Oleh:
2. Rumusan Masalah
- Bagaimana Aspek Pasar dari industri susu segar berdasarkan data yang
diperoleh dari data pertanian?
- Bagaimana Aspek Teknis dan Teknologi yang digunakan untuk
memproduksi susu UHT?
- Bagaimana Aspek Finansial dari studi kelayakan susu UHT yang
dianalisa?
- Apakah pembangunan industri susu UHT ini layak untuk
diproyeksikan berdasarkan IRR, NPV dan B/C Ratio nya?
3. Tujuan
- Mengetahui Aspek Pasar dari industri susu segar berdasarkan data
yang diperoleh dari data pertanian.
- Mengetahui Aspek Teknis dan Teknologi yang digunakan untuk
memproduksi susu UHT.
- Mengetahui Aspek Finansial dari studi kelayakan susu UHT yang
dianalisa.
- Mengetahui kelayakan industri susu UHT ini layak untuk
diproyeksikan berdasarkan IRR, NPV dan B/C Ratio nya.
I. TUGAS ANALISA PASAR (Ir. Anak Agung Putu Agung Suryawan
Wiranatha, M.Sc., Ph.D.)
Identitas Produk
Persamaan Linier :
Y = a + bX
Y = 956.876 + 45.784X
Tahun
Permintaan Penawaran Peluang
Historikal
2015 806.000 805.363 637
2016 972.619 852.951 119.668
2017 977.674 920.093 57.581
2018 1.013.715 909.638 104.077
2019 1.014.371 971.460 42.911
Proyeksi
2020 1094228 1008565 85.663
2021 1140012 1047453 92.559
2022 1185796 1086341 99.455
2023 1231580 1125229 106.351
2024 1277364 1164117 113.247
Grafik Peluang Pasar melalui Data Historikal dan Proyeksi Susu
140.000
Ada Peluang Pasa
120.000
100.000
PELUANG PASAR
80.000
60.000
40.000
20.000
0
2014 2016 2018 2020 2022
Kesimpulan : Dari hasil diatas dapat diperkirakan bahwa proyeksi susu tahun -
tahun mendatang akan meningkat, hal ini diketahui dari grafik diatas yang mana
proyeksi 2020-2024 ada peluang pasar yang signifikan.
III. ANALISIS ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI (Dr. Dewa Ayu Anom
Yuarini, S.TP.,M.Agb)
1. Penentuan lokasi pabrik
Pemilihan lokasi pabrik dalam hal ini adalah pabrik baru, dimaksudkan
agar memperoleh lokasi yang memberikan unit cost dari proses produksi dan
distribusi yang rendah namun tetap memberikan efisiensi yang maksimum. Pada
industri pengolahan susu UHT yang akan dibangun pabrik di daerah Bali kali ini
akan menggunakan 2 metode untuk menentukan lokasi pabrik. Metode pertama
yang digunakan adalah menggunakan beban skor, pertimbangannya adalah owner
pabrik perlu data kualitatif berdasarkan penilaian atau skoring dari investor untuk
memilih lokasi mana yang tepat untuk dibangun. Namun dalam teorinya metode
ini masih sangat subyektif sehingga perlu metode yang objektif agar lebih
meyakinkan owner untuk mendirikan pabrik susu UHT di Bali ini apalagi target
dari owner bahwa pabrik akan memproduksi 12.000 liter susu/hari sehingga perlu
dilakukan perhitungan dari segala aspek biaya. Maka owner juga menggunakan
analisa dengan BEP yang nantinya akan dicocokkan dengan metode beban skor
sebelumnya.
a. Metode Beban Skor
Owner telah menentukan 3 alternatif lokasi di Bali yaitu, Denpasar,
Kuta dan Jimbaran. Untuk faktor-faktor yang dilihat dalam
merencanakan pendirian pabrik antara lain :
- Sumber bahan baku
- Sewa tanah
- Sarana transportasi
- Ketersediaan tenaga kerja
- AMDAL
Penentuan skoring faktor yang dinilai adalah berdasarkan keterangan
skor dengan skala likert 1 sampai 4.
Keterangan :
1 = Kurang
2 = Sedang
3 = Baik
4 = Baik sekali
Kemudian setelah ditentukan skor dari investor akan dihitung beban
skor dari masing-masing faktor. Bobot tiap faktor antara lain :
- Sumber bahan baku = 20
- Sewa tanah = 25
- Sarana transportasi = 10
- Ketersediaan tenaga kerja = 15
- AMDAL = 30
Hasil penilaian/skoring yang didapatkan dari investor adalah sebagai
berikut :
Faktor yang Alternatif Lokasi
dinilai Denpasar Kuta Jimbaran
Sumber Bahan
Baku 3 3 4
Sewa Tempat 2 1 4
Sarana
Transportasi 4 4 3
Tenaga Kerja 3 2 4
AMDAL 3 1 4
Langkah berikutnya adalah menghitung beban skor tiap lokasi :
Skor Bobot x Skor
Faktor yang dinilai Bobot
Denpasar Kuta Jimbaran Denpasar Kuta Jimbaran
Sumber Bahan Baku 20 3 3 4 60 60 80
Sewa Tempat 25 2 1 4 50 25 100
Sarana Transportasi 10 4 4 3 40 40 30
Tenaga Kerja 15 3 2 4 45 30 60
AMDAL 30 3 1 4 90 30 120
Jumlah Beban Skor 285 185 390
Dari hasil analisis tersebut investor menilai bahwa, pemilihan sumber
bahan baku dari sapi lebih mudah untuk membangun kandang sapi di
daerah jimbaran selain itu juga karena masih banyak lahan kosong
untuk disewakan sebagai pembangunan pabrik dan gudang. Jadi, lokasi
yang dipilih adalah daerah Jimbaran. Namun karena metode ini
dianggap masih subjektif, owner juga mempertimbangkan faktor
objektif berdasarkan perhitungan BEP yang nantinya akan memberikan
hasil yang lebih optimum. Tentunya metode ini lebih berpengaruh
terhadap biaya yang digelontorkan untuk membangun pabrik industri
pengolah susu UHT di Bali untuk lokasi Denpasar, Kuta dan Jimbaran.
Perhitungan besarnya BEP pada masing-masing lokasi adalah sebagai
berikut :
Alternatif Lokasi
Keterangan
Denpasar Kuta Jimbaran
Fixed Cost Rp 60.000.000,00 Rp 90.000.000,00 Rp 120.000.000,00
Harga Jual/Liter Rp 15.000,00 Rp 15.000,00 Rp 15.000,00
Harga Variabel/Liter Rp 1.600.000,00 Rp 1.200.000,00 Rp 800.000,00
Margin Income/Liter (P-VC) Rp 10.000,00 Rp 15.000,00 Rp 12.000,00
- BEP Denpasar
60.000.000
= 6.000 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/ℎ𝑎𝑟𝑖
10.000
- BEP Kuta
60.000.000
= 6.000 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/ℎ𝑎𝑟𝑖
15.000
- BEP Jimbaran
60.000.000
= 10.000 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/ℎ𝑎𝑟𝑖
12.000
Maka, dengan hasil perhitungan BEP diatas berdasarkan rencana
produksi susu 12.000 liter/hari lokasi yang terbaik mendekati target
adalah Jimbaran. Jadi, metode penilaian skor dari investor dan
perhitungan BEP oleh owner sudah sejalan dan diharapkan layak
untuk dikembangkan bisnis pengolahan susu UHT di daerah
Jimbaran.
2. Proses produksi produk
Analisis Aspek Teknis – Teknik Proses Produksi, menurut Legowo (2005),
beberapa tahap proses produksi susu UHT yang sering diterapkan di industri-
industri pengolahan susu adalah mixing, termisasi, pasteurisasi, homogenisasi,
sterilisasi, regenerasi dan pengisian serta dilanjutkan dengan tahap pengemasan,
labeling dan penggudangan. Adapun tahap-tahap proses produksi susu UHT
kelompok kami merujuk pada Legowo (2005) sebagai berikut.
1. Penerimaan Bahan Baku
Bahan baku berupa susu sapi segar diterima oleh petugas. Petugas dari Bidang
Bahan Baku melakukan pengujian mutu dan pengawasan bahan baku dikarenakan
ini merupakan titik kendali kritis. Bahaya yang mungkin terjadi adalah
penyimpangan terhadap spesifikasi bahan baku yang dapat memebahayakan
kesehatan konsumen dengan adanya bahan kimia yaitu residu pestisida dan residu
antibiotik serta bahaya mikrobiologi yaitu adanya cemaran mikroba.
