Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMETAAN SUMBERDAYA ALAM PESISIR DAN LAUT

SUSILAWATI
NIM. 18.01.07.0.019-02

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SAMAWA
SUMBAWA BESAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi dibeberapa
Negara, telah mendorong meningkatnya permintaan komoditas perikanan dari waktu
ke waktu. Meningkatnya permintaan ikan ini mengarah pada jumlah yang tidak
terbatas, mengingat kegiatan pembangunan yang merupakan faktor pendorong dari
permintaan ikan berlangsung secara terus menerus. Sementara disisi lain, permintaan
ikan tersebut dipenuhi dari sumberdaya ikan yang jumlahnya di alam memang
terbatas. Kecendrungan meningkatnya permintaan ikan telah membuka peluang
berkembang pesatnya industri perikanan, baik perikanan tangkap maupun perikanan
budidaya. Hanya sayangnya, perkembangan industri perikanan ini lebih banyak
dilandasi oleh pertimbangan teknologi dan ekonomi, dan sekaligus mengabaikan
pertimbangan lainnya seperti lingkungan, social budaya serta kelestarian sumberdaya
perikanan. Akibatnya, jaminan usaha perikanan yang berkelanjutan menjadi tanda
tanya, disamping upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan menjadi semakin jauh.
Bagi Indonesia, perikanan mempunyai peranan yang cukup penting dalam
pembangunan nasional. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa factor,
diantaranya adalah :
1. Sekitar 2.274.629 orang nelayan dan 1.063.140 rumah tangga budidaya,
menggantungkan hidupnya dari kegiatan usaha perikanan.
2. Adanya sumbangan devisa yang jumlahnya cukup signifikan dan cendrung
meningkat dari tahun ketahun.
3. Mulai terpenuhinya kebutuhan sumber protein hewani bagi sebagian
masyarakat.
4. Terbukanya lapangan kerja bagi angkatan kerja baru, sehingga diharapkan
mampu mengurangi angka pengangguran dan
5. Adanya potensi perikanan yang dimiliki Indonesia
Dalam kerangka pembangunan nasional, maka peningkatan kontribusi perikanan
harus diupayakan secara berhati-hati, agar tidak menimbulkan dampak negative
dimasa yang akan datang. Disinilah peranan pengelolaan potensi perikanan menjadi
sangat strategis. Disisi lain, disadari juga bahwa pertumbuhan penduduk dunia dan
pertumbuhan ekonomi beberapa negara di dunia, telah mendorong meningkatnya
permintaan bahan makanan termasuk didalamnya ikan.Disamping itu, timbulnya
kesadaran masyarakat akan kesehatan telah menggeser pola makan masyarakat,
khususnya sumber protein hewani dari yang bersifat “red meal” (sapi, babi dan
sebagainya) ke “white meal” (ikan).Kondisi tersebut diatas telah berimplikasi pada
meningkatnya permintaan ikan dunia

1.2. Rumusan Masalah


1. Jelaskan Bagaimana Perairan di Indonesia?
2. Bagaimana Sumber Daya Perikanan Indonesia?
3. Bagaimana Pengelolaan Sumberdaya Ikan?
4. Bagaimana Model Pengelolaannya?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Perairan Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan yang sangat
luas yang terdiri dari 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.290 km. Luas
wilayah laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Ini berarti luas wilayah laut Indonesia
lebih dari dua setengah kali luas daratannya. Sesuai dengan Hukum Laut
Internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982, wilayah perairan Indonesia
dibagi menjadi tiga wilayah laut/zona laut yaitu zona Laut Teritorial, zona Landas
kontinen, dan zona Ekonomi Eksklusif.
Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar
ke arah laut lepas. Sebagaimana yang kita ketahui garis dasar/garis pangkal adalah
adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau.
Penentuan garis pangkal ditentukan dengan garis air rendah. Jika ada dua negara atau
lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut,
maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara tersebut. Laut
yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial di sebut laut teritorial. Laut
yang terletak di sebelah dalam garis dasar disebut laut internal.
Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas yang membentang dari barat ke
timur sepanjang 5.110 km dan membujur dari utara ke selatan sepanjang 1.888
km.Dengan wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km2 yang terdiri atas 1.890.754
km2 luas daratan dan 3.302.498 km2 luas lautan.Luas daratan Indonesia hanya sekitar
1/3 dari luas seluruh Indonesia sedangkan 2/3-nya berupa lautan.
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Luas wilayah
Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2 Dua pertiga wilayah Indonesia
merupakan perairan atau wilayah laut. Luas wilayah perairan di Indonesia mencapai
3.287.010 km2 Adapun wilayah daratan hanya 1.906.240 km2. Wilayah laut teritorial
merupakan laut yang masuk ke dalam wilayah hukum Negara Indonesia. Berdasarkan
”Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonante” tahun 1939, wilayah teritorial
Laut Indonesia ditetakkan sejauh 3 mil diukur dari garis luar pantai.
Ketetapan tersebut sangat merugikan negara Indonesia. Oleh karena laut menjadi
penghubung pulau-pulau yang tersebar di wilayah Indonesia. Wilayah laut teritorial
yang ditetapkan hanya sejauh 3 mil diukur dari pantai, banyak wilayah laut bebas di
perairan Indonesia. Akibatnya, kapal dari negara lain bebas keluar masuk perairan
Indonesia. Mereka juga mengambil sumber daya alam yang terdapat di laut.
UNCLOS (United Nations Conference of the Law Of Sea) atau Konferensi Hukum
Laut Internasional yang diselenggarakan pertama kali pada tahun 1958 di Geneva.
Deklarasi Juanda kemudian diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1960.
Pada Konferensi Hukum Laut Internasional, tahun 1982, di Jamaika, wilayah perairan
Indonesia mendapat pengakuan dari dunia internasional. Dengan demikian, wilayah
perairan Indonesia meliputi Wilayah Laut Teritorial, Zona Ekonomi Eksekutif (ZEE),
dan Batas Landas, Kontinen.
a. Wilayah Laut Teritorial.
Wilayah laut teritorial Indonesia ditetapkan sejauh 12 mil diukur dari garis
pantai terluar. Apabila laut yang lebarnya kurang dari 24 mil dikuasai oleh dua negara
maka penentuan wilayah laut teritorial tiap-tiap negara dilakukan dengan cara
menarik garis yang sama jauhnya dari garis pantai terluar.
b. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif yaitu perairan laut yang diukur dari garis pantai
terluar sejauh 200 mil ke arah laut lepas. Apabila Zona Ekonomi Eksklusif suatu
negara berhimpitan dengan Zona Ekonomi Eksklusif negara lain maka penetapan
melalui perundingan dua negara. Di dalam zona ini, bangsa Indonesia mempunyai
hak untuk memanfaatkan dan mengolah segala sumber daya alam yang terkandung di
dalamnya.
c. Batas Landas Kontinen
Batas landas kontinen adalah garis batas yang merupakan kelanjutan dari
benua yang diukur dari garis dasar laut ke arah laut lepas hingga kedalaman 200
meter di bawah permukaan air laut. Sumber daya alam yang terkandung di dalam
Landas Kontinen Indonesia merupakan kekayaan Indonesia. Pemerintah Indonesia
berhak untuk memanfaatkan sumber daya alam tersebut.
2.2. Sumber Daya Perikanan Indonesia
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Berbagai upaya
dan cara dilakukan oleh masyarakat dan negara untuk memanfaatkannya. Sumber
daya alam merupakan modal utama bagi suatu negara untuk kesejahteraan rakyat.
Indonesia memiliki luas laut mencapai ribuan kilometer, dengan potensi sumber daya
alam yang besar. Seperti yang telah dijelaskan bahwa luas wilayah perairan Indonesia
mencapai 2/3 dari luas keseluruhan negara Indonesia maka secara logika sumber daya
alam Indonesia sangatlah besar.
Di Indonesia sebenarnya pemanfaatan sumber daya alam di daratan sudah hampir
mencapai 80% mungkin lebih. Tetapi ternyata untuk sumber daya perairan Indonesia
masih belum optimal pemanfaatannya yaitu sekitar 30% saja. Hal ini membuktikan
bahwa dunia perikanan Indonesia masih besar potensinya untuk dikembangkan
bahkan Indonesia sendiri bisa menjadi negara maju dengan dunia perikanan ini.
Jika kita teliti kita bisa lihat negara negara maju seperti contohnya Jepang.
Mengapa Jepang bisa menjadi negara maju? Selain dari teknologi mereka yang sudah
sangat maju, alasan lainnya mereka mempunyai banyak industri industri perikanan
seperti pengolahan pengolahan perikanan, budidaya perikanan, teknologi
penangkapan yang jauh lebih modern daripada Indonesia. Hal inilah yang
menyebabkan indonesia semakin tertinggal bahkan “terpuruk” dari negara negara
lain. Jika di telusuri luas perairan negara Jepang lebih kecil dari Indonesia tapi
mereka bisa menjadi negara yang maju. Jika mereka bisa mengapa kita tidak?
Padahal jelas negara kita lebih kaya akan sumber daya alamnya. Pertanyaan itulah
yang harus kita pikirkan tidak hanya oleh Pemerintah tapi juga masyarakat Indonesia
bagaimana caranya meningkatkan produktifitas perikanan di negara ini.
Di negara Indonesia ini ada beberapa cara dalam pemanfaatan sumber daya
perikanan, yaitu sebagai berikut :
a) Perikanan tangkap
b) Budidaya perikanan
c) Teknologi atau industri perikanan
Adapun itu semua demi menghasilkan produk perikanan yang menjadi tujuan atau
berguna untuk :

o Untuk memenuhi nutrisi pangan


o Sebagai penambah dari sumber pendapatan
o Untuk memenuhi pasokan bahan bahan industry
o Sebagai sumber devisa bagi negara
o Dan terakhir sebagai rekreasi atau hiburan

