Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMETAAN POTENSI SUMBERDAYA ALAM (SDA) DAN


SUMBERDAYA MANUSIA (SDM) WILAYAH PESISIR DESA
PENUNGGUL KECAMATAN NGULING KABUPATEN PASURUAN
PROVINSI JAWA TIMUR

Disusun Oleh:

SAMSUDDIN H
NIM: 18.07.01.016-02

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SAMAWA
SUMBAWA BESAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.504 pulau dengan
panjang garis pantai kurang lebih 81.000 km. Di sepanjang garis pantai ini terdapat
wilayah pesisir yang relatif sempit tetapi memiliki potensi sumber daya alam hayati dan
non-hayati; sumber daya buatan; serta jasa lingkungan yang sangat penting bagi
kehidupan masyarakat. Potensi-potensi tersebut perlu dikelola secara terpadu agar dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Wilayah pesisir secara ekologis merupakan daerah pertemuan antara ekosistem darat
dan laut. Ke arah darat meliputi bagian tanah, baik yang kering maupun yang terendam
air laut, dan masih dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik laut seperti pasang surut, ombak dan
gelombang serta perembesan air laut. Yang ke arah laut mencakup bagian perairan laut
yang dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air
tawar dari sungai maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti
penggundulan hutan, pembuangan limbah, perluasan permukiman serta intensifikasi
pertanian (Rudyanto, 2004).
Di wilayah ini, sebagian besar masyarakatnya hidup dari mengelola sumberdaya
pesisir dan laut, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu, dari perspektif
mata pencahariannya, masyarakat pesisir tersusun dari kelompok masyarakat yang
beragam, seperti nelayan, petambak, pedagang ikan, pemilik toko, serta pelaku industri
kecil dan menengah pengolahan tangkap (Kusnadi, 2006).
Tidak dapat di pungkiri kalau sumberdaya pesisir dan laut memberikan konstribusi
yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat pesisir dan pengembangan wilayah
pesisir. Kita mengenal sumberdaya pesisir sebagai sumberdaya yang memberikan nilai
positif bagi kebutuhan masyarakat karena sebagian masyarakat pesisir banyak
menggantungkan hidupnya pada berbagai sumberdaya seperti hutan mangrove, terumbu
karang dan habitat lamun.
Wilayah pesisir (coastal zone) Indonesia yang luas mengandung sumberdaya alam (di
wilayah pesisir) yang kaya dan sangat beragam mulai dari sumberdaya yang dapat pulih
(seperti perikanan dan hutan bakau) sampai sumberdaya yang tidak dapat pulih (seperti
minyak dan gas serta mineral lainnya). Selain itu, wilayah pesisir juga menjadi pusat
pengembangan kegiatan industri, pelabuhan dan pelayaran, pariwisata, agribisnis,
pemukiman dan penampungan limbah secara gratis dari segenap aktivitas manusia, baik
yang berada di dalam sistem wilayah pesisir maupun yang berada di luarnya (lahan atas
dan laut lepas) (Hartomo, 2010).
Hutan mangrove sebagai suatu kumpulan komunitas pohon mangrove yang dominan
ada di wilayah muara sungai memberikan berjuta hewan dan tumbuhan (kayu) sehingga
tidak sedikit hutan mangrove terdegradasi karena tingginya tingkat eksploitasi yang
dilakukan oleh masyarakat pesisir. Tidak kalah dengan hutan mangrove, terumbu karang
benar-benar menjadi fenomena keindahan sumberdaya pesisir yang sangat mahal
harganya. Betapa tidak untuk menyaksikan keindahan sumberdaya terumbu karang saja,
seseorang harus mampu melakukan diving dengan peralatan yang tidak murah.
Disamping nilai keindahan yang begitu menakjubkan, terumbu karang merupakan tempat
tinggal bagi jutaan ikan ekonomis penting, baik itu ikan hias maupun ikan konsumsi
(Kasim, 2010).
1.1. Rumusan masalah
Bagaimana pemanfaatan ruang kawasan saat ini (existing) pesisir Desa Penunggul
Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan
1.2. Manfaat
Mengetahui pemanfaatan ruang kawasan pesisir Desa Penunggul Kecamatan Nguling
Kabupaten Pasuruan
1.3. Tujuan
 Dapat memberikan informasi dan pengembangan kapasitas diri dalam
 pengembangan dan pengaplikasian ilmu akademis dengan fakta di lapang dalam
bidang teknologi pemetaan dan pendayagunaan sumberdaya alam dan sumberdaya
manusia masyarakat pesisir. Bagi masyarakat
 Dapat memberikan informasi mengenai sumberdaya manusia yang ada
 dan sumberdaya alam yang berada di lingkungannya serta memberikan 8
rekomendasi tentang pemanfaatan sumberdaya alam guna mendukung
pengembangan sumberdaya manusia masyarakat pesisir
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu
melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai
dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Peta
mulai ada dan digunakan manusia, sejak manusia melakukan penjelajahan dan penelitian.
Walaupun masih dalam bentuk yang sangat sederhana yaitu dalam bentuk sketsa mengenai
lokasi suatu tempat.
Pada awal abad ke 2 (87M -150M), Claudius Ptolomaeus mengemukakan mengenai
pentingnya peta. Kumpulan dari peta-peta karya Claudius Ptolomaeus dibukukan dan diberi
nama “Atlas Ptolomaeus”. Ilmu yang membahas mengenai peta adalah kartografi. Sedangkan
orang ahli membuat peta disebut kartografer (As-syakur, 2010).
2.2. Jenis Peta
Menurut Romenah, (2010 ) Jenis Peta berdasarkan isinya dapat digolongkan menjadi
dua jenis, yaitu: peta umum dan peta khusus (tematik)
2.2.1. Peta umum
1. Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum.
Peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik
kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis
misalnya sungai, gunung, laut, danau dan lainnya. 10 Kenampakan sosial budaya
misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya.

Peta umum ada 2 jenis yaitu: peta topografi dan peta chorografi.

a. Peta Topografi
Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi
rendahnya) permukaan bumi. Dalam peta topografi digunakan garis kontur
(countur line) yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat yang
mempunyai ketinggian sama. Kelebihan peta topografi:
 Untuk mengetahui ketinggian suatu tempat.
 Untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng.
Ciri utama peta topografi adalah menggunakan garis kontur. Beberapa
ketentuan pada peta topografi:

 Makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya


menunjukkan daerah.
 Tersebut semakin curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara
kontur menunjukkan daerah tersebut semakin landai. Garis kontur
yang diberi tanda
 bergerigi menunjukkan depresi (lubang/cekungan) di puncak,
misalnya puncak gunung yang berkawah.
 Peta topografi menggunakan skala besar, antara 1 : 50.000 sampai
1 : 100.000.
b. Peta Chorografi
Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian
permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil antara 1 : 250.000 sampai 1 :
1.000.000 atau lebih. Peta chorografi menggambarkan daerah yang luas, misalnya
Provinsi, negara, benua bahkan dunia. Dalam peta chorografi digambarkan semua
kenampakan yang ada pada suatu wilayah di antaranya 11 pegunungan, gunung,
sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah, kota, garis pantai, rawa
dan lain-lain. Atlas adalah kumpulan dari peta chorografi yang dibuat dalam
berbagai tata warna.
2.2.2. Peta Khusus (Tematik)
Setelah Anda memahami jenis peta umum, sekarang kita akan mempelajari jenis peta
khusus atau tematik. Disebut peta khusus atau tematik karena peta tersebut hanya
menggambarkan satu atau dua kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan.
Dengan kata lain, yang ditampilkan berdasarkan tema tertentu.
Peta khusus adalah peta yang menggambarkan kenampakankenampakan (fenomena
geosfer) tertentu, baik kondisi fisik maupun sosial budaya. Contoh peta khusus/tertentu: peta
curah hujan, peta kepadatan penduduk, peta penyebaran hasil pertanian, peta penyebaran
hasil tambang, chart (peta jalur penerbangan atau pelayaran).
Menurut Sukandar dkk (2005) jenis - jenis. peta dapat ditinjau dari jenis, skala,
maksud, dan tujuannya.
a. Jenis peta ditinjau dari jenisnya Ditinjau dari jenisnya, peta dibedakan menjadi
dua, yaitu peta foto dan peta garis.
 Peta foto, adalah peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara atau ortofoto
yang dilengkapi garis kontur, nama, dan legenda.
 Peta garis, adalah peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam
bentuk titik, garis, dan luasan.
b. Jenis peta ditinjau dari skalanya
Ditinjau dari skalanya, peta, dibedakan menjadi:12
 Peta skala sangat besar, skala antara 1 : 100 s.d. 1 : 5.000, biasanya, peta,
semacam ini digunakan terutama untuk perencanaan, misalnya peta kadaster.
 Peta skala besar, skala antara, 1 : 5.000 s.d. 1 : 250.000; c. peta skala sedang,
skala antara 1 : 250.000 s.d. 1 : 500.000.
 Peta skala kecil, skala antara 1 : 500.000 s.d. 1 : 1.000.000.
 Petas kalas sangat kecil skala lebih kecil dari 1:1.000.000.
c. Jenis peta ditinjau dari maksud dan tujuannya
Ditinjau dari maksud dan tujuannya, ada bermacam macam peta tematik,
antara lain sebagai berikut
 Peta geologi adalah peta yang menggambarkan keadaan batuan dan sifat sifat