Pengawasan bahan baku yang akan dilakukan mencakup pengujian visual,
mikrobiologi, kimia dan fisik dan penetapan spesifikasi standar susu sapi segar
dengan benar yaitu dilakukan pengontrolan terhadap pemasok.
2. Mixing
Setelah susu sapi segar melalui tahap pengujian mutu dan pengawasan bahan
baku, maka susu sapi segar ditambahkan dengan bahan lainnya berupa gula, bahan
penstabil, flavor dan pewarna. Setelah itu dicampur hingga merata.
3. Termisasi
Setelah tahap mixing, susu sapi yang telah dicampur dengan bahan lainnya
dillakukan pemanasan awal pada suhu rendah sebelum dilakukan pasteurisasi.
Susu akan dipanaskan hingga suhu 65°C dan dalam waktu beberapa detik saja.
4. Pasteurisasi
Lalu susu memasuki tahap pasteurisasi dengan jalan memanaskan susu pada suhu
sekitar 80-90°C selama beberapa detik. Menurut Widodo (2005), tujuan dari
dilakukannya pasteurisasi ini adalah untuk membebaskan susu dari mikroba
patogen sehingga nantinya susu akan aman jika dikonsumsi. Pasteurisasi ini juga
bertujuan untuk menurunkan jumlah total mikroba yang merugikan sehingga
nantinya daya simpan dari susu UHT ini akan lebih lama/ lebih awet.
5. Homogenisasi
Kemudian susu dilakukan homogenisasi untuk menyeragamkan besarnya globula-
globula lemak susu. Homogenisasi ini dilakukan pada tekanan sekitar 2900 psi.
6. Sterilisasi
Menurut Widodo (2003), sterilisasi dilakukan untuk membunuh seluruh bakteri
baik patogen maupun yang non patogen dan menurunkan jumlah spora bakteri
agar susu dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama tanpa pendinginan.
Proses sterilisasi ini adalah proses pemanasan yang utama dalam pembuatan susu
UHT. Pada tahap sterilisasi ini, susu homogen yang dihasilkan akan dipanaskan
pada suhu 135-140°C selama 3-5 detik.
7. Regenerasi
Setelah melalui tahap sterilisasi, kemudian susu segera didinginkan melalui tahap
regenerasi. Pada tahap ini suhu susu akan diturunkan hingga mencapai pada suhu
28°C.
8. Pengisian dan Pengemasan
Lalu susu steril yang dihasilkan akan diisi pada kemasan yang berukuran 1 liter.
Dan juga susu UHT ini akan segera dikemas melalui tahap filling kedalam
kemasan berkapasitas 1 liter tersebut yang terlebih dahulu telah disterilkan.
9. Labeling
Proses labeling dilakukan bersamaan dengan proses pengemasan. Pro ses labeling
mencakup nama produk, komposisi, data expired dll.
10. Penyimpanan
Setelah proses labeling selesai dilakukan, susu UHT dimasukkan dalam kemasan
sekunder berupa kardus dan dilakukan penyimpanan didalam gudang sebelum
didistribusikan.
Diagram Proses Produksi
Mulai
Penerimaan
Bahan Baku
Pengujian dan
pengawasan
Mutu Tidak
Dikembalika
bagus ?
n
Ya
Gula, bahan
penstabil, flavor Mixing
dan pewarna
Terminasi
Pasteurisasi
Homogenisasi
Sterilisasi
Regenerasi
Filling dan
Pengemasan
Labeling
Selesai
3. Mesin dan Alat
Mesin dan peralatan produksi merupakan salah satu komponen penting
dalam kelancaran produksi di setiap industri pengolahan pangan. Tiap -tiap jenis
produk yang dihasilkan, diproduksi menggunakan alat yang berbeda seperti susu
cair UHT, susu cair steril, latic acid drink dan susu kental manis. Khusus untuk
susu UHT dan susu steril hingga tahap standarisasi menggunakan alat yang sama
namun setelah melewati proses UHT Treatment digunakan alat dan mesin yang
berbeda. Untuk susu UHT disimpan dalam Aseptic Tank (AT) kemudian masuk
pada proses filling dan sealing.
