maret 2010
Info Kunjungi :
http://edypekalongan.blogspot.com/2011/12/karyaku-untuk-indonesia-2012.html
http://edypekalongan.blogspot.com/2011/12/karyaku-untuk-indonesia-2012.html
Oleh : WS Rendra
sebelum ada daya ekonomi, daya politik, daya sosial, daya filsafat, daya seni dan daya daya
lainnya lagi.daya manusia yang pertama dan utama adalah daya hidup. tanpa daya hidup,
daya daya lainnya menjadi lesu, beku atau bahkan sirna.kehidupan dan kematian adalah dua
hal yang selalu mempesona perenungan manusia. tarian kehidupan dan tarian kematian
sama sama dahsyat dan mengagumkan bila dipentaskan. Upacara
Upacara kelahiran dan upacara
kematian sama sama dianggap penting dan dijalankan dengan kekhidmatan.
mengolah daya hidup adalah hal yang sangat penting dalam membina kesejahteraan
manusia . Dan ancaman terhadap daya hidup adalah hal yang merugikan kesejahteraan
manusia. karena kebudayaan adalah usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya, maka adalah urusan kebudayaan yang pertama dan utama untuk menjaga daya
hidup. yang disebut daya hidup, yang harus dijaga, diolah, dan diperkembangkan di dalam
kebudayaan itu, adalah daya daya yang tidak dimiliki oleh
o leh benda mati, sebagaimana
diuraikan di dalam biologi yaitu:
kemampuan bernafas
kehidupan beradaptasi.
keadaan, tantangan
tantangan zaman, dan tantangan
tantangan berbagai ragam pergaul
pergaulan.
an.
kemampuan mobilitas.
secara biologis; kemampuan berpindah tempat ke tempat yang lebih baik untuk kebaikan
hidup. secara kebudayaan: kemampuan untuk dengan
de ngan kreatif menciptakan mobilitas sosial,
politik, dan ekonomi, yang bersifat horisontal maupun vertikal.
secara biologis kemampuan untuk bertambah besar, kuat dan dewasa. secara kebudayaan:
kemampuan kesadaran
kesadaran untuk selalu maju, sela
selalu
lu bertambah luas dan dal
dalam
am wawasannya
selalu menawarkan
menawarkan paradigma par
paradigma
adigma yang segar dan baru
baru..
kemampuan regenerasi
kenyataan yang kelihatan menonjol adalah kemampuan regenerasi yang merosot. banyak
pemuda yang sampai berumur dua puluh lima tahun bahkan tiga puluh tahun belum punya
nafkah.
sarjana menganggur jumlahnya melimpah. apakah ini karena sebab keadaan ekonomi ?
ataukah kareba salah pendidikan. apapun sebabnya nyata betul bahwa sebagian besar
pemuda tidak punya fungsi yang kreatif dan produktif di dalam masyaraka
masyarakat.
t. belum nampak
muncul politisi muda yang mutunya setaraf dengan H.O.S. Cokroaminoto, Soekarno, St,
Syahrir dan lain lain, pemuda
pemuda yang bergerak di bidang politik di sekita
sekitarr 1928 sampai 1945.
para mahasiswa kurang mampu melontarkan opini kepada masyarakat. hal ini jauh berbeda
dengan para mahasiswa dari tahun 1928 sampai sekitar
s ekitar tahun 1978, yang sangat aktif
beropini mengenai keadaan kehidupan di masyarakat. sedang sementara
sementara itu di bidang seni
drama dan seni sastra terasa terlambat juga munculnya tokoh tokoh yang baru.
Dengan kata lain: mental yang mampu berbiak adalah mental yang mampu mengakui
kemandirian daya kreatif mental generasi berikut anak manusia. lain dengan hasil produksi
pabrik yang mati dan seragam. untuk bisa mempunyai "kemampuan tumbuh dan
berkembang " anak manusia
manusia harus mempunyai kepribadian
kepribadian yang mandiri di dalam bergaul
dan bekerja sama dengan generasi orang tuanya. mental orangtua yang kuat daya hidupnya
akan mampu berdialog
berdialog dengan kepribadian yang mandi
mandiri
ri dari anaknya. tetapi bila d
daya
aya
hidup orang tua sudah
sudah melemah dan mentalnya sudah mandul,ma
mandul,maka
ka ia akan bersikap
eksploratif dan oportunistik
oportunistik kepada anaknya. ia akan merampas kemandirian hidup anakn
anaknya
ya
demi kepentingan menopang hidupnya sendiri yang "kehilangan
"kehilangan kemampuan un
untuk
tuk
tumbuh dan berkembang
berkembang " dalam keadaan tersebut diatas orangtua
orangtua akan tanpa bim
bimbang
bang
dan ragu menyuapi mental generasi muda dengan indoktrinasi
kebiasaan yang sudah mapan yang tidak lagi relevan. tanpa kemampuan mencerna yang baik
tidak mungkin orang siap berimprovisasi di dalam kehidupan. kemampuan mencerna akan
menimbulkan kemampuan mandiri dan percaya pada diri dan selanjutnya akan
memudahkan "kemampuan beradaptasi".
beradaptasi". sebab di dalam beradaptasi , orang yang mampu
mencerna akan lebih mengandalkan kemampuan alat merncerna di dalam dirinya.
dia tidak akan bergantung secara oportunistis kepada kekuatan kekuatan di luar dirinya.
hanya oang orang mandiri yang bisa membedakan antara kerja sama dan oportunisme.
kerjasama terjadi tanpa masing masing pihak kehilangan kemandirian. inilah kemampuan
beradaptasi yang sebenarnya. sedangkan oportunisme adalah pemanfaatan terhadap pihak
pihak lain demi kepentingan keselama
keselamatan
tan diri sendiri, dengan cara
cara menyerahkan
kemandiriannya kepada daya hidup pihak lain yang ia gantungi. sehingga sebenarnya ia telah
merugikan daya hidup secara keseluruh
keseluruhan.
an.
tentu bisa ditelusuri lebih jauh lagi kerusakan kerusakan kemampuan daya hidup bangsa kita
dewasa ini. tetapi dengan uraian tersebut diatas cukuplah untuk menunjukkan bahwa daya
hidup bangsa kita tengah dalam keadaan merosot. sehingga hal ini harus mendapat
perhatian di dalam kita mengolah kebudayaan.
keculai " daya hidup" ada satu unsur lagi yang sangat penting di dalam kebudayaan. yakni:
"mutu hidup!" adalah kenyataan bahwa firdaus sudah hilang.
h ilang. sejak saat itu manusia harus
berkeringat, berair mata, dan terluka, mengerahkan segenap daya dan usaha untuk
membuat hidupnya sejahtera dan bermutu. manusia tidak bisa lagi sempurna. oleh karena
itu mutu hidup yang saya maksud bukanlah kesempurnaan,
kesempurnaan, tetapi
tetapi "kewajaran".
demikianlah,kebudayaan
demikianlah,kebudayaan yang bermutu adalah kebudayaan yang memungkin
memungkinkan
kan manusia
menghayati "kewajaran"
"kewajaran" di dalam hidupnya.
adapun kewajaran di dalam hidup manusia itu merupakan harmoni " tiga
t iga mustika "
bapak punya kewajiban, dokter punya kewajiban, petani punya kewajiban, wartawan punya
kewajiban, penyair punya kewajiban. setiap orang punya kewajiban.
tanpa idealisme manusia hanya sekadar punya daya hidup seperti binatang. idealisme adalah
suara batinnya. idealisme adalah rumusan sikap hidup seseorang di dalam menempuh
padang dan hutan belantara kehidupan. idealisme adalah bintang fajar yang menjadi
Idealisme itu "beragam " berdasarkan suara batin setiap pribadi manusia. adalah wajar
apabila seseorang rela menempuh segala macam rintangan dan ujian untuk
mempertahankan idealismenya, sebab idealisme adalah sum
sumber
ber kepuasan batinn
batinnya.
ya.
spontanitas adalah ungkapan naluri dan intuisi manusia. kesadaran manusia bukanlah
ia harus selalu menjaga harmoni yang tidak statis tetapi dinamis, dari tiga mustika kewajaran
yang memberi mutu pada hidupnya.sekarang: bagaimanakah mutu kebudayaan kita dewasa
ini ?
apakah ewasa ini kita cukup mendapat iklim yang bagus untuk mengolah harmoni ketiga
mustika kewajaran itu. apakah
apakah dewasa ini kita leluasa melunaskan kewajiban kita
kita sebagai
penyair? atau sebagai wartawan?
wartawan? atau sebagai politikus
politikus ? atau sebagai pembela hukum?.ya,
hukum?.ya,
apakah kita bisa leluasa menjalankan kewajiban sebagai warga negara untuk membela
kemanusiaan yang adil
adil dan beradab? leluasakah kita membela keadilan sosial dan menolak
keadilan para raja sebagai gantinya ?.
leluasakah kita membela wibawa daulat rakyat dan menolak memuja daulat tuanku?
adapun pada hakikatnya kita memang selalu harus rajin bertanya, meneliti diri sendiri
se ndiri
sedalam dalamnya, agar kita selalu penuh kewaspadaan di dalam menjaga mutu kebudayaan
kita. penting demokrasi apabila kita perhatikan,
pe rhatikan, akan tampak bahwa kesukaran kita dalam
menjaga " daya hidup" dan
dan "mutu hidup" di dalam kebudayaan ki
kita
ta adalah kurang luasnya
demokrasi didalam kehidupan bangsa kita.
keadaan politik kita saat ini sudah terlalu jauh dari daulat rakyat, keadaan darurat terlalu
lama di lembagakan sehingga
sehingga mencekik daya hidup dan memerosotkan mu
mutu
tu hidup
kebudayaan. lembaga eksekutif
eksekutif terlalu besar kekuasaannya
kekuasaannya sehingga melemahkan fungsi
fungsi
lembaga yudikatif dan lembaga legislatif.
sebagai penyair saya suka sekali kepada penghayatan "wayang" apabila menuliskan sajak
sajak tentang alam, cinta antar
antar manusia, gairah agama, dosa dan keselamatan jiwa dan
nasib. tetapi saya berpendapat bahwa menguru
mengurusi
si dan mengupas soal ekonomi, politik
politik dan
sosial tidak bisa dengan
dengan pendekatan "wayang". obyektifi
obyektifitas
tas sangat diperluk
diperlukan.
an. laku
mengumpulkan dan
dan menganisis fakta,serta juga laku verifikasi harus mend
mendapat
apat tempat yang
penting di dalam kehidupan masyarak
masyarakat
at modern dengan infrastruktur
infrastruktur yang
yang sudah serba
modern seperti indonesia kita ini.
30 oktober 1991.
Penutup
Terima kasih.
Email:
edy_pekalongan @yahoo.co.uk