Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II

PENETAPAN KADAR ASETOSAL SECARA TITRASI ASAM-BASA

Disusun oleh :

Inggit Maydanita Gunawan (19032029)


Mahdiyah Karimah (19032033)
Destiara AnisaR (19032032)
Muhammad Fahmi Yusuf (19032028)

LAPORAN KIMIA ORGANIK


PROGRAM STUDI D3 FARMASI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
KOTA BOGOR
2021
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada
waktunya. Laporan praktikum ini dibuat berdasarkan data yang diperoleh sebagai salah satu
tugas kuliah.
Praktikum kali ini membahas tentang “ PENETAPAN KADAR ASETOSAL SECARA
TITRASI ASAM-BASA ” sehingga melalui praktikum ini kita akan mengetahui tentang apa
saja yang terjadi pada uji tersebut.
Pembuatan laporan praktikum ini tidaklah mudah, namun berkat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, pada akhirnya laporan praktikum ini terselesaikan dengan cukup
baik tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada :
1. Orang tua saya yang telah mengizinkan saya untuk menyelesaikan laporan ini.
2. Ibu Nurma Angeliani K.,S.Si selaku dosen pengampu yang telah membimbing saya
dalam pembuatan laporan praktikum ini.
3. Semua pihak yang mendukung.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan praktikum ini jauh dari sempurna.
Saya mohon maaf dan berharap ada kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak,
saya terima dengan senang hati demi perbaikan dan kesempurnaan dari laporan praktikum
ini. Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan
bagi saya pada khususnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
Mengetahui cara mengidentifikasi obat analgetik secara kuantitatif metode titrasi asam-basa.
1.2 Dasar Teori
Titrasi adalah suatu metode untuk menetukan konsentrasi zat didalam larutan. Titrasi
dilakukan dengan mereaksikan larutan tersebut dengan larutan yang diketahui
konsentrasinya. Reaksi dilakukan secara bertahap (tetes demi tetes) hingga tepat mencapai
titik stokiometri atau titik setara. (Sunarya, 2007;168 )
Asidimetri dan alkalimetri adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan
konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan jumlah
contoh tertentu yang akan dianalisis. Contoh sesuatu yang dianalisis dirujuk sebagai (tak
diketahui). Proses analisis yang melibatkan pengukuran yang seksama volume-volume suatu
asam dan basa yang saling menetralkan. (Keenan, 1998 ; 442)
Pada proses titrasi ini digunakan suatu indikator yaitu suatu zat yang ditambahkan sampai
seluruh reaksi selesai yang menyetarakan dengan perubahan warna. Perubahan warna
menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi. (Brady, 1999; 217)
Titrasi asam-basa merupakan cara yang tepat dan mudah untuk menentukan jumlah senyawa-
senyawa yang bersifat asam dan basa. Kebanyakan asam dan basa organik dan organik dapat
dititrasi dalam larutan berair, tetapi sebagian senyawa itu terutama senyawa organik tidak
larut dalam air. Namun demikian umumnya senyawa organik dapat larut dalam pelarut
organik, karena itu senyawa organik itu dapat ditentukan dengan titrasi asam basa dalam
pelarut inert. Untuk menentukan asam digunakan larutan baku asam kuat misalnya HCl,
sedangkan untuk menentuan basa digunakan larutan basa kuat misalnya NaOH. Titik akhir
titrasi biasanya ditetapkan dengan bantuan perubahan indikator asam basa yang sesuai atau
dengan bantuan peralatan seperti potensiometri, spektrofotometer, konduktometer.
(Khopkar,1990 ; 128)
Titrasi asam basa sering disebut asidimetri dan alkalimetri, sedang untuk titrasi pengukuran
lain-lain sering dipakai akhiran-ometri mengggantikan-imetri. Kata metri berasal dari bahasa
Yunani yang berarti ilmu proses seni mengukur. Jadi asidimetri dapat diartikan pengukuran
jumlah asam ataupun pengukuran dengan asam (yang diukur dalam jumlah basa atau garam).
(Khopkar,1990 ;124)      
Dalam teori ionisasi, suatu larutan netral mengandung jumlah ionhidrogen dan ion hidroksida
(H+dan CH-) Reaksi netralisasi mempunyai nilai yang berarti untuk analisa kuantitatif harus
berjalan sedemikian sempurna, reaksi ini dapat disimpulkan dengan cara-cara seperti
misalnya: dengan pembentukan suatu zat dengan derajat disosiasi yang kecil,
denganmembebaskan gas dari suatu reaksi dengan pembentukan endapan dari suatureaksi
dengan membebaskan suatu ion kompleks dengan menambah suatu pereaksi yang berlebihan.
Asam asetilsalisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin adalah analgetik
antipiretik dan antiinflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan dalam obat bebas
(Farmakologi dan Kemoterapi,1993).
Tablet asam asetilsalisilat mengandung asam asetilsalisilat C9H8O4 dan tidak kurang dari
90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket (Farmakope
Indonesia ed. IV, 32).
Aspirin merupakan obat analgetik. Aspirin mungkin merupakan obat analgesika yang paling
popular dan paling banyak digunakan disebabkan oleh sturktur kimianya yang sederhana dan
harganya yang murah. Aspirin secara kimiawi dikenal dengan nama asam asetil salisilat,
suatu molekul organic. Senyawa awal aspirin adalah salisin, yang ditemukan dalam batang
kayu. Meskipun demikian aspirin dengan mudah dapat dibuat dari fenol dengan reaksi Kolbe.
(Satiajit:2007 hal 2).
Salah satu efek aspirin adalah pendarahan lambung yang sebagian disebabkan oleh sifat
asamnya. Dalam lambung aspirin akan terhidrolisis menjadi asam salisilat. Gugus asam
karboksilat (-COOH) dan gugus hidroksil fenolik (-OH) yang terdapat pada molekul aspirin
akan membuat senyawa ini bersifat asam. Jadi penggunaan aspirin akan meningkatkan
kondisi asam di lambung (Satyajit : 2007 hal 2).
BAB II
ALAT DAN BAHAN

N ALAT BAHAN
O
1 Kaca arloji Serbuk asam oksalat
2 Alu dan lumpang Larutan NaOh 0,5 N
3 Labu ukur 50ml & 250ml Larutan indicator PP
4 Erlenmeyer 100ml Tablet acetosal
5 Pipet volum 10ml
6 Bulp
7 Statif dan klem
8 Buret basa 50ml
BAB III
METODE KERJA

3.1 Standarisasi larutan NaOH


a) Ditimbang 1,57 gram asam oksalat
b) Dimasukan kedalam labu ukur 50ml
c) Dilarutkan dengan sedikit aquadest
d) Diencerkan hingga tanda tetra , homogenkan
e) Pipet 10 ml asam oksalat yang sudah dibuat, Masukan kedalam Erlenmeyer 100ml
f) Ditambahkan 2-3 tetes indicator PP
g) Titrasi menggunakan larutan NaOH 0,5N hingga berubah warna menjadi warna
merah muda seulas . lalu catat vlume
h) Dilakukan titrasi sebanyak 3 kali
i) Dihitung konsentrasi larutan yang sebenarnya

3.2 Penetapan kadar asetosal


a) Ditimbang 80mg serbuk tablet acetosal. Masukan kedalam Erlenmeyer 100ml
b) Dilarutkan kedalam 10ml etanol 95%
c) Ditambahkan 2 tetes indicator PP
d) Ditritrasi dengan larutan NaOH 0,5N hingga warna merah muda seulas
e) Dihitung kadar acetosal
f) Dihitung kadar acetosal
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai