaha ini
mencakup aspek pasar, aspek teknis dan teknlogi, serta aspek finansial.

2. Rumusan Masalah
- Bagaimana Aspek Pasar dari industri susu segar berdasarkan data yang
diperoleh dari data pertanian?
- Bagaimana Aspek Teknis dan Teknologi yang digunakan untuk
memproduksi susu UHT?
- Bagaimana Aspek Finansial dari studi kelayakan susu UHT yang
dianalisa?
- Apakah pembangunan industri susu UHT ini layak untuk
diproyeksikan berdasarkan IRR, NPV dan B/C Ratio nya?

3. Tujuan
- Mengetahui Aspek Pasar dari industri susu segar berdasarkan data
yang diperoleh dari data pertanian.
- Mengetahui Aspek Teknis dan Teknologi yang digunakan untuk
memproduksi susu UHT.
- Mengetahui Aspek Finansial dari studi kelayakan susu UHT yang
dianalisa.
- Mengetahui kelayakan industri susu UHT ini layak untuk
diproyeksikan berdasarkan IRR, NPV dan B/C Ratio nya.
I. TUGAS ANALISA PASAR (Ir. Anak Agung Putu Agung Suryawan
Wiranatha, M.Sc., Ph.D.)
Identitas Produk

Identitas produk merupakan keterangan yang ada pada kemasan suatu


produk seperti gambaran, data mengenai produk yang dihasilkan. Misalkan pada
produk sebuah minuman kemasan susu UHT. Selain itu yang dimaksud dari
identitas produk minuman susu UHT sebagai contoh produk dari “Ultramilk” ini
adalah seperti bentuk kemasan, warna kemasan, aneka tulisan dalam kemasan dan
logo dari merek produk Ultramilk ini. Identitas produk sangat penting didalam
sebuah produk supaya mudah dikenal dan memengaruhi citra perusahaan dalam
hal ini Ultramilk.
Susu Ultramilk adalah salah satu susu UHT yang paling populer di
Indonesia untuk dikonsumsi, logo yang berciri khas ilustrasi sapi di padang
rumput menjadikan susu UHT ini mudah dikenali oleh masyarakat, selain itu
persepsi di masyarakat akan adanya gambar ini juga memengaruhi bahwa susu
UHT Ultramilk ini adalah susu yang segar langsung dari sumbernya dipadukan
dengan warna kemasan bewarna biru muda.
Analisa atas Penggunaannya
Produk adalah suatu barang atau jasa yang ditawarkan kepada market atau
pasar supaya mendapatkan perhatian yang kemudian sebuah produk tersebut laku
untuk dibeli oleh konsumen (Kotler dan Amstrong, 2001). Secara general produk
dibagi menjadi 2 jenis yaitu produk konsumsi dan produk industri. Produk
konsumsi adalah produk yang dipakai oleh konsumen tingkat akhir setela h itu
produk tersebut habis masa pakai atau penggunaannya.
Maksudnya adalah, produk yang dibeli akan dikonsumsi atau digunakan
langsung dan tidak dijual kembali oleh orang yang terakhir membeli produk
tersebut. Sedangkan produk industri adalah produk yang sengaja dibeli sebagai
bahan baku maupun sebagai bahan baku maupun sebagai barang untuk
diperdagangkan kembali oleh pembelinya. Produk industri yang dibeli akan dibuat
menjadi bermacam-macam produk lainnya untuk dijual kembali dan outputnya
juga balik modal dan mendapatkan keuntungan. Susu Ultramilk adalah produk
yang termasuk kedalam produk konsumsi sebab susu UHT yang diproduksi akan
dipakai atau diminum oleh konsumen akhir.
Susu Ultramilk adalah salah satu produk susu UHT yang populer di
masyarakat dan ramai akan konsumen. Bergerak di bidang pertanian pangan yang
dikenal sebagai susu segar berkualitas yang dikemas dalam kemasan tetrapack
yang tersedia dengan berbagai macam ukuran (200ml, 250 ml dan 100 ml).
Dengan banyaknya susu UHT Ultramilk yang tersedia menjadikan konsumen
bebas memilih sesuai dengan jumlah anggota keluarga atau sesuai dengan
kebutuhan dirumah.
Daya Tahan dan Wujud
Susu Ultramilk dikemas menggunakan kemasan aseptis yang dilapisi 6
lapisankarton terdiri dari aluminnium foil, polyethylene plastis, dan kertas
pelindung khusus dari paparan sinar UV. Tujuan digunakannya 6 lapisan ini agar
menjaga kesegaran susu Ultramilk hingga ke tangan konsumen dan tetap dalam
kondisi yang segar, pelindung dari sinar UV yang bisa merusak kealamian susu,
dapat menghalau udara masuk serta pelindung susu dari bakteri d an jamur yang
menyebabkan susu cepat basi. Hal inilah yang memengaruhi susu Ultramilk tahan
lama dan kehigienisannya terjaga.

Pada saat pemrosesan pembuatan susu Ultramilk ini menggunakan metode


UHT dimana bahan baku di panaskan dalam suhu tinggi mencapai 140° C dalam
waktu 4 detik yang dalam hal ini untuk mengelminasi seluruh bakteri patogen.
Waktu pemanasan yang singkat bertujuan untuk meminimalisir hilangnya
kandungan nutrisi dan menjaga kesegarannya. Sehingga wujud dari susu
Ultramilk ini dapat disimpan dalam waktu maksimum 10 bulan (tanpa dibuka
segel) dalam kondisi kering, bersih dan tempat yang sejuk. Jika produk susu
Ultramilk ini sudah dibuka maka tutup kemasan harus ditutup rapat dan disimpan
dalam lemari pendingin pada suhu kurang lebih 4 oC atau produk maksimal dalam
hari.
Nilai Manfaat Produk
Dalam merencanakan penawaran untuk target market atau pasarnya,
produsen susu Ultramilk dalam hal ini Ultrajaya harus memerhatikan lima
tingkatan nilai manfaat produk tersebut. Setiap tingkatan produk menambah nilai
dan merupakan bagian dari hierarki nilai konsumen.
1. Manfaat inti (Core Benefit) : adalah manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan
akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. Susu Ultramilk dibuat karena
proudusennya yakni Ultrajaya mengklaim bahwa susu Ultramilk adalah susu segar
yang memiliki berbagai macam andungan gizi yang terdapat pada susu ultra milk
dapat menjadi salah satu sumber energy dan nutrisi yang baik. Susu Ultra Milk
merupakan salah satu susu UHT yang mengandung asam lemak yang dapat
menurunkan resiko kematian akibat penyakit stroke.
2. Manfaat dasar (Basic Product) : adalah produk dasar yang memenuhi fungsi
produk yang paling dasar. Bahan kemasan yang dilapisi oleh 6 lapisan dalam
bentuk tetrapack sehingga susu tetap terjaga kesterilannya, selain itu juga kemasan
tetrapack memudahkan saat menuang susu kedalam gelas sehingga meminimalisir
terjadinya tumpah.
3. Manfaat yang diharapkan (Expected Product) : merupakan serangkaian kondisi
dimana produsen menaruh harapan produknya ditangan konsumen. Produk yang
ditawarkan adalah produk normal yang layak untuk dibeli. Sehubungan dengan
hal tersebut kembali lagi terhadap klaim dari Ultrajaya yang mengklaim bahwa
Ultramilk adalah susu UHT pilihan yang segar dan bermanfaat bagi keseha tan
masyarakat yang mengonsumsi serta kemasan yang praktis baik saat digenggam
dan menuang isi kemasan susu terebut.
4. Manfaat diatas harapan (Augmented Product) : adalah produk pelengkap atau
tambahan yang memiliki manfaat juga bagi konsumen sehingga dapat
memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.
Dalam hal ini Ultrajaya juga menawarkan berbagai macam jenis susu UHT antara
lain susu UHT (Ultramilk full cream, Ultramilk low fat, Ultramilk varian rasa dan
Ultramimi), minuman teh UHT (Teh kotak jasmine tea, Teh kotak Flavored Tea),
minuman kesehatan UHT (Ultra sari kacang ijo dan Ultra Sari Asem Asli) dan
Krimer kental manis cap sapi).
5. Semua Pemanfaatan Product (Potential Product) : hal ini dilakukan agar
membedakan produk yang kita buat dengan produk yang lain sehingga memiliki
keunikan tersendiri. Segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin
dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang. Menurut kami karena
Ultrajaya baru memasarkan produk dalam bentuk susu segar dari berbagai varian
rasa dan minuman kami memiliki saran supaya dibuat Ultramilk dalam bentuk
Youghurt yang mana kami rasa belum ada produk dari Ultrajaya yang
memproduksi Youghurt. Namun hal ini kembali lagi kepada kebijakan produsen
apakah saran ini dapat diterima supaya dapat dikembangkan sebagai produk
potensial atau memang sedang dikembangkan atau sudah ada produk Youghurt
dari Ultramilk produksi Ultrajaya.
II. ANALISA PERMINTAAN DAN PENAWARAN (Ir. Anak Agung Putu
Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc., Ph.D.)
Pada tugas sebelumnya, kami mengangkat topik mengenai Analisa Produk
Susu Ultramilk, yang mana diminta untuk menjelaskan identitas produk, analisa
atas penggunaannya, daya tahan dan wujud dan nilai manfaat produk. Kali ini
akan di analisa permintaan dan penawarannya kemudian di proyeksikan ke tahun-
tahun berikutnya untuk mengetahui bagaimana peluang pasar kedepan. Namun
disini kami memakai data susu nasional yang diperoleh dari Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian agar data yang dihasilkan untuk produksi susu
nasional lebih akurat.
• Analisa Permintaan
Tahun Permintaan Susu
Historikal X Y
2015 -2 806.000
2016 -1 972.619
2017 0 977.674
2018 1 1.013.715
2019 2 1.014.371
Proyeksi
2020 3
2021 4
2022 5
2023 6
2024 7

Sumber : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


(Outlook Susu 2015-2019)
NB : Kelompok 7 tidak menemukan data outlook susu 2020-2022
Tahun Permintaan Susu
XY X2
Historikal X Y
2015 -2 806.000 -1.612.000 4
2016 -1 972.619 -972.619 1
2017 0 977.674 0 0
2018 1 1.013.715 1.013.715 1
2019 2 1.014.371 2.028.742 4
n=5 0 4.784.379 457.838 10

Persamaan Linier :
Y = a + bX
Y = 956.876 + 45.784X

Proyeksi X Y = 956.876 + 45.784X


2020 3 1.094.228
2021 4 1.140.012
2022 5 1.185.796
2023 6 1.231.580
2024 7 1.277.364
• Analisa Penawaran
Tahun Penawaran Susu
Historikal X Y
2015 -2 805.363
2016 -1 852.951
2017 0 920.093
2018 1 909.638
2019 2 971.460
Proyeksi
2020 3
2021 4
2022 5
2023 6
2024 7

Sumber : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


(Outlook Susu 2015-2019)
NB : Kelompok 7 tidak menemukan data outlook susu 2020-2022
Tahun Penawaran Susu
XY X2
Historikal X Y
2015 -2 805.363 -1610726 4
2016 -1 852.951 -852951 1
2017 0 920.093 0 0
2018 1 909.638 909638 1
2019 2 971.460 1942920 4
n=5 0 4459505 388881 10
Persamaan Linier :
Y = a + bX
Y = 891.901 + 38.888X

Proyeksi X Y = 891901 + 38888X


2020 3 1.008.565
2021 4 1.047.453
2022 5 1.086.341
2023 6 1.125.229
2024 7 1.164.117

• Analisa Peluang Pasar Susu


Berdasarkan hasil data historikal dan pencarian proyeksi susu dapat
diperkirakan peluang pasar susu kedepan dengan menggunakan rumus :
PERMINTAAN – PENAWARAN = - ➔ PASAR JENUH
PERMINTAAN – PENAWARAN = 0 ➔ KESEIMBANGAN
PERMINTAAN – PENAWARAN = + ➔ PELUANG PASAR

Tahun
Permintaan Penawaran Peluang
Historikal
2015 806.000 805.363 637
2016 972.619 852.951 119.668
2017 977.674 920.093 57.581
2018 1.013.715 909.638 104.077
2019 1.014.371 971.460 42.911
Proyeksi
2020 1094228 1008565 85.663
2021 1140012 1047453 92.559
2022 1185796 1086341 99.455
2023 1231580 1125229 106.351
2024 1277364 1164117 113.247
Grafik Peluang Pasar melalui Data Historikal dan Proyeksi Susu
140.000
Ada Peluang Pasa
120.000

100.000
PELUANG PASAR

80.000

60.000

40.000

20.000

0
2014 2016 2018 2020 2022

Historikal Saat ini Proyeksi

Kesimpulan : Dari hasil diatas dapat diperkirakan bahwa proyeksi susu tahun -
tahun mendatang akan meningkat, hal ini diketahui dari grafik diatas yang mana
proyeksi 2020-2024 ada peluang pasar yang signifikan.

III. ANALISIS ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI (Dr. Dewa Ayu Anom
Yuarini, S.TP.,M.Agb)
1. Penentuan lokasi pabrik
Pemilihan lokasi pabrik dalam hal ini adalah pabrik baru, dimaksudkan
agar memperoleh lokasi yang memberikan unit cost dari proses produksi dan
distribusi yang rendah namun tetap memberikan efisiensi yang maksimum. Pada
industri pengolahan susu UHT yang akan dibangun pabrik di daerah Bali kali ini
akan menggunakan 2 metode untuk menentukan lokasi pabrik. Metode pertama
yang digunakan adalah menggunakan beban skor, pertimbangannya adalah owner
pabrik perlu data kualitatif berdasarkan penilaian atau skoring dari investor untuk
memilih lokasi mana yang tepat untuk dibangun. Namun dalam teorinya metode
ini masih sangat subyektif sehingga perlu metode yang objektif agar lebih
meyakinkan owner untuk mendirikan pabrik susu UHT di Bali ini apalagi target
dari owner bahwa pabrik akan memproduksi 12.000 liter susu/hari sehingga perlu
dilakukan perhitungan dari segala aspek biaya. Maka owner juga menggunakan
analisa dengan BEP yang nantinya akan dicocokkan dengan metode beban skor
sebelumnya.
a. Metode Beban Skor
Owner telah menentukan 3 alternatif lokasi di Bali yaitu, Denpasar,
Kuta dan Jimbaran. Untuk faktor-faktor yang dilihat dalam
merencanakan pendirian pabrik antara lain :
- Sumber bahan baku
- Sewa tanah
- Sarana transportasi
- Ketersediaan tenaga kerja
- AMDAL
Penentuan skoring faktor yang dinilai adalah berdasarkan keterangan
skor dengan skala likert 1 sampai 4.
Keterangan :
1 = Kurang
2 = Sedang
3 = Baik
4 = Baik sekali
Kemudian setelah ditentukan skor dari investor akan dihitung beban
skor dari masing-masing faktor. Bobot tiap faktor antara lain :
- Sumber bahan baku = 20
- Sewa tanah = 25
- Sarana transportasi = 10
- Ketersediaan tenaga kerja = 15
- AMDAL = 30
Hasil penilaian/skoring yang didapatkan dari investor adalah sebagai
berikut :
Faktor yang Alternatif Lokasi
dinilai Denpasar Kuta Jimbaran
Sumber Bahan
Baku 3 3 4
Sewa Tempat 2 1 4
Sarana
Transportasi 4 4 3
Tenaga Kerja 3 2 4
AMDAL 3 1 4
Langkah berikutnya adalah menghitung beban skor tiap lokasi :
Skor Bobot x Skor
Faktor yang dinilai Bobot
Denpasar Kuta Jimbaran Denpasar Kuta Jimbaran
Sumber Bahan Baku 20 3 3 4 60 60 80
Sewa Tempat 25 2 1 4 50 25 100
Sarana Transportasi 10 4 4 3 40 40 30
Tenaga Kerja 15 3 2 4 45 30 60
AMDAL 30 3 1 4 90 30 120
Jumlah Beban Skor 285 185 390
Dari hasil analisis tersebut investor menilai bahwa, pemilihan sumber
bahan baku dari sapi lebih mudah untuk membangun kandang sapi di
daerah jimbaran selain itu juga karena masih banyak lahan kosong
untuk disewakan sebagai pembangunan pabrik dan gudang. Jadi, lokasi
yang dipilih adalah daerah Jimbaran. Namun karena metode ini
dianggap masih subjektif, owner juga mempertimbangkan faktor
objektif berdasarkan perhitungan BEP yang nantinya akan memberikan
hasil yang lebih optimum. Tentunya metode ini lebih berpengaruh
terhadap biaya yang digelontorkan untuk membangun pabrik industri
pengolah susu UHT di Bali untuk lokasi Denpasar, Kuta dan Jimbaran.
Perhitungan besarnya BEP pada masing-masing lokasi adalah sebagai
berikut :
Alternatif Lokasi
Keterangan
Denpasar Kuta Jimbaran
Fixed Cost Rp 60.000.000,00 Rp 90.000.000,00 Rp 120.000.000,00
Harga Jual/Liter Rp 15.000,00 Rp 15.000,00 Rp 15.000,00
Harga Variabel/Liter Rp 1.600.000,00 Rp 1.200.000,00 Rp 800.000,00
Margin Income/Liter (P-VC) Rp 10.000,00 Rp 15.000,00 Rp 12.000,00
- BEP Denpasar
60.000.000
= 6.000 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/ℎ𝑎𝑟𝑖
10.000
- BEP Kuta
60.000.000
= 6.000 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/ℎ𝑎𝑟𝑖
15.000
- BEP Jimbaran
60.000.000
= 10.000 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/ℎ𝑎𝑟𝑖
12.000
Maka, dengan hasil perhitungan BEP diatas berdasarkan rencana
produksi susu 12.000 liter/hari lokasi yang terbaik mendekati target
adalah Jimbaran. Jadi, metode penilaian skor dari investor dan
perhitungan BEP oleh owner sudah sejalan dan diharapkan layak
untuk dikembangkan bisnis pengolahan susu UHT di daerah
Jimbaran.
2. Proses produksi produk
Analisis Aspek Teknis – Teknik Proses Produksi, menurut Legowo (2005),
beberapa tahap proses produksi susu UHT yang sering diterapkan di industri-
industri pengolahan susu adalah mixing, termisasi, pasteurisasi, homogenisasi,
sterilisasi, regenerasi dan pengisian serta dilanjutkan dengan tahap pengemasan,
labeling dan penggudangan. Adapun tahap-tahap proses produksi susu UHT
kelompok kami merujuk pada Legowo (2005) sebagai berikut.
1. Penerimaan Bahan Baku
Bahan baku berupa susu sapi segar diterima oleh petugas. Petugas dari Bidang
Bahan Baku melakukan pengujian mutu dan pengawasan bahan baku dikarenakan
ini merupakan titik kendali kritis. Bahaya yang mungkin terjadi adalah
penyimpangan terhadap spesifikasi bahan baku yang dapat memebahayakan
kesehatan konsumen dengan adanya bahan kimia yaitu residu pestisida dan residu
antibiotik serta bahaya mikrobiologi yaitu adanya cemaran mikroba.
Pengawasan bahan baku yang akan dilakukan mencakup pengujian visual,
mikrobiologi, kimia dan fisik dan penetapan spesifikasi standar susu sapi segar
dengan benar yaitu dilakukan pengontrolan terhadap pemasok.
2. Mixing
Setelah susu sapi segar melalui tahap pengujian mutu dan pengawasan bahan
baku, maka susu sapi segar ditambahkan dengan bahan lainnya berupa gula, bahan
penstabil, flavor dan pewarna. Setelah itu dicampur hingga merata.
3. Termisasi
Setelah tahap mixing, susu sapi yang telah dicampur dengan bahan lainnya
dillakukan pemanasan awal pada suhu rendah sebelum dilakukan pasteurisasi.
Susu akan dipanaskan hingga suhu 65°C dan dalam waktu beberapa detik saja.
4. Pasteurisasi
Lalu susu memasuki tahap pasteurisasi dengan jalan memanaskan susu pada suhu
sekitar 80-90°C selama beberapa detik. Menurut Widodo (2005), tujuan dari
dilakukannya pasteurisasi ini adalah untuk membebaskan susu dari mikroba
patogen sehingga nantinya susu akan aman jika dikonsumsi. Pasteurisasi ini juga
bertujuan untuk menurunkan jumlah total mikroba yang merugikan sehingga
nantinya daya simpan dari susu UHT ini akan lebih lama/ lebih awet.
5. Homogenisasi
Kemudian susu dilakukan homogenisasi untuk menyeragamkan besarnya globula-
globula lemak susu. Homogenisasi ini dilakukan pada tekanan sekitar 2900 psi.
6. Sterilisasi
Menurut Widodo (2003), sterilisasi dilakukan untuk membunuh seluruh bakteri
baik patogen maupun yang non patogen dan menurunkan jumlah spora bakteri
agar susu dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama tanpa pendinginan.
Proses sterilisasi ini adalah proses pemanasan yang utama dalam pembuatan susu
UHT. Pada tahap sterilisasi ini, susu homogen yang dihasilkan akan dipanaskan
pada suhu 135-140°C selama 3-5 detik.
7. Regenerasi
Setelah melalui tahap sterilisasi, kemudian susu segera didinginkan melalui tahap
regenerasi. Pada tahap ini suhu susu akan diturunkan hingga mencapai pada suhu
28°C.
8. Pengisian dan Pengemasan
Lalu susu steril yang dihasilkan akan diisi pada kemasan yang berukuran 1 liter.
Dan juga susu UHT ini akan segera dikemas melalui tahap filling kedalam
kemasan berkapasitas 1 liter tersebut yang terlebih dahulu telah disterilkan.
9. Labeling
Proses labeling dilakukan bersamaan dengan proses pengemasan. Pro ses labeling
mencakup nama produk, komposisi, data expired dll.
10. Penyimpanan
Setelah proses labeling selesai dilakukan, susu UHT dimasukkan dalam kemasan
sekunder berupa kardus dan dilakukan penyimpanan didalam gudang sebelum
didistribusikan.
Diagram Proses Produksi

Mulai

Penerimaan
Bahan Baku

Pengujian dan
pengawasan

Mutu Tidak
Dikembalika
bagus ?
n

Ya
Gula, bahan
penstabil, flavor Mixing
dan pewarna

Terminasi

Pasteurisasi

Homogenisasi

Sterilisasi

Regenerasi

Filling dan
Pengemasan

Labeling

Selesai
3. Mesin dan Alat
Mesin dan peralatan produksi merupakan salah satu komponen penting
dalam kelancaran produksi di setiap industri pengolahan pangan. Tiap -tiap jenis
produk yang dihasilkan, diproduksi menggunakan alat yang berbeda seperti susu
cair UHT, susu cair steril, latic acid drink dan susu kental manis. Khusus untuk
susu UHT dan susu steril hingga tahap standarisasi menggunakan alat yang sama
namun setelah melewati proses UHT Treatment digunakan alat dan mesin yang
berbeda. Untuk susu UHT disimpan dalam Aseptic Tank (AT) kemudian masuk
pada proses filling dan sealing.
Secara umum, mesin dan peralatan dioperasikan secara otomatis
menggunakan program SCADA (Supervisory Control and Data Acquistion).
Seluruh kegiatan proses dan sistem kerja alat dapat dipantau melalui monitor
yang ada di tiap - tiap mesin. Industri susu UHT memilih mesin dan peralatan
berdasarkan pada kemudahan pengoperasian dengan memberikan pelatihan
terlebih dahulu pada operator, selain itu juga dilakukan perawatan secara kontinyu
untuk menjaga kualitas mesin serta dilakukan CIP yang berkala untuk menjaga
kebersihan alat dan mesin sehingga menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
Jenis-jenis alat dan mesin untuk proses produksi susu cair UHT antara lain :
A. Alat dan mesin pada unit fresh milk :
1. Deaerator

Spesifikasi :
Jumlah :1 Buah
Temperatur : 300 oC
Volume : 25m3
Berat :7250 kg
Output : 50 th
Nomer produksi : 16605-347
Tekanan operasi : 0.02 Mpa
Temperature operasi : 105 oC
Media operasi : Steam Boiler
Pengujian Tekanan : 0.3 Mpa
Tanggal Pembuatan : 200602 Qingdao Changlong Power
Equipment Co, LTD The people’s Republic
China
2. Filter 190 µm

Spesifikasi :
Jumlah : 2 Buah
Ukuran saringan : 190 µm

3. Raw Milk Storage Tank (Tank R1 dan R2)

Spesifikasi :
Tinggi : 7,237 m
Diameter : 3, 416 m
Tebal Jaket : 9 cm
Volume : 60 ton
Bentuk : tangki silinder
Bahan : stainless steel
Jumlah : 2 buah
Kapasitas : 60.000 kg
Flowrate : 19.000 kg/jam

4. Balance Tank
Spesifikasi :
Tinggi : 0,779 m
Diameter : 0,824 m
Bahan : Stainless Steel
Kapasitas : 350 Liter
Pelengkap : Pelampung, 2 Flow Meter, 3 Air Eliminator
Tank, 4 Duplex Filter, Kain saring ukuran
200 Mesh
Kecepatan : 170 Litermenit

5. Plate Heat Exchanger Pasteurizer


Spesifikasi :
Panjang, lebar, tinggi alat : 1.681; 0.669; 1.353 m
Panjang plate : 1.0 m
Lebar plate (W) : 0.20 m
Tebal plate : 0.00125 m
Jarak antar plate (H) : 0.005 m
Jumlah plate : 130 buah
Bahan plate : stainless steel 0.5 mm 0.6 mm 0.7
mm 0.8 mm 1mm
Tekanan Desain : 20 Mpa tertinggi, 10 Mpa terendah
Tekanan Pekerjaan : normal 12.5 Mpa
Standar flange : ANSI ASME BS BA JIS DIN GB
ISO
Jenis Koneksi : flense atau benang

6. Holding Tube

Spesifikasi :
Panjang : 27,508 m
Diameter : 7,62 cm = 0,0762 m
Volume : 13 L = 0,013 m 3
Bentuk : pipa silinder
Bahan : stainless steel
Jumlah : 1 buah
7. Homogenizer

Spesifikasi :

Manton Gaulin APV Homogenizer MC75 Series.


Model : 5000 MC752.5PS.
Kapasitas maksimum : 5000 GPH.
Tekanan kerja maksimum : 2500 psi.
Secara keseluruhan dimensi : 6 ft 7 in L x 5 ft 2 in W x 5
ft.1 in H.
Jumlah alat :1
Tekanan kerja yang digunakan : 1500-1900 psi; single stage

8. Pasterurized Milk Tank (Tank P1, P2, P3, P4)

Spesifikasi :
Jumlah : 4 buah
Kapasitas : 100 ton
Dimensi
Tinggi : 12, 045 m
Diameter : 3,675 m
B. Alat dan mesin yang digunakan pada unit proses liquid mixing :

1. Water Filter 5 µm

Spesifikasi :

Jumlah : 1 buah
Micron Rating : 5 Micron
Dimensi : 9 3/4" x 2 1/2"
Media/ bahan : Grooved Polypropylene
Flow Rate : Sekitar 6-8 gallons per minute (6 GPM-8
GPM)
Filter Life : Sekitar 3-6 bulan dan ketika sudah
mengalami penurunan tekanan

2. Hopper

Spesifikasi :

Jumlah : 1 buah
Bentuk : kotak sedangkan bagian atas mengerucut
Dimensi
Panjang : 0, 785 m
Lebar : 0,610 m
Tinggi : 1,860 m
Bahan : stainless steel
3. Hot Water Tank Tetra Pak

Spesifikasi :

Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 5000 L
Dimensi
Panjang : 2,688 m
Diameter : 1, 382 m
Bentuk : tangki silinder
Bahan : stainless steel

4. Anhidrous Milk Fat (AMF) Tank Indo Laval

Spesifikasi :

Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 100-140 L
Tekanan : 2,6 bar
Dimensi
Tinggi : 0,651 m
Diameter : 0,593 m
Bentuk : tangki silinder
Bahan : stainless steel
5. Tri Blender 1

Spesifikasi :

Di dalam Tri Blender 1 terdiri dari alat mixer/ tri blender dan
mixing tank.
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 9000 kg
Dimensi
Tinggi : 2,539 m
Diameter : 1,777 m
Bentuk tangki mixing : tangki silinder dengan bahan stainless steel

6. Filter 177 µm

Jumlah : 2 buah
Micron Rating : 177 µm

7. Standardization Tank (max. suhu 15 ̊C)


Spesifikasi :
Dimensi
Tinggi : 3.55 m
Diameter : 2.45 m
Volume : 27500 ton/ 2500 L
Bentuk : tanki silinder
Bahan : stainless steel

8. Metal Catcher

Spesifikasi :

Jumlah : 1 buah
Bentuk : silinder dengan magnet di permukaan silinder-dilinder yang
terpisah didalamnya
9. Balance Tank UHT 1

Spesifikasi :
Jumlah : 1 buah
Dimensi
Tinggi : 0,779 m
Diameter : 0,824 m
Bahan : Stainless Steel
Kapasitas : 5500 L/jam
Pelengkap : Pelampung yang berfungsi mengontrol permukaan
cairan dalam tangki tetap seimbang, bekerja secara
otomatis

10. Homogenizer 2 stages (Stork Homogenizer)

Spesifikasi :

Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 5500 L/jam
Tekanan
Stage 1 : 250 bar
Stage 2 : 30 bar
Make of electric motor : rotor type XF 250 M-04
Max. connected load : 55 kW
Nominal speed : 1500 rpm
Weight in running order : 2500 kg
11. Tubular Heat Exchanger

Spesifikasi :

THE merupakan alat penukar panas yang terdiri dari coil-coil silinder yang
melingkar didalamnya.
Dimensi :
Panjang pipa : 6 m (L)
Jumlah pipa : 20 buah (n)
Diameterpipa dalam air : 0,094 m (li)
Diameter pipa luar air : 0,1 m (lo)
Diameter pipa dalam susu : 0,044 m (di)
Diameter pipa luar susu : 0,05 m (do)
Diameter pipa yang dilalui air : li – do = 0,1 – 0,05 = 0,05 m (DLi)
Kapasitas : 5.500 liter/jam
Bentuk : tanki silinder
Bahan : stainless steel
Jumlah : 1 unit

12. Filter/ strainer 0,5 mm

Jumlah : 1 buah
Micron Rating : 0,5 mm

13. Ultra Clean Tank

Jumlah : 1 buah

Kapasitas : 17000 ton/ 15000 liter

Spesifikasi :

Dimensi :
Tinggi : 4,241 m
Diameter : 1,962 m
Bentuk : tanki silinder
Bahan : stainless steel

14. UV 7 Disinfecting
Spesifikasi :

Jumlah : 1 buah
4. Layout Pabrik

6
4
3
7
5

10
9 8 2

1
Keterangan gambar :
1. Kandang Sapi
2. Tempat menerima bahan baku
3. Ruang Mixing
4. Ruang Termisasi
5. Ruang Pasteurisasi
6. Ruang Homogenisasi
7. Ruang Sterilisasi
8. Ruang Regenerasi
9. Ruang Filling, Pengemasan dan Labeling
10. Gudang Penyimpanan
IV. ANALISIS ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN (Dr. Dewa Ayu
Anom Yuarini, S.TP.,M.Agb)
1. Struktur Organisasi

2. Job Description
No Jabatan Kegiatan Jumlah Tenaga
Kerja
1 Owner 1. Mengontrol dan mengawasi 1
operasional bisnis
2. Mengontrol dan mengawasi
karyawan
3. Bertanggungjawab terhadap
semua karyawan
4. Bertanggungjawab terhadap
semua kegiatang pada pabrik
2 Manajer 1. Bertugas mengambil 1
keputusan dan
bertanggungjawab atas
tercapainya tujuan pabrik
2. Sebagai pengendali seluruh
tugas dan fungsi pada pabrik
3. Mengawsi perekrutan,
pelatihan,dan pembinaan
4. Meciptakan SOP di pabrik
pada karyawan
5. Memberikan intessif kepada
karyawan
6. Meningkatkan laba
3 Kepala Bidang 1. Bertanggung jawab dalam 4
Pengembangan dan
pemantuan pabrik
2. Menyusun rencana dan
kegiatan pada pabrik
3. Membuat konsep dan
mengoreksi setiap kegiatan
pada pabrik
4 Staff Keuangan 1. Bertanggung jawab pada 1
bagian administrasi dan
keuangan perusahaan
2. Bertanggung jawab dalam
pengelolaan, penerimaan,
transaksi pencatatan dan
pelaopran keuangan pabrik
5 Staff Pemasaran 1. Menetapkan harga jual Susu 1
UHT
2. Merencanakan penjualan
susu UHT yang akan
dipasarkan
3. Bertanggung jawab dalam
proses pendistribusian Susu
UHT
4. Mengatur penjualan susu
UHT
6 Staff Produksi 1. Bertanggung jawab dalam 1
produksi Susu UHT
2. Mengembangkan produksi
susu UHT
3. Pemantauan proses produksi
7 Staff bahan baku 1. Bertanggung jawab dalam 1
persediaan bahan baku susu
UHT
2. Bertanggung jawab dalan
pendistribusian bahan baku
8 Karyawan 1. Melaksanakan pekerjaan 30
sesuai dengan tugas dan
perintah yang diberikan
sesuai dengan pekerjaan
masing masing
2. Bertanggung jawab pada
hasil produksi

3. Jumlah Petugas
No Unit Jabatan Jumlah
1. Kantor Pusat Owner 1 orang
Manajer 1 orang
2. Keuangan Kepala Keuangan 1 orang
Staf Keuangan 1 orang
Karyawan 5 orang
3. Pemasaran Kepala Pemasaran 1 orang
Staf Pemasaran 1 orang
Karyawan 5 orang
4. Produksi Kepala Produksi 1 orang
Staff Produksi 1 orang
Karyawan 10 orang
5. Bahan Baku Kepala bahan baku 1 orang
Staff bahan baku 1 orang
Karyawan 10 orang
Jumlah Keseluruhan 40 orang
4. Upah
Sistem pengupahan tenaga kerja pada Industri pengolahan susu UHT ini
menggunakan sistem upah berkala dan disesuaikan secara hirarki posisi dari
jabatan owner hingga karyawan. Pada industri pengolahan susu UHT ini
diberikan pula bonus per unit dari hasil produksi yang nominalnya berada di atas
UMK Badung, Bali dengan yang mana sesuai dengan perda Badung yaitu Rp
2.930.000. Semua tenaga kerja mendapatkan proses trainning (pelatihan)
sebelum bekerja di industri ini.

Uraian Tahun 2021 Tahun 2022


Gaji Tertinggi 12.400.000 15.000.000
Gaji Terendah 2.930.000 2.500.000
V. ANALISIS FINANSIAL (Prof. Dr. Ir. I Ketut Satriawan, MT)
1. Asumsi dan Parameter
NO Asumsi Jumlah/Nilai Satuan Keterangan
1 Periode proyek 5 tahun Periode 5 tahun
2 Jumlah hari kerja per bulan 20 hari
5 Jumlah bulan kerja per tahun 12 bulan
4 Rata-rata skala produksi/hari
a.Produksi susu/hari 1.000 liter
b.Bahan baku susu segar/hari 800 liter
5 Komposisi pemasaran produk
a.Dijual ke pengecer lokal 20 %
b.Dijual ke pedagang besar 80 %
6 Komposisi jenis produk menurut rasa
a.Rasa vanilla 50 %
b.Rasa Coklat 50 %
7 Harga jual produk di tingkat produsen 10.000 Rp/liter
8 Harga bahan baku susu sapi segar 7.000 Rp/liter
9 Discount Factor 15 % Tk. Suku bunga kredit
2. Biaya Investasi

NO Jenis Biaya Jumlah Satuan Harga Satuan Nilai Satuan UMUR EKONOMIS (TAHUN) PENYUSUTAN PERTAHUN NILAI SISA
1 Perizinan
SIUP 1 Berkas Rp 300.000,00 Rp 300.000,00 Selamanya
SITU 1 Berkas Rp 300.000,00 Rp 300.000,00 5
P-IRT 1 Berkas Rp 300.000,00 Rp 300.000,00 Selamanya
NPWP 1 Berkas Rp 250.000,00 Rp 250.000,00 Selamanya
Sertifikat Halal 1 Berkas Rp 1.000.000,00 Rp 1.000.000,00 3
Sub Jumlah Rp 2.150.000,00
2 Sewa tanah dan bangunan 1 Unit Rp 15.000.000,00 Rp 15.000.000,00 5
3 Alat dan Mesin
Daerator 2 Unit Rp 5.000.000,00 Rp 10.000.000,00 5 Rp 2.000.000,00 0
Filter 190 nm 2 Buah Rp 100.000,00 Rp 200.000,00 2 Rp 50.000,00 Rp 100.000,00
Raw Milk Storage 1 Buah Rp 6.500.000,00 Rp 6.500.000,00 5 Rp 1.300.000,00 0
Balance Tank 3 Buah Rp 3.300.000,00 Rp 9.900.000,00 5 Rp 1.980.000,00 0
Plate Heat Pasteurizer 15 Buah Rp 300.000,00 Rp 4.500.000,00 3 Rp 666.666,67 Rp 2.500.000,00
Holding Tube 1 Buah Rp 8.000.000,00 Rp 8.000.000,00 5 Rp 1.600.000,00 0
Homogenizer 1 Unit Rp 5.000.000,00 Rp 5.000.000,00 5 Rp 1.000.000,00 0
Pasteurized Milk Tank 4 Unit Rp 3.500.000,00 Rp 14.000.000,00 5 Rp 2.800.000,00 0
Hot Water Tank 1 Buah Rp 4.000.000,00 Rp 4.000.000,00 5 Rp 800.000,00 0
Ultra Clean Tank 2 Buah Rp 2.500.000,00 Rp 5.000.000,00 4 Rp 1.250.000,00 0
UV 7 Disinfecting 1 Buah Rp 6.000.000,00 Rp 6.000.000,00 3 Rp 1.333.333,33 Rp 2.000.000,00
Truck Tanki 2 Unit Rp 30.000.000,00 Rp 60.000.000,00 5 Rp 12.000.000,00 0
Sub Jumlah Rp 133.100.000,00 Rp 26.780.000,00
Jumlah Rp 150.250.000,00 Rp 26.780.000,00 Rp 4.600.000,00
3. Rekap Jumlah Biaya Investasi

No Jenis Biaya Nilai Penyusutan


1 Perizinan Rp 2.150.000,00
2 Sewa tanah dan bangunan Rp 15.000.000,00
3 Mesin dan Peralatan Rp 133.100.000,00 Rp 26.780.000,00
Jumlah Rp 150.250.000,00 Rp 26.780.000,00
4 Sumber dana investasi dari Rp
Kredit 50.000.000
Dana Sendiri 100.250.000

4. Biaya Operasional

NO JENIS BIAYA SATUAN Jml/Hari Jml/Bulan HARGA SATUAN BIAYA/BULAN BIAYA/TAHUN


A Biaya Variabel
1 Bahan Baku Susu Sapi Segar liter/hr 800 17.600 Rp 7.000,00 Rp 154.000,00 Rp 1.848.000,00
2 Bahan Baku Gula Cair kg/hr 400 8.800 Rp 5.000,00 Rp 110.000,00 Rp 1.320.000,00
Sub Total Rp 264.000,00 Rp 3.168.000,00
3 Bahan Pelengkap
3.1 Bubuk Coklat kg/hr 500 11.000 Rp 7.500,00 Rp 165.000,00 Rp 1.980.000,00
3.2 Bubuk Vanilla kg/hr 500 11.000 Rp 7.500,00 Rp 165.000,00 Rp 1.980.000,00
Sub Total Rp 330.000,00 Rp 3.960.000,00
4 Bahan Pendukung
a.Kemasan Tetrapack (1000 ml) Kotak 5.000 150.000 Rp 6.000,00 Rp 132.000,00 Rp 1.584.000,00
b.Kemasan Kardus Dus 417 12.510 Rp 2.000,00 Rp 44.000,00 Rp 528.000,00
Sub Total Rp 176.000,00 Rp 2.112.000,00
5 Tenaga Kerja Produksi
5.1 Upah
5.1.1 Manajer orang/hari 1 30 Rp 12.000.000,00 Rp 12.000.000,00 Rp 144.000.000,00
5.1.2 Kepala Bagian orang/hari 4 120 Rp 8.000.000,00 Rp 32.000.000,00 Rp 384.000.000,00
5.1.3 Staf Bagian orang/hari 4 120 Rp 5.000.000,00 Rp 20.000.000,00 Rp 240.000.000,00
5.1.4 Karyawan Pekerja orang/hari 30 900 Rp 2.500.000,00 Rp 75.000.000,00 Rp 900.000.000,00
Sub Total Rp 139.000.000,00 Rp 1.668.000.000,00
6 Biaya Transportasi 1 30 Rp 25.000,00 Rp 750.000,00 Rp 9.000.000,00
Total Biaya Variabel Rp 140.520.000,00 Rp 1.686.240.000,00
B Biaya Tetap
1 Biaya Overhead Pabrik
1.1 Gaji Owner orang/bulan 1 1 Rp 15.000.000,00 Rp 15.000.000,00 Rp 180.000.000,00
1.2 Biaya Administrasi orang/bulan 1 1 Rp 1.000.000,00 Rp 1.000.000,00 Rp 12.000.000,00
1.3 Biaya Listrik per bulan Rp 500.000,00 Rp 6.000.000,00
1.4 Biaya perawatan per tahun Rp 3.000.000,00
Sub Total Rp 201.000.000,00
2 Biaya administrasi per bulan Rp 30.000,00 Rp 360.000,00
Total Biaya Tetap Rp 201.360.000,00
Total Biaya Operasional Rp 2.093.880.000,00
5. Rekap Jumlah Biaya Operasional

No Jenis Biaya Nilai (Rp)


A Biaya Variabel
Bahan baku Rp 3.168.000,00
Bahan pelengkap Rp 3.960.000,00
Bahan pendukung Rp 2.112.000,00
Tenaga kerja produksi Rp 1.668.000.000,00
Biaya transportasi Rp 9.000.000,00
Sub Total Rp 1.686.240.000,00
B Biaya Tetap
BOP Rp 201.000.000,00
Biaya administrasi & umum Rp 360.000,00
Sub Total Rp 201.360.000,00
Jumlah Biaya Operasional Rp 1.887.600.000,00
Besarnya kebutuhan modal kerja dihitung berdasarkan kebutuhan da na
awal untuk satu kali siklus produksi. Usaha pembuatan susu UHT mempunyai
siklus produksi (lama waktu yang diperlukan dari pembelian bahan baku
sampai pembayaran terlama dari penjualan produk) kuran g lebih selama 1
bulan
Kebutuhan Modal Kerja =
1/12 x Biaya Operasional Rp 157.300.000,00

6. Dana Proyek

No Rincian Biaya Proyek Total Biaya


1 Dana investasi yang bersumber dari
a.Kredit Rp 50.000.000,00
b.Dana sendiri Rp 100.250.000,00
Jumlah Rp 150.250.000,00
2 Dana modal kerja yang bersumber dari
a.Kredit Rp 57.000.000,00
b.Dana sendiri Rp 100.300.000,00
Jumlah Rp 157.300.000,00
3 Total dana proyek yang bersumber dari
a.Kredit Rp 107.000.000,00
b.Dana sendiri Rp 200.550.000,00
Jumlah Rp 307.550.000,00
7. Angsuran Kredit
Jangka waktu kredit dari bank adalah 2 tahun tanpa grace period. Tabulasi
angsuran per tahun sebagai berikut :

Tahun
Kredit Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir
ke-
0 Rp 107.000.000,00 Rp 107.000.000,00 Rp 107.000.000,00
1 Rp 4.458.333,33 Rp 9.072.708,33 Rp 62.572.708,33 Rp 107.000.000,00 Rp 4.458.333,33
2 Rp 4.458.333,33 Rp 3.187.708,33 56.687.708 Rp 4.458.333,33

8. Produksi dan Pendapatan Kotor


No Uraian Nilai Satuan
1 Produksi per hari 1.000 liter/hari
2 Produksi per bulan 22.000 liter/bulan
3 Produksi per tahun 264.000 liter/tahun
4 Harga jual di tingkat produsen Rp 10.000,00 Rp/liter
5 Pendapatan per tahun Rp 2.640.000.000,00 Rp/liter

9. Proyeksi Laba Rugi


Tahun Ke-
Uraian Rata-rata
1 2 3 4 5
Pendapatan Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000
Biaya Operasional Rp 2.093.880.000 Rp 2.093.880.000 Rp 2.093.880.000 Rp 2.093.880.000 Rp 2.093.880.000 Rp 2.093.880.000
Laba Kotor Rp 546.120.000 Rp 546.120.000 Rp 546.120.000 Rp 546.120.000 Rp 546.120.000 Rp 546.120.000
Bunga Kredit Rp 9.072.708 Rp 3.187.708
Laba Sebelum Pajak Rp 537.047.292 Rp 542.932.292 Rp 546.120.000 Rp 546.120.000 Rp 546.120.000 Rp 543.667.917
Biaya penyusutan Rp 26.780.000 Rp 26.780.000 Rp 26.780.000 Rp 26.780.000 Rp 26.780.000 Rp 26.780.000
Laba Kena Pajak Rp 510.267.292 Rp 516.152.292 Rp 519.340.000 Rp 519.340.000 Rp 519.340.000 Rp 516.887.917
Pajak Rp 41.526.729 Rp 42.115.229 Rp 42.434.000 Rp 42.434.000 Rp 42.434.000 Rp 42.188.792
Laba Bersih Rp 468.740.563 Rp 474.037.063 Rp 476.906.000 Rp 476.906.000 Rp 476.906.000 Rp 474.699.125
Profit margin (%) 17,75532434 17,95594934 18,06462121 18,06462121 18,06462121 17,98102746
10. Perhitungan BEP
Tahun
No Uraian
1 2 3 4 5
1 Hasil Penjualan Produk Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000
2 Biaya Variabel
2.1 Bahan baku Rp 3.168.000,00 Rp 3.168.000,00 Rp 3.168.000,00 Rp 3.168.000,00 Rp 3.168.000,00
2.2 Bahan pelengkap Rp 3.960.000,00 Rp 3.960.000,00 Rp 3.960.000,00 Rp 3.960.000,00 Rp 3.960.000,00
2.3 Bahan pendukung Rp 2.112.000,00 Rp 2.112.000,00 Rp 2.112.000,00 Rp 2.112.000,00 Rp 2.112.000,00
2.4 Tenaga kerja produksi Rp 1.668.000.000,00 Rp 1.668.000.000,00 Rp 1.668.000.000,00 Rp 1.668.000.000,00 Rp 1.668.000.000,00
2.5 Biaya transportasi Rp 9.000.000,00 Rp 9.000.000,00 Rp 9.000.000,00 Rp 9.000.000,00 Rp 9.000.000,00
2.6 Pajak Rp 41.526.729,17 Rp 42.115.229,17 Rp 42.434.000,00 Rp 42.434.000,00 Rp 42.434.000,00
Total Biaya Variabel Rp 1.727.766.729,17 Rp 1.728.355.229,17 Rp 1.728.674.000,00 Rp 1.728.674.000,00 Rp 1.728.674.000,00
3 Biaya Tetap
3.1 Biaya Overhead Rp 201.000.000,00 Rp 201.000.000,00 Rp 201.000.000,00 Rp 201.000.000,00 Rp 201.000.000,00
3.2 Biaya Administrasi Rp 360.000,00 Rp 360.000,00 Rp 360.000,00 Rp 360.000,00 Rp 360.000,00
Biaya Penyusutan Rp 26.780.000 Rp 26.780.000 Rp 26.780.000 Rp 26.780.000 Rp 26.780.000
Bunga Kredit Rp 9.072.708,33 Rp 3.187.708,33
Total Biaya Tetap Rp 237.212.708,33 Rp 231.327.708,33 Rp 228.140.000,00 Rp 228.140.000,00 Rp 228.140.000,00
BEP Nilai Penjualan (Rp) Rp 686.492.775,50 Rp 669.893.767,33 Rp 660.893.686,78 Rp 660.893.686,78 Rp 660.893.686,78
BEP Jumlah Penjualan (Liter) 686.492,78 669.893,77 660.893,69 660.893,69 660.893,69

BEP rata-rata
Nilai Penjualan (Rp) Rp 667.813.520,64
Jumlah Produksi (Liter) 667.813,52
11. Proyeksi Arus Kas

URAIAN TAHUN
0 1 2 3 4 5
Inflow
a. Pendapatan Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000
b. Dana sendiri Rp 200.550.000,00
c. Kredit investasi Rp 50.000.000,00
d. Kredit modal kerja Rp 57.000.000,00
e. Nilai sisa Rp 4.600.000,00
Total Inflow Rp 307.550.000,00 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.644.600.000
Total Inflow untuk IRR Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.644.600.000

Outflow
a. Investasi/Re-investasi Rp 150.250.000,00 200.000 14.500.000 11.200.000
b. Modal Kerja Rp 157.300.000,00
c. Biaya Operasional Rp 1.887.600.000,00 Rp 1.887.600.000,00 Rp 1.887.600.000,00 Rp 1.887.600.000,00 Rp 1.887.600.000,00
d. Angsuran Pokok Rp 4.458.333,33 Rp 4.458.333,33
e. Bunga Kredit Perbankan Rp 9.072.708,33 Rp 3.187.708,33
f. Pajak Rp 41.526.729,17 Rp 42.115.229,17 Rp 42.434.000,00 Rp 42.434.000,00 Rp 42.434.000,00
Total Outflow Rp 307.550.000,00 Rp 1.942.657.770,83 Rp 1.937.561.270,83 Rp 1.944.534.000,00 Rp 1.941.234.000,00 Rp 1.930.034.000,00
Total Outflow untuk IRR Rp 307.550.000,00 Rp 1.929.126.729,17 Rp 1.929.915.229,17 Rp 1.944.534.000,00 Rp 1.941.234.000,00 Rp 1.930.034.000,00

Cashflow/NET Benefit Rp 697.342.229,17 Rp 702.438.729,17 Rp 695.466.000,00 Rp 698.766.000,00 Rp 714.566.000,00


Kumulatif Cashflow Rp 697.342.229,17 Rp 1.399.780.958,33 Rp 2.095.246.958,33 Rp 2.794.012.958,33 Rp 3.508.578.958,33
Kumulatif Cashflow (-nilai sisa) Rp 697.342.229,17 Rp 64.951.088.962,50 Rp 97.429.560.162,50 Rp 129.911.331.362,50 Rp 162.408.902.562,50
Cashflow untuk IRR -Rp 307.550.000,00 Rp 710.873.270,83 Rp 710.084.770,83 Rp 695.466.000,00 Rp 698.766.000,00 Rp 714.566.000,00

PV Benefit Rp 2.295.652.174 Rp 1.996.219.282 Rp 1.735.842.854 Rp 1.509.428.568 Rp 1.312.546.581


PV Cost Rp 307.550.000,00 Rp 1.584.778.903,08 Rp 1.286.134.510,83 Rp 1.040.376.853,62 Rp 810.662.568,37 Rp 597.980.581,19
PV Cashflow -Rp 307.550.000 Rp 710.873.270,83 Rp 710.084.770,83 Rp 695.466.000,00 Rp 698.766.000,00 Rp 714.566.000,00
Kumulatif PV Cashflow -Rp 307.550.000 Rp 403.323.270,83 Rp 1.113.408.041,67 Rp 1.808.874.041,67 Rp 2.507.640.041,67 Rp 3.222.206.041,67
Kumulatif PV Benefit Rp 2.295.652.174 Rp 4.291.871.456 Rp 6.027.714.309 Rp 7.537.142.878 Rp 8.849.689.459
Kumulativ PV Cost Rp 307.550.000 Rp 1.892.328.903,08 Rp 3.178.463.413,91 Rp 4.218.840.267,53 Rp 5.029.502.835,90 Rp 5.627.483.417,08

IRR 230%
PBP 2,432636888
DF 15%
PV Benefit Rp 8.849.689.459
PV Cost Rp 5.627.483.417
B/C Ratio 1,572583836
NPV Rp 3.222.206.042
Cash Flow (+) Rp 3.529.756.041,67
Cash Flow (-) Rp 307.550.000
Net B/C Ratio 11,47701525
12. Sensitivitas Penurunan Pendapatan, Kenaikkan Operasional dan
keduanya

Hasil Skenario 1 : Penurunan pendapatan 23% dan 25%


IRR 18,30% IRR -9,01%
PBP 4,97 PBP 8,05
DF 15% DF 15%
PV Benefit Rp 6.814.260.883,24 PV Benefit Rp 6.637.267.094,06
PV Cost Rp 6.628.054.841,57 PV Cost Rp 6.715.061.052,40
B/C Ratio 1,03 B/C Ratio 0,99
NPV Rp 186.206.041,67 NPV -Rp 77.793.958,33
Cash Flow (+) Rp 493.756.041,67 Cash Flow (+) Rp 229.756.041,67
Cash Flow (-) Rp 307.550.000,00 Cash Flow (-) Rp 307.550.000,00
Net B/C Ratio 1,61 Net B/C Ratio 0,75

Hasil Skenario 2 : Kenaikan biaya operasional 32,5% dan 35%


IRR 15% IRR -9%
PBP 5,16 PBP 8,12
DF 15% DF 15%
PV Benefit Rp 8.849.689.458,75 PV Benefit Rp 8.849.689.458,75
PV Cost Rp 8.694.833.417,08 PV Cost Rp 8.930.783.417,08
B/C Ratio 1,02 B/C Ratio 0,99
NPV Rp 154.856.041,67 NPV -Rp 81.093.958,33
Cash Flow (+) Rp 462.406.041,67 Cash Flow (+) Rp 226.456.041,67
Cash Flow (-) Rp 307.550.000,00 Cash Flow (-) Rp 307.550.000,00
Net B/C Ratio 1,50 Net B/C Ratio 0,74

Hasil Skenario 3 : Penurunan pendapatan (13,3%) dan kenaikan biaya


operasional (14%)
IRR 15%
PBP 5,220780694
DF 15%
PV Benefit Rp 7.672.680.761
PV Cost Rp 7.527.394.719
B/C Ratio 1,019300973
NPV Rp 145.286.042
Cash Flow (+) Rp 452.836.041,67
Cash Flow (-) Rp 307.550.000
Net B/C Ratio 1,47239812
Kesimpulan
Pembangunan proyek industri susu UHT di jimbaran memiliki peluang
pasar untuk bersaing dengan industri susu UHT yang lain. Dengan memerhatikan
aspek lain seperti teknis dan teknologi yang ada pula diharapkan lokasi Jimbaran
merupakan lokasi terbaik yang dipilih. Kemudian untuk kelayakan usaha IRR
yang dihitung sebesar 230% (sudah lebih besar dari DF 15%), PBP 2,4 (2 tahun 4
bulan) dan B/C Ratio 1,5 (> 1) jadi, industri usaha susu UHT ini sudah dikatakan
layak untuk dibangun berdasarkan teori. Namun juga masih perlu diperhatikan
sensitivitasnya seperti penurunan pendapatan dan kenaikkan biaya operasional.
Daftar Pustaka

Aisyah, Ida Nur. Analisis studi kelayakan bisnis pengolahan susu sapi murni: studi kasus
Koperasi Susu SAE di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Diss. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2017.
Pusdatin. (2015). Outlook komoditas peternakan susu. Pusat Data Dan Sistem Informasi
Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, ISSN 1907-1507, 1–60.
Pusdatin. (2016). Outlook komoditas peternakan susu. Pusat Data Dan Sistem Informasi
Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, ISSN 1907-1507, 1–60.
Pusdatin. (2019). Outlook komoditas peternakan susu. Pusat Data Dan Sistem Informasi
Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, ISSN 1907-1507, 1–60.
[Pusdatin Kementan] Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian (ID). (2017). Outlook Susu 2017. 70.
Pertanian, P. D. dan S. I. (2018). Outlook Susu 2018. Pusat Data Dan Sistem Informasi
Pertanian Kementrian Pertanian, 1(1), 94.
Rosandi, Shinda. "Pengaruh citra merek dan desain kemasan terhadap minat beli konsumen pada
produk susu Ultra (studi pada Cafetaria Srikandi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya)." Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN) 2.2 (2014).

Anda mungkin juga menyukai