com
Manuskrip Puisi
EMPAT
KUMPULAN
SAJAK WS. Rendra (1961)
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 1/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
ISBN: 979-419-311-9
Catatan:
Diketik ulangnya sajak-sajak ini dimaksudkan sebagai
buah kecintaan dan rasa hormat saya pada Alm. WS Rendra.
Dan juga sebagai upaya penyediaan sarana pembelajaran sastra
bagi siapa pun. Penulisan ulang ini diupayakan
mengikuti rancang bangun puisi-pusi tersebut dan
memiminalisir kesalahan ketik.
Mohon, untuk tidak menghapus catatan ini sebagai pertanggung jawaban saya sebagai pihak
yang mengetik ulang. Terima kasih.
Kritik dan saran soal manuskrip ini kirimkan ke:
leebirkin@yahoo.com
DAFTAR ISI
KAKAWIN KAWIN
Romansa
Surat Cinta
Serenada Hijau
Serenada Biru
Episode
Serenade Violet
Di Bawah Bulan
Serenada Putih
Serenada Hitam
Serenada Kelabu
Serenada Merah Padam
Surat kepada Bunda: Tentang Calon Menantunya
MALAM STANZA
Kali Hitam
Batu Hitam
Mata Hitam
Burung Hitam
Lagu Duka
Lagu Sangsi
Lagu Angin
Lagu Ibu
Lagu Serdadu
Stanza
Tidurlah Intan
Dongeng Pahlawan
Ibunda
Kangen
Bumi Hangus
Ia telah Pergi
Waktu
Tanpa Garam
Ciliwung
Ciliwung Yang Manis
Bulan Kota Jakarta
Kalangan Ronggeng
BUNDA
Nyanyian Bunda yang Manis
LELAKI
Perbuatan Serong
Lelaki Sendirian
Lelaki-lelaki yang Lewat
Nyanyi Zubo
Pisau di Jalan
Penjaja
Gugur
NYANYIAN MURNI
Terompet
Lagu Malam
Malaikat-malaikat Kecil
Bayi di Dasar Kali
Ia Bernyanyi dalam Hujan
WANITA
Nyanyian Perempuan di Kali
Perawan Tua
Aminah
KAKAWIN KAWIN
Dipersembahkan kepada Ibu Suwani
Bunda Mertua yang bijaksana
serta berjasa
Dengan segenap terima kasih
dan cinta
ROMANSA
Surat Cinta
Selusin malaikat
telah turun
di
Dikala
mukahujan
kacagerimis.
jendela
mereka berkaca dan mencuci rambutnya
untuk ke pesta.
Wahai, Dik Narti,
dengan pakaian pengantin yang anggun
bung-bunga serta keris keramat
aku ingin membimbingmu ke altar
untuk dikawinkan.
Aku melamarmu.
Kau tahu dari dulu:
Serenada Hijau
Kupacu kudaku.
Kupacu kudaku menujumu.
Bila bulan
menegurkan salam
dan syahdu malam
bergantung di dahan-dahan.
Kupacu kudaku.
Kupacu kudaku menujumu.
Dan kubayangkan
sedang kautunggu daku
sambil kau jalin
rambutmu yang panjang.
Serenada Biru
Mega putih
selalu berubah rupa.
Membayangkan rupa
yang datang derita
Wahai, janganlah
menyingkap angin
selimut itu
kekasihku!
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 10/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Episode
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 11/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Serenada Violet
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 12/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Di Bawah Bulan
meraba pundaknya
menyerahlah ia.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 13/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Serenada Putih
bagai
bagai permata belumdisingkapkan.
rahasia belum diasah
Cecak berbunyi dalam kantuknya
dan gemeterlah sepi
di kamar itu.
Lelaki itu menjamahnya
dan membisikan kata-kata
dengan napas yang melemaskan.
Angin menumbuki kaca jendela.
Sepatu terantuk kaki meja.
Maka:
dalam pelukan gemetar
pertukaran napas ganas
menemu kuncinya.
Lalu:
cium pertamanya
Kemudian:
dikatakanlah segalanya.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 14/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Serenada Hitam
Aku akan
Lari ke masuk
dalam ke dalam hutan.
hutan
Mengapa mereka rintangi
cinta yang tak’kan terpisahkan?
Mengapa mereka bendungi
derasnya arus air kali?
Wahai, betapa gelap puriku
tiada lagi berlampu.
Aku akan masuk ke dalam hutan.
Lari ke dalam hutan.
Menangis ke dalam hutan.
Akan kutempuh
ujung pisau pengkhianatan.
Akan kutantang
kuburan kedengkian.
Karena puriku tiada lagi berlampu.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 15/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Menepislah kematian.
Kami akan gigih biar karatan.
Dan percaya akan kemenangan
biarpun di atas kuburan.
Tak ada maut bagi cinta.
Tak ada kelayuan
bagi bunga kehidupan.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 16/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Serenada Kelabu
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 17/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Sekawan kucing
berpasang-pasangan
mengeong di kegelapan.
Sekawan kucing
mengeong dengan bising
mengeong dengan panas
di kegelapan.
Manisku! manisku!
Sekawan kucing
berpasang-pasang
saling menggosokkan tubuhnya
di kegelapan
Serta
keluardari mulutnya
suara panjang
kerna telah dilemahkan
seluruh urat badannya.
Manisku! Manisku!
Dengarlah bunyi kucing
mengganas di kegelapan.
Seekor kucing jantan
menggeram dengan dalam
di leher betinanya.
Maka
selagi sang betina kecapaian
ia pun menyeringai
di kegelapan.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 18/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
yang
KErnaselalu
kapalmencintaiku.
yang berlayar
telah berlabuh dan ditambatkan.
Dan sepatu yang berat serta nakal
yang dulu bisaa menempuh
jalan-jalan yang mengkhawatirkan
dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara,
kini telah aku lepaskan
dan berganti dengan sandal rumah
yang tenteram, jinak dan sederhana.
Mamma,
burung dara jantan yang nakal
yang sejak dulu kau piara
kini terbang dan telah menemu jodohnya.
Ia telah meninggalkan kandang yang kaubiarkan
dan tiada akan pulang
buat selama-lamanya.
Ibuku,
Aku telah menemukan jodohku.
Janganlah kau cemburu.
Hendaknya hatimu yang baik itu mengerti:
pada waktunya, aku mesti kaulepaskan pergi.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 19/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Ia pun anakmu.
Sekali waktu nanti
ia akan melahirkan cucu-cucumu.
Mereka akan sehat-sehat dan lucu-lucu.
Dan kepada mereka
ibunya akan bercerita
riwayat yang baik tentang nenek mereka:
bunda-bapak mereka
Ciuman abadi
dari anak lelakimu yang jauh.
Willy.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 20/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Undangan
Tempat:
Di Gereja St. Josef, Bintaran, Yogyakarta….
Waktu:
Selasa, tanggal 31 Maret 1959
jam 10 pagi, waktu di Jawa….
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 21/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 22/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Sambil meluncur-luncur
di atas atap licin basah
dari gereja yang tua itu
kami tunggu
kedatangan sepasang pengantin
yang muda remaja
bagai mentari muda yang malu
di pagi dingin itu/
Dinginnya!
Wahai! Wahai!
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 23/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 24/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Ladang
bibir digarap
ditanam dikerjakan
disuburkan.
Ranjang batu.
Ranjang angin
Dan ranjang aspal jalanan.
Sepasang penganti ditelan kehidupan.
Mata ke depan dan tangan bergandengan.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 25/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 26/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
telah menempuh
Melalui jalankhayalan
subuh penuh yang jauh.
dengan langit penuh harapan
dan sungai penuh hiburan
mereka pun memasuki siang bagai tungku
keringat mengucur ke kaki mereka.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 27/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Serenada Merjan
Wanita!
Merapatlah engkau kemari!
Bertaburanlah kristal-kristal semangat
dalam
Tubuhmuudara yang
bagai menentang
kijang mati.
kencana
berkilauan di lengan-lengan kuatku
adalah pernyataan
menentang kehancuran benih insani.
Tumpaslah engaku,
suara malam yang durhaka!
Laguku yang ini
lahir dan koyak-moyaknya mimpi pertama
yang menjelma jadi mimpi ke sejuta.
Inilah nyanyianku
yang lepas dari dadaku
yang terluka dalam penderitaan yang jingga
dan selalu menemu fajar esoknya.
Insan tak bisa dihancurkan.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 28/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 29/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Nyanyian Pengantin
+ Manisku, manisku!
Sepasang pengantinku!
+ Manisku, manisku!
Sepasang pengantinku!
Ialah
Dengankerajaan dan kuburan kami.
khidmat
kami mencium hidup dan mati kami.
+ Manisku, manisku!
Sepasang pengantinku!
+ Manisku, manisku!
Sepasang pengantinku!
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 30/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
MALAM STANZA
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 31/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Kali Hitam
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 32/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Batu Hitam
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 33/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Mata Hitam
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 34/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Burung Hitam
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 35/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Lagu Duka
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 36/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Lagu Sangsi
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 37/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Lagu Angin
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 38/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Lagu Ibu
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 39/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Lagu Serdadu
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 40/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Stanza
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 41/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Tidurlah Intan
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 42/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Dongeng Pahlawan
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 43/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Kangen
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 44/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Bumi Hangus
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 45/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Ia Telah Pergi
Ia telah pergi
lewat jalannya kali
Ia telah pergi
searah dengan mentari.
Semua lelaki ninggalkan ibu
dan ia masuk serdadu.
Kemudian ia kembang di perang;
dan tertelentang. Bagi lain orang.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 46/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Waktu
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 47/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Tanpa Garam
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 48/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 49/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 50/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Spada
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 51/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Malam Jahat
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 52/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Terpisah
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 53/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Rumpun Alang-alang
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 54/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Mata Anjing
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 55/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Burung Terbakar
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 56/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Tamu
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 57/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Remang-remang
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 58/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 59/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 60/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
JAKARTA
Ciluwung
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 61/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Ciliwung mengalir
dan menyindir gedung-gedung kota Jakarta
kerna tiada bagai kota yang papa itu
ia tahu siapa bundanya
Hoi! geleparnya
Dan bulan bagai anak manja!tua
perempuan
letih dan tak diindahkan
menyeret langkahnya atas kota.
Dan bila ia layangkan pandangnya ke Ciliwung
kali yang manis membalas menatapnya!
Hoi! Hoi!
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 62/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Bulannya! Bulannya!
Jamur bundar kedinginan
bocah pucat tanpa mainan,
pesta tanpa bunga.
Bulan merambat-rambat.
Mama, betapa
Begitu mati sepitabuh-tabuhan
napas dan sendirinya!
maka penari pejamkan mata-matanya.
Bulanku! bulanku!
Tidurlah, Sayang, di hatiku!
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 63/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Kalangan Ronggeng
Ditolaknya
betapa sandaran nestapa
gila ditolaknya!
dan bila bertumbuk ke langit
terpantul kembali ke bumi.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 64/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
BUNDA
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 65/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
LELAKI
Perbuatan Serong
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 66/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Lelaki Sendirian
Kirjomulyo duduk di depanku –
memandang ke luar jendela
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 67/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Debu-debu mengepul
tanda orang-orang lewat di jalanan
Bau keringat dan gurau cabul
tanda lelaki-lelaki lewat di jalanan.
Ke timur. Mereka berjalan ke timur.
Ke arah limau merah dari langit.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 68/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Nyanyi Zubo
Zubo! Zubo!
Kata-kata darah yang hitam
mengetuki botak kepalamu.
Bergulung-gulung kau, Sayang,
lalu menyerah dalam mimpimu.
Zubo! Zubo!
Menjerit-jerit kandil yang tunggal.
Sinar-sinar kuning mencambuki
dinding-dinding yang sepi.
Bukit-bukit kerontang
Tanah kapur kerontang
Dan tiada perempuan.
Menyiram
Datanglah, atas mayatnya
Hujan, datang!putih.
Si hagoan mampus telentang
dibunuh para mimpi!
Zubo! Zubo!
Pecahan-pecahan gelas kaca
bermukim di dua mata.
Nyanyimu hitam Zubo,
segolek berendam segala mimpi.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 69/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Pisau di Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 70/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Penjaja
Malam khali
dan ia tengadah ke langit
Bulan letih oleh mabuknya
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 71/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Gugur
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya.
Tiada kuasa lagi menegak.
Telah ia lepaskan dengan gemilang
pelor terakhir dari bedilnya
ke dada musuh yang merebut kotanya.
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya.
Ia sudah tua
luka-luka di badannya.
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya.
Belum lagi selusin tindak
maut pun menghadangnya.
Ketika anaknya memegang tangannya
ia berkata:
“Yang berasal dari tanah
kembali rebah pada tanah.
Dan aku pun berasal dari tanah;
tanah Ambarawa yang kucinta.
Kita bukanlah anak jadah
kerna kita punya bumi kecintaan.
Bumi yang menyusui kita
dengan mataairnya.
Bumi kita adalah tempat pautan yang sah.
Bumi kita adalah kehormatan.
Bumi kita adalah jiwa dari jiwa.
Ia adalah bumi nenek moyang.
Ia adalah bumi waris yang sekarang.
Ia adalah bumi waris yang akan datang.”
Hari pun berangkat malam
Bumi berpeluh dan terbakar
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 72/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 73/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
NYANYIAN MURNI
Terompet
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 74/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Lagu Malam
Manis, ya manis.
Tusuk peniti lima buah
pada renda menutup dadamu.
Bujang-bujang mengulurkan tangnnya
tak berarah di remang-remang
Wahai, betapa bercandunya
tangan bujang di remang-remang.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 75/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Malaikat-malaikat Kecil
Malaikat-malaikat kecil
mengepakkan sayap-sayap kapas.
Kaki-kaki batang ubi
dan bau buah nangka.
Mulut-mulut mawar kecil
omongnya melulu yang baik,
Bukan begitu, Manis?
Angin tertumbuk pada nyanyi
Berpusar-pusar dan pergi tinggi sekali
Bahasa air sungai,
suara gaib rumah kerang,
yam anis, manis,
angin menggosok gunung batu.
Malaikat-malaikat kecil
menggelitik kulit kuduk.
Malaikat-malaikat kecil
mengepakkan sayap-sayap kapas.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 76/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 77/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
perempuan
Ia bernyanyitua
di dan buta.
malam hujan
entah dari mana datangnya.
Telah lebih dulu ia tahu
tentang kepergian dirinya.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 78/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
WANITA
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 79/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Perawan Tua
- Dukana! Dukana!
Diperanakkan dari
terhanyut di kali wajah langit angkuh
melumuri
jangat para perawan di tepian
bocah-bocah ikan mas jelita.
- Hitamku! Hitamku!
Betapa gatalnya sekujur dadaku!
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 80/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Aminah
mengintip
“Kampungdarikitatempat gelap:
yang tenteram
mulai lagi bermusang.
Ah, ya, betapa malunya!
Telah datang ular yang berbisa!
Jangan dekati ia!”
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 81/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 82/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 83/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
SAJAK-SAJAK
DUA BELAS PERAK
Dipersembahkan secara beramai-ramai kepada:
Fransiskus Sudibyanto, Pater Dick, Matheus Suwanto
Suwandi, Subagia Slamet, Sutiyono Darnosentono
Lian Sahar, Sunarto Pr dan Kirjo Mulyo.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 84/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Rumah tua
dan pagar batu.
Langit di desa dan
sawah dan bambu.
Rumah tua
dan pagar batu.
Kenangan lama
dan sepi yang syahdu.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 85/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 86/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 87/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Rumah Kelabu
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 88/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 89/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Mega Putih
Kepada Suwanto Suwandi yang sedang bernyanyi
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 90/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Anggur Darah
untuk Fransiskus Sudibyanto
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 91/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 92/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Hari Hujan
II
III
IV
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 93/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Tingkat Lebih
II
III
IV
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 94/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 95/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Nenek Kebayan
terdengar
berkata ia ketukan di pintusepi
dan senyuman – atau dadanya.
di mulut tanpa gigi:
“Masuklah, ya, Tuan, tamu budiman!”
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 96/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Pelarian Sia-sia
Hitam di kepala
kini dikorek dan digalinya.
Lari! Lari!
terlanda ia.
memupus kehangatan.
Menggetar bulu-bulunya
terasa es di botak kepala
bukan oleh dingin angin
tapi keasingan yang hitam
yang dibawa dari daerahnya
- malam.
Kehitaman di kepala!
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 97/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Merunduk ia.
Dan Lazarus tidak pernah beri cinta.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 98/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Petualang
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 99/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Berpalinglah Kiranya
(Tentang seorang pengemis yang terlalu)
Berpalinglah kiranya
mengapa tiada kunjung juga?
muka dengan parit-parit yang kelam
mata dan nyala neraka.
Berpalinglah kiranya
mengapa tiada kunjung juga?
Kaca-kaca gaib menghitam air kopi hitam.
Biji-biji mata di rongganya memantulkan dosa-dosa
seolah-olah dosa itu aku yang punya.
Berpalinglah kiranya
mengapa tiada kunjung juga?
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 100/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 101/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Kandungan
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 102/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 103/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
Jangan!
Jangan dibunuh para lintah darat
ciumlah mesra anak jadah tak berayah
dan sumbatkan jarimu pada mulut peletupan
kerna darah para bajak dan perompak
akan mudah mendidih oleh pelor.
Mereka bukan tapir atau badak
hatinya pun berurusan cinta kasih
seperti jendela-jendela terbuka bagi angin sejuk!
Jangan
Jangan dibenci
biarkan kaum pembunuh.
anak bayi mati sendiri.
Kere-kere jangan mengemis lagi.
Dan terhadap penjahat yang paling laknat
pandanglah dari jendela hati yang bersih.
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 104/105
5/22/2018 WSRendra-EmpatKumpulan Sajak-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ws-rendra-empat-kumpulan-sajak 105/105