yang mempengaruhi perabahan bentuk perinukaan bumi.
 Peta tanah adalah peta yang menggambarkan jenis jenis tanah.
 Peta kadaster adalah peta yang menggainbarkan peta peta tanah dan sertifikat
tanah. 4) Peta Wim adalah peta yang menggambarkan keadaan iklim.
 Peta tata guna tanah adalah peta yang menggambarkan bentuk - bentuk
penggalian tanah.
 Peta perhubungan laut adalah peta yang menggambarkan keadaan
perhubungan laut.
Selain macam macam peta seperti tersebut diatas, terdapat peta yang disebut
peta manuskrip, peta dasar, peta induk dan peta turunan.
a. Peta manuskrip adalah produk pertama suatu peta yang akan direproduksi
dalam keseluruhan proses pemetaan, misainya hasil penggambaran
dengan tangan.
b. Peta dasar adalah peta yang dijadikan dasar untuk pembuatan peta peta
lainnya, seperti peta peta tematik, topografi, dan turunan. Peta dasar 13
untuk peta ternatik disebut peta kerangka. Peta dasar untuk peta peta
topografi dan peta peta turunan disebut peta induk.
c. Peta turunan adalah peta yang diturunkan dari peta Induk. dan skalanya
lebih kecil daripada peta induknya.
2.3. Pengertian Sumberdaya
2.3.1 Pengertian Sumberdaya Alam
Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup
yang berapa di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
(Saputro, 2006).
Godam (2006) menjelaskan bahwa sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih
sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber daya alambisa terdapat di
mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh
dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan
banyak lagi lainnya. Klasifikasi sumberdaya alam yaitu:
a. Sumberdaya alam berdasarkan jenis
 Sumberdaya alam hayati / biotik adalah sumber daya alam yang berasal
dari makhluk hidup. contoh : tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan
lain-lain
 Sumberdaya alam non hayati / abiotik adalah sumber daya alam yang
berasal hari benda mati. contoh : bahan tambang, air, udara, batuan, dan
lain-lain
b. Sumber daya alam berdasarkan sifat pembaharuan :
 Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui / renewable yaitu sumber daya
alam yang dapat digunakan berulang-ulang kali dan dapat 14 dilestarikan.
contoh : air, tumbuh-tumbuhan, hewan, hasil hutan, dan lainlain
 Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui / non renewable ialah
sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat
digunakan sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta dapat punah.
contoh : minyak bumi, batubara, timah, gas alam.
 Sumberdaya alam yang tidak terbatas jumlahnya / unlimited contoh : sinar
matahari, arus air laut, udara, dan lain lain.
c. Sumber daya alam berdasarkan kegunaan atau penggunaannya
 Sumberdaya alam penghasil bahan bakuadalah sumber daya alam yang
dapat digunakan untuk menghasilkan benda atau barang lain sehingga nilai
gunanya akan menjadi lebih tinggi.contoh : hasil hutan, barang tambang,
hasil pertanian, dan lain-lain
 Sumberdaya alam penghasil energi adalah sumber daya alam yang dapat
menghasilkan atau memproduksi energi demi kepentingan umat manusia di
muka bumi. misalnya : ombak, panas bumi, arus air sungai, sinar matahari,
minyak bumi, gas bumi, dan lain sebagainya.
2.3.2. Pengertian sumberdaya manusia
Sumber daya manusia adalah seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada
di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial maupun
ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan. Jadi membahas
sumberdaya manusia berarti membahas penduduk dengan segala potensi atau
kemampuannya. Potensi manusia menyangkut dua aspek yaitu aspek kuantitas dan kualitas.
Karakteristik demografi merupakan aspek kuantitatif sumber daya manusia yang
dapat digunakan untuk menggambarkan jumlah dan pertumbuhan 15 penduduk, penyebaran
penduduk dan komposisi penduduk. Karakteristik sosial dan ekonomi berhubungan dengan
kualitas (mutu) sumber daya manusia.
Keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu negara, sangat ditentukan
oleh kualitas sumber daya manusia yang ada baik secara fisik maupun mental. Sumber daya
manusia atau penduduk menjadi aset tenaga kerja yang efektif untuk menciptakan
kesejahteraan.
Kekayaan alam yang melimpah tidak akan mampu memberikan manfaat yang besar
bagi manusia apabila sumber daya manusia yang ada tidak mampu mengolah dan
memanfaatkan kekayaan alam yang tersedia. Demikianlah kita harus memahami betapa
pentingnya mengupayakan agar sumber daya alam berkualitas tinggi sehingga tidak menjadi
beban bagi pembangunan (Sutama, 2010).
2.4. Pengertian dan Definisi Wilayah Pesisir dan Laut
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indobesia nomor 27 tahun 2007 wilayah pesisir
adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di
darat dan laut. Perairan Pesisir adalah laut yang berbatasan dengan daratan meliputi perairan
sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai, perairan yang menghubungkan pantai
dan pulau-pulau, estuari, teluk, perairan dangkal, rawa payau, dan laguna.
Perairan pesisir adalah daerah pertemuan darat dan laut, dengan batas darat dapat meliputi
bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat
laut, seperti angin laut, pasang surut, dan intrusi air laut. Ke arah laut, perairan pesisir
mencakup bagian batas terluar dari daerah paparan benua yang masih dipengaruhi oleh
proses-proses alami yang terjadi di darat, seperti sedimentasi dan aliran air tawar.
16 Definisi wilayah seperti diatas memberikan suatu pengertian bahwa ekosistem perairan
pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan habitat beragam, di
darat maupun di laut serta saling berinteraksi. Selain mempunyai potensi besar wilayah
pesisir juga merupakan ekosistem yang mudah terkena dampak kegiatan manusia. Umumnya
kegiatan pembangunan secara langsung maupun tidak langsung berdampak merugikan
terhadap ekosistem perairan pesisir (Dahuri et al., 2008).
Menurut Dahuri et al. (2008), hingga saat ini masih belum ada definisi wilayah pesisir
yang baku. Namun demikian, terdapat kesepakatan umum di dunia bahwa wilayah pesisir
adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Apabila ditinjau dari garis pantai
(coast line), maka wilayah pesisir mempunyai dua macam batas (boundaries) yaitu batas yang
sejajar garis pantai (long shore) dan batas yang tegak lurus garis pantai (cross shore).
Untuk kepentingan pengelolaan, batas ke arah darat suatu wilayah pesisir ditetapkan
dalam dua macam, yaitu wilayah perencanaan (planning zone) dan batas untuk wilayah
pengaturan (regulation zone) atau pengelolaan keseharian (day-to-day management). Batas
wilayah perencanaan sebaiknya meliputi seluruh daerah daratan dimana terdapat kegiatan
manusia (pembangunan) yang dapat menimbulkan dampak secara nyata terhadap lingkungan
dan sumberdaya di wilayah pesisir dan lautan, sehingga batas wilayah perencanaan lebih luas
dari wilayah pengaturan.
Dalam day-to-day management, pemerintah atau pihak pengelola memiliki kewenangan
penuh untuk mengeluarkan atau menolak izin kegiatan pembangunan. Sementara itu, bila
kewenangan semacam ini berada di luar batas wilayah pengaturan (regulation zone), maka
akan menjadi tanggung jawab bersama antara instansi pengelola wilayah pesisir dalam
regulation zone dengan instansi/lembaga yang mengelola daerah hulu atau laut lepas.17
2.5. Tata Guna Lahan
Tata Guna Lahan (land use) adalah suatu upaya dalam merencanakan penggunaan lahan
dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi
tertentu, misalnya fungsi pemukiman, perdagangan, industri, dll. Rencana tata guna lahan
merupakan kerangka kerja yang menetapkan keputusan-keputusan terkait tentang lokasi,
kapasitas dan jadwal pembuatan jalan, saluran air bersih dan air limbah, gedung sekolah,
pusat kesehatan, taman dan pusat-pusat pelayanan serta fasilitas umum lainnya (Kwalabekala,
2009).
Tujuan utama dari pemanfaatan lahan dari segi ekonomi adalah untuk mendapatkan nilai
tambah tertinggi dari kegiatan yang diselenggarakan di atas lahan. Namun harus disadari
bahwa kegiatan tersebut memiliki keterkaitan baik dengan kegiatan lainnya maupun dengan
lingkungan hidup dan aspek sosial budaya masyarakat. Dapat dipahami apabila
penyelenggaraan sebuah kegiatan dapat menimbulkan berbagai dampak yang perlu
diantisipasi dengan pengaturan pemanfaatan lahan (Dardak, 2005).
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Potensi sumberdaya alam pesisir Desa Penunggul meliputi potensi perikanan (Perikanan
laut dan perikanan darat), mangrove. Peternakan, pertanian berupa padi, pisang, jagung,
ketela dan kelapa. Desa Penunggul memiliki tiga daerah kawasan wisata diantaranya adalah
Tanjung Penunggul, Hamparan mangrove dan kolam renang. Rekomendasi pengelolaan
ruang dan sumberdaya alam pesisir dengan cara melibatkan masyarakat sacara langsung,
sehingga dapat memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat dan pengelolaannya secara
terpadu dan terus menerus.
Pengelolaan pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kualitas
sumberdaya manusia antara lain adalah pembangunan sarana pendidikan, sarana umum,
pelelangan ikan, pangkalan pendaratan ikan).
DAFTAR PUSTAKAH

Arifin Rudyanto, 2004. Kerangka Kerjasama Dalam Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan
Laut.
Bali Road Map, 2007. Advokasi Pesisir dan Laut. http://geo.ugm.ac.id/archives/72. Diakses
Pada tanggal 11 Juli 2010 pukul 11.10 WIB.
Bengen, D.G. 2002. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut Serta Prinsip
Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB.
Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting dan J. Sitepu. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah
Pesisir Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Godam. 2006. Pengertian Sumberdaya Alam dan Pembagian Macam/Jenisnya.
http://organisasi.org/pengertian_sumber_daya_alam_dan_pembagi
an _macam_ jenisnya_biologi. Diakses pada tanggal 28 Juni 2010
pukul 10.00 WIB.
KKP. 2009. Kelautan dan Perikanan dalam Angka 2009. Kementerian Kelautan dan
Perikanan. Jakarta.
Kwalabekala. 2009. Tata Guna Lahan. Universitas Sumatera Utara Kampus Kwalabekala.
http://www.kwalabekala.usu.ac.id. Diakses tanggal 27 Juli 2010
pukul 20.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai