Anda di halaman 1dari 5

CRITICAL APRAISAL

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS KOMPLEKS

Oleh :
Dian Hosiana Pangaribuan
NIM 012023243011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
Postnatal HIV transmission in breastfed infants of
Judul HIV-infected women on ART: a systematic review and
meta-analysis
Media publikasi Journal of the International AIDS
Volume & halaman Vol.20, Hal 1-8
DOI 10.7448/IAS.20.1.21251
Tahun terbit 2017
Stephanie Bispo, Lana Chikhungu, Nigel Rollins, Nandi
Penulis
Siegfried dan Marie-Louise Newell
Reviewer Dian Hosiana Pangaribuan
Tanggal review 12 April 2021

1. Apakah pertanyaan penelitian didefinisikan dengan jelas dan spesifik?


Jawaban: Ya
Komentar: Pertanyaan dalam penelitian ini adalah “Berapa persentase/tingkat
penularan HIV melalui ASI pada bayi berumur 6, 9, 12 dan 18 bulan yang lahir dari
ibu yang mengkonsumsi ART sejak awal/pertengahan kehamilan hingga setidaknya
enam bulan pascapersalinan, serta bayinya disusui dalam enam bulan atau lebih?”.
Pertanyaan ini dapat ditemukan secara jelas dan spesifik di abstrak dan pendahuluan

2. Apakah studi-studi yang dilibatkan dalam review dan meta analisis menggunakan
desain yang sesuai untuk menjawab pertanyaan yang diajukan?
Jawaban: Ya
Komentar: Studi-studi yang dilibatkan dalam review ini menggunakan penelitian
experimental seperti RCT dan observasional seperti case control dan kohort. Pada
penelitian eksperimental, studi berguna untuk menilai efektivitas pemberian ART pada
ibu hamil dalam menurunkan transimisi HIV-1 melalui ASI. Sedangkan pada
penelitian observasional, studi melihat/memantau penggunaan ART ibu hamil dalam
menurunkan transimisi HIV-1 melalui ASI

3. Apakah strategi pencarian artikel yang relevan dinyatakan dengan jelas?


Jawaban: Ya
Komentar: Strategi pencarian artikel dinyatakan jelas di metode penelitian, yaitu
menggunakan multiple electronic databases seperti PubMed, MEDLINE, EMBASE,
Cochrane Central Register of Controlled Trials, Web of Science, dan CINAHL yang
dirilis dari 2005 hingga 2015. Sayangnya studi-studi yang digunakan hanya terbatas
pada artikel berbahasa inggris, hal ini dapat menyebabkan strategi pencarian tidak
reprodusibel dan dapat terjadi publication bias.
Penelitian yang teridentifikasi dari hasil pencarian sebanyak 1439 artikel. Sebanyak
1367 artikel dikeluarkan karena merupakan artikel duplikat, review, studi kualitatif dan
tidak memberikan data yang diinginkan, sehingga ada 73 abstrak yang direview.
Kemudian 37 artikel dikeluarkan karena tidak memenuhi kriteria review, sehingga
terdapat 36 artikel full text untuk diuji nilai kelayakan. Kemudian 25 artikel
dikeluarkan karena alasan tertentu, sehingga terdapat 11 artikel yang dilakukan
sistematik review.

4. Apakah dilakukan penilaian terhadap kualitas studi-studi yang dilibatkan dalam review
dan meta analisis?
Jawaban: Ya
Komentar: Penilaian terhadap kualitas studi-studi dapat dilihat di metode bagian
“Assessment of study quality”. Penilaian kualitas studi menggunakan Newcastle-
Ottawa Scale (NOS) yang dimodifikasi oleh para penulis. Sistem skoringnya: studi
dapat mendapatkan skor maksimal 5 bintang atas; keterwakilan populasi penelitian,
kepastian pajanan terhadap ART dan menyusui, laporan kepatuhan ibu terhadap ART,
serta feeding modality. Kemudian dilanjutkan dengan GRADE (Grading of
Recommendations Assessment, Development and Evaluation system) untuk
mempertimbangkan keterbatasan penelitian, hasil yang konsisten,
keterusterangan/jelas, ketidaktepatan dan bias pelaporan. Studi diseleksi oleh dua
reviewer dan dilakukan review abstrak, full-text review dilakukan oleh reviewer ketiga
karena adanya ketidaksama-pahaman antara dua reviewer

5. Apakah hasil yang diinginkan konsisten antar studi-studi yang dilibatkan?


Jawaban: Tidak Jelas
Komentar: Beberapa poin dari hasil peneletian terdapat berbagai jenis dari cukup
homogen, cukup heterogen, dan heterogen, idelanya sebaiknya homogen. Pada poin
“transimisi HIV pada bayi usia 6 bulan” adalah cukup homogen. Pada poin “penularan
secara keseluruhan pada usia enam bulan” adalah heteregon, dapat disebabkan karena
adanya perbedaan mulainya pemberian ART pada ibu hamil. Pada poin “penularan
postpartum antara empat dan enam minggu dan enam bulan” adalah cukup heterogen,
hal ini juga disebabkan karena adanya perbedaan mulainya pemberian ART pada ibu
hamil. Serta pada poin “tingkat penularan dinilai setelah usia enam bulan” adalah
homogen

6. Apa hasil keseluruhan dari meta analisis?


Komentar: Tingkat penularan secara keseluruhan pada bayi 6 bulan menyusui dari ibu
yang memakai pengobatan antiretroviral (ART) adalah 3,54% (95% CI: 1,15–5,93%)
dan pada 12 bulan 4,23% (95% CI: 2,97–5,49%). Tingkat penularan pascakelahiran
adalah 1,08 (95% CI: 0,32–1,85) pada enam bulsn dan 2,93 (95% CI: 0,68–5,18) pada
12 bulan. Sebagian besar ART hanya tersedia untuk PMTCT dan tidak berlanjut
setelah enam bulan pascapartum. Tidak ada studi yang memberikan data tentang
makan campuran dan risiko penularan. Sebaiknya ART tidak dihentikan setelah 6
bulan postpartum saja, namun dikonsumsi seumur hidup

7. Seberapa signifikan dan presisi hasilnya?


Komentar: Pada poin “Transmisi usia 6 bulan” cukup signifikan, pada tingkat
kepercayaan 95% (p<0,05) dapat dilihat dari gambar wajiknya tidak terlalu lebar, serta
p value 0,000 pada overall transmisi dan 0,011 pada postpartum transmisi. Namun
pada poin “Transmisi usia 12 bulan” tidak siginifikan, pada tingkat kepercayaan 95%
dapat dilihat dari gambar wajiknya cukup lebar, serta p value 0,155 pada overall
transmisi dan 0,063 pada postpartum transmisi. Penilaian presisi penelitian ini cukup
baik karena besar sampel dalam penelitian ini lebih dari 400.

Relevensi
1. Kesamaan populasi studi dengan populasi lokal: populasi dalam sampel ini diambil
dari berbagai negara dengan jenis yang berbeda-beda sehingga dapat digenaralisirkan
ke negara lain
2. Keuntungan dan kerugian: apabila evidence ini diberikan ke pasien sangat
menguntungkan pasien karena dapat mengobati HIV pada dirinya, menurunkan
kejadian transmisi ke bayinya, serta meningkatkan kualitas hidup. Kerugian yang dapat
terjadi mungkin waktu, karena harus mengkonsumsi ART seumur hidup.
3. Pilihan pasien: konsumsi ART harus memiliki kedisplinan pasien untuk
mengkonsumsi tiap hari, pada pasien HIV peran suami juga sangat penting terutama
kerjasama dalam penggunaan kontrasepsi dan juga kepatuhan minum ART bila ikut
tertular
4. Ketersediaan: di Indonesia ketersedian ART sepertinya sudah tersebar melihat disetiap
puskesmas sudah ada pemeriksaaan HIV pada ibu hamil. Sehingga tinggal bagaimana
cakupan ibu hamil HIV yang diberikan ART
5. Biaya: konsumsi ART seumur akan cukup menghabiskan biaya, sepertinya jaminan
kesehatan nasional terapi HIV sudah masuk kedalam sini, sehingga tinggal cakupan
pasien HIV untuk menggunakan jaminan kesehatan nasional

Anda mungkin juga menyukai