Adapun hal hal yang menunjang atau membantu terperolehnya hal hal tersebut yaitu :

o Sosial Ekonomi Perikanan


o Pemasaran
o Sosial ekonomi
o Riset pendidikan
o Industri penunjang
o Industri penunjang
o Perahu, pakan, jaring dll

Untuk sumberdaya perairan bisa di temukan di beberapa habitat yaitu :


a. Laut
- Perairan pantai
- Perairan lepas pantai
- Perairan payau
·
b. Darat
 Rawa
 Danau : tektonik dan vulkanik
 Waduk
 Sungai
 Genangan
2.3. Pengelolaan Sumberdaya Ikan
Pengelolaan sumberdaya ikan adalah suatu proses yang terintegrasi mulai dari
pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pengambilan keputusan,
alokasi sumber dan implementasinya, dalam rangka menjamin kelangsungan
produktivitas serta pencapaian tujuan pengelolaan (FAO, 1997).Sementara Widodo
dan Nurhakim (2002) mengemukakan bahwa secara umum, tujuan utama pengelolaan
sumberdaya ikan adalah untuk :
1. Menjaga kelestarian produksi, terutama melalui berbagai regulasi serta tindakan
perbaikan (enhancement).
2. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan social para nelayan serta
3. Memenuhi keperluan industri yang memanfaatkan produksi tersebut.

2.4. Model Pengelolaan


Pengelolaan sumberdaya perikanan umumnya didasarkan pada konsep “hasil
maksimum yang lestari” (Maximum Sustainable Yield) atau juga disebut dengan
“MSY”. Konsep MSY berangkat dari model pertumbuhan biologis yang
dikembangkan oleh seorang ahli Biologi bernama Schaefer pada tahun 1957. Inti dari
konsep ini adalah menjaga keseimbangan biologi dari sumberdaya ikan, agar dapat
dimanfaatkan secara maksimum dalam waktu yang panjang. Pendekatan konsep ini
berangkat dari dinamika suatu stok ikan yang dipengaruhi oleh 4 (empat) factor
utama, yaitu rekrutment, pertumbuhan, mortalitas dan hasil tangkapan. Pengelolaan
sumberdaya ikan seperti ini lebih berorientasi pada sumberdaya (resource oriented)
yang lebih ditujukan untuk melestarikan sumberdaya dan memperoleh hasil
tangkapan maksimum yang dapat dihasilkan dari sumberdaya tersebut. Dengan kata
lain, pengelolaan seperti ini belum berorientasi pada perikanan secara keseluruhan
(fisheries oriented), apalagi berorientasi pada manusia (social oriented).
Pengelolaan sumberdaya ikan dengan menggunakan pendekatan “Maximum
Sustainable Yield” telah mendapat tantangan cukup keras, terutama dari para ahli
ekonomi yang berpendapat bahwa pencapaian“yield” yang maksimum pada dasarnya
tidak mempunyai arti secara ekonomi. Hal ini berangkat dari adanya masalah
“diminishing return” yang menunjukkan bahwa kenaikan “yield” akan berlangsung
semakin lambat dengan adanya penambahan “effort” (Lawson, 1984). Pemikiran
dengan memasukan unsur ekonomi didalam pengelolaan sumberdaya ikan, telah
menghasilkan pendekatan baru yang dikenal dengan “Maximum Economic Yield”
atau lebih popular dengan “MEY”.Pendekatan ini pada intinya adalah mencari titik
yield dan effort yang mampu menghasilkan selisih maksimum antara total revenue
dan total cost.
Selanjutnya, hasil kompromi dari kedua pendekatan diatas kemudian melahirkan
konsep “Optimum Sustainable Yield” (OSY), sebagaimana dikemukakan oleh
Cunningham, Dunn dan Whitmarsh (1985).Secara umum konsep ini dimodifikasi dari
konsep “MSY”, sehingga menjadi relevan baik dilihat dari sisi ekonomi, social,
lingkungan dan factor lainnya.Dengan demikian, besaran dari “OSY” adalah lebih
kecil dari “MSY” dan besaran dari konsep inilah yang kemudian dikenal dengan
“Total Allowable Catch”(TAC). Konsep pendekatan ini mempunyai beberapa
kelebihan dibandingkan dengan “MSY”, diantaranya adalah :
1) Berkurangnya resiko terjadinya deplesi dari stok ikan
2) Jumlah tangkapan per unit effort akan menjadi semakin besar
3) Fluktuasi TAC juga akan menjadi semakin kecil dari waktu ke waktu

Hasil pengkajian terakhir yang telah dilakukan terhadap sumberdaya ikan


Indonesia, menunjukan bahwa jumlah potensi lestari adalah sebesar 6,409 juta ton
ikan/tahun, dengan tingkat eksploitasi pada tahun terakhir mencapai angka 4,069 juta
ton ikan/tahun (63,49%). Dengan demikian, masih ada cukup peluang untuk
meningkatkan produksi perikanan nasional. Namun demikian, yang perlu
diperhatikan adalah adanya beberapa zone penangkapan yang kondisi sumberdaya
ikannya cukup memprihatinkan dan sudah melampaui potensi lestarinya (over
fishing), yaitu di perairan Selat Malaka dan perairan Laut Jawa. Akan tetapi di kedua
perairan tersebut, terdapat beberapa kelompok ikan (ikan pelagis besar dan ikan
pelagis kecil di Selat Malaka serta ikan demersal di Laut Jawa) yang masih mungkin
untuk dikembangkan eksploitasinya.
Sementara di 7 (tujuh) zone penangkapan lainnya, sekalipun tingkat pemanfaatan
sumberdaya ikannya secara keseluruhan masih berada dibawah potensi lestari, akan
tetapi untuk beberapa kelompok ikan sudah berada pada posisi “over fishing”.
Sebagai contoh, udang dan lobster di perairan Laut Cina Selatan, ikan demersal;
udang dan cumi-cumi di perairan Selat Makasar dan Laut Flores. Oleh karena itu,
pada beberapa perairan yang kondisi pemanfaatan sumberdaya ikannya telah
mendekati dan atau melampaui potensi lestarinya, maka perlu kiranya mendapatkan
perlakuan khusus agar sumberdaya ikan yang ada tidak “collapse”. Informasi yang
berkaitan dengan potensi dan penyebaran sumberdaya ikan laut di perairan Indonesia,
telah dipublikasikan oleh “Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumberdaya Ikan Laut”
pada tahun 1998. Dalam publikasi tersebut, wilayah perairan Indonesia dibagi
menjadi 9 (sembilan) zone, yaitu :
1) Selat Malaka
2) Laut Cina Selatan
3) Laut Jawa
4) Selatan Makasar dan Laut Flores
5) Laut Banda
6) Laut Seram dan Teluk Tomini
7) Laut Sulawesi dan Samudra Pasifik
8) Laut Arafura
9) Samudra Hindia

Sementara dalam menentukan stok sumberdaya ikan di perairan Indonesia,


dipergunakan beberapa metoda sesuai dengan jenis dan sifat sumberdaya ikan Dalam
kaitan ini terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan didalam mengelola
sumberdaya perikanan, agar tujuan pengelolaan dapat tercapai.Pendekatan dimaksud
sebagaimana dikemukakan oleh Gulland dalam Widodo dan Nurhudah (1985) adalah
sebagai berikut :
1) Pembatasan alat tangkap
2) Penutupan daerah penangkapan ikan
3) Penutupan musim penangkapan ikan
4) Pemberlakuan kuota penangkapan ikan
5) Pembatasan ukuran ikan yang menjadi sasaran
6) Penetapan jumlah hasil tangkapan setiap kappa
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan yang sangat
luas yang terdiri dari 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.290 km. Luas
wilayah laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Ini berarti luas wilayah laut Indonesia
lebih dari dua setengah kali luas daratannya. Indonesia memiliki potensi sumber daya
alam yang melimpah. Berbagai upaya dan cara dilakukan oleh masyarakat dan negara
untuk memanfaatkannya. Pengelolaan sumberdaya perikanan umumnya didasarkan
pada konsep “hasil maksimum yang lestari” (Maximum Sustainable Yield) atau juga
disebut dengan “MSY”. Berangkat dari pengetahuan bahwa Indonesia merupakan
produsen terbesar di dunia maka sudah seharusnya, sektor perikanan tidak lagi
dijadikan sektor ke sekian dari semua sektor yang menunjang perekonomian
Indonesia. Sektor perikanan harus didukung perkembanganya, sehingga Indonesia
benar-benar bisa menjadi sentra ikan di dunia.
DAFTAR PUSTAKA

http://teukuseven6714.blogspot.co.id/2013/04/makalah-pengolahan-sumber-daya-
ikan-di.html
https://rakkagilangandhika.wordpress.com/2013/11/14/makalah-perikanan-dan-
kelautan/
http://azainul340.blogspot.co.id/2013/11/makalah-perikanan-perekonomian-
indonesia.http

Anda mungkin juga menyukai