Secara umum, mesin dan peralatan dioperasikan secara otomatis
menggunakan program SCADA (Supervisory Control and Data Acquistion).
Seluruh kegiatan proses dan sistem kerja alat dapat dipantau melalui monitor
yang ada di tiap - tiap mesin. Industri susu UHT memilih mesin dan peralatan
berdasarkan pada kemudahan pengoperasian dengan memberikan pelatihan
terlebih dahulu pada operator, selain itu juga dilakukan perawatan secara kontinyu
untuk menjaga kualitas mesin serta dilakukan CIP yang berkala untuk menjaga
kebersihan alat dan mesin sehingga menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
Jenis-jenis alat dan mesin untuk proses produksi susu cair UHT antara lain :
A. Alat dan mesin pada unit fresh milk :
1. Deaerator
Spesifikasi :
Jumlah :1 Buah
Temperatur : 300 oC
Volume : 25m3
Berat :7250 kg
Output : 50 th
Nomer produksi : 16605-347
Tekanan operasi : 0.02 Mpa
Temperature operasi : 105 oC
Media operasi : Steam Boiler
Pengujian Tekanan : 0.3 Mpa
Tanggal Pembuatan : 200602 Qingdao Changlong Power
Equipment Co, LTD The people’s Republic
China
2. Filter 190 µm
Spesifikasi :
Jumlah : 2 Buah
Ukuran saringan : 190 µm
Spesifikasi :
Tinggi : 7,237 m
Diameter : 3, 416 m
Tebal Jaket : 9 cm
Volume : 60 ton
Bentuk : tangki silinder
Bahan : stainless steel
Jumlah : 2 buah
Kapasitas : 60.000 kg
Flowrate : 19.000 kg/jam
4. Balance Tank
Spesifikasi :
Tinggi : 0,779 m
Diameter : 0,824 m
Bahan : Stainless Steel
Kapasitas : 350 Liter
Pelengkap : Pelampung, 2 Flow Meter, 3 Air Eliminator
Tank, 4 Duplex Filter, Kain saring ukuran
200 Mesh
Kecepatan : 170 Litermenit
6. Holding Tube
Spesifikasi :
Panjang : 27,508 m
Diameter : 7,62 cm = 0,0762 m
Volume : 13 L = 0,013 m 3
Bentuk : pipa silinder
Bahan : stainless steel
Jumlah : 1 buah
7. Homogenizer
Spesifikasi :
Spesifikasi :
Jumlah : 4 buah
Kapasitas : 100 ton
Dimensi
Tinggi : 12, 045 m
Diameter : 3,675 m
B. Alat dan mesin yang digunakan pada unit proses liquid mixing :
1. Water Filter 5 µm
Spesifikasi :
Jumlah : 1 buah
Micron Rating : 5 Micron
Dimensi : 9 3/4" x 2 1/2"
Media/ bahan : Grooved Polypropylene
Flow Rate : Sekitar 6-8 gallons per minute (6 GPM-8
GPM)
Filter Life : Sekitar 3-6 bulan dan ketika sudah
mengalami penurunan tekanan
2. Hopper
Spesifikasi :
Jumlah : 1 buah
Bentuk : kotak sedangkan bagian atas mengerucut
Dimensi
Panjang : 0, 785 m
Lebar : 0,610 m
Tinggi : 1,860 m
Bahan : stainless steel
3. Hot Water Tank Tetra Pak
Spesifikasi :
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 5000 L
Dimensi
Panjang : 2,688 m
Diameter : 1, 382 m
Bentuk : tangki silinder
Bahan : stainless steel
Spesifikasi :
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 100-140 L
Tekanan : 2,6 bar
Dimensi
Tinggi : 0,651 m
Diameter : 0,593 m
Bentuk : tangki silinder
Bahan : stainless steel
5. Tri Blender 1
Spesifikasi :
Di dalam Tri Blender 1 terdiri dari alat mixer/ tri blender dan
mixing tank.
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 9000 kg
Dimensi
Tinggi : 2,539 m
Diameter : 1,777 m
Bentuk tangki mixing : tangki silinder dengan bahan stainless steel
6. Filter 177 µm
Jumlah : 2 buah
Micron Rating : 177 µm
8. Metal Catcher
Spesifikasi :
Jumlah : 1 buah
Bentuk : silinder dengan magnet di permukaan silinder-dilinder yang
terpisah didalamnya
9. Balance Tank UHT 1
Spesifikasi :
Jumlah : 1 buah
Dimensi
Tinggi : 0,779 m
Diameter : 0,824 m
Bahan : Stainless Steel
Kapasitas : 5500 L/jam
Pelengkap : Pelampung yang berfungsi mengontrol permukaan
cairan dalam tangki tetap seimbang, bekerja secara
otomatis
Spesifikasi :
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 5500 L/jam
Tekanan
Stage 1 : 250 bar
Stage 2 : 30 bar
Make of electric motor : rotor type XF 250 M-04
Max. connected load : 55 kW
Nominal speed : 1500 rpm
Weight in running order : 2500 kg
11. Tubular Heat Exchanger
Spesifikasi :
THE merupakan alat penukar panas yang terdiri dari coil-coil silinder yang
melingkar didalamnya.
Dimensi :
Panjang pipa : 6 m (L)
Jumlah pipa : 20 buah (n)
Diameterpipa dalam air : 0,094 m (li)
Diameter pipa luar air : 0,1 m (lo)
Diameter pipa dalam susu : 0,044 m (di)
Diameter pipa luar susu : 0,05 m (do)
Diameter pipa yang dilalui air : li – do = 0,1 – 0,05 = 0,05 m (DLi)
Kapasitas : 5.500 liter/jam
Bentuk : tanki silinder
Bahan : stainless steel
Jumlah : 1 unit
Jumlah : 1 buah
Micron Rating : 0,5 mm
Jumlah : 1 buah
Spesifikasi :
Dimensi :
Tinggi : 4,241 m
Diameter : 1,962 m
Bentuk : tanki silinder
Bahan : stainless steel
14. UV 7 Disinfecting
Spesifikasi :
Jumlah : 1 buah
4. Layout Pabrik
6
4
3
7
5
10
9 8 2
1
Keterangan gambar :
1. Kandang Sapi
2. Tempat menerima bahan baku
3. Ruang Mixing
4. Ruang Termisasi
5. Ruang Pasteurisasi
6. Ruang Homogenisasi
7. Ruang Sterilisasi
8. Ruang Regenerasi
9. Ruang Filling, Pengemasan dan Labeling
10. Gudang Penyimpanan
IV. ANALISIS ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN (Dr. Dewa Ayu
Anom Yuarini, S.TP.,M.Agb)
1. Struktur Organisasi
2. Job Description
No Jabatan Kegiatan Jumlah Tenaga
Kerja
1 Owner 1. Mengontrol dan mengawasi 1
operasional bisnis
2. Mengontrol dan mengawasi
karyawan
3. Bertanggungjawab terhadap
semua karyawan
4. Bertanggungjawab terhadap
semua kegiatang pada pabrik
2 Manajer 1. Bertugas mengambil 1
keputusan dan
bertanggungjawab atas
tercapainya tujuan pabrik
2. Sebagai pengendali seluruh
tugas dan fungsi pada pabrik
3. Mengawsi perekrutan,
pelatihan,dan pembinaan
4. Meciptakan SOP di pabrik
pada karyawan
5. Memberikan intessif kepada
karyawan
6. Meningkatkan laba
3 Kepala Bidang 1. Bertanggung jawab dalam 4
Pengembangan dan
pemantuan pabrik
2. Menyusun rencana dan
kegiatan pada pabrik
3. Membuat konsep dan
mengoreksi setiap kegiatan
pada pabrik
4 Staff Keuangan 1. Bertanggung jawab pada 1
bagian administrasi dan
keuangan perusahaan
2. Bertanggung jawab dalam
pengelolaan, penerimaan,
transaksi pencatatan dan
pelaopran keuangan pabrik
5 Staff Pemasaran 1. Menetapkan harga jual Susu 1
UHT
2. Merencanakan penjualan
susu UHT yang akan
dipasarkan
3. Bertanggung jawab dalam
proses pendistribusian Susu
UHT
4. Mengatur penjualan susu
UHT
6 Staff Produksi 1. Bertanggung jawab dalam 1
produksi Susu UHT
2. Mengembangkan produksi
susu UHT
3. Pemantauan proses produksi
7 Staff bahan baku 1. Bertanggung jawab dalam 1
persediaan bahan baku susu
UHT
2. Bertanggung jawab dalan
pendistribusian bahan baku
8 Karyawan 1. Melaksanakan pekerjaan 30
sesuai dengan tugas dan
perintah yang diberikan
sesuai dengan pekerjaan
masing masing
2. Bertanggung jawab pada
hasil produksi
3. Jumlah Petugas
No Unit Jabatan Jumlah
1. Kantor Pusat Owner 1 orang
Manajer 1 orang
2. Keuangan Kepala Keuangan 1 orang
Staf Keuangan 1 orang
Karyawan 5 orang
3. Pemasaran Kepala Pemasaran 1 orang
Staf Pemasaran 1 orang
Karyawan 5 orang
4. Produksi Kepala Produksi 1 orang
Staff Produksi 1 orang
Karyawan 10 orang
5. Bahan Baku Kepala bahan baku 1 orang
Staff bahan baku 1 orang
Karyawan 10 orang
Jumlah Keseluruhan 40 orang
4. Upah
Sistem pengupahan tenaga kerja pada Industri pengolahan susu UHT ini
menggunakan sistem upah berkala dan disesuaikan secara hirarki posisi dari
jabatan owner hingga karyawan. Pada industri pengolahan susu UHT ini
diberikan pula bonus per unit dari hasil produksi yang nominalnya berada di atas
UMK Badung, Bali dengan yang mana sesuai dengan perda Badung yaitu Rp
2.930.000. Semua tenaga kerja mendapatkan proses trainning (pelatihan)
sebelum bekerja di industri ini.
NO Jenis Biaya Jumlah Satuan Harga Satuan Nilai Satuan UMUR EKONOMIS (TAHUN) PENYUSUTAN PERTAHUN NILAI SISA
1 Perizinan
SIUP 1 Berkas Rp 300.000,00 Rp 300.000,00 Selamanya
SITU 1 Berkas Rp 300.000,00 Rp 300.000,00 5
P-IRT 1 Berkas Rp 300.000,00 Rp 300.000,00 Selamanya
NPWP 1 Berkas Rp 250.000,00 Rp 250.000,00 Selamanya
Sertifikat Halal 1 Berkas Rp 1.000.000,00 Rp 1.000.000,00 3
Sub Jumlah Rp 2.150.000,00
2 Sewa tanah dan bangunan 1 Unit Rp 15.000.000,00 Rp 15.000.000,00 5
3 Alat dan Mesin
Daerator 2 Unit Rp 5.000.000,00 Rp 10.000.000,00 5 Rp 2.000.000,00 0
Filter 190 nm 2 Buah Rp 100.000,00 Rp 200.000,00 2 Rp 50.000,00 Rp 100.000,00
Raw Milk Storage 1 Buah Rp 6.500.000,00 Rp 6.500.000,00 5 Rp 1.300.000,00 0
Balance Tank 3 Buah Rp 3.300.000,00 Rp 9.900.000,00 5 Rp 1.980.000,00 0
Plate Heat Pasteurizer 15 Buah Rp 300.000,00 Rp 4.500.000,00 3 Rp 666.666,67 Rp 2.500.000,00
Holding Tube 1 Buah Rp 8.000.000,00 Rp 8.000.000,00 5 Rp 1.600.000,00 0
Homogenizer 1 Unit Rp 5.000.000,00 Rp 5.000.000,00 5 Rp 1.000.000,00 0
Pasteurized Milk Tank 4 Unit Rp 3.500.000,00 Rp 14.000.000,00 5 Rp 2.800.000,00 0
Hot Water Tank 1 Buah Rp 4.000.000,00 Rp 4.000.000,00 5 Rp 800.000,00 0
Ultra Clean Tank 2 Buah Rp 2.500.000,00 Rp 5.000.000,00 4 Rp 1.250.000,00 0
UV 7 Disinfecting 1 Buah Rp 6.000.000,00 Rp 6.000.000,00 3 Rp 1.333.333,33 Rp 2.000.000,00
Truck Tanki 2 Unit Rp 30.000.000,00 Rp 60.000.000,00 5 Rp 12.000.000,00 0
Sub Jumlah Rp 133.100.000,00 Rp 26.780.000,00
Jumlah Rp 150.250.000,00 Rp 26.780.000,00 Rp 4.600.000,00
3. Rekap Jumlah Biaya Investasi
4. Biaya Operasional
6. Dana Proyek
Tahun
Kredit Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir
ke-
0 Rp 107.000.000,00 Rp 107.000.000,00 Rp 107.000.000,00
1 Rp 4.458.333,33 Rp 9.072.708,33 Rp 62.572.708,33 Rp 107.000.000,00 Rp 4.458.333,33
2 Rp 4.458.333,33 Rp 3.187.708,33 56.687.708 Rp 4.458.333,33
BEP rata-rata
Nilai Penjualan (Rp) Rp 667.813.520,64
Jumlah Produksi (Liter) 667.813,52
11. Proyeksi Arus Kas
URAIAN TAHUN
0 1 2 3 4 5
Inflow
a. Pendapatan Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000
b. Dana sendiri Rp 200.550.000,00
c. Kredit investasi Rp 50.000.000,00
d. Kredit modal kerja Rp 57.000.000,00
e. Nilai sisa Rp 4.600.000,00
Total Inflow Rp 307.550.000,00 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.644.600.000
Total Inflow untuk IRR Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.640.000.000 Rp 2.644.600.000
Outflow
a. Investasi/Re-investasi Rp 150.250.000,00 200.000 14.500.000 11.200.000
b. Modal Kerja Rp 157.300.000,00
c. Biaya Operasional Rp 1.887.600.000,00 Rp 1.887.600.000,00 Rp 1.887.600.000,00 Rp 1.887.600.000,00 Rp 1.887.600.000,00
d. Angsuran Pokok Rp 4.458.333,33 Rp 4.458.333,33
e. Bunga Kredit Perbankan Rp 9.072.708,33 Rp 3.187.708,33
f. Pajak Rp 41.526.729,17 Rp 42.115.229,17 Rp 42.434.000,00 Rp 42.434.000,00 Rp 42.434.000,00
Total Outflow Rp 307.550.000,00 Rp 1.942.657.770,83 Rp 1.937.561.270,83 Rp 1.944.534.000,00 Rp 1.941.234.000,00 Rp 1.930.034.000,00
Total Outflow untuk IRR Rp 307.550.000,00 Rp 1.929.126.729,17 Rp 1.929.915.229,17 Rp 1.944.534.000,00 Rp 1.941.234.000,00 Rp 1.930.034.000,00
IRR 230%
PBP 2,432636888
DF 15%
PV Benefit Rp 8.849.689.459
PV Cost Rp 5.627.483.417
B/C Ratio 1,572583836
NPV Rp 3.222.206.042
Cash Flow (+) Rp 3.529.756.041,67
Cash Flow (-) Rp 307.550.000
Net B/C Ratio 11,47701525
12. Sensitivitas Penurunan Pendapatan, Kenaikkan Operasional dan
keduanya
Aisyah, Ida Nur. Analisis studi kelayakan bisnis pengolahan susu sapi murni: studi kasus
Koperasi Susu SAE di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Diss. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2017.
Pusdatin. (2015). Outlook komoditas peternakan susu. Pusat Data Dan Sistem Informasi
Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, ISSN 1907-1507, 1–60.
Pusdatin. (2016). Outlook komoditas peternakan susu. Pusat Data Dan Sistem Informasi
Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, ISSN 1907-1507, 1–60.
Pusdatin. (2019). Outlook komoditas peternakan susu. Pusat Data Dan Sistem Informasi
Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, ISSN 1907-1507, 1–60.
[Pusdatin Kementan] Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian (ID). (2017). Outlook Susu 2017. 70.
Pertanian, P. D. dan S. I. (2018). Outlook Susu 2018. Pusat Data Dan Sistem Informasi
Pertanian Kementrian Pertanian, 1(1), 94.
Rosandi, Shinda. "Pengaruh citra merek dan desain kemasan terhadap minat beli konsumen pada
produk susu Ultra (studi pada Cafetaria Srikandi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya)." Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN) 2.2 (2014).